Hubungan Peserta JPK-Jamsostek Dengan Para Pihak Dalam Perjanjian

51 yang dilakukan akan didasari pada pertimbangan medis yang tepat, penggunaaan teknologi, tindakan medis, obat-obatan akan lebih rasional. Lebih jauh juga akan mengubah orientasi pelayanan kearah pencegahan, oleh karena dokter yang memegang peranan penting dan menentukan dalam pelayanan kesehatan akan menerima beban yang berat, apabila banyak peserta yang sakit baik dari segi keuangan fisik. Dengan kata lain Pelaksana Pelayanan Kesehatan PPK akan ikut memikul resiko sakit peserta, termasuk dari segi keuangan. 80 Hal ini sudah tentu akan mendorong upaya-upaya pencegahan, disamping itu juga akan mengubah orientasi pelayanan yang lebih mengutamakan penyembuhan. Dengan orientasi pelayanan yang bersifat promotif dan preventif, diharapkan mampu menekan angka kesakitan, sehingga dengan sendirinya pengguna jasa pelayanan kesehatan akan lebih produktif baik secara sosial maupun ekonomi.

3. Hubungan Peserta JPK-Jamsostek Dengan Para Pihak Dalam Perjanjian

Kerjasama JPK Pengelolaan program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan JPK melibatkan 3 tiga pihak yaitu PT.Jamsostek selaku Badan Penyelenggara, klinik kesehatan sebagai Pelaksana Pelayanan Kesehatan PPK dan peserta JPK-Jamsostek selaku penerima pelayanan kesehatan. Dalam menggunakan program JPK, peserta Jamsostek tidak berhubungan langsung dengan PT. Jamsostek melainkan dengan klinik kesehatan. Secara sederhana hubungan para pihak dalam pengelolaan program JPK-Jamsostek dapat dilihat dalam bagan berikut ini : 80 Rice N Smith, P.C, Capitation and Risk Adjusment in Health Care Financing, International Program Report, Querterly Millbank Report, Tahun 2001. hal 200 Universitas Sumatera Utara 52 SKEMA Hubungan Para Pihak Dalam Penyelenggaraan Program JPK-Jamostek Sumber : Buku petunjuk pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi pelaksana pelayanan kesehatan tahun 2010 Sebelum PT.Jamsostek melakukan perjanjian kerjasama dengan pihak klinik kesehatan, PT.Jamsostek telah bekerjasama dengan perusahaan yang melahirkan hak dan kewajiban bagi kedua belah pihak. Berdasarkan skema tersebut di atas dapat diketahui bahwa hubungan yang terjadi antara PT.Jamsostek dengan Perusahaan yaitu pihak perusahaan mendaftarkan tenaga kerja beserta keluarganya peserta kepada PT.Jamsostek dengan membayar premi sesuai dengan prosentase kali upah untuk mengikuti program JPK. Atas pembayaran premi tersebut, maka PT.Jamsostek berkewajiban memberikan benefit dan biaya klaim yang timbul kepada perusahaan PT. JAMSOSTEK Bapel Kapitasi Pelayanan Klaim Pelayanan Administrasi Benefit Premi KLINIK Pelaksana Pelayanan Kesehatan PERUSAHAAN Pelayanan Kesehatan Dasar PESERTA Penerima Pelayanan Kesehatan Upah Universitas Sumatera Utara 53 sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh peraturan perundang undangan, sekaligus sebagai hak dari peserta Jamsostek tertanggung. Selanjutnya dalam penyelenggaraan program jaminan pemeliharaan kesehatan bagi peserta tenaga kerja beserta keluarganya PT. Jamsostek menjalin kerjasama dengan klinik kesehatan sebagai sarana pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat pertama berdasrkan ketentuan Pasal 37 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jamsostek yang tentunya melahirkan juga hak dan kewajiban bagi para pihak. Terhadap hak dan kewajiban pihak PT.Jamsostek dan pihak klinik kesehatan dalam perjanjian kerjasama jaminan pemeliharaan kesehatan tersebut juga digantungkan hak dan kewajiban peserta jamsostek. Pihak klinik dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta Jamsostek melibatkan pihak tenaga medisdokter. Hubungan yang terjadi antara peserta-JPK dengan klinik adalah hubungan antara pasien peserta JPK-Jamsostek sebagai subjek hukum yaitu konsumen jasa pelayanan kesehatan dan klinik sebagai subjek hukum yaitu produsen jasa pelayanan kesehatan, sehingga antara klinik dengan pasien peserta JPk-Jamsostek terdapat aturan-aturan atau kaidah-kaidah hukum perdata dan memenuhi hubungan tentang pengaturan hak dan kewajiban para pihak. 81 Hubungan hukum antara pasien dengan klinik tersebut juga tidak dapat dipisahkan dengan hubungan hukum yang terjadi antara klinik dengan tenaga medisdokter ataupun hubungan pasien dengan dokter yang melahirkan hak dan 81 Guwandi, J, Dokter, Pasien dan Hukum, Jakarta : Fakultas Kedokteran UI, 1996, hal. 57 Universitas Sumatera Utara 54 kewajiban pagi dokter dan pasien, dan tentunya berkaitan dengan tanggung jawab pihak klinik kesehatan. Dalam melaksanakan fungsinya, klinik memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta JPK-Jamsostek sesuai dengan standar pelayanan kesehatan yang terdapat dalam perjanjian kerjasama yang telah disepakatinya. Doktertenaga kesehatan merupakan pekerja profesional di klinik yang telah mempunyai surat ijin praktek yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di klinik harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasional, standar pelayanan, etika profesi, menghormati hak pasien, mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien. 82 Hubungan hukum antara pasien peserta JPK-Jamsostek dengan dokter tenaga kesehatanklinik selalu menimbulkan hak dan kewajiban yang bertimbal balik, hak dokter merupakan kewajiban pasien dan hak pasien menjadi kewajiban dokter tenaga kesehatanklinik, dengan adanya kesepahaman ini maka akan menimbulkan kedudukan yang sederajat diantara para pihak. 83 Hubungan hukum yang terjadi antara pasien peserta JPK-Jamsostek dengan doktertenaga kesehatanklinik adalah hubungan hukum yang didasarkan atas perjanjian terapeutik, yaitu suatu perjanjian menyangkut pelayanan medis yang terjadi antara doktertenaga kesehatan dengan pasien. dalam hal ini peserta JPK- Jamsostek. 82 Lihat Pasal 19 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 028MENKESPERI2011 Tentang Klinik 83 Ibid Universitas Sumatera Utara 55 Mukadimah Kode Etik Kedokteran Indonesia yang dilampirkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI, No 434Men.KesX1983 tentang Berlakunya Kode Etik Kedokteran Indonesia Bagi para Dokter di Indonesia, dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan transaksi terapeutik adalah hubungan antara dokter dan penderita yang dilakukan dalam suasana saling percaya konfidensial, serta senantiasa diliputi oleh segala emosi, harapan dan kekhawatiran makhluk insani. Perjanjian terapeutik juga disebut dengan kontrak terapeutik yang merupakan kontrak yang dikenal dalam bidang pelayanan kesehatan. 84 Dalam hal ini Salim mengutip pendapat Fred Ameln yang mengartikan kontrak atau perjanjian terapeutik dengan “kontrak dimana pihak dokter berupaya maksimal menyembuhkan pasien inspaningsverbintenis jarang merupakan kontrak yang sudah pasti resultastsverbintenis. 85 Perjanjian terapeutik tersebut disamakan dengan kontrak yang belum pasti karena dalam kontrak ini dokter hanya berusaha untuk menyembuhkan pasien dan upaya yang dilakukan belum tentu berhasil. Harmien Hadiati Koswadji mengemukakan bahwa hubungan dokter dan pasien dalam transaksi teurapeutik perjanjian medis bertumpu pada dua macam hak asasi yang merupakan hak dasar manusia, yaitu : a. Hak untuk menentukan nasib sendiri the right to self-determinations 84 Salim HS, Op. Cit, hal. 45 85 Ibid Universitas Sumatera Utara 56 b. Hak atas dasar informasi the right to informations. 86 Pengertian perjanjian terapeutik di atas oleh undang-undang dimaknai berbeda, karenanya Salim HS, menyempurnakan pengertian perjanjian terapeutik, yaitu sebagai: “Kontrak yang dibuat antara pasien dengan tenaga kesehatandokter atau dokter gigi, di mana tenaga kesehatan dan atau dokter atau dokter gigi berusaha melakukan upaya maksimal untuk melakukan penyembuhan terhadap pasien sesuai dengan kesepakatan yang dibuat antara keduanya dan pasien berkewajiban membayar biaya penyembuhannya.” 87 Dalam pengertiannya tersebut perjanjian terapeutik dapat ditarik beberapa unsur, yaitu: a. Adanya subjek perjanjian, meliputi pasien dengan tenaga kesehatan dokterdokter gigi b. Adanya objek perjanjian, yaitu upaya maksimal untuk melakukan penyembuhan terhadap pasien c. Kewajiban pasien, membayar biaya penyembuhan. Dalam pelaksanaanya perjanjian teurapeutik ini harus didahului oleh adanya persetujuan tindakan tenaga kesehatandokterdokter gigi terhadap pasien yang lazim disebut Informed consent. Istilah transaksi atau perjanjian Terapeutik memang tidak dikenal dalam KUH Perdata, akan tetapi dalam unsur yang terkandung dalam 86 Harmien Hadiati Koeswadji, Hukum Kedokteran di Dunia Internasional, Makalah Simposium, Medical Law, Jakarta, 1993, hal. 143 87 Veronika Komalawati., Peranan Informed Consent Dalam Transaksi Terapeutik, PT Citra Aditya Bakti, Bandung 2002, hal. 74 Universitas Sumatera Utara 57 perjanjian terapeutik juga dapat dikategorikan sebagai suatu perjanjian sebagaimana diterangkan dalam Pasal 1319 KUH Perdata.

