perusahaan dalam jumlah rupiah untuk tiap modal kerja Munawir, 2004:80.
2.1.10 Metode Perputaran Modal Kerja
Di Dalam menentukan perputaran modal kerja dapat dibedakan 2 metode yaitu:
1 Metode keterikatan dana siklus daur dana Metode ini digunakan jika usaha baru dimulai, dengan demikian
pengalaman dari pengelola atau tentunya dengan dominan dipengaruhi keadaan
internal perusahaan yang mengikuti perkembangan kegiatan sehari-hari dalam
jangka waktu lama. Menurut metode siklus atau daur dana ini perputaran modal
kerja dapat diketahui dengan menghitung periode atau jangka waktu dana
tertanam. Sejak kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja
sampai kembali lagi menjadi kas. 2 Metode perputaran turnorver
Metode ini menggunakan analisis laporan keuangan perusahaan secara
umum atau total modal kerja dihitung dengan rumus working capital turnover
yaitu total penjualan dibagi dengan net working capital atau gross working capital
Ahmad, 1997:7-12. Tingkat perputaran modal kerja dapat diukur dengan
menggunakan rasio yaitu diambil dari data laporan rugi laba dan neraca. Untuk
menilai keefektifan modal kerja dapat digunakan rasio antara total penjualan
dengan jumlah modal kerja rata-rata tersebut working capital turnorver. Rasio
ini menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan dan
menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan jumlah rupiah
untuk tiap rupiah modal kerja Munawir, 2004:80. Rumus yang digunakan untuk menentukan besarnya angka perputaran modal kerja
dalam penelitian ini adalah:
Penjualan Bersih Perputaran Modal Kerja =
Modal Kerja Rata-rata
Munawir, 2004:80
2.1.11 Pengertian Efektivitas
Menurut Supriyono 2000 : 67 efektivitas adalah hubungan antara
keluaran pusat pertanggungjawaban dengan tujuannya. Efektivitas adalah
suatu kemampuan memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas dapat diukur dengan : 1 Perputaran Kas
Cash Turnover Kas merupakan aktiva paling likuid atau merupakan salah satu unsur
modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya yang berarti bahwa semakin besar jumlah kas yang dimiliki suatu perusahaan akan semakin tinggi pula
tingkat likuiditasnya. Ini berarti bahwa perusahaan mempunyai risiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya. Tetapi ini
tidak berarti bahwa perusahaan harus mempertahankan persediaan kas yang sangat besar, karena semakin besar kas akan menyebabkan banyaknya uang
menganggur sehingga akan memperkecil keuntungannya. Tetapi suatu
Universitas Sumatera Utara
perusahaan yang hanya mengejar keuntungan tanpa memperhatikan likuiditasnya, maka perusahaan tersebut akan dalam keadaan likuid jika
sewaktu-waktu ada tagihan Riyanto, 2001. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kas sangat berperan
dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan, oleh karena itu kas harus direncanakan dan diawasi dengan baik dari segi penerimaan dan
pengeluarannya. Sumber penerimaan kas pada dasarnya berasal dari Munawir, 2004:
1 Hasil penjualan investasi jangka panjang dan aktiva tetap yang diikuti
dengan penambahan kas. 2
Pengeluaran surat tanda bukti hutang, baik jangka pendek maupun jangka panjang serta bertambahnya hutang yang diimbangi dengan
adanya penerimaan kas. 3
Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan adanya penerimaan kas.
4 Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari
investasinya. Sedangkan pengeluaran kas dapat disebabkan adanya transaksi-
transaksi sebagai berikut: 1
Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta adanya pembelian aktiva tetap lainnya.
2 Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengambilan
kas perusahaan oleh pemilik perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
3 Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang jangka pendek atau
jangka panjang. 4
Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya operasi yang meliputi upah dan gaji, pembelian perlengkapan kantor,
pembayaran bunga dan premi asuransi serta adanya persekot biaya maupun persekot pembelian.
5 Pengeluaran kas untuk membayar deviden, pembayaran pajak, denda-
denda lainnya. Jumlah kas pada suatu saat dapat dipertahankan dengan besarnya
jumlah aktiva lancar ataupun hutang lancar. H. G. Guthmann menyatakan bahwa jumlah kas yang ada dalam perusahaan hendaknya tidak kurang
dari 5 sampai 10 dari jumlah aktiva lancar. Jumlah kas dapat pula dihubungkan dengan jumlah penjualannya. Perbandingan antara penjualan
dengan jumlah rata-rata kas menggambarkan tingkat perputaran kas cash turnover. Perputaran kas merupakan merupakan kemampuan kas dalam
menghasilkan pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu.
Untuk menghitung perputaran kas dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Penjualan Bersih Perputaran kas =
Rata-rata Kas
Semakin tinggi perputaran kas ini akan semakin baik. Karena ini berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya. Tetapi cash turnorver
Universitas Sumatera Utara
yang berlebih-lebihan tingginya dapat berarti bahwa jumlah kas yang tersedia terlalu kecil untuk volume penjualan tersebut.
2 Perputaran Piutang Receivable Turn Over Pengelolaan piutang suatu perusahaan dapat dilihat dari tingkat
perputaran piutangnya, dimana tingkat perputaran piutang merupakan
periode terikatnya modal kerja dalam piutang. Semakin cepat periode
berputarnya piutang menunjukkan semakin cepat penjualan kredit dapat
kembali menjadi kas Riyanto, 2001 : 90. Adapun rumus yang dapat
digunakan untuk menghitung tingkat peputaran piutang receivable turn
over adalah sebagai berikut: Penjualan Kredit
Receivable Turn Over = Rata-rata Piutang
Tinggi rendahnya perputaran piutang mempunyai efek langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Makin
tinggi perputaran piutang, sehingga untuk mempertahankan penjualan kredit tertentu, dengan naiknya perputaran piutang, dibutuhkan jumlah
modal yang lebih kecil yang diinvestasikan dalam piutang Riyanto, 2001 3 Perputaran Persediaan Inventory Turn Over
Masalah investasi dalam inventory merupakan
masalah pembelanjaan aktif, seperti halnya investasi dalam aktiva-aktiva lainnya
Inventory atau persediaan barang sebagai elemen yang utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, di mana
Universitas Sumatera Utara
secara terus menerus mengalami perubahan.. Masalah penentuan besar investasi atau alokasi modal dalam inventory mempunyai efek yang
langsung terhadap keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam inventory akan menekan keuntungan perusahaan.
Adanya investasi dalam inventory yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya
penyimpanan dan pemeliharaan di gudang, memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya kualitas, sehingga semuanya ini akan
memperkecil keuntungan perusahan. Demikian sebaliknya, adanya investasi yang terlalu kecil dalam inventory juga akan mempunyai efek
yang menekan keuntungan perusahaan Riyanto, 2001. Untuk mengetahui efektivitas pengelolaan persediaan dapat dilihat
dari perhitungan tingkat perputaran persediaannya, karena semakin tinggi
tingkat perputaran persediaan akan menunjukkan semakin pendek waktu
terikatnya modal dalam persediaan sehingga untuk memenuhi volume
penjualan tertentu dalam naiknya perputaran persediaan maka dibutuhkan
jumlah modal kerja yang lebih kecil. Adapun perhitungan tingkat
peputaran persediaan adalah sebagai berikut : Harga Pokok Penjualan
Perputaran Persediaan = Rata-rata Persediaan
Universitas Sumatera Utara
2.1.12 Rasio Keuangan