Kerangka Pikir KAJIAN PUSTAKA

26 maupun pada taraf oposisi psikoseksual yang melalui proses. Dalam suatu teks verbal, perlawanan yang bersifat simbolik seperti ini dapat dikodekan melalui islilah-istilah retoris seperti antitesis, yang mcrupakan hal yang istimewa dalam sistem symbol Barthes. 4. Kode Paretik atau kode tindakanlakuan. Kode Paretik Mau kode tindakanlakuan dianggapnya sebagai perlengkapan utama teks yang dibaca orang; artinya, antara lain, semua teks yang bersifat naratif. Kita mengenal kode lakuan atau peristiwa karena dapat memahaminya. Pada kebanyakan fiksi kita selalu rnengharap lakuan di isi sampai lakuan utama menjadi perlengkapan utama suatu teks. 5. Kode Gnomik atau kode kultural Kode ini merupakan acuan teks benda-benda yang sudah diketahui dan dikodifikasi oleh budaya. Menurut Barthes, realisme tradisional didefinisi oleh acuan ke apa yang telah diketahui. Rumusan suatu budaya atau subbudaya adalah hal-hal kccil yang tclah dikodifikasi yang di atasnya para penulis bertumpu.

2.2. Kerangka Pikir

Setiap individu mcmiliki latar belakang yang berbeda-beda dalam memaknai suatu peristiwa atau obyek. Hal ini dikarenakan latar belakang pengalaman field of experience dan pcngetahuan frame of reference yang berbeda-beda pada setiap individu tersebut dalam menciptakan sebuah pesan komunikasi, dalam hal ini pesan disampaikan dalam bentuk lagu, maka pencinta lagu juga tidak terlepas dari dua hal di atas. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 27 Begitu juga peneliti tidak menggunakan metode semiotik Peirce karena dalam lirik lagu Pilih Sidang Atau Berdamai kata-kata yang digunakan adalah kata-kata lugas atau kalimat langsung sehingga peneliti tidak banyak menemukan adanya simbol -simbol yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan analisis. Tapi tidak berarti hahasa tidak langsung tidak ada sama sekali di sini, oleh karena itu peneliti menggunakan mctode semiotik Roland Barthes dengan mcnitikbcratkan pada tanda denotative dan tanda konotatif Roland Barthes membahas menunjukkan aspek denotative tanda-tanda dalam budaya dangdut remix menyingkapkan konotasi yang pada dasarnya adalah mitos-mitos yang dibangkitkan oleh sistem tanda yang lebih luas yang membentuk masyarakat. Dari data-data berupa link lagu Pilih Sidang Atau Berdamai, kata-kata dan rangkaian kalimat lirik lagu tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan metode semiotik Roland Barthes menitikberatkan pada aspek denotasi sistem tanda pertama dan aspek konotasi sistem retoris atau mitologi yang pada akhirya diperolch kebaruan makna sehingga menghasilkan suatu interpretasi bagaimana pemaknaan damai dalam Iirik lagu tersebut. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 28

BAB III METODE PENEL.ITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis pendekatan yang digunakan dalam penclitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif, dimana dalam pendekatan deskriptif kualitatif akan dapat menginterprestasikan secara rinci pcmaknaan tiap lirik dalam lagu Pilih Sidang Atau Berdamai karya grup musik Morfem” Pemaknaan lirik lagu Pilih Sidang Atau Berdamai dari grup musik Morfem adalah untuk mengetahui bagaimanakah representasi damai. Dengan menggunakan metode analisis semiotik, pemaknaan yang dilakukan peneliti dapat lebih menghasilkan uraian yang mendalam tentang tulisan yang dapat diamati. Kemudian untuk menginteprestasikan bagaimana representasi damai dalam lirik lagu Pilih Sidang Atau Berdamai dari grup musik Morfem maka perlu terlebih dahulu diketahui sistem tanda yang ada pada lirik lagu tersebut. Dengan menggunakan metode analisis semiotik, pemaknaan yang dilakukan peneliti dapat lebih menghasilkan uraian yang mendalam tentang tulisan yang dapat diamati peneliti menggunakan. Dalam penelitian ini metode pendekatan semiotika Barthes,, alasan menggunakan pendekatan Barthes adalah pendekatan ini menganggap bahasa mempunyai dua tingkatan, bahasa tingkat pertama adalah bahasa sebagai obyek dan bahasa tingkat kedua sebagai metabahasa. Bahasa ini merupakan suatu sistem tanda yang memuat petanda dan penanda Kurniawan,2001:115. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dokumen yang terkait

PEMAKNAAN LIRIK LAGU “AYAH” GROUP BAND SEVENTEEN (Studi semiologi roland barthes terhadap lirik lagu “Ayah” oleh kelompok musik Seventeen Band).

3 46 86

REPRESENTASI”SENSUALITAS”DALAM LIRIK LAGU ”BIBIR “ OLEH SAMANTHA BAND (Studi Semiologi Tentang Represenatasi ”Sensualitas”Pada Lirik Lagu”Bibir” Oleh Samantha Band).

1 15 66

REPRESENTASI KESALEHAN ANAK DALAM LIRIK LAGU ( Studi Semiotik Representasi Kesalehan Anak Terhadap Lirik Lagu “ Do’a Untuk Ibu ” Oleh Kelompok Musik Band Ungu ).

0 0 100

REPRESENTASI KASIH SAYANG DALAM LIRIK LAGU (Studi Semiotika tentang Representasi Kasih Sayang dalam Lirik Lagu “Ibu” yang dipopulerkan oleh Sulis).

1 6 124

PEMAKNAAN LIRIK LAGU ”TENDANGAN DARI LANGIT’’ DARI GROUP BAND KOTAK.

2 59 73

REPRESENTASI CINTA DAMAI DALAM LIRIK LAGU ” PERDAMAIAN ’’ (Studi Semiologi Representasi Dalam Lirik Lagu ’’ Perdamaian ’’ Oleh Band GIGI).

0 5 64

REPRESENTASI CINTA DAMAI DALAM LIRIK LAGU ” PERDAMAIAN ’’ (Studi Semiologi Representasi Dalam Lirik Lagu ’’ Perdamaian ’’ Oleh Band GIGI)

0 0 15

PEMAKNAAN LIRIK LAGU ”TENDANGAN DARI LANGIT’’ DARI GROUP BAND KOTAK

0 0 8

REPRESENTASI PENYUAPAN DALAM LIRIK LAGU PILIH SIDANG ATAU BERDAMAI OLEH GROUP BAND MORFEM (Studi Semiotika Representasi Penyuapan Dalam Lirik Lagu ”Pilih Sidang Atau Berdamai” Dari Group Band Morfem)

0 0 13

REPRESENTASI”SENSUALITAS”DALAM LIRIK LAGU ”BIBIR “ OLEH SAMANTHA BAND (Studi Semiologi Tentang Represenatasi ”Sensualitas”Pada Lirik Lagu”Bibir” Oleh Samantha Band)

0 0 18