Potensi Produk Samping I ndustri Kelapa Saw it Sebagai Pakan Sapi Potong

18

4.3. Potensi Produk Samping I ndustri Kelapa Saw it Sebagai Pakan Sapi Potong

Dari hasil survei yang dilakukan terhadap petani kooperator diketahui karakteristik petani kelapa sawit seperti disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Karakteristik petani kelapa sawit di Desa Sumber Arum. No. Uraian Keterangan Minimum Maksimum Rata-rata 1. Umur petani tahun 40 59 48 2. Pendidikan formal tahun 6 16 9 3. Pengalaman usahatani Sawit tahun 5 14 8,75 4. Luas kebun sawit ha 0,25 1,5 0,72 5. Jumlah tenaga kerja dalam keluarga orang 1 2 1,6 Sumber: diolah dari data primer tahun 2016. Pada tabel 9 terlihat bahwa umur petani kelapa sawit di daerah ini masih tergolong pada kelompok usia kategori produktif, yaitu rata-rata 48 tahun dengan kisaran umur 40 – 59 tahun, sehingga dilihat secara fisik masih cukup potensial untuk mendukung aktivitas kegiatan usahatani sawit maupun ternak yang diusahakan. Dari segi pendidikan formal petani rata-rata relatif masih rendah yaitu 9 tahun atau tamat SD sebanyak 75 . Rendahnya tingkat pendidikan ini relatif akan mempengaruhi wawasan petani serta kemampuan mereka dalam menyerap inovasi teknologi budidaya sawit. Pengalaman rata-rata petani dalam usahatani sawit yaitu 8,75 tahun sudah cukup memadai untuk memahami berbagai permasalahan yang terkait dengan usahatani sawit. Dengan demikian pengalaman petani ini juga dapat berpengaruh pada keputusan mereka untuk memilih usahatani terbaik disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi. Kepemilikan lahan petani sawit rata rata 0,72 ha dengan kisaran antara 0,25 ha – 1,5 ha. Dari segi luasan lahan sebenarnya belum memadai untuk usahatani sawit karena secara ekonomi lahan usaha untuk kelapa sawit adalah minimal 5 ha. Namun untuk mengoptimalkan hasil yang diharapkan diperlukan intensifikasi usahatani baik mengoptimalkan teknologi budidaya dengan inovasi terkoni maupun mengintegrasikan dengan komoditas lainnya seperti ternak. Dari segi jumlah tenaga kerja keluarga ikut mempengaruhi kemampuan petani dalam mengelola kebun, karena tenaga kerja dipandang sebagai faktor produksi yang penting peranannya dalam suatu kegiatan usahatani. Jumlah tenaga kerja dalam 19 keluarga petani sawit disini berkisar antara 1 – 2 orang atau rata rata 1,6 orang. Untuk tanaman sawit yang telah menghasilkan diperkirakan jumlah tenaga kerja ini belum mencukupi khususnya untuk kegiatan pemeliharaan dan panen, untuk itu pada kegiatan tertentu diperlukan tambahan tenaga kerja dari luar keluarga seperti dalam kegiatan pemupukan dan pengendalian gulma. Dilihat dari segi potensi di khususnya di daerah kajian di Kabupaten Seluma. Hal ini didukung oleh kesesuaian dan ketersediaan lahan kering yang sangat luas bagi pengembangan tanaman perkebunan kususnya kelapa sawit . Berdasarkan potensi, maka peluang atau prospek pengembangan usahatani kelapa sawit perlu diintegrasikan dengan ternak sapi. Sistem integrasi tanaman kelapa sawit dengan ternak sapi adalah suatu sistem pertanian yang dicirikan oleh keterkaitan yang erat antara komponen tanaman dan ternak dalam suatu kegiatan usahatani atau dalam suatu wilayah. Keterkaitan tersebut merupakan suatu faktor pemicu dalam mendorong pertumbuhan pendapatan petani dan pertumbuhan ekonomi wilayah secara berkelanjutan. Sistem integrasi tanaman ternak dalam sistem usaha pertanian di suatu wilayah merupakan ilmu rancang bangun dan rekayasa sumberdaya pertanian yang tuntas. Keuntungan sistem integrasi tanaman – ternak adalah: 1 diversifikasi penggunaan sumberdaya, 2 mengurangi resiko usaha, 3 efisiensi penggunaan tenaga kerja, 4 efisiensi penggunaan input produksi, 5 mengurangi ketergantungan energi kimia, 6 ramah lingkungan, 7 meningkatkan produksi, dan 8 pendapatan rumah tangga petani yang berkelanjutan. Sistem integrasi tanaman – ternak memadukan sistem usahatani tanaman dengan sistem usahatani ternak secara sinergis sehingga terbentuk suatu sistem yang efektif, efisien dan ramah lingkungan. Potensi Limbah Kelapa saw it Sebagai pakan Ternak Sapi Usaha peternak sapi potong pada kawasan perkebunan kelapa sawit pada intinya merupakan usaha untuk mendekatkan sumber pakan kepada ternak sapi, mengingat usaha tersebut tidak menguntungkan karena biaya pakan yang tinggi Diwyanto dan Priyanti 2005. Manajemen pemeliharaan biasanya bergantung pada keinginan pemilik kebun kelapa sawit, namun pada prinsipnya dapat dilakukan secara in-situ, atau ex-situ Djajanegara 2005, yang terpenting siklus biologisnya tidak terputus. Hasil samping limbah dari satu subsistem