57
perjanjian terapeutik juga dapat dikategorikan sebagai suatu perjanjian sebagaimana diterangkan dalam Pasal 1319 KUH Perdata.
4. Syarat Sahnya Perjanjian Kerjasama Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Perjanjian kerjasama jaminan pemeliharaan kesehatan termasuk perjanjian tidak bernama innominaat. ”Menurut Pasal 1319 KUH Perdata, baik perjanjian
yang bernama maupun tidak bernama semua perjanjian baik yang diatur dalam KUHPerdata Buku III Bab V sampai Bab XVIII maupun yang terdapat di luar Buku
III KUH Perdata tunduk pada ketentuan-ketentuan umum dari KUHPerdata Buku III Bab I dan Bab II.”
88
Perjanjian jaminan pemeliharaan kesehatan dikatakan sah apabila perjanjian tersebut telah memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh undang-undang sehingga
perjanjian tersebut diakui oleh hukum dan mempunyai kekuatan mengikat. Syarat sahnya perjanjian jaminan pemeliharaan kesehatan sama dengan syarat sahnya
perjanjian yang terdapat dalam Pasal 1320 KUH Perdata, meliputi : a.
Sepakat bagi mereka yang mengikatkan dirinya Kata
sepakat berarti
persesuaian kehendak,
maksudnya memberikan
persetujuan atau kesepakatan. Jadi sepakat merupakan pertemuan dua kehendak dimana kehendak pihak yang satu saling mengisi dengan apa yang dikehendaki
pihak lain dan kehendak tersebut saling bertemu.
Menurut Subekti, yang dimaksud dengan kata sepakat adalah ”persesuaian kehendak antara dua pihak yaitu apa yang dikehendaki oleh pihak ke satu juga dikehendaki oleh
88
Salim H.S. Op. Cit, hal.103
Universitas Sumatera Utara
58
pihak lain dan kedua kehendak tersebut menghendaki sesuatu yang sama secara timbal balik.”
89
.
Disyaratkan kata sepakat diatas dalam mengadakan perjanjian, maka berarti kedua belah pihak harus memiliki kebebasan kehendak, para pihak tidak boleh
mendapat tekanan ataupun paksaan yang dapat mengakibatkan adanya cacat dalam perwujudan kehendak tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut, Pasal 1321 KUHPerdata menentukan bahwa tiada kata sepakat yang sah apabila sepakat itu diberikan karena kekhilapan atau
diperolehnya karena paksaan atau penipuan. Pada perjanjian kerjasama pemberian pelayanan kesehatan program JPK-
Jamsostek, pihak klinik kesehatan swasta yang ingin bekerjasama dengan PT. Jamsostek untuk melaksanakan pelayanan kesehatan kepada peserta JPK-
Jamsostek harus mengajukan surat penawaran kerjasama kepada PT.Jamsostek, kemudian apabila klinik tersebut dinilai telah memenuhi syarat-syarat sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dan juga adanya kebutuhan penambahan jaringan klinik oleh PT.Jamsostek, maka pihak klinik kesehatan tersebut diminta untuk
melengkapi persyaratan
administrasi. Sebelum
menandatangani formulir
tersebut, pihak PT.Jamsostek memberi kesempatan kepada pihak klinik
kesehatan untuk membaca dan mempelajari terlebih dahulu isi perjanjian tersebut
90
. Jika pihak klinik kesehatan merasa terdapat hal-hal yang dianggap kurang
jelas, maka mereka dapat segera menanyakan secara langsung kepada Kepala
89
Subekti, Bunga Rampai Ilmu Hukum, Bandung : Alumni, 1992, hal. 4.
90
Wawancara dengan Bapak Umardin Lubis, Kepala Kantor PT. Jamsostek Cabang Binjai, pada tanggal 12 Agustus 2012.
Universitas Sumatera Utara
59
Kantor Cabang PT.Jamsostek Binjai, tetapi apabila telah diberi kesempatan, namun tidak dipergunakan, maka secara otomatis pihak PT. Jamsostek
beranggapan bahwa pihak klinik kesehatan sudah mengerti mengenai isi perjanjian kerjasama tersebut.
91
Berdasarkan keterangan dari Ibu Keliat, selaku Pimpinan Klinik ”Keliat”, dikatakan bahwa sebelum menandatangani perjanjian kerjasama pelayanan
kesehatan tersebut, mereka juga telah membaca terlebih dahulu isi perjanjian tersebut dan pada dasarnya telah mengerti mengenai hak dan kewajiban mereka
sebagai Health Provider PT.Jamsostek.
92
Konsekuensi dari adanya kewajiban membaca kontrak ini adalah bahwa pada prinsipnya para pihak tidak bisa dikemudian hari mengelak untuk melaksanakan
kontrak dengan alasan bahwa dia sebenarnya tidak membaca klausula kontrak tersebut atau terjebak dengan klausula kontrak yang bersangkutan. Jadi pada
prinsipnya yang berlaku adalah prinsip ”kontrak adalah kontrak” contract is contracts, ketentuan seperti ini merupakan hukum yang berlaku umum dan
berlaku dimana-mana.
93
Dengan ditandatanganinya perjanjian kerjasama oleh para pihak, maka pada prinsipnya kedua belah pihak telah mengetahui dan memahami isi serta maksud
dari perjanjian yang dibuat dan menandakan telah adanya kesepakan. b.
Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
91
Wawancara dengan Ibu Rosdiana Hasibuan, Kepala Bidang Pelayanan Cantor Cabang PT.Jamsostek Binjai, pada tanggal 20 Agustus 2012
92
Wawancara dengan Ibu Keliat, Pimpinan Klinik Keliat, pada tanggal 15 September 2012
93
Munir Fuadi, Hukum Kontrak Dari Sudut Pandang Bisnis, Buku Ke 2, Medan : Citra Aditya Bhakti, 2003, hal. 89
Universitas Sumatera Utara
60
Pada dasarnya setiap orang yang telah dewasa dan tidak terganggu
ingatannya, cakap bertindak dalam lalu lintas hukum. ”Orang dewasa yang
terganggu ingatannya, anak di bawah umur dan orang yang berada di bawah pengampuan dianggap tidak cakap bertindak dalam lalu lintas hukum.”
94
Dalam pelaksanaan penandatanganan perjanjian kerjasama JPK, PT.Jamsostek Persero merupakan Badan Usaha Milik Negara selaku Badan Penyelenggara
diwakili oleh kepala Kantor Cabang PT.Jamsostek Binjai, dan merupakan orang yang berwenang dan cakap unuk melakukan perjanjian kerjasama.
Sedangkan pihak klinik kesehatan sebagai usaha perorangan, dalam melakukan penandatanganan perjanjian kerjasama dilakukan oleh pimpinan
kliniknya yang juga pemilik klinik berdasarkan surat ijin klinik yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan, dan oleh karena itu ia juga memiliki kewenangan untuk
menandatangani perjanjian c.
Suatu hal tertentu Syarat
yang ketiga
ini ditegaskan
dalam Pasal
1333 KUHPerdata
menyebutkan, bahwa dalam suatu persetujuan harus mempunyai pokok atau objek yang harus ditentukan jenisnya.
Syarat ini menentukan bahwa obyek dari suatu perjanjian harus dapat ditentukan. Apa yang diperjanjikan harus cukup jelas ditentukan jenisnya,
mengenai jumlahnya boleh tidak disebutkan asalkan kemudian dapat dihitung atau ditetapkan.
95
94
R. Subekti, Op.Cit, hal. 19.
95
Lihat Pasal 1333 KUH Perdata
Universitas Sumatera Utara
61
Syarat bahwa prestasi harus tertentu atau dapat ditentukan, adalah untuk menetapkan hak dan kewajiban kedua belah pihak jika timbul perselisihan dalam
pelaksanaan perjanjian. Jika prestasi kabur atau dirasakan kurang jelas akan menyebabkan perjanjian itu tidak dapat dilaksanakan, sehingga dianggap tidak
mempunyai obyek perjanjian, yang mengakibatkan perjanjian itu batal demi hukum.
Mengenai suatu hal tertentu yang merupakan pokok perjanjian dalam perjanjian kerjasama ini terdapat pada Pasal 2 ayat 1 dan 2 jo Pasal 4, yaitu
pemberian pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat pertama bagi peserta JPK- Jamsostek dan keluarganya, yaitu suami, istri dan anak maksimal 3 tiga orang
dengan ketentuan belum menikah, belum bekerja dan usia maksimal 21 tahun d.
Suatu sebab yang halal Dalam Pasal 1320 ayat 4 jo Pasal 1337 KUH Perdata dinyatakan bahwa
suatu sebab adalah terlarang apabila dilarang oleh undang-undang atau apabila berlawanan dengan kesusilaan dan ketertiban umum.
Hukum pada asasnya tidak menghiraukan apa yang berada dalam gagasan seseorang atau apa yang dicita-citakan seseorang, yang diperhatikan oleh hukum
atau undang-undang hanyalah tindakan orang dalam masyarakat.
96
Pengertian kata sebab oorzaak, causa tidak lain adalah sesuatu yang berkaitan dengan isi perjanjian itu sendiri, tidak boleh bertentangan dengan
undang-undang, norma agama, kesusilaan dan ketertiban umum. Dalam perjanjian kerjasama pelayanan kesehatan yang dimaksudkan dengan
prestasi yang diutamakan adalah melakukan suatu perbuatan berupa pemberian
96
Subekti, Op. Cit, hal.19
Universitas Sumatera Utara
62
pelayanan kesehatan bagi peserta Jamsostek, baik dalam rangka pencegahan preventif,
penyembuhan curatif,
pemulihan rehabilitatif,
maupun peningkatan promotif. Dengan demikian perjanjian yang terjadi dalam bidang
pelayanan kesehatan ini ádalah sah dan tidak melanggar hukum. Syarat subjektif dari suatu perjanjian yaitu sepakat bagi mereka yang
mengikatkan diri dan kecakapan untuk membuat suatu perikatan. Kalau syarat subjektif tidak dipenuhi, maka perjanjian itu bukannya batal demi hukum akan
tetapi dapat dimintakan pembatalan oleh salah satu pihak. Syarat objektif yang dianut pada syarat sahnya perjanjian yaitu suatu hal
tertentu dan suatu sebab yang halal. Jika syarat ini tidak terpenuhi dalam suatu perjanjian, maka perjanjian adalah batal demi hukum.
Dengan terpenuhinya syarat sahnya perjanjian yaitu syarat subyektif dan syarat objektif sebagaimana diatur oleh Pasal 1320 KUHPerdata, maka perjanjian
kerjasama pelayanan kesehatan tersebut adalah sah dan mengikat sebagai undang-undang bagi para pihak.
D. Bentuk Perjanjian Kerjasama Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Antara PT. Jamsostek dengan Klinik Kesehatan Swasta
1. Anatomi Perjanjian Kerjasama