3.3.4.4 Pembuatan Kurva Standar Kalium
Larutan seri standar kalium 0,0; 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; 2,5 dan 3,0 ppm tersebut dianalisis menggunakan alat spektrofotometer serapan atom pada panjang
gelombang 766,5 nm untuk ion kalium. Pengukuran dengan SSA dilakukan sebanyak 3 kali perulangan.
3.3.4.5 Penentuan Kadar Ion Kalium SNI 01-2427-1991
Sampel air kelapa sebanyak 5 mL ditempatkan ke dalam cawan porselen, lalu dimasukkan ke dalam oven pada suhu 110
o
C selama 1 jam. Kemudian dihidupkan alat tanur dan diatur kenaikan suhunya 100
o
C setiap 15 menit. Setelah suhu menjadi 550
o
C sampel dimasukan kedalam tanur selama 5 jam. Setelah 5 jam alat tanur dimatikan. Kemudian sampel didiamkan selama 24 jam dan setelah
itu sampel dikeluarkan dari alat tanur. Selanjutnya kedalam sampel ditambahkan 2 mL HNO
3
pekat, dan aquades, kemudian disaring dengan kertas saring Whatman No. 42. Filtrat kemudian
dimasukan kedalam labu takar 50 mL, dan ditambahkan dengan aquades sampai garis tanda, dan dihomogenkan. Kemudian dipipet sebanyak 1 mL larutan tersebut
dan dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL, lalu ditambahkan dengan aquades sampai dengan garis tanda, dan dihomogenkan. Larutan tersebut dianalisis
menggunakan alat spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 766,5 nm untuk ion kalium. Pengukuran dengan SSA dilakukan sebanyak 3 kali
perulangan.
3.3.5 Penentuan Kadar Ion Natrium Na
+
Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom SSA
3.3.5.1 Pembuatan Larutan Seri Standar Natrium 100 ppm
Larutan standar natrium 1000 ppm dipipet sebanyak 10 mL, lalu dimasukan kedalam labu takar 100 ml kemudian diencerkan dengan aquades
sampai dengan garis tanda, dan dihomogenkan sehingga diperoleh larutan standar natrium 100 ppm.
Universitas Sumatera Utara
3.3.5.2 Pembuatan Larutan Seri Standar Natrium 10 ppm
Larutan standar natrium 100 ppm dipipet sebanyak 10 ml, lalu dimasukan kedalam labu takar 100 ml kemudian diencerkan dengan aquades sampai dengan
garis tanda, dan dihomogenkan sehingga diperoleh larutan standar natrium 10 ppm.
3.3.5.3 Pembuatan Larutan Seri Standar Natrium 0,0; 0,1; 0,2 0,3; 0,4; dan 0,5 ppm.
Larutan standar natrium 10 ppm berturut-turut dipipet 0,0, 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; dan 2,5 ml lalu masing-masing dimasukan kedalam labu takar 50 ml
kemudian diencerkan dengan aquades sampai garis tanda, dan dihomogenkan sehingga diperoleh larutan seri standar natrium 0,0; 0,1; 0,2 0,3; 0,4; dan 0,5 ppm.
3.3.5.4 Pembuatan kurva standar Natrium
Larutan seri standar natrium 0,0; 0,1; 0,2 0,3; 0,4; dan 0,5 ppm tersebut dianalisis menggunakan alat spektrofotometer serapan atom pada panjang
gelombang 589 nm untuk ion natrium. Pengukuran dengan SSA dilakukan sebanyak 3 kali perulangan.
3.3.5.5 Penentuan Kadar Ion Natrium SNI 01-2428-1991
Sampel air kelapa sebanyak 5 mL ditempatkan ke dalam cawan porselen, lalu dimasukkan ke dalam oven pada suhu 110
o
C selama 1 jam. Kemudian dihidupkan alat tanur dan diatur kenaikan suhunya 100
o
C setiap 15 menit. Setelah suhu menjadi 550
o
C sampel dimasukan kedalam tanur selama 5 jam. Setelah 5 jam alat tanur dimatikan. Kemudian sampel didiamkan selama 24 jam dan setelah
itu sampel dikeluarkan dari alat tanur. Selanjutnya kedalam sampel ditambahkan 2 mL HNO
3
pekat, dan aquades, kemudian disaring dengan kertas saring Whatman No. 42. Filtrat dimasukan
kedalam labu takar 50 mL, dan ditambahkan dengan aquades sampai garis tanda, dan dihomogenkan. Sebanyak 1 mL larutan tersebut dipipet dan dimasukkan ke
dalam labu takar 100 mL kemudian ditambahkan dengan aquades sampai dengan
Universitas Sumatera Utara
garis tanda, dan dihomogenkan. Larutan tersebut dianalisis menggunakan alat spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 589 nm untuk ion
natrium. Pengukuran dengan SSA dilakukan sebanyak 3 kali perulangan.
3.3.6 Penentuan Kadar Protein Dengan Metode Kjeldhal 3.3.6.1 Standarisasi Larutan HCl 0,1 N