Landasan Teori KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

Ilmu psikologi yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah psikologi kepribadian. Menurut Caplin 1999:362, psikologi kepribadian adalah segi pandangan yang menekankan hal penanaman dan peletakan tingkahlaku di dalam kepribadian individu. Menurut Alfred Alder dalam Calvin 1993:242 adalah ilmu perilaku tentang gaya hidup individu atau cara karakteristik seseorang dalam bereaksi dalam masalah-masalah dan tujuan hidup.

2.2. Landasan Teori

Landasan teori yang dipergunakan dalam pembahasan ini adalah teori struktural, yaitu meneliti karya sastra berdasarkan unsur-unsur yang terdapat pada karya itu, misalnya: tema, alur, perwatakan, latar, dan sudut pandang. Pendekatan struktural dapat dijadikan titik tumpu proses penelitian. Selanjutnya akan diterapkan teori psikoloanalisis untuk menelaah kejiwaan tokoh dalam karya sastra. Pendekatan struktural merupakan penelitian yang menganalisis suatu karya sastra secara keseluruhan, baik unsur-unsur di dalam karya sastra maupun unsur-unsur di luar karya sastra tersebut. A. Teew 1988 : 154 berpendapat bahwa analisis struktural merupakan langkah awal dalam proses pemberian makna, tetapi tidak boleh dimutlakkan dan juga tidak boleh ditiadakan. Teori dan dan metode dalam penelitian sastra disesuaikan dengan bahan yang ada. Pendekatan struktural itu terdiri atas beberapa macam teori, tetapi dalam hal ini dipergunakan teori menurut A.Teeuw dalam bukunya Sastra dan Ilmu Sastra. Menurut Teeuw 1984 : 135, pendekatan struktural mempunyai tujuan yaitu “Analisis Struktural bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, semendetail, dan semendalam mungkin, keterkaitan dan keterjalinan semua anasir dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh.” Selanjutnya penelitian ini diteruskan dengan analisis psikologi sastra. Dalam hal ini, peneliti menerapkan psikologi kepribadian terhadap setiap tokoh dalam drama Kejahatan Universitas Sumatera Utara Membalas Dendam. Psikologi kepribadian menurut Chaplin 1999:362 adalah segi pandangan yang menekankan hal penanaman dan peletakan tingkah laku di dalam kepribadian individu. Menurut Alfred Alder Calvin dan Gardner Linzey Penulis memilih analisis psikologi sastra karena dalam pendekatan psikologi identik dengan pendekatan ekspresif, yang menekankan pengekspresian ide-ide ke dalam karya sastra. Objek penelitian pendekatan melalui jiwa pengarangnya dan melalui tokoh-tokoh yang ditampilkan dalam karya sastra itu. Kejiwaan para tokoh dalam karya itu sekaligus merupakan implementasi jiwa pengarangnya dan sekaligus merupakan gejala psikologis sosial dari masyarakatnya. Kejiwaan para tokoh dalam karya sastra itu sekaligus merupakan cerminan jiwa pengarangnya. Melalui pendekatan ekspresif akan tergambar atau tercermin kejiwaan pengarang. Hal ini dapat dilihat melalui seorang tokoh atau lebih ataupun melalui bahasa pengarang. 1993:242 psikologi kepribadian merupakan ilmu prilaku tentang gaya hidup individu atau cara karakteristik seseorang dalam bereaksi dalam masalah-masalah dan tujuan hidup. Hubungan antara psikologi dengan sastra sebenarnya telah lama ada, semenjak usia ilmu itu sendiri. Akan tetapi penggunaan psikologi sebagai sebuah pendekatan dalam penelitian sastra belum lama dilakukan. Menurut Robert Downs 1961 : 1949 dalam Abdurrahman, 2003 : 1, bahwa psikologi itu sendiri bekerja pada suatu wilayah yang gelap, mistik dan paling peka terhadap bukti-bukti ilmiah. Dan wilayah yang gelap itu memang ada pada manusia, dari wilayah yang gelap itulah kemudian muncul perilaku serta aktifitas yang beragam, termasuk perilaku baik, buruk, kreatif, bersastra dan lain-lain. Menurut Hardjana 1991 : 60 pendekatan psikologi sastra dapat diartikan sebagai suatu cara analisis berdasarkan sudut pandang psikologi dan bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selalu saja membahas tentang peristiwa kehidupan manusia yang merupakan pancaran dalam menghayati dan mensikapi kehidupan. Disini fungsi psikologi itu sendiri Universitas Sumatera Utara adalah melakukan penjelajahan kedalam batin jiwa yang dilakukan terhadap tokoh-tokoh yang terdapat dalam karya sastra dan untuk mengetahui lebih jauh tentang seluk-beluk tindakan manusia dan reponnya terhadap tindakan lainnya. Psikologi sastra merupakan cabang ilmu sastra dari sudut psikologi. Perhatian diarahkan kepada pengarang dan pembaca sebagai psikologi komunikasi atau kepada teks sastra itu sendiri. Wellek dan Austin Warren 1989 : 90 menyatakan bahwa istilah psikologi sastra mempunyai empat kemungkinan pengertian. Yang pertama adalah studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi. Yang kedua adalah studi proses kreatif. Yang ketiga adalah studi tipe hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra, dan yang keempat adalah mempelajari dampak sastra pada pembaca atau disebut psikologi pembaca. Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa empat model dalam psikologi sastra meliputi pengarang, proses kreatif, karya sastra, dan pembaca. Psikologi sastra dengan demikian memiliki tiga gejala utama, yaitu pengarang, karya sastra dan pembaca. Fokus psikologi dalam psikologi karya sastra pada pengarang dan karya sastra, dibandingkan dengan pembaca. Untuk memahaminya harus dilihat bahwa pendekatan terhadap pengarang merupakan pemahaman atas ekspresi kesenimannya, karya sastra mengacu pada objektivitas karya, dan pembaca mengacu pada pragmatisme.

2.3. Tinjauan Pustaka