pengumpulan data tersebut kemudian menjadi bahan bagi peserta didik untuk melakukan penalaran antara satu data atau fakta dengan data atau fakta lainnya
untuk dikaji ada tidaknya kaitan diantara keduanya. Oleh karena itu, peserta didik dapat mengkaji buku-buku atau dokumen yang terkait permasalahan yang
dikaji. 4. MengasosiasiMengolah Informasi
Data dan informasi dapat diperoleh secara langsung dari lapangan data primer maupun dari berbagai bahan bacaan data sekunder. Hasil
pengumpulan data tersebut kemudian menjadi bahan bagi peserta didik untuk melakukan penalaran antara satu data atau fakta dengan data atau fakta lainnya
untuk dikaji ada tidaknya kaitan diantara keduanya. Oleh karena itu, peserta didik dapat mengkaji buku-buku atau dokumen yang terkait permasalahan yang
dikaji.
Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah. Istilah menalar di sini merupakan padanan dari
associating, bukan merupakan terjemahan dari reasoning, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran. Karena itu,
istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau
pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam
peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Misalnya setelah memahami karakterististik perjuangan bangsa sebelum lahirnya Budi
Otomo dan sesudahnya,siswa dapat mengklasifikasi ciri-ciri perlawanan atau perjuangan melawan imperialisme-kolonialisme, antara yang bercorak tradisional
dan modern. 5.
Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan dalam konteks pendekatan pembelajaran scientific
dapat berupa penyampaian hasil atau temuan kepada pihak lain. Keterampilan menyajikan atau mengkomunikasikan hasil temuan atau kesimpulan sangat
penting dilatih sebagai bagian penting dalam proses pembelajaran. Dengan kemampuan tersebut, peserta didik dapat mengkomunikasikan secara jelas,
santun, dan beretika. Misalnya peserta didik membuat tulisan tentang Peristiwa Proklamasi dan beberapa peristiwa daerah sebagai dampak proklamasi, dan
kemudian dipresentasikan.
C. Implementasi Pendekatan Scientific pada Pembelajaran Sejarah
Indonesia
Pola pikir yang berubah dengan adanya Kurikulum 2013, menuntut juga perubahan dalam pendekatan pembelajarannya. Pendekatan s
ientific atau pendekatan ilmiah dipilih sebagai pendekatan dalam pembelajaran dalam kurikulum 2013. Peserta didik secara aktif membangun
pengetahuannya sendiri melalui aktivitas ilmiah
Contoh Kegiatan Pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan Saintifik
Sejarah – SMA
| 87
Topik Tema Perburuan Mutiara dari Timur
Kompetensi Dasar
3.2. Menganalisis proses masuk dan perkembangan
penjajahan Bangsa Barat di Indonesia 4.2.
Mengolah informasi tentang proses masuk dan perkembangan penjajahan bangsa Barat di Indonesia
dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah. Tujuan
Pembelajaran
Menganalisis latar belakang dan tujuan datangnya bangsa Barat ke Indonesia
Menjelaskan jalur pelayaran dan kedatangan bangsa
Barat ke Indonesia
Menganalisis mengapa Nusantara yang kaya dan indah itu dapat dikuasai oleh bangsa asing
Menyusun karya tulis sejarah yang berjudul “
Kepulauan Nusantara bagaikan Mutiara dari Timur -
Alokasi Waktu 1x pertemuan 2 JP
Tahapan Pembelajaran
Kegiatan
Mengamati Pada kegiatan ini guru
meminta peserta
mengamati gambar yang ada pada buku Jalur
pelayaran dan
perdagangan samudera, serta gambar-gambar tokoh
pelayaran samudera
Sejarah – SMA
| 88
Tokoh-tokoh Pelayaran Samudera
Menanya
Setelah proses mengamati, aktivitas berikutnya adalah peserta didik mengajukan sejumlah pertanyaan
berdasarkan hasil pengamatannya. Guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk
bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat Gambar perdagangan dan tokoh-tokoh
Pelayaran Samudera. -Apa Latar belakang bangsa Barat mengadakan pelayaran
samudera? -Mengapa tokoh-tokoh pelayaran samudera berasal dari
Spanyol dan Portugis? -Mengapa jalur pelayaran samudera ke arah Timur?
Serta pertanyaan-pertanyaan lainnya, sesuai dengan
persepsi dan pandangan siswa mengenai hasil pengamatannya.
Mengumpulkan Informasi
Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui
berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek
yang lebih teliti. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan
berikutnya yaitu memproses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya,
menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan.
Mengasosiasikan Hasil pengumpulan data tersebut kemudian menjadi bahan
bagi peserta didik untuk melakukan penalaran antara satu data atau fakta dengan data atau fakta lainnya untuk dikaji
ada tidaknya kaitan diantara keduanya. Oleh karena itu, peserta didik dapat mengkaji buku-buku terkait atau
dokumen yang terkait permasalahan yang dikaji, serta sumber-sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan
Sejarah – SMA
| 89
secara akademis.
