Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data

40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Pengertian keluarga dapat ditinjau dari dimensi hubungan darah dan hubungan social. Dalam dimensi hubungan darah, merupakan kesatuan yang diikat oleh hubungan darah antara satu dengan yang lainnya. Keluarga dapat dibedakan menjadi keluarga besar dan keluarga inti. Sedangkan dalam dimensi hubungan social, keluarga merupakan satu kesatuan yang diikat adanya saling berhubungan atau interaksi dan saling mempengaruhi, walaupun diantara mereka tidak terdapat hubungan darah. Djamarah, 2004 : 16. Keluarga merupakan wadah pembentukan pribadi anggota keluarga terutama untuk anak – anaknya yang sedang mengalami pertumbuhan fisik dan rohani. Dengan demikian kedudukan keluarga sangat fundamental dan mempunyai peranan yang vitak bagi pendidikan seorang akan lingkungan keluarga, secara potensial dapat membentuk pribadi anak atau seseorang untuk hidup secara lebih bertanggung jawab. Dalam hal ini didalam keluarga perlu adanya pola komunikasi. Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Dengan demikian, yang dimaksud dengan pola komunikasi adalah pola hubungan antara Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 41 dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Bahri, 2004 : 1. Pemahaman lainnya, pola komunikasi adalah suatu gambaran sederhana dari proses komunikasi yang memperlibatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lain. Dalam Peraturan Pemerintah RI No. 21 Tahun 1994 tentang penyelenggaraan pembangunan keluarga sejahtera, Bab I, Pasal I, Ayat 2, disebutkan, bahwa: Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara anggota dan antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungan Djamarah, 2004:19. Untuk menciptakan keluarga sejahtera tidak mudah. Kaya atau miskin bukan satu – satunya indikator untuk menilai sejahtera atau tidak suatu keluarga. Buktinya cukup banyak ditemukan keluarga yang kaya secara ekonomi ditengah kehidupan masyarakat, tetapi belum mendapatkan kebahagiaan. Tetapi tidak mustahil bagi keluarga yang miskin secara ekonomi ditemukan kebahagiaan. Oleh karena itu, kaya atau miskin bukan suatu jaminan untuk menilai kualitas suatu keluarga karena banyak aspek lain yang ikut menentukan, yaitu aspek pendidikan, kesehatan, budaya, kemandirian keluarga dan mental spiritual serta nilai – nilai agama yang merupakan dasar untuk mencapai dasar untuk mencapai keluarga sejahtera. Djamarah, 2004:19. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 42 Dalam rangka untuk membangun keluarga yang berkwalitas tidak terlepas dari usaha anggota keluarga untuk mengembangkan keluarga yang berkwalitas yang diarahkan pada terwujudnya kualitas keluarga yang bercirikan kemandirian keluarga dan ketahanan keluarga. Sedangkan penyelenggaraan pengembangan keluarga yang berkualitas ditujukan agar keluarga dapat memenuhi kebutuhan spiritual dan materiil sehingga dapat menjalankan fungsi keluarga secara optimal. Sedangkan fungsi keluarga itu sendiri berkaitan langsung dengan aspek – aspek keagamaan, budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, dan pembinaan lingkungan. Djamarah, 2004:19.

4.1.2 Penyajian Data

Penelitian ini dilakukan di Surabaya selama tiga minggu. Sebagaimana telah ditetapkan sebelumnya, subjek penelitian yang dijadikan informan adalah orang tua yang mempunyai remaja yang pernah melakukan seks pra nikah, remaja putra dan putri yang pernah melakukan hubungan seks di luar nikah, orang tua yang mempunyai anak remaja yang tidak melakukan hubungan seks pra nikah dan remaja putra dan putri yang tidak melakukan hubungan seks pra nikah. Data diperoleh dengan menggunakan tape recorder wawancara secara mendalam yang dilakukan terhadap orang tua dan remaja dalam memahami resiko seks pra nikah di Surabaya. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi sebanyak – banyaknya dari informan, dan observasi dilakukan untuk mengamati perilaku dan perkembangan dari situasi yang diteliti sendiri. Data yang diperoleh Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 43 tersebut akan disajikan secara deskriptip dan dianalisis secara kualitatiif sehingga diperoleh gambaran, jawaban serta kesimpulan dari pokok permasalahan.

