40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Pengertian keluarga dapat ditinjau dari dimensi hubungan darah dan hubungan social. Dalam dimensi hubungan darah, merupakan kesatuan yang
diikat oleh hubungan darah antara satu dengan yang lainnya. Keluarga dapat dibedakan menjadi keluarga besar dan keluarga inti.
Sedangkan dalam dimensi hubungan social, keluarga merupakan satu kesatuan yang diikat adanya saling berhubungan atau interaksi dan saling
mempengaruhi, walaupun diantara mereka tidak terdapat hubungan darah. Djamarah, 2004 : 16.
Keluarga merupakan wadah pembentukan pribadi anggota keluarga terutama untuk anak – anaknya yang sedang mengalami pertumbuhan fisik dan
rohani. Dengan demikian kedudukan keluarga sangat fundamental dan mempunyai peranan yang vitak bagi pendidikan seorang akan lingkungan
keluarga, secara potensial dapat membentuk pribadi anak atau seseorang untuk hidup secara lebih bertanggung jawab.
Dalam hal ini didalam keluarga perlu adanya pola komunikasi. Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih
dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Dengan demikian, yang dimaksud dengan pola komunikasi adalah pola hubungan antara
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
41
dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Bahri, 2004 : 1.
Pemahaman lainnya, pola komunikasi adalah suatu gambaran sederhana dari proses komunikasi yang memperlibatkan kaitan antara satu komponen komunikasi
dengan komponen lain. Dalam Peraturan Pemerintah RI No. 21 Tahun 1994 tentang
penyelenggaraan pembangunan keluarga sejahtera, Bab I, Pasal I, Ayat 2, disebutkan, bahwa: Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan
atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan
yang serasi, selaras dan seimbang antara anggota dan antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungan Djamarah, 2004:19.
Untuk menciptakan keluarga sejahtera tidak mudah. Kaya atau miskin bukan satu – satunya indikator untuk menilai sejahtera atau tidak suatu keluarga.
Buktinya cukup banyak ditemukan keluarga yang kaya secara ekonomi ditengah kehidupan masyarakat, tetapi belum mendapatkan kebahagiaan. Tetapi tidak
mustahil bagi keluarga yang miskin secara ekonomi ditemukan kebahagiaan. Oleh karena itu, kaya atau miskin bukan suatu jaminan untuk menilai kualitas suatu
keluarga karena banyak aspek lain yang ikut menentukan, yaitu aspek pendidikan, kesehatan, budaya, kemandirian keluarga dan mental spiritual serta nilai – nilai
agama yang merupakan dasar untuk mencapai dasar untuk mencapai keluarga sejahtera. Djamarah, 2004:19.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
42
Dalam rangka untuk membangun keluarga yang berkwalitas tidak terlepas dari usaha anggota keluarga untuk mengembangkan keluarga yang berkwalitas
yang diarahkan pada terwujudnya kualitas keluarga yang bercirikan kemandirian keluarga dan ketahanan keluarga. Sedangkan penyelenggaraan pengembangan
keluarga yang berkualitas ditujukan agar keluarga dapat memenuhi kebutuhan spiritual dan materiil sehingga dapat menjalankan fungsi keluarga secara optimal.
Sedangkan fungsi keluarga itu sendiri berkaitan langsung dengan aspek – aspek keagamaan, budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi, sosialisasi dan
pendidikan, ekonomi, dan pembinaan lingkungan. Djamarah, 2004:19.
4.1.2 Penyajian Data
Penelitian ini dilakukan di Surabaya selama tiga minggu. Sebagaimana telah ditetapkan sebelumnya, subjek penelitian yang dijadikan informan adalah
orang tua yang mempunyai remaja yang pernah melakukan seks pra nikah, remaja putra dan putri yang pernah melakukan hubungan seks di luar nikah, orang tua
yang mempunyai anak remaja yang tidak melakukan hubungan seks pra nikah dan remaja putra dan putri yang tidak melakukan hubungan seks pra nikah.
Data diperoleh dengan menggunakan tape recorder wawancara secara mendalam yang dilakukan terhadap orang tua dan remaja dalam memahami resiko
seks pra nikah di Surabaya. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi sebanyak – banyaknya dari informan, dan observasi dilakukan untuk mengamati
perilaku dan perkembangan dari situasi yang diteliti sendiri. Data yang diperoleh
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
43
tersebut akan disajikan secara deskriptip dan dianalisis secara kualitatiif sehingga diperoleh gambaran, jawaban serta kesimpulan dari pokok permasalahan.
