Uji Asumsi Klasik Teknik Analisis Data

2. Riset Kepustakaan Yaitu metode pengumpulan data dengan cara mempelajari literatur atau buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti serta mengumpulkan dan melengkapi data yang dibutuhkan.

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang tergolong dalam jenis perusahaan manufaktur. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 155 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, namun penulis hanya mengambil 15 sampel perusahaan, dimana sampel ini diambil secara random. Teknik atau metode pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu dengan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri- ciri atau sifat yang sudah diketahui sebelumnya. Kriteria perusahaan yang sesuai untuk sampel penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Perusahaan yang termasuk dalam industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. b. Perusahaan selama periode analisis memperoleh laba, dan membagikan deviden dalam bentuk tunai kas.

3.6 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis statistik dan menggunakan software SPSS 18.

3.6.1 Uji Asumsi Klasik

Peneliti melakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Asumsi klasik adalah asumsi yang dasar yang harus dipenuhi dalam model regresi. Universitas Sumatera Utara a. Uji Normalitas Sebelum dilakukan analisis terhadap hasil regresi perlu dilakukan pengujian terhadap kenormalan data dari penelitian yang dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memenuhi syarat dari pengujian parametrik dimana data harus berdistribusi normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik-titik pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan normalitas adalah sebagai berikut:  jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,  jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikolineritas Menurut Ghozali 2005, uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Pengujian multikolineritas dilakukan dengan melihat VIF antar variabel independen. Nilai cut off yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolineritas adalah VIF 10. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi telah terjadi ketidaksamaan varian dari residual atas suatu pengamatan lainnya. Heteroskedastisitas merupakan keadaan di mana seluruh faktor pengganggu tidak memiliki varian yang sama untuk seluruh Universitas Sumatera Utara pengamatan atas variabel independen. Untuk melihat ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterpolt. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini t dengan kesalahan pengganggu sebelumnya t-1. Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi.  Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.  Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.  Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

3.6.2 Pengujian Hipotesis