Pencegahan Penyakit Periodontal Indeks Penyakit Periodontal

Zahrani et al., dalam penelitiannya menyatakan obesitas dapat meningkatkan prevalensi penyakit periodontal terutama pada usia muda. 24

2.2.4 Pencegahan Penyakit Periodontal

Penyebab utama penyakit periodontal adalah plak mikroorganisme yang akan mengadakan interaksi dengan jaringan periodontal sebagai pejamu. Aksi mikroorganisme ini akan diperhebat oleh beberapa faktor yang bersifat lokal maupun sistemik. Dengan berpedoman pada interaksi faktor tersebut, maka konsep pencegahan penyakit periodontal ditujukan untuk menghambat pembentukan dan penumpukan plak, meningkatkan pertahanan jaringan periodontal, dan memperbaiki faktor lokal ataupun sistemik. 9 Prinsip pencegahan penyakit periodontal yang tidak berubah selama bertahun- tahun adalah kontrol plak mekanis secara teratur dan konsisten pada gigi dan sulkus gingiva, yang meliputi menyikat gigi, menggunakan alat pembersih interdental, dan berkumur-kumur dengan larutan fluor. Yang perlu diingat bahwa plak supra gingiva dapat berkembang menjadi plak sub gingiva bila tidak disingkirkan dan selanjutnya akan mengalami kolonisasi oleh adanya bakteri penyebab penyakit periodontal. 8-9 Pencegahan penyakit periodontal dapat dilakukan dengan kontrol plak. Pertahanan jaringan periodontal dapat ditingkatkan juga dengan nutrisi yang baik. Salah satu nutrisi yang berkaitan dengan peningkatan pertahanan jaringan periodontal adalah vitamin C. Apabila kadar vitamin C rendah, maka metabolisme akan terganggu sehingga menurunkan daya regenerasi dan perbaikan jaringan periodontal. Selain itu, terganggunya pembentukan tulang alveolar dan meningkatnya permeabilitas ekologi sub gingiva sehingga meningkatkan patogenesis mikroorganisme tertentu. 9

2.2.5 Indeks Penyakit Periodontal

Untuk dapat mengukur prevalensi penyakit, keparahannya serta kaitannya dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya diperlukan suatu alat ukur yang dikenal sebagai indeks. 8 Ada beberapa indeks yang biasa digunakan, namun tidak ada satupun indeks yang bisa digunakan untuk semua jenis penelitian. Indeks yang baik Universitas Sumatera Utara adalah indeks yang dapat dipercaya, sederhana dan mudah digunakan serta mudah dipahami dan dijelaskan kepada penderita. Indeks penyakit periodontal dibedakan atas indeks untuk mengukur plak gigi, cairan sulkus gingival, kebutuhan perawatan dan keparahan penyakit periodontal. 9 Indeks penyakit periodontal pertama kali dikembangkan oleh Ramfjord pada tahun 1959 yang mengukur keadaan gingiva dan kedalaman saku periodontal.Pemeriksaan dilakukan hanya pada enam gigi saja yaitu gigi 16, 21, 24, 36, 41 dan 44 dinamakan gigi indeks Ramfjord.Pengukuran dilakukan menggunakan kaca mulut dan prob periodontal WHO yang mempunyai kalibrasi dalam milimeter dan mempunyai batas warna hitam 3-6 mm. Skor indeks periodontal Ramfjord dihitungdengan membagi jumlah skor periodontal dengan jumlah gigi yang diperiksa. 8,25 Pada penelitian ini, indeks yang dipilih adalah indeks periodontal Ramfjord karena: 1.Indeks ini mirip dengan indeks periodontal oleh Russel dengan beberapa penyempurnaan. 2. Indeks ini dapat digunakan sebagai ukuran keadaan serta keparahan penyakit periodontal. 3. Indeks ini lebih sederhana karena hanya mengukur enam gigi saja sesuai yang telah ditentukan. Tabel 1. Kriteria Indeks Penyakit Periodontal Ramfjord 25 Skor Kriteria Universitas Sumatera Utara Gingivitis 1 2 3 Kedalaman saku dihitung dari cemento enamel junction CEJ 4 5 6 Tidak ada peradangan Gingivitis ringan tetapi tidak meluas mengelilingi gigi Gingivitis sedang dan meluas mengelilingi gigi Gingivitis parah ditandai dengan kemerahan, kemungkinan telah ada perdarahan spontan dan ulserasi Kedalaman saku periodontal kurang dari 3 mm Kedalaman saku periodontal 3-6 mm Kedalaman saku periodontal lebih dari 6 mm

2.2.6 Oral higiene