Secara Praktis Kerangka Teori

9 2. Bagaimana penerapan asas kebebasan berkontrak dalam perjanjian kerjasama jaminan pemeliharaan kesehatan antara PT Jamsostek dan klinik kesehatan swasta ? 3. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap para pihak dan peserta Jamsostek dalam perjanjian kerjasama jaminan pemeliharaan kesehatan antara PT Jamsostek dan klinik kesehatan swasta?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaturan dan bentuk perjanjian kerjamasama jaminan pemeliharaan kesehatan antara PT. Jamsostek Persero dengan klinik kesehatan swasta di kota Binjai 2. Untuk mengetahui dan menganalisa penerapan asas kebebasan berkontrak dalam perjanjian kerjasama jaminan pemeliharaan kesehatan antara PT Jamsostek dan klinik kesehatan swasta . 3. Untuk mengetahui dan menganalisa perlindungan hukum terhadap para pihak dan peserta Jamsostek dalam perjanjian kerjasama jaminan pemeliharaan kesehatan

D. Manfaat Penelitian 1.

Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran di bidang hukum guna mengembangkan disiplin ilmu hukum, khususnya hukum perjanjian dan sebagai bahan masukan atau informasi pada penelitian lebih lanjut.

2. Secara Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan dalam upaya perbaikan kontrak perjanjian kerjasama jaminan pemeliharaan kesehatan bagi peserta Jamsostek yang dilakukan oleh pihak PT.Jamsostek dan pihak klinik kesehatan. Universitas Sumatera Utara 10

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan hasil penelusuran sementara dan pemeriksaan yang telah dilakukan baik di perpustakaan pusat maupun pada perpustakaan Magister Kenotariatan di lingkungan Universitas Sumatera Utara, sejauh yang diketahui tidak ada ditemukan judul yang sama dengan penelitian ini. Penelitian mengenai perjanjian kerjasama yang dilakukan oleh PT.Jamsostek memang sudah pernah dilakukan, namun pada objek, lokasi dan tinjauan yang berbeda, yaitu penelitian atas nama : Sinta Mauly Agnes Tamba NIM : 06701108, dengan judul Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Rawat Inap Jamsostek Sebagai Konsumen Jasa Pelayanan Kesehatan Studi Kasus di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian tersebut adalah bagaimana perlindungan hukum kepada pasien rawat inap yang mengutamakan Jamsostek dalam mendapatkan jasa pelayanan kesehatan, hambatan-hambatan yang dihadapi oleh rumah sakit umum dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan terhadap pasien rawat inap dan perlindungan hukum yang diberikan rumah sakit umum yang mengikatkan diri dalam perjanjian kerjasama dengan Jamsostek. Oleh karena itu penelitian ini asli adanya, artinya secara akademik penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan keasliannya, karena belum ada yang melakukan penelitian yang sama dengan judul penelitian ini.