4.1.3 Identitas Responden
Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai responden atau informan adalah :
1. Keluarga, khususnya keluarga yang terdiri dari ayah, ibu serta anak remaja.
Pemilihan jenis keluarga pada penelitian ini lebih ditujukan pada orang tua yang mempunyai anak remaja yang melakukan seks pra nikah dan remaja
yang tidak melakukan seks pra nikah. Untuk member keragaman jawaban atas pertanyaan – pertanyaan yang diajukan dalam wawancara, keluarga yang
dipilih yaitu keluarga yang terlalu otoriter dan keluarga yang tidak mengekang remajanya.
2. Remaja, dalam penelitian ini adalah remaja dengan kategori usia 16 – 21 tahun
karena pada usia ini pergaulan remaja mulai berkaitan dengan teman – temannya sekolah atau sekitar lingkungannya terhadap dirinya. Narasumber
bisa berjenis kelamin laki – laki ataupun perempuan. 3.
Identitas Informan I Informan satu terdiri dari Ayah, yang berusia 54 tahun, Ibu yang
berusia 53 tahun dan remaja putri yang berusia 19 tahun. Orang tua informan satu bekerja sebagai wiraswasta. Tempat tinggalnya di daerah Kutisari
Surabaya. Seorang ayah bekerja sebagai penjahit dan ibu sebagai pemilik usaha air isi ulang. Sedangkan remaja putri sedang melakukan studi disalah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
44
satu universitas di Surabaya mengambil jurusan Pariwisata Perhotelan. Karena membuka usaha di rumah, jadi waktu untuk bekerja bisa setiap saat. Agama
yang dianut Ayah adalah Islam, ibu dan remaja putri menganut Kristen protestan. Dalam keluarga pertama terdapat lima orang anak. Waktu bertemu
remaja dengan keluarga khususnya dengan orang tua terjadi saat jam makan bersama yaitu saat makan pagi dan makan malam. Remaja lebih sering
bertemu dengan ibunya karena si ayah selalu keluar rumah untuk mengantar kiriman jaitan atau sedang ada panggilan untuk mengukur ukuran baju
dirumah pelanggan. Di dalam keluarga pertama selalu ada bercengkeramah bersama saat ada dimeja makan bersama atau sedang menonton tv bersama
saat malam hari. Disitu baru terlihat ada komunikasi antar keluarga. Namun yang diceritakan dalam obrolan bukan masalah pribadi yang dialami
keseharian namun menganai tayangan tv yang pasa saat itu diliat, misalnya tentang gossip artis atau mengenai ranah politik. Untuk masalah pribadi, anak
remaja selalu menceritakan kepada ibunya. 4.
Identitas Informan II Informan dua terdiri dari Ayah, yang berusia 48 tahun, Ibu yang
berusia 44 tahun dan remaja putri yang berusia 21 tahun. Tempat tinggalnya di daerah Trenggilis Surabaya. Seorang ayah bekerja sebagai pengawas SPBU
dan ibu sebagai ibu rumah tangga, sedangkan remaja putri sedang melakukan studi disalah satu universitas di Surabaya mengambil jurusan Komunikasi.
Ayah bekerja di luar kota dan untuk bertemu dengan anaknya tiap weekend saja. Agama yang dianut keluarga kedua adalah Islam. Dalam keluarga kedua
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
45
terdapat dua orang anak. Komunikasi yang terjalin pada keluarga kedua ini terjadi saat weeken saja ketika si ayah telah pulang atau pada saat satu
keluarga ini sedang keluar bersama entah sekedar jalan – jalan atau menghadiri acara keluarga. Jika komunikasi antara ibu dan remaja terjalin jika
ibu bertanya lebih dulu kepada putrinya tentang suatu hal, jika ibu tidak menanyai terlebih dulu maka remaja ini tidak akan cerita apapun. Karena
remaja ini sering ditinggal ayahnya dan jarang bertemu ayahnya, dia merasa kehilangan sosok ayah dalam hidupnya sehingga remaja ini mencari pacar
yang usianya jauh darinya yang hanya pantas menjadi seorang ayahnya. Remaja ini memang nyaman berdampingan dengan pacarnya karena pacarnya
bisa mengerti dan dapat memahami remaja ini. 5.