Mengkomunikasik an
Mengkomunikasikan dalam konteks pendekatan
pembelajaran scientific dapat berupa penyampaian hasil
atau temuan kepada pihak lain. Keterampilan menyajikan atau mengkomunikasikan hasil temuan atau kesimpulan
sangat penting dilatih sebagai bagian penting dalam proses pembelajaran.
LEMBAR KERJA
PERANCANGAN PENERAPAN MODEL-MODEL PADA PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA
Sejarah – SMA
| 90
LK - 3.1b
Tujuan Kegiatan : Pada kegiatan ini diharapkan peserta mampu
merancang model Project Based Learning, Discovery Learning
dan Problem Based Learning pada pembelajaran Sejarah Indonesia
Langkah Kegiatan :
Kerjakan secara berpasangan , cermati lembar kerja perancangan model
pembelajaran 1. Pilihlah satu subtopiksubmaterisubtema untuk satu kali tatap muka yang
sesuai salah satu model 2. Isilah Lembar Kerja perancangan model pembelajaran
sesuai dengan model yang Anda pilih
3. Presentasikan hasil rancangan Anda 4. Perbaiki rancangan jika ada saran atau usulan perubahan
Catatan: Pada lembar kerja ini ada dua format model pembelajaran yaitu model Problem Based Learning dan Discovery Learning jika Anda merancang model
Lainnya silahkan sesuai sintak model yang sesuai.
Sejarah – SMA
| 91
FORMAT PERANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN Model
Discovery Learning
Kompetensi Dasar :
3. ..………………….. 4… …………………..
Topik :
………………………………….. Sub Topik
: Tujuan
: Alokasi Waktu
: 1x TM
TAHAPPEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Stimulation
simullasiPemberian rangsangan
2. Problem statemen
pertanyaanidentifikas i masalah
3. Data collection
pengumpulandata 4. Data processing
pengolahan Data 5.
Verification pembuktian
6. Generalization
menarik kesimpulangeneralisas
i
Model Pembelajaran Problem Based Learning
Kompetensi Dasar :
3.. 4..
Topik :
Sub Topik :
Tujuan :
Alokasi Waktu : 1x TM
FASE-FASE KEGIATAN PEMBELAJARAN
Fase 1 Orientasi peserta didik kepada
masalah .............................................
Fase 2 Mengorganisasikan peserta didik
Fase 3 Membimbing penyelidikan individu
dan kelompok Fase 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Fase 5
Sejarah – SMA
| 92
FASE-FASE KEGIATAN PEMBELAJARAN
Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
PERANCANGAN PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DAN MODEL PEMBELAJARAN
Rubrik perancangan penerapan saintifik dan perancangan model
pembelajarandigunakan fasilitator untuk menilai hasil rancangan peserta pelatihan dalam merancang contoh penerapan pendekatan saintifik dan contoh
rancangan model pembelajaran satu topik Sejarah. Langkah-langkah penilaian hasil analisis
4. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pelatihan pada LK -3.1a dan LK-
3.1b 5. Berikan nilai pada rancangan sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil
rancangan
Penilaian LK- 3.1
PERINGK AT
NILAI KRITERIA
Amat Baik
AB 90 AB ≤
100 1. Identitas: topik, sub topik, KD dan tujuan
pembelajaran dan alokasi waktu lengkap dan benar
2. Kegiatan mengamati,menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan dan
mengkomunikasikansesuai dengan topiksub topik, KD, tujuan dan alokasi waktu
3. Kegiatan mengamati,menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan dan
mengkomunikasikan lengkap, sistematis dan logis atau benar
Baik B 80 B ≤ 90
Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai
Cukup C
70 C ≤ 80
Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai
Kurang K
≤ 70 Ketiga aspek kurang sesuai
Penilaian LK- 3.2
PERINGK AT
NILAI KRITERIA
Amat Baik
AB 90 AB ≤
100 1. Identitas: topik, sub topik, KD dan tujuan
pembelajaran dan alokasi waktu lengkap dan benar
2. Kegiatan pada tahapan model pembelajaran sesuai dengan topiksub topik, KD, tujuan dan
alokasi waktu
Sejarah – SMA
| 93
R-3.1a-b
3. Kegiatan pada tahapan model pembelajaran lengkap, sistematis dan logis sesuai dengan
sintak atau tahapan pembelajaran Baik B
80 B ≤ 90 Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang
sesuai Cukup
C 70 C ≤
80 Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang
sesuai Kurang
K ≤ 70
Ketiga aspek kurang sesuai
II. MODEL-MODEL PADA PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA
Pada materi pelatihan 1 telah disajikan konsep model Proyek Based Learning,
Discovery Learning dan Problem Based Learning. Berikut ini contoh penerapan model-model pada pembelajaran Sejarah Indonesia
Penerapan Proyek Based Learning, Discovery Learning dan Problem Based Learning pada Pembelajaran Sejarah Indonesia
A. Contoh Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek