43
Program JPK bersifat wajib bersyarat, artinya perusahaan dapat tidak mengikut sertakan tenaga kerjanya dalam program JPK sepanjang telah memberikan
pelayanan kesehatan dengan benefit atau manfaat berupa jaminan kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun
1992. Hal ini juga disebutkan dalam Bab II Pasal 2 ayat 4 Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jamsostek, bahwa
”pengusaha yang telah menyelenggarakan sendiri program pemeliharaan kesehatan bagi tenaga kerjanya dengan manfaat lebih baik dari paket JPK-Dasar menurut
Peraturan Pemerintah ini, wajib ikut dalam Jaminan Pemeliharaan Kesehatan yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara.”
Iuran premi dalam program JPK Jamsostek merupakan kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
2012 tentang perubahan kedelapan atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993, yaitu ditetapkan berdasarkan persentase dari upah yang dibedakan atas tenaga kerja
lajang sebesar 3 dan tenaga kerja berkeluarga 6 dari upah yang diterima, dan
untuk upah maksimal dibatasi ceiling sebesar Rp. 3.080.000,-. Sebagai upah minimal tidak disebutkan, namun karena hak normatif tenaga kerja adalah upah
minimal RegionalPropinsi, maka sebagai upah minimal ditentukan UMRUMP yang berlaku dan ditetapkan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
2. Manfaat dan Tujuan Penyelenggaraan Program Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan PT. Jamsostek menyelenggarakan 4 empat program Jaminan Sosial Tenaga
Kerja, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
44
a. Program Jaminan Hari Tua, diberikan dalam bentuk tabungan hari tua b. Program Jaminan Kecelakaan Kerja, diberikan dalam bentuk ganti rugi.
c. Program Jaminan Kematian, diberikan dalam bentuk santunan kematian d. Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan JPK, diberikan dalam bentuk
pelayanan kesehatan
73
Program JPK mempunyai jaminan benefit yang berbeda dengan 3 tiga program Jamsostek lainnya. Jaminan benefit program JPK diberikan dalam bentuk
pelayanan kesehatan yang dilayani oleh Pelaksana Pelayanan Kesehatan PPK yang ditunjuk oleh PT.Jamsostek berdasarkan perjanjian kerjasama dan beberapa
pelayanan lainnya seperti persalinan normal dan pemberian alat bantu diberikan dalam bentuk batasan biaya pelayanan secara langsung.
Selanjutnya perbedaan antara program JPK dengan ketiga program Jamsostek lainnya adalah pada kepesertaan dan sifat penyelenggaraannya. Kepesertaan ketiga
program Jamsostek JHT, JKK dan JKM bersifat wajib bagi seluruh perusahaan dan tenaga kerja, sedangkan kepesertaan program JPK terdiri dari tenaga kerja beserta
keluarganya dengan jumlah anak maksimal 3 tiga orang berusia di bawah 21 tahun dan belum menikah.
Bagi perusahaan yang telah menyelenggarakan sendiri program jaminan pemeliharaan kesehatan bagi tenaga kerjanya dengan manfaat yang lebih baik
73
Lihat Pasal 2 PP Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Universitas Sumatera Utara
45
dibandingkan paket dasar JPK-Jamsostek, tidak diwajibkan lagi mengikuti program JPK-Jamsostek.
Pemeliharaan kesehatan adalah hak normatif tenaga kerja, pemenuhannya menjadi tanggung jawab pengusaha. JPK adalah salah satu program Jamsostek yang
membantu tenaga kerja dan keluarganya mengatasi masalah kesehatan, mulai dari pencegahan, pemenuhan kebutuhan alat bantu peningkatan fungsi organ tubuh, dan
pengobatan secara efektif dan efisien di klinik atau rumah sakit. Setiap tenaga kerja yang telah mengikuti program JPK akan diberikan KPK Kartu Pemeliharaan
Kesehatan oleh PT.Jamsostek sebagai bukti diri untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di klinik atau rumah sait yang telah ditunjuk sebagai sarana pelaksana
pelayanan kesehatan Jamsostek. “Program
Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan diselenggarakan
secara terstruktur, terpadu dan berkesinambungan, bersifat menyeluruh dan meliputi
pelayanan peningkatan derajat kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit, serta pemulihan kesehatan.”
74
Pelayanan dalam program JPK dibagi menjadi 4 empat tingkatan pelayanan yaitu :
a. Pelayanan rawat jalan tingkat I pertama, yaitu merupakan semua jenis pemeliharaan kesehatan perorangan yang dilaksanakan pada Pelaksana
Pelayanan Kesehatan PPK tingkat I, yang mencakup pemeriksaan dan
74
Lihat Pasal 34 PP Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Universitas Sumatera Utara
46
perawatan oleh dokter umumgigi, pemberian obat-obatan, tindakan medis oleh dokter umumgigi, penunjang diagnostik sederhana, persalinan normal
pada rumah bersalin pemerintah, pelayanan imunisasi dasar, pelayanan keluarga berencana, pelayanan konsultasi dan rujukan,
b. Pelayanan rawat jalan spesialistis di rumah sakit adalah merupakan pelayanan rujukan rawat jalan yang mencakup pemeriksaan oleh dokter spesialis,
pemberian obat-obatan spesialistis sesuai standar obat JPK, penunjang diagnostik lanjutan, tindakan medis oleh dokter spesialis, pelayanan gawat
darurat dan pelayanan fisioterapi, c. Pelayanan rawat inap adalah merupakan pelayanan lanjutan rawat jalan
spesialis atau tindak lanjut pelayanan gawat darurat emergensi yang mencakup mondok dan makan di kelas 3 tiga untuk RS Swasta dan kelas 2
dua untuk RS Pemerintah PusatDaerah, pemberian obat-obatan spesialistis sesuai standar obat JPK, pelayanan operasi kecil sedang dan besar,
pelayanan diruang
ICUICCUPICU, pelayanan
persalinan dengan
komplikasi, penunjang
diagnostik lanjutan
laboratorium, radiolagi,
pemeriksaan elektro medis, patologi anatomi, tindakan medis oleh dokter spesialis, dan pelayanan fisioterapi. Lamanya jaminan pelayanan rawat inap
dibatasi sampai 60 enam puluh hari perkasus pertahun sudah termasuk pelayanan di ruang ICUICCUPICU selama 20 dua puluh hari bila
diperlukan,
Universitas Sumatera Utara
47
d. Pelayanan khusus yang meliputi pemberian alat bantu terdiri dari pemberian kacamata, gigi palsu, alat bantu gerak, alat bantu dengar dan mata palsu yang
diberikan dalam bentuk plafon biaya jaminan.