Identitas Informan III Informan tiga terdiri dari Ayah, yang berusia 46 tahun, Ibu yang
berusia 44 tahun dan remaja putra yang berusia 20 tahun. Orang tua informan tiga bekerja sebagai wiraswasta. Tempat tinggalnya di daerah Kutisari
Surabaya. Seorang ayah bekerja sebagai pengantar air isi ulang dan ibu bekerja sebagai buruh pabrik tremos, sedangkan remaja putra melakukan studi
disalah satu universitas di Surabaya mengambil jurusan Teknik Industri. Ayah bekerja mulai pukul 07.30 – 20.00 WIB. Ibu bekerja mulai pukul 07.30 –
16.00 WIB. Remaja putra ini jika pergi kekampus berangkat pukul 08.00 WIB, jika sore terkadang ia membantu ayahnya untuk mengantar air isi ulang
ke para pelanggannya. Agama yang dianut keluarga kedua adalah Islam. Dalam keluarga ketiga terdapat dua anak. Dalam keluarga ketiga ini bisa
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
46
tergolong keluarga yang sibuk karena dari pagi sampai sore orang tua bekerja, dan remaja ini juga membantu ayahnya bekerja. Namun memang dibiasakan
kalau sore waktu santai diterapkan untuk berkumpul bersama entah itu sekedar ngobrol – ngobrol atau onton tv bareng sebelum tidur. Hal tersebut dilakukan
agar hubungan orang tua dan anak tidak terjadi kerenggangan dan anak bisa menganggap orang tua sebagai teman agar ada keterbukaan satu sama lain.
6. Identitas Informan IV
Informan empat terdiri dari Ayah, yang berusia 46 tahun, Ibu yang berusia 32 tahun dan remaja putra yang berusia 21 tahun. Orang tua informan
keempat bekerja sebagai wiraswasta. Tempat tinggalnya di daerah Sutorejo Surabaya. Seorang ayah bekerja sebagai pedagang bakso keliling dan ibu
bekerja penjahit sprei, sedangkan remaja putra sedang tidak bekerja setelah tamat SMU dan sukanya terus saja pergi nongkrong bersama teman - temanya.
Agama yang dianut keluarga keempat adalah Islam. Dalam keluarga keempat terdapat tiga orang anak. Remaja ini orang tuanya sudah bercerai, namun dia
tinggal bersama ibu tirinya dan ibu kandungnya ada di luar pulau. Ayahnya tidak terlalu menghiraukan remaja ini, dia hanya sibuk mencari uang tanpa
memikirkan anaknya. Dengan gampangnya dia memasukan anaknya ke pondok pesantren demi mendapatkan ajaran yang benar, namun di situlah awal
mula ayah ini lepas tangan untuk mengontrol anaknya. 7.
Identitas Informan V Informan lima terdiri dari Ibu yang berusia 41 tahun dan remaja putra
yang berusia 21 tahun. Orang tua informan kelima bekerja sebagai wiraswasta.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
47
Tempat tinggalnya di daerah Mulyosari Surabaya. Seorang ibu bekerja sebagai EO, sedangkan remaja putra bekerja jadi pegawai di salah satu perusahaan
swasta. Karena EO adalah pekerjaan yang bisa dikatakan partime, maka setiap saat ibu ini ada dirumah jika tidak ada job. Agama yang dianut ibu pada
keluarga kelima adalah islam dan agama yang dianut oleh remaja putra adalah Kristen Protestan. Dalam keluarga kelima terdapat tiga orang anak. Keluarga
kelima ini mengalami keluarga yang broken home. Si ayah langsung pergi meninggalkan anak – anaknya setelah bercerai dan tidak ada kabar. Namun
disini anak – anak remajanya sangat santun menghadapi orang terlebih mamanya sendiri. Di keluarga ini mama merupakan sahabat serta kakak bagi
remaja ini, tidak ada renggang hubungan sedikit pun. Apa yang dilakukan remaja ini, si ibu pun tau, remaja ini pun tidak pernah berbohong kepada
ibunya dan berusaha tidak menyakiti hati ibunya. Si ibu tidak pernah marah kepada anak – anaknya dan begitu pula remaja – remajanya tidak pernah
membuat ulah yang sampai membuat ibunya marah. Waktu untuk berbincang bersama setiap sore sehabis remaja ini pulang kerja, setiap hari pasti terjadi
seperti itu agar tidak ada kerenggangan hubungan antara ibu dengan anak. 8.