4.1.3 Identitas Responden

Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai responden atau informan adalah : 1. Keluarga, khususnya keluarga yang terdiri dari ayah, ibu serta anak remaja. Pemilihan jenis keluarga pada penelitian ini lebih ditujukan pada orang tua yang mempunyai anak remaja yang melakukan seks pra nikah dan remaja yang tidak melakukan seks pra nikah. Untuk member keragaman jawaban atas pertanyaan – pertanyaan yang diajukan dalam wawancara, keluarga yang dipilih yaitu keluarga yang terlalu otoriter dan keluarga yang tidak mengekang remajanya. 2. Remaja, dalam penelitian ini adalah remaja dengan kategori usia 16 – 21 tahun karena pada usia ini pergaulan remaja mulai berkaitan dengan teman – temannya sekolah atau sekitar lingkungannya terhadap dirinya. Narasumber bisa berjenis kelamin laki – laki ataupun perempuan. 3. Identitas Informan I Informan satu terdiri dari Ayah, yang berusia 54 tahun, Ibu yang berusia 53 tahun dan remaja putri yang berusia 19 tahun. Orang tua informan satu bekerja sebagai wiraswasta. Tempat tinggalnya di daerah Kutisari Surabaya. Seorang ayah bekerja sebagai penjahit dan ibu sebagai pemilik usaha air isi ulang. Sedangkan remaja putri sedang melakukan studi disalah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 44 satu universitas di Surabaya mengambil jurusan Pariwisata Perhotelan. Karena membuka usaha di rumah, jadi waktu untuk bekerja bisa setiap saat. Agama yang dianut Ayah adalah Islam, ibu dan remaja putri menganut Kristen protestan. Dalam keluarga pertama terdapat lima orang anak. Waktu bertemu remaja dengan keluarga khususnya dengan orang tua terjadi saat jam makan bersama yaitu saat makan pagi dan makan malam. Remaja lebih sering bertemu dengan ibunya karena si ayah selalu keluar rumah untuk mengantar kiriman jaitan atau sedang ada panggilan untuk mengukur ukuran baju dirumah pelanggan. Di dalam keluarga pertama selalu ada bercengkeramah bersama saat ada dimeja makan bersama atau sedang menonton tv bersama saat malam hari. Disitu baru terlihat ada komunikasi antar keluarga. Namun yang diceritakan dalam obrolan bukan masalah pribadi yang dialami keseharian namun menganai tayangan tv yang pasa saat itu diliat, misalnya tentang gossip artis atau mengenai ranah politik. Untuk masalah pribadi, anak remaja selalu menceritakan kepada ibunya. 4. Identitas Informan II Informan dua terdiri dari Ayah, yang berusia 48 tahun, Ibu yang berusia 44 tahun dan remaja putri yang berusia 21 tahun. Tempat tinggalnya di daerah Trenggilis Surabaya. Seorang ayah bekerja sebagai pengawas SPBU dan ibu sebagai ibu rumah tangga, sedangkan remaja putri sedang melakukan studi disalah satu universitas di Surabaya mengambil jurusan Komunikasi. Ayah bekerja di luar kota dan untuk bertemu dengan anaknya tiap weekend saja. Agama yang dianut keluarga kedua adalah Islam. Dalam keluarga kedua Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 45 terdapat dua orang anak. Komunikasi yang terjalin pada keluarga kedua ini terjadi saat weeken saja ketika si ayah telah pulang atau pada saat satu keluarga ini sedang keluar bersama entah sekedar jalan – jalan atau menghadiri acara keluarga. Jika komunikasi antara ibu dan remaja terjalin jika ibu bertanya lebih dulu kepada putrinya tentang suatu hal, jika ibu tidak menanyai terlebih dulu maka remaja ini tidak akan cerita apapun. Karena remaja ini sering ditinggal ayahnya dan jarang bertemu ayahnya, dia merasa kehilangan sosok ayah dalam hidupnya sehingga remaja ini mencari pacar yang usianya jauh darinya yang hanya pantas menjadi seorang ayahnya. Remaja ini memang nyaman berdampingan dengan pacarnya karena pacarnya bisa mengerti dan dapat memahami remaja ini. 5. Identitas Informan III Informan tiga terdiri dari Ayah, yang berusia 46 tahun, Ibu yang berusia 44 tahun dan remaja putra yang berusia 20 tahun. Orang tua informan tiga bekerja sebagai wiraswasta. Tempat tinggalnya di daerah Kutisari Surabaya. Seorang ayah bekerja sebagai pengantar air isi ulang dan ibu bekerja sebagai buruh pabrik tremos, sedangkan remaja putra melakukan studi disalah satu universitas di Surabaya mengambil jurusan Teknik Industri. Ayah bekerja mulai pukul 07.30 – 20.00 WIB. Ibu bekerja mulai pukul 07.30 – 16.00 WIB. Remaja putra ini jika pergi kekampus berangkat pukul 08.00 WIB, jika sore terkadang ia membantu ayahnya untuk mengantar air isi ulang ke para pelanggannya. Agama yang dianut keluarga kedua adalah Islam. Dalam keluarga ketiga terdapat dua anak. Dalam keluarga ketiga ini bisa Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 46 tergolong keluarga yang sibuk karena dari pagi sampai sore orang tua bekerja, dan remaja ini juga membantu ayahnya bekerja. Namun memang dibiasakan kalau sore waktu santai diterapkan untuk berkumpul bersama entah itu sekedar ngobrol – ngobrol atau onton tv bareng sebelum tidur. Hal tersebut dilakukan agar hubungan orang tua dan anak tidak terjadi kerenggangan dan anak bisa menganggap orang tua sebagai teman agar ada keterbukaan satu sama lain. 6. Identitas Informan IV Informan empat terdiri dari Ayah, yang berusia 46 tahun, Ibu yang berusia 32 tahun dan remaja putra yang berusia 21 tahun. Orang tua informan keempat bekerja sebagai wiraswasta. Tempat tinggalnya di daerah Sutorejo Surabaya. Seorang ayah bekerja sebagai pedagang bakso keliling dan ibu bekerja penjahit sprei, sedangkan remaja putra sedang tidak bekerja setelah tamat SMU dan sukanya terus saja pergi nongkrong bersama teman - temanya. Agama yang dianut keluarga keempat adalah Islam. Dalam keluarga keempat terdapat tiga orang anak. Remaja ini orang tuanya sudah bercerai, namun dia tinggal bersama ibu tirinya dan ibu kandungnya ada di luar pulau. Ayahnya tidak terlalu menghiraukan remaja ini, dia hanya sibuk mencari uang tanpa memikirkan anaknya. Dengan gampangnya dia memasukan anaknya ke pondok pesantren demi mendapatkan ajaran yang benar, namun di situlah awal mula ayah ini lepas tangan untuk mengontrol anaknya. 7. Identitas Informan V Informan lima terdiri dari Ibu yang berusia 41 tahun dan remaja putra yang berusia 21 tahun. Orang tua informan kelima bekerja sebagai wiraswasta. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 47 Tempat tinggalnya di daerah Mulyosari Surabaya. Seorang ibu bekerja sebagai EO, sedangkan remaja putra bekerja jadi pegawai di salah satu perusahaan swasta. Karena EO adalah pekerjaan yang bisa dikatakan partime, maka setiap saat ibu ini ada dirumah jika tidak ada job. Agama yang dianut ibu pada keluarga kelima adalah islam dan agama yang dianut oleh remaja putra adalah Kristen Protestan. Dalam keluarga kelima terdapat tiga orang anak. Keluarga kelima ini mengalami keluarga yang broken home. Si ayah langsung pergi meninggalkan anak – anaknya setelah bercerai dan tidak ada kabar. Namun disini anak – anak remajanya sangat santun menghadapi orang terlebih mamanya sendiri. Di keluarga ini mama merupakan sahabat serta kakak bagi remaja ini, tidak ada renggang hubungan sedikit pun. Apa yang dilakukan remaja ini, si ibu pun tau, remaja ini pun tidak pernah berbohong kepada ibunya dan berusaha tidak menyakiti hati ibunya. Si ibu tidak pernah marah kepada anak – anaknya dan begitu pula remaja – remajanya tidak pernah membuat ulah yang sampai membuat ibunya marah. Waktu untuk berbincang bersama setiap sore sehabis remaja ini pulang kerja, setiap hari pasti terjadi seperti itu agar tidak ada kerenggangan hubungan antara ibu dengan anak. 8. Identitas Informan VI Informan keenam terdiri dari Ayah yang berusia 50 tahun dan remaja putri yang berusia 19 