75
Disamping keempat tingkatan pelayanan tersebut diatas, program JPK mempunyai batasan-batasan dalam pemberian pelayanan kesehatan, yaitu antara lain :
pembatasan pada jumlah hari rawat, pembatasan penggunaan PPK di luar jaringan yang telah ditetapkan Badan Penyelenggara, pembatasan pemberian obat-obatan,
pembatasan pada pelayanan penyakit kanker, cuci darah hemodialisa, operasi jantung dan pembatasan pada pelayanan cacat bawaan
76
. Sesuai dengan bunyi konsideran yang terdapat pada Undang-Undang Nomor
3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, maka dapat diketahui bahwa tujuan penyelenggaraaan program JPK adalah untuk memberikan perlindungan dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan bagi tenaga kerja dan keluarganya serta meningkatkan produktifitas baik kualitas maupun kuantitasnya.
Menurut Emmy Pangaribuan penyelenggaraan program Jamsostek diharapkan akan terwujudnya :
77
a. Bantuan kepada tenaga kerja dalam memenuhi kebutuhan umum selama bekerja dan di hari tua bersama keluarganya
b. Memberikan ketenangan bekerja pada tenaga kerja pada usia produktif dan dengan
demikian perusahaan
dimana tempat
mereka bekerja
dapat memperoleh hasil yang baik dari tenaga kerja tersebut.
75
Lihat Pasal 16 Nonor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
76
Buku Petunjuk Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta, Jamsostek, hal. 22
77
Emmy Pangaribuan, Hukum Pertanggungan dan Perkembangannya, Yogyakarta : Seksi Hukum Dagang Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, 1983, hal. 148
Universitas Sumatera Utara
48
C. Pengaturan Perjanjian
Kerjasama Program
Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan JPK-Jamsostek 1.
Penunjukan Klinik Kesehatan Sebagai Pelaksana Pelayanan Kesehatan PPK Rawat Jalan Tingkat Pertama Bagi Peserta JPK-Jamsostek
PT. Jamsostek Persero selaku Badan Penyelenggara dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi peserta JPK-Jamsostek tidak dapat melaksanakannya
sendiri, tetapi harus melalui kerjasama dengan Pelaksana Pelayanan Kesehatan PPK, baik tingkat pertama maupun tingkat lanjutan. Adapun penunjukkan PPK
tersebut didasarkan pada negosiasi yang kemudian diikat dalam suatu ikatan kerjasama yang dibuat secara tertulis.
Hal ini sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada Pasal 37 Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial
Tenaga Kerja, “Pelaksanaan pemberian pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat 1, dilakukan oleh Pelaksana Pelayanan Kesehatan PPK berdasarkan
perjanjian secara tertulis dengan Badan Penyelenggara”. Pilihan terhadap PPK ditentukan berdasarkan lokasi yang mendekati kawasan
industriperumahan kelengkapan fasilitas yang dimiliki oleh PPK, kemudahan sarana transportasi pencapaian ke PPK serta kemampuan daya beli program JPK
berdasarkan iuran yang diterima pada masing-masing kantor cabang.
78
Ikatan kerjasama
dengan PPK yang dilakukan
oleh kantor
cabang PT.Jamsostek masing-masing diketahui oleh kantor wilayah sebagai pembina kantor
78
Wawancara dengan Bapak Umardin Lubis, Kepala Kantor Cabang PT.Jamsostek Persero Binjai, pada tanggal 14 Agustus 2012
Universitas Sumatera Utara
49
cabang di wilayah kerjanya. Ikatan kerjasama tersebut mencakup fasilitas yang dimiliki oleh masing-masing PPK, hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan
masa kontrak minimal 1 satu tahun dan maksimal 5 lima tahun yang dapat diperpanjang ataupun dihentikan pelayanannya berdasarkan analisa dan evaluasi
pelaksanaan pelayanan yang diberikan oleh PPK tersebut. Berdasarkan ketentuan Pasal 22 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : Per-12MenVI2007 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan dan
Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja menyebutkan bahwa jenis PPK tingkat I pertama yang ditunjuk oleh PT Jamsostek yaitu berupa Puskesmas, balai
pengobatan atau klinik kesehatan swasta, sedangkan untuk PPK tingkat II Kedua yaitu berupa Rumah Sakit Umum Pemerintah PusatDaerahSwasta. Demikian pula
apotik atau optikal yang digunakan terdiri dari milik PemerintahSwasta. Untuk menunjang keseragaman dalam pelaksanaan pembuatan perjanjian
kerjasama dan sekaligus sebagai pedoman dalam pembuatan perjanjian kerjasama, maka PT Jamsostek membuat suatu buku petunjuk pelaksanaan pelayanan kesehatan
bagi pelaksana pelayanan kesehatan yang didasarkan pada UU No 3 Tahun 1992.
2. Pola Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Kepada Klinik Kesehatan