produksi 20 menjadi input bagi subsistem produksi lain. Pelepah dan daun kelapa sawit dapat dijadikan sumber pakan untuk ternak sapi, namun daun kelapa sawit masih mengandung lidi yang menyulitkan ternak dalam mengkonsumsinya, selain memerlukan tambahan waktu untuk menghilangkannya. Masalah tersebut dapat diatasi dengan pencacahan yang di lanjutkan dengan pengeringan dan penggilingan untuk dibuat pelet atau balok Mathius, 2008. Kandungan nutrisi daun tanpa lidi dan pelepah kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Kandungan nutrisi daun tanpa lidi dan pelepah kelapa sawit Kandungan nutrisi Daun tanpa lidi Pelepah Bahan kering 46,18 26,07 Protein kasar 14,12 3,07 Lemak kasar 4,37 1,07 Serat kasar 21,52 50,94 Kalsium 0,84 0,96 Fosfor 1,07 0,08 Energi kkal kg 4,461 4.841 Produksi kg BK ha tahun 658 1.640 Sumber: Mathius 2003. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan menunjukkan bahwa untuk setiap pohon kelapa sawit yang sudah berproduksi dapat menghasilkan 22 pelepah, dengan rataan bobot pelepah perbatang mencapai 5 kg hasil identifikasi oleh Sitompul 2004 bahwa rata-rata berat pelepah adalah 7 kg. Jumlah ini setara dengan 14.300 kg 22 pelepah x 130 pohon x 5 kg pelepah segar yang dihasilkan untuk setiap ha dalam satu tahun, dengan bahan kering adalah 3.729 kg ha tahun. Luasan perkebunan kelapa sawit rakyat dan produksi limbahnya di Kabupaten Seluma dapat dilihat pada Tabel 11 dan luas perkebunan swasta di Kabupaten Seluma pada Tabel 12. Jika diasumsikan bahwa luasan perkebunan kelapa sawit rakyat yang telah menghasilkan 60 dari luasan pertanaman kelapa sawit, maka limbah yang bisa peroleh adalah 58.597.318 kg tahun. Dengan demikian, apabila limbah tersebut diberikan pada ternak sapi sejumlah 50 dari kebutuhan satuan ternak ST ruminasia dengan bobot hidup 250 kg konsumsi bahan kering 3,5 dari bobot hidup, maka daya tampung limbah kelapa sawit dari perkebunan rakyat untuk pakan adalah 58.597.318 kg: 4,375 kg hari setara dengan 36.547 ST, sedangkan daya tampung dari ternak sapi pada perkebunan besar adalah 27.773.592 kg : 4,375 kg hari sebanyak 17.392 ST. Menurut Purba dan Ginting 21 1995 dalam Utomo, dkk 2012 menyatakan bahwa pelepah kelapa sawit dapat menggantikan rumput sampai 80 , namun perlu pakan tambahan berupa rumput atau limbah pabrik kelapa sawit. Sedangkan Mathius, dkk. 2004 membatasi jumlah pemberian pelepah maksimum 33 dari total kebutuhan bahan kering. Namun Azmi dan Gunawan 2005 menyatakan bahwa pemberian pelepah sawit sampai mencapai 55 mampu meningkatkan PBBH sapi menjadi 226,7 gram ekor hari dari 216 gram ekor hari pada pola petani. Tabel 11. Luasan Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat dan Produksi Limbahnya di Kabupaten Seluma. No Kecamatan Luas Perkebunan Rakyat ha Produksi Pelepah daun kg tahun 1 Semidang Alas Maras 2.343 5.330.796 2 Semidang Alas 2.276 5.178.355 3 Talo 1.091 2.482.243 4 I lir Talo 3.682 8.377.286 5 Talo Kecil 1.515 3.446.928 6 Ulu Talo 1.005 2.286.576 7 Seluma 280 637.056 8 Seluma Selatan 1.737 3.952.022 9 Seluma Barat 2.743 6.240.873 10 Seluma Timur 1.262 2.871.302 11 Seluma Utara 805 1.831.536 12 Sukaraja 8.173 18.595.209 13 Air Periukan 3.518 8.140.665 14 Lubuk Sandi 924 2.102.284 Total 31.354 58.597.318 Sumber : Analisis data Skunder dan Primer 2016. Tabel 12. Luasan Perkebunan Besar di Kabupaten Seluma dan Produksi Limbahnya. No Nama perusahaan Luas Tanaman ha Produksi Pelepah daun kg tahun 1 2 PTPN VI I PT.Agrindo I ndah Persada 587 2.188.923 3 PT. Agri Andalas 6.861 25.584.669 Total 7.448 27.773.592 Sumber: Analisis data skunder dan primer 2016 Asumsi: Daya tampung pohon kelapa sawit 130 batang ha Produksi pelepah 22 pelepah pohon tahun Bobot pelepah: 5 kg pelepah Bahan Kering: 26,07 22 Produksi limbah kelapa sawit berupa solid decanter di Kabupaten Seluma dapat dilihat pada tabel 13. Tabel 13. Hasil limbah Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Berupa Solid di Kabupaten Seluma. No Nama Pabrik Hasil limbah solid ton ha 1 PTPN VI I 2 PT. Agrindo I ndah Persada 15 3 PT. Agri Andalas 10,5 Jumlah 25,5 Sumber: diolah dari data primer tahun 2016 Produksi limbah pabrik kelapa sawit berupa solid decanter di Kabupaten Seluma adalah sebanyak 25,5 ton hari, sehingga apabila diberikan pada ternak sapi sebanyak 5 kg ekor hari untuk sapi penggemukan, maka dapat memenuhi kebutuhan ternak sapi sebanyak 5.100 ekor dan apabila diberikan pada ternak sapi induk dengan kebutuhan 2 kg ekor hari maka dapat memenuhi kebutuhan ternak sapi sebanyak 12.750 ekor.

4.4. Demplot Penggemukan Sapi Bali Berbasis Produk Samping I ndustri Kelapa Saw it