tahun. Orang tua informan satu bekerja sebagai wiraswasta. Tempat tinggalnya di daerah Petemon Surabaya. Seorang ayah bekerja sebagai penjaga toko sembako yang selalu mengantarkan pesanan orang via telp dan remaja putri sudah bekerja setelah tamat SMU sebagai Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 48 penjaga toko elektronik. Ayah dari informan keenam ini bekerja sehari – hari dari pukul 08.30 – 21.00 WIB sedangkan remaja putri bekerja dari jam 08.00 – 16.00 WIB. Agama yang dianut keluarga keenam ini adalah islam. Remaja ini tergolong cuek dengan ayahnya, begitu pula sebaliknya. Bertemunya anak dengan ayahnya saat sore hari setelah mereka pulang bekerja. Itu pun jarang sekali mereka ngobrol – ngobrol dan bersendau gurau. Apabila remaja ini membuat kesalahan dan sampai dimarahi ayahnya itu pasti ada orang yang memberitahukan ke ayahnya tentang suatu hal mengenai remajanya. Orang luar itu seperti keluarga yang tidak tinggal satu atap dengan keluarga keenam. Ayah dari keluarga keenam ini seolah lebih percaya kata – kata orang dari pada anaknya sendiri. 9. Identitas Informan VII Informan ketujuh terdiri dari Ibu yang berusia 53 tahun dengan nama Ibu Endang Mardiana dan remaja putri, Ekky Catur Puspita S. yang berusia 21 tahun. Orang tua informan satu bekerja sebagai wiraswasta. Tempat tinggalnya di Petemon III97c Surabaya. Seorang ibu bekerja sebagai pelatih senam yang kegiatannya dilakukan seminggu dua kali, sedangkan remaja putri sedang bekerja di PT. Sony Indonesia sebagai SPG. Ibu dari informan keenam ini biasa berangkat kerja pukul 14.00 – 22.00 WIB dan remaja putri bekerja selama 9 jam sehari. Terkadang masuk pagi, terkadang masuk siang. Agama yang dianut keluarga ketujuh ini adalah islam. Dalam keluarga ketujuh ini hubungan kekeluargaannya sangat erat. Orang tua berusaha mendekatkan diri ke anak agar anak bisa lebih terbuka dengan orang tua. Antara remaja ini dan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 49 orang tua tidak ada yang disembunyikan, dari masalah kecil hingga besar pun pasti diceritakan dengan orang tua. Konteks bertemunya keluarga ini lebih banyak pada malam hari di atas jam 21.00 karena pada jam itu keluarga baru kumpul dan bercengkeramah bersama seusai pulang kerja. Namun hubungan yang terjalin sangat harmonis walau waktu yang digunakan untuk bersama – sama sangat sedikit. 10. Identitas Informan VIII Informan kedelapan terdiri dari Ibu yang bernama Sumiatun berusia 43 tahun dan remaja putra bernama Firman Abdul Aziz yang berusia 16 tahun. Orang tua informan kedelapan ini bekerja sebagai wiraswasta. Tempat tinggalnya di Nginden Kota II74b Surabaya. Seorang ibu membuka usaha yaitu warung dan juga sebagai tukang pijat atau tukang urut, sedangkan remaja putra sedang melakukan studi SMU 20 Surabaya. Ibu dari informan kedelapan ini berangkat kerja mulai pukul 09.00 – 17.00 WIB. Agama yang dianut keluarga kedelapan ini adalah Islam. Waktu untuk berkumpul keluarga ini sehabis magrib, karena ibu pada jam segitu sudah tidak aktif lagi untuk bekerja. Warung miliknya pun tutup sekitar pukul empat sore, dan setiap harinya sebelum tidur keluarga ini pasti berkumpul untuk menceritakan ada kejadian apa saja yang dialami masing – masing individu di luar. 11. Identitas Informan IX Informan kesembilan terdiri dari Ayah bernama Misbach Suadji yang berusia 59 tahun, Ibu bernama Rostika yang berusia 49 tahun dan remaja putri bernama Kharisma Dea Almira yang berusia 21 tahun. Orang tua informan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 50 kesembilan ini bekerja sebagai wiraswasta, yaitu membuka usaha salon dirumah. Tempat tinggalnya di Wonorejo Selatan no 28 Rungkut Surabaya. Orang tua membuka usaha salon dirumah, untuk jam kerja tidak dibatasi, sedangkan remaja putri sedang melakukan studi di UPN Veteran Jatim mengambil jurusan Komunikasi. Agama yang dianut keluarga di kedelapan adalah islam. Karena orang tua membuka peluang usaha dirumah, maka saat untuk bertemu dan bercengkeramah dengan remaja putrinya bisa terjadi setiap saat. Apa lagi saat menonton tv bersama, pasti ada interaksi untuk mengomentari suatu hal. Pada keluarga ke Sembilan ini kasih sayang dan kebutuhan ekonomi terjadi seimbang sehingga remaja tidak merasa kekurangan. 