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

1. Kerangka Teori

Seiring dengan perkembangan masyarakat pada umumnya, peraturan hukum juga mengalami perkembangan. ”Kontinuitas perkembangan ilmu hukum selain Universitas Sumatera Utara 11 bergantung pada metodelogi, aktivitas penelitian dan imajinasi sosial sangat ditentukan oleh teori.” 11 “Teori digunakan untuk menerangkan dan menjelaskan gejala spesifik untuk proses tertentu terjadi, dan suatu teori harus diuji dengan menghadapkannya pada fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidakbenarannya.” 12 Kerangka teori adalah “kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori tesis mengenai suatu kasus atau permasalahan yang menjadi bahan perbandingan penulis dibidang hukum.” 13 Suatu kerangka teori bertujuan untuk “menyajikan cara- cara untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan hasil-hasil penelitian dan menghubungkannya dengan hasil-hasil penelitian terdahulu.” 14 Kata lain dari kerangka teori adalah “kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis, mengenai suatu kasus atau permasalahan yang menjadi bahan perbandingan atau pegangan teoritis dalam penelitian.” 15 Fungsi teori dalam penelitian ini adalah untuk memberikan arahan dan meramalkan serta menjelaskan gejala yang terjadi, karena penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif, maka kerangka teori diarahkan secara khas ilmu hukum. Penelitian ini berusaha untuk memahami asas kebebasan berkontrak dalam perjanjian kerjasama pelayanan kesehatan antara PT.Jamsostek Persero dengan 11 Soejono Soekamto, Pengantar Peneltian Hukum, Jakarta : Universitas Indonesia Press, 1982, hal.6 12 JJJ M. Wuismen, Penelitian Ilmu Sosial, Jilid 1, Penyunting M. Hisman, Jakarta : Fakultas Ekonimi Universitas Indonesia, 1996, hal. 203 13 M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Bandung : Mandar Maju , 1994, hal. 27. 14 Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta Jakarta, 1998, hal. 23. 15 M. Solly Lubis, Op.Cit, hal. 23. Universitas Sumatera Utara 12 klinik kesehatan di Kota Binjai secara yuridis, artinya memahami objek penelitian sebagai hukum yakni sebagai kaidah hukum atau sebagai isi kaidah hukum sebagaimana yang ditentukan dalam peraturan-peraturan yang berkaitan dengan masalah hukum perjanjian. Pembahasan tentang hubungan kontraktual para pihak, pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dalam hubungannya dengan masalah keadilan. Kontrak sebagai wadah yang mempertemukan kepentingan satu pihak dengan pihak lain menuntut bentuk pertukaran kepentingan yang adil. Suatu perbuatan hukum dilakukan bertujuan untuk memperoleh keadilan. Keadilan hanya bisa dipahami jika ia diposisikan sebagai keadaan yang hendak diwujudkan oleh hukum. “Upaya untuk mewujudkan keadilan dalam hukum merupakan proses yang dinamis yang memakan banyak waktu, upaya ini seringkali juga didominasi oleh kekuatan-kekuatan yang bertarung dalam kerangka umum tatanan politik untuk mengaktualisasikannya.” 16 Sesuai dengan rumusan permasalahan yang diangkat, maka teori yang dipakai sebagai pisau analisis dalam menganalisa permasalahan dalam penulisan tesis ini adalah teori keadilan yang dipelopori oleh John Rawls, melalui karya besarnya A Theory of Justice, Rawls dikenal sebagai salah seorang filsuf Amerika kenamaan di akhir abad ke-20. John Rawls dipercaya sebagai salah seorang yang memberi 16 Carl Joachim Friedrich, Filsafat Hukum Perspektif Historis, Bandung : Nuansa dan Nusamedia, 2004, hal 239 Universitas Sumatera Utara 13 pengaruh pemikiran cukup besar terhadap diskursus mengenai nilai-nilai keadilan hingga saat ini. Teori ini mengungkapkan bagaimana tujuan filosofis dan hukum yaitu keadilan harus tergenapi dalam sebuah kontrakperjanjian. Intisari hukum adalah membawa aturan yang adil dalam masyarakat, dan oleh karenanya pengertian tradisional yang menggabungkan hukum dengan etika yakni keadilan tetap dapat dipertahankan. 17 Satjipto Raharjo telah mencatat rumusan atau pengertian keadilan yang diunkapkan oleh beberapa pakar 18 : a. Keadilan adalah kemauan yang bersifat tetap dan harus menerus untuk memberikan kepada setiap orang apa yang semestinya untuknya iustitia est constans et perpetua voluntas ius suum cuique tribuendi-Ulpinus b. Setiap orang bebas untuk menentukan apa yang akan dilakukannya asal ia tidak melanggar kebebasan yang sama dari orang lain. Hernert Spencer c. John Rawls mengkopsesikan keadilan sebagai fairness, yang mengandung asas-asas bahwa orang-orang yang merdeka dan rasional yang berkehendak untuk mengembangkan kepentingan-kepentingannya, diharapkan mendapat kedudukan yang sama pada saat akan memulainya dan itu merupakan syarat yang fundamental bagi mereka untuk memasuki perhimpunan yang mereka kehendaki. Pemikiran tentang hukum kodrat pada masa Yunani Kuno, sesungguhnya bermula dari suatu gerakan pemikiran manusia yang telah berkembang lama mengenai pengertian keadilan yang abadi, yaitu suatu keadilan yang tidak berubah- ubah sifatnya, yang dinyatakan dalam setiap kekuasaan manusia dan jika ditemui ketidakadilan dalam tindakannya, maka hukuman akan dikenakan terhadapnya. 19 17 Theo Huijbers, Filsafat Hukum, Yogyakarta : Kanisius, 1995, hal. 77 18 Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, Bandung : Citra Aditya, 2000, hal. 163-164 19 E. Fernando, M, Manulang, Menggapai Hukum Berkeadilan, Jakarta:Kompas, 2007, hal. 68 Universitas Sumatera Utara 14 Memang secara hakiki, dalam diskursus hukum, sifat dari keadilan itu dapat dilihat dalam 2 dua arti pokok, yakni dalam arti formal yang menuntut bahwa hukum itu berlaku secara umum, dan dalam arti materil, yang menuntut agar setiap hukum itu harus sesuai dengan cita-cita keadilan masyarakat. 20 Pemetaan dua arus utama pemeikiran keadilan ini kemudian ditegaskan kembali oleh Rawls. John Rawls menjelaskan perihal aliran keadilan juga terbagi menjadi 2 dua arus utama, yakni pertama adalah aliran etis dan aliran kedua institutif. Aliran yang pertama menghendaki keadilan yang mengutamakan hak daripada manfaat keadilan itu sendiri, sementara yang kedua adalah sebaliknya yaitu lebih mengutamakan manfaat daripada hak. John Ralws mengemukakan suatu ide dalam bukunya A Theory of Justice, bahwa teori keadilan merupakan suatu metode untuk mempelajari dan menghasilkan keadilan. Keadilan menurut Rawls adalah sebagai fairness, atau istilah Black’s Law Dictionary “equal time doctrine” yaitu suatu keadaan yang dapat diterima akal secara umum pada waktu tertentu tentang apa yang benar. 21 Rawls menyebut keadilan dengan istilah fairness karena dalam membangun teorinya Rawls berangkat dari suatu posisi asli original position, dimana ketika setiap individu memasuki kontrak sosial itu mempunyai kebebasan liberty. Posisi asli itu adalah suatu status quo awal yang menegaskan bahwa kesepakatan fundamental yang dicapai dalam kontrak sosial adalah fair. Berdasarkan fakta 20 Frans Magnis Suseno, Etika Umum : Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral, Yogyakarta : Kanisius, 1983, hal. 18 21 Luhut M.P Pangaribuan, Lay Judges dan Hakim Ad Hoc, Suatu Studi Teoritis Mengenai Sistem Pengadilan Pidana Indonesia, Jakarta : Program Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009, hal.27 Universitas Sumatera Utara 15 adanya “original position” ini kemudian melahirkan istilah “keadilan sebagai fairness” 22 . Rawls mencoba menawarkan suatu bentuk penyelesaian yang terkait dengan problematika keadilan dengan membangun teori keadilan berbasis kontrak. Menurut John Rawls teori keadilan yang memadai harus dibentuk dengan pendekatan kontrak, dimana asas-asas keadilan yang dipilih bersama benar-benar merupakan hasil kesepakatan bersama dari semua person yang bebas, rasional dan sederajat. Hanya melalui pendekatan kontrak sebuah teori keadilan mampu menjamin pelaksanaan hak dan sekaligus mendistribusikan kwajiban secara adil bagi semua orang. Oleh karenanya dengan tegas Rawls mengatakan bahwa suatu konsep keadilan yang baik haruslah bersifat kontraktual, konsekuensinya setiap konsep keadilan yang tidak berbasis kontraktual harus dikesampingkan demi kepentingan keadilan itu sendiri 23 Teori Ralws didasarkan atas dua prinsip yaitu persamaan hak equal right dan juga kesetaraan ekonomi economic equality. Dalam equal right dikatakannya keadilan harus diatur dalam tatanan leksikal, yaitu prinsip perbedaan akan bekerja jika hak dasar basic right tidak ada yang dicabut tidak ada pelanggaran hak asasi manusia. Kemudian economic equality sebagai implikasi dari equal right, yaitu kesetaraan ekonomis akan tercipta jika tidak melanggar hak asasi manusia. 24 Kedua prinsip dari John Rawls ini saling berhubungan dalam rangka membentuk keadilan. 25 Berdasarkan uraian teori keadilan John Rawls tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk menciptakan keadilan yang ditekankan adalah harus adanya pemenuhan 22 Ibid 23 Agus Yudha Hernoko, Op. Cit, hal. 55 24 Andra Ata Ujan, Keadilan dan Demokrasi, Telaah Teori Keadilan John Rawls, Yogyakarta : Kanisius, 2001, hal. 19 25 Ibid Universitas Sumatera Utara 16 hak dasar sehingga prinsip ketidaksetaraan dapat dijalankan, atau dengan kata lain ketidaksetaraan secara ekonomi akan valid jika tidak merampas hak dasar manusia. Kebebasan antara para pihak untuk mengadakan perjanjian kerjasama pemberian pelayanan kesehatan sebagai perwujudan dari hak dasar individu basic rights, namun hak dasar tersebut tidak boleh disalahgunakan oleh pihak yang mempunyai kedudukan ekonomi lebih kuat. Dengan memperhatikan hak dasar basic rights antara para pihak, kesetaraan dalam sisi ekonomi ekonomic equality akan terwujud. Hubungan kausalitas antara 2 dua prinsip Rawls ini akan membentuk keadilan bagi para pihak dalam perjanjian kerjasama pemberitan pelayanan kesehatan.

