Kecemasan Moral Kegelisahan Tokoh dalam Drama Kejahatan Membalas Dendam

dan orang yang ingin dicelakakan Kartili adalah Pak Miun, dukun yang selama ini membantu Kartili dan Pak Miun adalah guru sang Perempuan Tua. Mengetahui hal ini, Perempuan Tua memutuskan tidak mau membantu Kartili. Rahasia sebenarnya Kartili yang telah diketahui Perempuan Tua membuat ia semakin cemas. Hal ini embuat ia semakin nekat dan berniat meracuni Perempuan Tua itu. Ia berniat membunuh Perempuan Tua itu dengan mencampurkan sebuah ramuan kedalam minuman yang akan di minum Perempuan Tua.

4.2.3 Kecemasan Moral

Menurut Suryabrata 2010:139, kecemasan moral adalah kecemasan kata hati. Orang yang da Ueber Ichnya berkembang baik cenderung untuk merasa dosa apabila dia melakukan atau bahkan berpikir untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan norma-norma moral. Kecemasan moral ini juga mempunyai dasar dalam realitas; karena di masa yang lampau orang telah mendapatkan hukuman sebagai akibat dari perbuatan yang melanggar kode moral, dan mungkin akan mendapat hukuman lagi. Kecemasan moral dialami oleh tokoh Sukroso. Sukroso cemas akan kesalahannya menilai pengarang muda. Setelah sadar bahwa kritiknya terhadap Ishak tidak sepenuhnya, ia merasa enggan untuk bertemu dengan Ishak. SUKROSO : Seperti ketakutan Ishak, sekarang baru aku tahu, apa yang sebenarnya di cita-citakan pengarang muda. Maafkan aku Ishak. ISHAK : Tidak ada yang harus dimaafkan, Tuan Sukroso. Tuan telah banyak berjasa ... SUKROSO : mengejek Dalam menghalangi? Ya. 2002 : 74 Universitas Sumatera Utara Manusia yang mengalami kecemasan, khususnya kecemasan moral, tentunya orang yang hati nuraninya cukup berkembang cenderung merasa bersalah apabila berbuat sesuatu yang bertentangan dengan norma moral. Kecemasan moral ini juga mempunyai dasar dalam realitas, karena dimasa lampau orang telah mendapat hukuman sebagai akibat dari perbuatan yang melanggar kode moral, dan mungkin akan mendapat hukuman lagi. Seperti halnya pada kutipan di atas, Sukroso mengalami kecemasan moral. Pada awal cerita telah digambarkan bahwa dia benar-benar tidak suka dengan cara Ishak menulis. Sebagai pengarang tua, ia kurang terima dengan cara menulis pengarang-pengaran muda. Ia beranggapan bahwa cara pengarang-pengarang muda terlalu realistis dalam menulis dalam kasus ini khususnya Ishak, kekasih Satilawati anaknya sendiri. Kecemasan moral juga dialami tokoh Perempuan Tua. Ia mulai merasa gelisah karena profesinya sebagai dukun. Hal ini tergambar dari percakapannya dengan Sukroso ketika Sukroso memintanya untuk memutuskan hubungan Ishak dengan Satilawati. SUKROSO : tapi, biar bagaimana juga orang berdua itu harus dipisahkan. Harus, harus, bi. Tolonglah aku sekali ini, bi. PEREMPUAN TUA : marah berdiri Jangan engkau pandai pula memaksa aku, Sukroso. Aku akan merusakkan cucuku, seperti berpuluh-puluh gadis yang telah aku rusakka? Tidak, sekali ini aku selidiki dulu, dan jika dapat sekali ini aku hendak membangunkan, ya membangunkan, menjinjing koper kecil itu lalu berjalan tergesa-gesa ke kanan diikuti Sukroso. 2001 : 33 Kegelisahan Perempuan Tua mulai ia rasakan ketika keponakannya, Sukroso memintanya datang ke kota dan meminta untuk memisakan Satilawati dan Ishak. Sukroso yakin bibinya mampu melakukannya karena ia adalah dukun yang terkenal hebat. Namun karena Satilawati adalah cucu kesayangannya, ia memilih untuk memikirkannya lebih dahulu. Sebab bila orang lain yang meminta, mungkin ia akan segera melakukannya demi uang. Universitas Sumatera Utara Tetapi rasa sayangnya kepada Satilawati menyadarkan bahwa selama ini ia telah salah dan ia berniat untuk bertobat. Ia malah ingin mempersatukan Satilawati dengan Ishak. SUKROSO: tidak ada salahnya. Tapi pemuda itu tidak ada yang dapat diharapkan dari dia. Ia mengarang, sangkanya ia sudah bisa mengarang, tapi sebenarnya ia tidak mempunyai bakat sam sekali. Pengarang akan menjadi besar dari karangan pertama yang telah dapat dilihat ... berjalan kian mari. PEREMPUAN TUA : Jadi? ... Engkau suruh aku ini untuk menghalangi itu? berdiam diri sejurus. Kadang-kadang kukutuki aku pandai sebagai dukun ini. Selalu merusakkan dan tidak pernah membangunkan, memperbaiki.2001 : 32 Dialog ini adalah saat Perempuan tua mulai mencari tahu mengapa ponakannya, Pak Orok ingin memisahkan Satilawati dengan Ishak. Karena ini menyangkut cucunya, Perempuan tua mulai merasa gelisah. Dia membayangkan bagaimana perasaan orang-orang yang telah ia pisahkan selama ini. Perempuan Tua pun merasa menyesal telah menjadi dukun, sebab hampir semua yang datang padanya selalu berniat merusak hubungan orang. Universitas Sumatera Utara

BAB IV KESIMPULAN

Kegelisahan dapat dikatakan sebagai perasaan tidak tentram, perasaan khawatir, tidak tenang, cemas, dan semacamnya. Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekhawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tecapai. Selanjutnya bila kita kaji, sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakikatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari sesuatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam. Dari kajian di atas, disimpulkan bahwa kegelisahan merupakan hal yang universal. Kegelisahan dapat dialami setiap orang tidak memperdulikan latar belakang dan kemampuan. Hal ini sangat wajar karena manusia memiliki hati dan perasaan. Universitas Sumatera Utara