Identitas Informan VI Informan keenam terdiri dari Ayah yang berusia 50 tahun dan remaja
putri yang berusia 19 tahun. Orang tua informan satu bekerja sebagai wiraswasta. Tempat tinggalnya di daerah Petemon Surabaya. Seorang ayah
bekerja sebagai penjaga toko sembako yang selalu mengantarkan pesanan orang via telp dan remaja putri sudah bekerja setelah tamat SMU sebagai
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
48
penjaga toko elektronik. Ayah dari informan keenam ini bekerja sehari – hari dari pukul 08.30 – 21.00 WIB sedangkan remaja putri bekerja dari jam 08.00
– 16.00 WIB. Agama yang dianut keluarga keenam ini adalah islam. Remaja ini tergolong cuek dengan ayahnya, begitu pula sebaliknya. Bertemunya anak
dengan ayahnya saat sore hari setelah mereka pulang bekerja. Itu pun jarang sekali mereka ngobrol – ngobrol dan bersendau gurau. Apabila remaja ini
membuat kesalahan dan sampai dimarahi ayahnya itu pasti ada orang yang memberitahukan ke ayahnya tentang suatu hal mengenai remajanya. Orang
luar itu seperti keluarga yang tidak tinggal satu atap dengan keluarga keenam. Ayah dari keluarga keenam ini seolah lebih percaya kata – kata orang dari
pada anaknya sendiri. 9.
Identitas Informan VII Informan ketujuh terdiri dari Ibu yang berusia 53 tahun dengan nama
Ibu Endang Mardiana dan remaja putri, Ekky Catur Puspita S. yang berusia 21 tahun. Orang tua informan satu bekerja sebagai wiraswasta. Tempat
tinggalnya di Petemon III97c Surabaya. Seorang ibu bekerja sebagai pelatih senam yang kegiatannya dilakukan seminggu dua kali, sedangkan remaja putri
sedang bekerja di PT. Sony Indonesia sebagai SPG. Ibu dari informan keenam ini biasa berangkat kerja pukul 14.00 – 22.00 WIB dan remaja putri bekerja
selama 9 jam sehari. Terkadang masuk pagi, terkadang masuk siang. Agama yang dianut keluarga ketujuh ini adalah islam. Dalam keluarga ketujuh ini
hubungan kekeluargaannya sangat erat. Orang tua berusaha mendekatkan diri ke anak agar anak bisa lebih terbuka dengan orang tua. Antara remaja ini dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
49
orang tua tidak ada yang disembunyikan, dari masalah kecil hingga besar pun pasti diceritakan dengan orang tua. Konteks bertemunya keluarga ini lebih
banyak pada malam hari di atas jam 21.00 karena pada jam itu keluarga baru kumpul dan bercengkeramah bersama seusai pulang kerja. Namun hubungan
yang terjalin sangat harmonis walau waktu yang digunakan untuk bersama – sama sangat sedikit.
10. Identitas Informan VIII
Informan kedelapan terdiri dari Ibu yang bernama Sumiatun berusia 43 tahun dan remaja putra bernama Firman Abdul Aziz yang berusia 16 tahun.
Orang tua informan kedelapan ini bekerja sebagai wiraswasta. Tempat tinggalnya di Nginden Kota II74b Surabaya. Seorang ibu membuka usaha
yaitu warung dan juga sebagai tukang pijat atau tukang urut, sedangkan remaja putra sedang melakukan studi SMU 20 Surabaya. Ibu dari informan
kedelapan ini berangkat kerja mulai pukul 09.00 – 17.00 WIB. Agama yang dianut keluarga kedelapan ini adalah Islam. Waktu untuk berkumpul keluarga
ini sehabis magrib, karena ibu pada jam segitu sudah tidak aktif lagi untuk bekerja. Warung miliknya pun tutup sekitar pukul empat sore, dan setiap
harinya sebelum tidur keluarga ini pasti berkumpul untuk menceritakan ada kejadian apa saja yang dialami masing – masing individu di luar.
11. Identitas Informan IX
Informan kesembilan terdiri dari Ayah bernama Misbach Suadji yang berusia 59 tahun, Ibu bernama Rostika yang berusia 49 tahun dan remaja putri
bernama Kharisma Dea Almira yang berusia 21 tahun. Orang tua informan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
50
kesembilan ini bekerja sebagai wiraswasta, yaitu membuka usaha salon dirumah. Tempat tinggalnya di Wonorejo Selatan no 28 Rungkut Surabaya.