4. Syarat Sahnya Perjanjian Kerjasama Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Dokumen yang terkait

Perjanjian Baku/Standar Kontrak Bertentangan Dengan Asas Kebebasan Berkontrak

2 33 147

ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM HUKUM PERJANJIAN ISLAM

0 2 10

TINJAUAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN LISENSI PERANGKAT LUNAK Tinjauan Asas Kebebasan Berkontrak Dalam Perjanjian Lisensi Perangkat Lunak Blackberry.

0 3 11

PELAKSANAAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN Pelaksanaan Asas Kebebasan Berkontrak Dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen (Studi Perjanjian Baku Dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen Antara Debitur dan PT. INDOMOBIL FINANCE Cab

0 3 19

PELAKSANAAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN Pelaksanaan Asas Kebebasan Berkontrak Dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen (Studi Perjanjian Baku Dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen Antara Debitur dan PT. INDOMOBIL FINANCE Cab

0 3 12

PELAKSANAAN PERJANJIAN PROGRAM JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MELALUI PT JAMSOSTEK (PERSERO) BATAM.

0 1 8

Perjanjian Kerjasama Antara PT. Askes (Persero) Cabang padang Dengan Klinik Simpang Anduring Dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan.

0 0 6

BAB II PENGATURAN DAN BENTUK PERJANJIAN KERJASAMA JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN ANTARA PT JAMSOSTEK (PERSERO) DENGAN KLINIK KESEHATAN SWASTA DI KOTA BINJAI A. Perjanjian Pada Umumnya 1. Pengertian Perjanjian - Asas Kebebasan Berkontrak dalam Perjanjian K

0 0 71

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Asas Kebebasan Berkontrak dalam Perjanjian Kerjasama Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Antara PT Jamsostek (Persero) Dengan Klinik Kesehatan Swasta Di Kota Binjai

0 0 22

Asas Kebebasan Berkontrak dalam Perjanjian Kerjasama Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Antara PT Jamsostek (Persero) Dengan Klinik Kesehatan Swasta Di Kota Binjai

0 0 14