2. Konsepsi

Dokumen yang terkait

Perjanjian Baku/Standar Kontrak Bertentangan Dengan Asas Kebebasan Berkontrak

2 33 147

ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM HUKUM PERJANJIAN ISLAM

0 2 10

TINJAUAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN LISENSI PERANGKAT LUNAK Tinjauan Asas Kebebasan Berkontrak Dalam Perjanjian Lisensi Perangkat Lunak Blackberry.

0 3 11

PELAKSANAAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN Pelaksanaan Asas Kebebasan Berkontrak Dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen (Studi Perjanjian Baku Dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen Antara Debitur dan PT. INDOMOBIL FINANCE Cab

0 3 19

PELAKSANAAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN Pelaksanaan Asas Kebebasan Berkontrak Dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen (Studi Perjanjian Baku Dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen Antara Debitur dan PT. INDOMOBIL FINANCE Cab

0 3 12

PELAKSANAAN PERJANJIAN PROGRAM JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MELALUI PT JAMSOSTEK (PERSERO) BATAM.

0 1 8

Perjanjian Kerjasama Antara PT. Askes (Persero) Cabang padang Dengan Klinik Simpang Anduring Dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan.

0 0 6

BAB II PENGATURAN DAN BENTUK PERJANJIAN KERJASAMA JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN ANTARA PT JAMSOSTEK (PERSERO) DENGAN KLINIK KESEHATAN SWASTA DI KOTA BINJAI A. Perjanjian Pada Umumnya 1. Pengertian Perjanjian - Asas Kebebasan Berkontrak dalam Perjanjian K

0 0 71

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Asas Kebebasan Berkontrak dalam Perjanjian Kerjasama Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Antara PT Jamsostek (Persero) Dengan Klinik Kesehatan Swasta Di Kota Binjai

0 0 22

Asas Kebebasan Berkontrak dalam Perjanjian Kerjasama Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Antara PT Jamsostek (Persero) Dengan Klinik Kesehatan Swasta Di Kota Binjai

0 0 14