Orang tua membuka usaha salon dirumah, untuk jam kerja tidak dibatasi, sedangkan remaja putri sedang melakukan studi di UPN Veteran Jatim
mengambil jurusan Komunikasi. Agama yang dianut keluarga di kedelapan adalah islam. Karena orang tua membuka peluang usaha dirumah, maka saat
untuk bertemu dan bercengkeramah dengan remaja putrinya bisa terjadi setiap saat. Apa lagi saat menonton tv bersama, pasti ada interaksi untuk
mengomentari suatu hal. Pada keluarga ke Sembilan ini kasih sayang dan kebutuhan ekonomi terjadi seimbang sehingga remaja tidak merasa
kekurangan. 12.
Identitas Informan X Informan kesepuluh terdiri dari Ayah bernama Joko Supriono yang
berusia 43 tahun dan remaja putra bernama Ardyan Sandy yang berusia 21 tahun. Orang tua informan kesembilan ini bekerja sebagai wiraswasta. Tempat
tinggalnya di Banyu Urip Lor no 16 Surabaya. Seorang ayah bekerja sebagai guru les untuk anak SD dan SMP, sedangkan remaja putra sedang melakukan
studi UBHARA di Surabaya. Karena membuka peluang usaha sendiri maka di rumah, jadi waktu untuk bekerja bisa setiap saat tergantung jadwal mengajar.
Agama yang dianut keluarga kesepuluh ini adalah islam. Antara ayah dan remaja tidak ada kerenggangan karena ayah disini berusaha memenuhi
kebutuhan jasmani dan rohani sang anak sehingga seimbang. Setiap malam ayah dan remaja ini berkumpul diruang keluarga untuk makan malam
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
51
bersama. Saat malam hari sudah tidak ada jadwal les privat, si ayah biasanya ngobrol bareng. Karena ibu sudah tidak bersama remaja putra ini lagi, jadi
remaja putra ini dekat dengan ayahnya dan ayahnya pun berusaha mendekatkan diri ke remajanya agar remajanya tidak mencari kesenangan
dengan hal negative. 13.
Identitas Informan XI Informan kesebelas terdiri dari Ayah bernama Fx. Nanang Soelistyanto
yang berusia 49 tahun, Ibu Theresia Tutuk H. yang berusia 44 tahun dan remaja putra yang berusia 16 tahun. Orang tua informan satu bekerja sebagai
wiraswasta. Tempat tinggalnya di Banyu Urip Lor no 27 Surabaya. Seorang ayah bekerja sebagai pegawai di PT. SUN Motor, ibu sebagai ibu rumah
tangga, sedangkan remaja putra sedang melakukan bersekolah di SMP GIKI 1 di Surabaya. Waktu bekerja ayah informan kesebelas ini mulai pukul 09.00 –
17.00 WIB. Agama yang dianut keluarga kesebelas ini adalah Kristen katholik. Waktu untuk bertemu dan terjadi komunikasi dalam keluarga terjadi
di sore hari saat menjelang magrib karena ayah telah dating dari tempat kerjaannya. Setelah pulang sekolah biasanya remaja putra ini sering cerita –
cerita ke ibunya diteras rumah. Setiap hari minggu rutinitas tiap pagi biasanya mereka jalan – jalan bila remaja putra bias bangun pagi. Minimal satu bulan
sekali pasti ada jalan – jalan sekeluarga entah itu ke malang, mincing, renang, dll
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
52
14. Identitas Informan XII
Informan kedua belas terdiri dari Ibu bernama Wiwik Widawati yang berusia 56 tahun dan remaja putri yang berusia 21 tahun. Orang tua informan kedua
belas ini pensiunan BRI dan membuka toko kecil – kecilan di rumah. Sedangkan remaja putri baru mendapat gelar S1 Ikom di UPN Veteran Jatim
pada tanggal 8 Januari 2011. Tempat tinggalnya di Keputeran Pasar Kecil I57 Surabaya. Karena membuka usaha di rumah, jadi waktu untuk bekerja bisa
setiap saat. Agama yang dianut keluarga kedua belas adalah islam. Ayah sudah meninggal sekitar setahun yang lalu. Remaja putrid ini tergolong remaja
yang mandiri dan tidak menyusahkan orang tua karena setelah tamat SMU sudah terdidik untuk bekerja freelance dan kuliah. Apa yang dilakukan remaja
ini, orang tua mengetahuinya. Dari masalah kampus, masalah teman – tenabnya hingga pacar pun ibunya mengetahuinya. Konteks untuk berkumpul
dengan keluarga tentunya tidak terbatas lagi karena orang tua sudah pension, jadi setiap saat bias terjadi.
4.2 Analisis Data