12. Identitas Informan X Informan kesepuluh terdiri dari Ayah bernama Joko Supriono yang berusia 43 tahun dan remaja putra bernama Ardyan Sandy yang berusia 21 tahun. Orang tua informan kesembilan ini bekerja sebagai wiraswasta. Tempat tinggalnya di Banyu Urip Lor no 16 Surabaya. Seorang ayah bekerja sebagai guru les untuk anak SD dan SMP, sedangkan remaja putra sedang melakukan studi UBHARA di Surabaya. Karena membuka peluang usaha sendiri maka di rumah, jadi waktu untuk bekerja bisa setiap saat tergantung jadwal mengajar. Agama yang dianut keluarga kesepuluh ini adalah islam. Antara ayah dan remaja tidak ada kerenggangan karena ayah disini berusaha memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani sang anak sehingga seimbang. Setiap malam ayah dan remaja ini berkumpul diruang keluarga untuk makan malam Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 51 bersama. Saat malam hari sudah tidak ada jadwal les privat, si ayah biasanya ngobrol bareng. Karena ibu sudah tidak bersama remaja putra ini lagi, jadi remaja putra ini dekat dengan ayahnya dan ayahnya pun berusaha mendekatkan diri ke remajanya agar remajanya tidak mencari kesenangan dengan hal negative. 13. Identitas Informan XI Informan kesebelas terdiri dari Ayah bernama Fx. Nanang Soelistyanto yang berusia 49 tahun, Ibu Theresia Tutuk H. yang berusia 44 tahun dan remaja putra yang berusia 16 tahun. Orang tua informan satu bekerja sebagai wiraswasta. Tempat tinggalnya di Banyu Urip Lor no 27 Surabaya. Seorang ayah bekerja sebagai pegawai di PT. SUN Motor, ibu sebagai ibu rumah tangga, sedangkan remaja putra sedang melakukan bersekolah di SMP GIKI 1 di Surabaya. Waktu bekerja ayah informan kesebelas ini mulai pukul 09.00 – 17.00 WIB. Agama yang dianut keluarga kesebelas ini adalah Kristen katholik. Waktu untuk bertemu dan terjadi komunikasi dalam keluarga terjadi di sore hari saat menjelang magrib karena ayah telah dating dari tempat kerjaannya. Setelah pulang sekolah biasanya remaja putra ini sering cerita – cerita ke ibunya diteras rumah. Setiap hari minggu rutinitas tiap pagi biasanya mereka jalan – jalan bila remaja putra bias bangun pagi. Minimal satu bulan sekali pasti ada jalan – jalan sekeluarga entah itu ke malang, mincing, renang, dll Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 52 14. Identitas Informan XII Informan kedua belas terdiri dari Ibu bernama Wiwik Widawati yang berusia 56 tahun dan remaja putri yang berusia 21 tahun. Orang tua informan kedua belas ini pensiunan BRI dan membuka toko kecil – kecilan di rumah. Sedangkan remaja putri baru mendapat gelar S1 Ikom di UPN Veteran Jatim pada tanggal 8 Januari 2011. Tempat tinggalnya di Keputeran Pasar Kecil I57 Surabaya. Karena membuka usaha di rumah, jadi waktu untuk bekerja bisa setiap saat. Agama yang dianut keluarga kedua belas adalah islam. Ayah sudah meninggal sekitar setahun yang lalu. Remaja putrid ini tergolong remaja yang mandiri dan tidak menyusahkan orang tua karena setelah tamat SMU sudah terdidik untuk bekerja freelance dan kuliah. Apa yang dilakukan remaja ini, orang tua mengetahuinya. Dari masalah kampus, masalah teman – tenabnya hingga pacar pun ibunya mengetahuinya. Konteks untuk berkumpul dengan keluarga tentunya tidak terbatas lagi karena orang tua sudah pension, jadi setiap saat bias terjadi.

4.2 Analisis Data

Dokumen yang terkait

Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Perokok (Studi Deskriptif Mengenai Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Perokok Dalam Membentuk perilakunya Di Kota Cimahi)

0 5 1

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PADA KASUS SEKS PRANIKAH (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Pada Kasus Seks Pranikah di Surabaya).

0 0 12

KOMUNIKASI INTERPERSONAL IBU DENGAN REMAJA PUTRI DALAM MEMAHAMI RESIKO SEKS PRA NIKAH DI SURABAYA (STUDI DESKRIPTIF KOMUNIKASI INTERPERSONAL IBU DENGAN REMAJA PUTRI DALAM MEMAHAMI RESIKO SEKS PRA NIKAH DI SURABAYA).

0 3 87

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PADA KASUS SEKS PRANIKAH (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Pada Kasus Seks Pranikah di Surabaya).

0 0 100

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TUNGGAL DAN ANAK REMAJA DALAM MENCIPTAKAN HUBUNGAN YANG HARMONIS (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua Tunggal dan Anak Remaja dalam Menciptakan Hubungan yang Harmonis di Surabaya).

4 9 112

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK REMAJA DALAM BERINTERNET SEHAT DI SURABAYA ( Studi Kualitatif Tentang Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Remaja dalam Berinternet Sehat di Surabaya ).

8 16 112

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN REMAJA DALAM MEMAHAMI RESIKO SEKS PRA NIKAH DI SURABAYA (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Orang Tua Dan Remaja Dalam Memahami Resiko Seks Pra Nikah Di Surabaya) SKRIPSI

0 0 20

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TUNGGAL DAN ANAK REMAJA DALAM MENCIPTAKAN HUBUNGAN YANG HARMONIS (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua Tunggal dan Anak Remaja dalam Menciptakan Hubungan yang Harmonis di Surabaya)

0 0 24

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PADA KASUS SEKS PRANIKAH (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Pada Kasus Seks Pranikah di Surabaya)

0 0 18

KOMUNIKASI INTERPERSONAL IBU DENGAN REMAJA PUTRI DALAM MEMAHAMI RESIKO SEKS PRA NIKAH DI SURABAYA (STUDI DESKRIPTIF KOMUNIKASI INTERPERSONAL IBU DENGAN REMAJA PUTRI DALAM MEMAHAMI RESIKO SEKS PRA NIKAH DI SURABAYA)

0 0 18