Komplikasi Diabetes Melitus Penyakit Periodontal pada Pasien Diabetes Melitus

2.1.2 Klasifikasi Diabetes Melitus

Klasifikasi Diabetes melitus menurut American Diabetes Association ADA tahun 2009 terbagi menjadi empat tipe, yaitu: 1,3,13 a. Diabetes melitus tipe 1 Penurunan sekresi insulin yang disebabkan oleh destruksi sel beta akibat proses imunologi autoimun dan idiopati. b. Diabetes melitus tipe 2 Bervariasi mulai yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin disertai resistensi insulin. c. Diabetes melitus kehamilan gestasional Keadaan intoleransi terhadap glukosa yang terjadi selama kehamilan.Anak yang dilahirkan dari ibu yang menderita Diabetes melitus kehamilan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami obesitas dan diabetes saat dewasa. d. Diabetes melitus tipe lain Berupa defek genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat atau zat kimia, infeksi, imunologi, dan sindrom genetik lain yang berkaitan dengan Diabetes melitus.

2.1.3 Komplikasi Diabetes Melitus

Diabetes melitus merupakan penyakit yang memiliki komplikasi yang paling banyak. Hal ini berkaitan dengan kadar glukosa darah yang tinggi terus-menerus, sehingga berakibat rusaknya pembuluh darah, saraf dan struktur internal lainnya. 11,14 Kadar gula darah yang tidak terkontrol cenderung menyebabkan kadar zat lemak dalam darah meningkat, sehingga mempercepat terjadinya arterosklerosis penimbunan plak lemak di dalam pembuluh darah. Arterosklerosis ini sering terjadi pada penderita Diabetes melitus. 14 Penderita Diabetes melitus dapat mengalami berbagai komplikasi jangka panjang jika diabetesnya tidak dikelola dengan baik. Komplikasi jangka panjang Diabetes melitus yang sering terjadi meliputi retinopati diabetikum yaitu gangguan penglihatan akibat kerusakan pada retina mata, nefropati yaitu kelainan fungsi ginjal Universitas Sumatera Utara yangdapat menyebabkan gagal ginjal, neuropati perifer dengan risiko ulkus pada kaki, neuropati otonom yang mengakibatkan terganggunya pencernaan, kardiovaskular, dan disfungsi seksual. Hipertensi dan abnormalitas metabolisme lipoprotein juga sering dijumpai pada pasien Diabetes melitus. 3,13 Dalam hal manifestasi oral, komplikasi sering terjadi pada penderita Diabetes melitus yang tidak terkontrol. Keluhan dan kelainan di rongga mulut pasien Diabetes melitus sangat bervariasi dari yang ringan sampai yang berat, yaitu xerostomia, Angular Cheilitis, Burning Mouth Syndrome BMS, meningkatnya insidensi dan keparahan penyakit periodontal, perubahan flora normal rongga mulut yang didominasi oleh Candida albicans, dan dapat mengalami gangguan penyembuhan luka. 7,12

2.1.4 Penyakit Periodontal pada Pasien Diabetes Melitus

Penyakit periodontal lebih prevalen dan lebih parah pada penderita Diabetes melitus dibandingkan pada orang sehat. Diabetes melitus terutama pada keadaan kontrol gula darah yang buruk dapat mengakibatkan meningkatnya gingivitis, periodontitis dan kehilangan tulang alveolar. 15 Diabetes melitus dapat menyebabkan periodontitis melalui respons inflamasi mikroflora yang berlebihan pada jaringan periodontal. 16 Penderita Diabetes melitus dengan oral higiene yang tidak terawat baik ditambah faktor infeksi akan memudahkan terjadinya diabetik oral di rongga mulut. Oral higiene yang buruk akan mempermudah pembentukan plak yang terus menyebar ke jaringan periodontal dan akar gigi, apabila tidak dirawat akan menyebabkan terjadinya periodontitis. 6 Leukosit polimorfonukleusmerupakan sel pertahanan utama dari periodonsium.Fungsi sel yang terlibat dalam respon pertahanan ini adalah neutrofil, monosit dan makrofag.Penderita Diabetes melitus menderita kelainan fungsi sel pertahanan utama tersebut yaitu tidak seimbangnya fungsi kemotaksis dan fagositosis yang menyebabkan penderita Diabetes melitus lebih rentan terhadap infeksi. Terganggunya fungsi fagositosis neutrofil dapat meningkatkan jumlah bakteri di saku periodontal, sehingga meningkatkan kerusakan jaringan periodontal. 17 Meningkatnya inflamasi yang menimbulkan kerusakan jaringan dan menghambat perbaikan jaringan Universitas Sumatera Utara yang rusak berperan dalam kerusakan jaringan periodontal yang terlihat pada pasien Diabetes melitus. 18 Ada beberapa pendapat mengenai keterlibatan Diabetes melitus sebagai faktor risiko penyakit periodontal, yaitu: 10 a. Terjadinya penebalan membran basal Pada penderitaDiabetes melitus, membran basal gingiva akan mengalami penebalan sehingga pembuluh kapiler menyempit. Menyempitnya pembuluh kapiler ini mengakibatkan terganggunya difusi oksigen, pembuangan sisa-sisa metabolisme dan migrasi leukosit polimorfonukleus. b. Perubahan biokimia Level cyclic adenosine monophosphate cAMP pada penderita Diabetes melitus menurun, sehingga dapat menyebabkan inflamasi gingiva yang parah. c. Perubahan mikrobiologis Peningkatan kadar glukosa dalam cairan sulkular dapat mempengaruhi lingkungan subgingiva, yang dapat menginduksi perubahan jumlah bakteri sehingga mempengaruhi jaringan periodontal dikarenakan sulkus gingiva merupakan lingkungan yang baik bagi bakteri untuk berkembangbiak. d. Perubahan imunologis Penderita Diabetes melitus rentan terhadap inflamasi disebabkan oleh terjadinya defisiensi fungsi leukosit polimorfonukleus LPN berupa terganggunya kemotaksis dan melemahnya daya fagositosis. e. Perubahan berkaitan dengan kolagen Meningkatnya kadar glukosa darah dapat menyebabkan berkurangnya produksi kolagen sehingga terjadi peningkatan aktivitas kolagenase pada gingiva. Universitas Sumatera Utara Gambar. Penyakit periodontal pada pasien Diabetes melitus 16

2.2 Penyakit Periodontal