adalah melakukan penjelajahan kedalam batin jiwa yang dilakukan terhadap tokoh-tokoh yang terdapat dalam karya sastra dan untuk mengetahui lebih jauh tentang seluk-beluk
tindakan manusia dan reponnya terhadap tindakan lainnya. Psikologi sastra merupakan cabang ilmu sastra dari sudut psikologi. Perhatian
diarahkan kepada pengarang dan pembaca sebagai psikologi komunikasi atau kepada teks sastra itu sendiri. Wellek dan Austin Warren 1989 : 90 menyatakan bahwa istilah psikologi
sastra mempunyai empat kemungkinan pengertian. Yang pertama adalah studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi. Yang kedua adalah studi proses kreatif. Yang
ketiga adalah studi tipe hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra, dan yang keempat adalah mempelajari dampak sastra pada pembaca atau disebut psikologi pembaca.
Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa empat model dalam psikologi sastra meliputi pengarang, proses kreatif, karya sastra, dan pembaca. Psikologi sastra dengan
demikian memiliki tiga gejala utama, yaitu pengarang, karya sastra dan pembaca. Fokus psikologi dalam psikologi karya sastra pada pengarang dan karya sastra, dibandingkan
dengan pembaca. Untuk memahaminya harus dilihat bahwa pendekatan terhadap pengarang merupakan pemahaman atas ekspresi kesenimannya, karya sastra mengacu pada objektivitas
karya, dan pembaca mengacu pada pragmatisme.
2.3. Tinjauan Pustaka
Penelitian dengan tinjauan psikoanalisis terhadap karya sastra sudah pernah dilakukan oleh Lissa Ernawati mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Dengan objek kajian Novel Rojak karya Fira Basuki. Pada penelitiannya, Lissa Ernawati menelaah psikologis tokoh-tokoh dalam novel Rojak tersebut. Ia menganalisis unsur-unsur
yang membangun karya sastra tersebut dan memaparkan keadaan psikologis setiap tokoh- tokoh yang terdapat dalam Novel Rojak tersebut. Berdasarkan hasil penelitiannya, Lissa
Universitas Sumatera Utara
mengambil kesimpulan bahwa karakter manusia suatu saat dapat berubah apabila berada dalam keadaan emosi yang tidak stabil. Di mana perubahan karakter itu dapat membuat kita
menjadi lebih baik atau buruk, tergantung bagaimana kita menyikapinya. Sebuah artikel berupa esai sastra karya Usman Rejo SS pada situs Jendela Sastra
Media Sastra Indonesia dengan judul “Kecemasan Tokoh Utama dalam Novel Orang Miskin Dilarang Sekolah Karya Wiwied Prasetyo Kajian Psikoanalisis Sigmund Freud” juga
meninjau unsur psikologi sebuah karya sastra. Dalam esainya, Usman Rejo SS memaparkan keadaan psikologis tokoh utama dalam novel Orang Miskin Dilarang Sekolah karya Wiwied
Prasetyo. Ia memaparkan kecemasan-kecemasan yang dialami tokoh utama dengan memaparkan kitipan-kutipan yang mengacu pada kecemasan tokoh utama. Dalam esainya,
Usman Rejo SS memaparkan tiga bentuk kecemasan yang diamati dalam novel Orang Miskin Dilarang Sekolah karya Wiwied Prasetyo ini yakni ada tiga macam bentuk kecemasan, yaitu;
1. Kecemasan realitas, 2. Kecemasan neurotis, dan 3. Kecemasan moral. Ramya Hayasrestha Sukardi dalam tesisnya yang berjudul “Kepribadian Tokoh
Utama Anak Dalam Novel Anak Pink Cupcake Bersahabat Itu Menyenangkan Karya
Ramya Hayasrestha Sukardi” menelaah monolog, dialog, dan narasi yang mengambarkan sifat, tingkah laku, perbuatan, dan perkataan yang berwujud paparan-paparan bahasa yang
mendeskripsikan kepribadian tokoh utama anak dalam novel anak Pink Cupcake
Bersahabat itu Menyenangkan
1. Struktur kepribadian tokoh bersifat dinamis. Ketiga unsur kepribadian tersebut, satu sama lain saling berkaitan serta membentuk suatu totalitas, meskipun distribusi
penggunaan energi terkadang tidak seimbang. Hubungan sastra dan psikoanalisis terletak pada kesamaan antara hasrat tersembunyi pada manusia yang menyebabkan kehadiran
. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan membaca, mengidentifikasi, dan mengklasifikasikan data yang mengandung aspek psikologis. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa:
Universitas Sumatera Utara
karya sastra mampu menyentuh perasaan, kesejajaran antara mimpi dan sastra, dan karya sastra mengandung keindahan serta mencerminkan ajaran moral.
2. Dinamika kepribadian tokoh terdiri dari a naluri, yaitu naluri hidup dan naluri mati. Naluri hidup berupa naluri lapar dan naluri sosial, sedangkan naluri mati diwujudkan
dengan menyakiti orang lain; b distribusi penggunaan energi id ke ego, id ke superego, dan superego ke ego diwujudkan dalam bentuk persepsi, ingatan, dan berfikir ; c
kecemasan, yaitu kecemasan riil, neurotik, dan moral yang diwujudkan dalam bentuk rasa takut terhadap dunia luar, takut pada hukuman, takut akan dosa, dan melihat penderitaan
orang lain. Hubungan sastra dengan psikolanalisis, yaitu saat pengarang memunculkan naluri kehidupan dalam wujud karya sastra, proses pencitraan berhubungan dengan pikiran
dan perasaan pengarang. 3. Fase perkembangan seksual tokoh melalui empat tahap, yaitu a identifikasi
dengan cara bertingkah laku seperti tingkah laku orang lain; b pemindahan objek yang dilakukan tokoh menggunakan empat cara, yaitu kondensasi, kompromi, sublimasi, dan
kompensasi; c mekanisme pertahanan ego tokoh dilakukan dengan cara pembentukan reaksi, fiksasi, dan regresi; d fase perkembangan seksual pada tokoh terjadi pada fase
latenst. Hubungan psikoanalisis dengan kesusastraan muncul melalui proses sublimasi, pengarang dengan proses sublimasi dengan menulis karya sastra maupun menghasilkan
karya lain yang dapat meningkatkan perkembangan kebudayaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data