Tabel 4.6 Hasil uji statistik durbin-watson
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .596
a
.355 .302
568.71662 2.472
a. Predictors: Constant, CR, ROI, TATO, EPS b. Dependent Variable: Cash Devidend
Berdasarkan tabel 4.6 hasil uji Durbin-Watson sebesar 2,472. Nilai DW dalam perhitungan tersebut akan dibandingkan dengan nilai kritis
tabel Durbin-Watson. Untuk variabel bebas k = 4 dan jumlah sampel N = 54 besar DW tabel dl batas luar = 2,650 dan du batas dalam =
1,350; 4–du =2,2264. Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat perbandingan nilai DW berada diantara du dan 4–du 1,350 2,472 2,650.
Menurut tabel 4.6, nilai ini menunjukan suatu kesimpulan bahwa model regresi linier dalam penelitian menunjukan tidak terjadinya
autokorelasi, sehingga model regresi penelitian ini masih layak digunakan.
4.2.3. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan dua tahap, yakni uji t dan uji F. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial akan
diketahui dengan menggunakan uji t. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan akan dilihat dengan menggunakan uji F.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
4.2.3.1. Uji Signifikansi Parsial t-test
Universitas Sumatera Utara
Uji t
dilakukan untuk
mengetahui hubungan
antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara
parsial. Pengujian statistik t dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh setiap variabel independen terhadap
variabel dependen secara parsial. Cara melakukan uji t adalah dengan membandingkan signifikansi t hitung dengan ketentuan jika
signifikansi 0,05 maka variabel independen secara parsial memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Jika signifikansinya 0,05
maka variabel independen secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Tabel 4.7 berikut menunjukkan hasil uji t:
Tabel 4.7 Hasil uji parsial t-test
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error
Beta 1
Constant 1630.898 390.999
4.171 .000
CR -197.731
55.859 -.450 -.3.540
.001 ROI
40.492 9.963
.538 4.064
.000 TATO
-879.435 232.202 -.547
-3.787 .000
EPS -.578
.373 -.180
-1.549 .128
a. Dependent Variable: Cash Devidend Sumber : output SPSS
Tabel 4.7 menunjukan hasil pengujian statistik t sehingga dapat menjelaskan pengaruh variabel independen secara parsial.
Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat bahwa variabel CR, ROI, TATO berpengaruh signifikan terhadap cash devidend karena ketiga
Universitas Sumatera Utara
variabel tersebut masing-masing memiliki signifikansi sebesar 0.001, 0.000, dan 0.000 yang lebih kecil dari 0,05. Sedangkan variabel EPS
tidak berpengaruh signifikansi terhadap cash devidend sebesar 0,128 dimana signifikansi variabel tersebut lebih besar dari 0,05.
4.2.3.2. Uji Signifikansi Simultan F-test
Uji F ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. Untuk
mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dilakukan uji statistik F dengan tingkat keyakinan
95. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi signifikansi F hitung dengan ketentuan jika signifikansi 0,05 maka
variabel independen secara simultan bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Jika signifikansinya
0,05 maka variabel independen secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Tabel 4.8. berikut menunjukkan hasil uji
F:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Hasil uji simultan F-test
ANOVA
b
Model Sum of
Squares Df
Mean Square
F Sig.
1 Regression
8719420.869 4 2179855.217
6.740 .000
a
Residual 1.585E7
49 323438.590
Total 2.457E7
53 a. Predictors: Constant, CR, ROI, TATO, EPS
Sumber : output SPSS
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua variabel independen CR, ROI, TATO, EPS secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen cash devidend. Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikansinya yang sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05.
4.2.3.3. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R Square menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R Square
R
2
dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square R
2
berkisar antara 0 sampai 1. Apabila nilai R Square R
2
semakin mendekati 1, maka variabel-variabel independen mendekati semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R Square maka kemampuan variabel-variabel
independen untuk menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas.
Universitas Sumatera Utara
Pada umumnya sampel dengan data deret waktu time series memiliki R Square maupun Adjusted R Square cukup tinggi diatas
0,5. R square memiliki kelemahan yaitu nilai R Square R
2
akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel dependen meskipun
variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dalam kenyataannya nilai adjusted R Square dapat
bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R Square negatif, maka nilai
adjusted R Square dianggap Nol.
Tabel 4.9 Hasil Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .596
a
.355 .302
568.71662 2.472
a. Predictors: Constant, CR, ROI, TATO, EPS b. Dependent Variable: Cash Devidend
Pada tabel 4.9, Output SPSS memiliki nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan Adjusted R Square sebesar 0,302. Artinya
30.2 variabel dependen cash devidend dijelaskan oleh variabel independen CR, ROI, TATO, EPS, dan sisanya 69,8 dijelaskan oleh
variabel lain di luar variabel yang digunakan. Standar Error of Estimate SEE adalah sebesar 568,71662 yang mana semakin besar SEE akan
membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Pembahasan
Hasil pengujian regresi secara simultan menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan variabel-variabel Current Ratio CR, Return On Investment ROI,
Total Assets Turn Over TATO dan Earnings Per Share EPS, secara bersama-
sama mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel dependen cash dividend atau deviden kas di Bursa Efek Indonesia. Temuan dalam penelitian ini berarti
mendukung hasil penelitian sebelumnya oleh Efendri 1993 yang menunjukkan bahwa variabel Earnings Per Share EPS, berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan pembagian deviden kas 84 perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia.
Variabel Earnings Per Share EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap kas deviden yang dihasilkan. Semakin besar tingkat kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham, maka dalam hal ini akan mempengaruhi besarnya kas deviden yang dibagikan oleh perusahaan
tersebut pada investor, demikian pula apabila terjadi sebaliknya. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya oleh Efendri 1993 yang menyatakan
bahwa earnings per share mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap kas deviden.
Hasil pengukuran pada variabel lain menunjukkan nilai yang bertentangan dimana variabel Current Ratio CR, dan Total Assets Turn Over TATO
memberikan pengaruh yang negatif terhadap kas deviden yang dihasilkan. Hal ini menunjukkan setiap peningkatan Current Ratio CR, dan Total Assets Turn Over
TATO akan menurunkan kas deviden yang dibagikan, demikian pula sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara