Pendekatan Penelitian Subyek Penelitian

31

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah pola komunikasi yang diterapkan dalam keluarga yang kepada anak remajanya dalam memahami resiko seks di luar nikah di Surabaya. Untuk itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif dan menggunakan analisis kwalitatif. Menggunakan metode deskriptif karena penelitian bertujuan melukiskan secara sistematis fakta dan karakteristik populasi secara factual dan cermat Rakmat, 1999:22. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kwalitatif yaitu suatu pendekatan yang tidak menggunakan statistic atau angka – angka tertentu. Hasil dari penelitian kualitatif ini tidak dapat digeneralisasikan membuat kesimpulan yang bersifat umum atau bersifat universal, jadi hanya berlaku pada situasi dan keadaan yang sesuai dengan situasi dan keadaan dimana penelitian serupa dilakukan Kontur, 2003:29.

3.2 Subyek Penelitian

3.2.1 Keluarga

Pengertian keluarga dapat ditinjau dari dimensi hubungan darah dan hubungan social. Dalam dimensi hubungan darah, merupakan kesatuan yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 32 diikat oleh hubungan darah antara satu dengan yang lainnya. Keluarga dapat dibedakan menjadi keluarga besar dan keluarga inti. Sedangkan dalam dimensi hubungan social, keluarga merupakan satu kesatuan yang diikat adanya saling berhubungan atau interaksi dan saling mempengaruhi, walau pun di antara mereka tidak terdapat hubungan darah. Djamarah, 2004 : 16.

3.2.2 Pola Komunikasi Keluarga

Pola komunikasi adalah pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami Bahri, 2004 : 1. Pemahaman lainnya, pola komunikasi adalah suatu gambaran sederhana dari proses komunikasi yang memperlibatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lain. Dimensi pola komunikasi terdiri dari dua macam, yaitu pola yang berorientasi pada konsep dan pola yang berorientasi pada social yang mempunyai arah hubungan yang berlainan. Sunarto, 2006 : 1. Tubs dan Moss mengatakan bahwa pola komunikasi atau hubungan – hubungan itu dapat dicirikan oleh komplementaris atau simetri. Dalam hubungan komplementer, satu bentuk perilaku akan diikuti oleh lawannya. Contoh perilaku dominan dari satu partisipan mendatangkan perilaku tunduk dari lainnya. Dalam simetri, tingkatan sejauh mana orang berinteraksi atas dasar kesamaan. Dominasi bertemu dengan dominasi, atau kepatuhan dengan kepatuhan Tubbs dan Moss, 2001 : 26. Disini kita mulai melihat bagaimana proses interaksi menciptakan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 33 struktur system. Bagaimana orang merespon satu sama lain menentukan jenis hubungan yang mereka miliki. Pada hakekatnya, para orang tua mempunyai harapan besar agar anak – anak mereka tumbuh dan berkembang menjadi anak yang baik, tahu membedakan apa yang yang baik dan yang tidak baik, tidak mudah terjerumus dalam perbuatan – perbuatan yang dapat merugikan dirinya dan orang lain. Harapan – harapan ini kiranya akan lebih mudah terwujud apabila sejak semula orang tua telah menyadari akan peranan mereka sebagai orang tua yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan moral anak. Sally S. Adiwardhana : 2008 : 60. Adapun beberapa sikap orang tua yang perlu mendapat perhatian guna perkembangan moral anaknya adalah : 1. Konsistensi dalam mendidik dan mengajar anak – anak. Suatu tingkah laku anak yang dilarang oleh orang tua pada suatu waktu, harus pula dilakukan kembali pada waktu yang lain. Harus ada konsistensi dalam hal – hal apa yang mendatangkan pujian atau hukuman pada anak. Juga antara ayah dan ibu harus ada kesesuaian dalam melarang atau memperbolehkan tingkah – tingkah laku tertentu pada anak. Tidak adanya konsistensi akan mengaburkan pengertian anak tentang apa yang baik dilakukan atau yang tidak baik dilakukan. 2. Sikap orang tua dalam keluarga. Bagaimana sikap ayah ke ibu atau sikap ibu ke ayah, bagaimana sikap orang tua terhadap saudara – saudaranya, terhadap pembantu rumah tangga, terhadap sopir dan lainnya. Semua ini merupakan contoh – contoh yang nyata dan dapat dilihat anak setiap hari. Sikap – sikap ini dapat berpengaruh pula terhadap perkembangan moral anak secara tidak Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 34 langsung, yaitu melalui proses peniruan. Anak meniru sikap dari orang – orang yang paling dekat dengan dirinya dan yang ditemuinya setiap hari. 3. Penghayatan orang tua akan agama yang dianutnya. Orang tua yang sungguh – sungguh menghayati kepercayaannya kepada Tuhan, akan mempengaruhi sikap dan tindakan mereka sehari – hari. Hal ini akan berpengaruh pula terhadap cara – cara orang tua mengasuh, memelihara, mengajar dan mendidik anak – anaknya. Anak yang banyak dibekali dengan ajaran – ajaran agama, hidup dalam kepercayaan dan kesetiaan kepada Tuhan, semua itu dapat menjadi dasar yang kuat untuk perkembangan moral anak serta keseluruhan kehidupannya di kemudian hari. 4. Sikap konsekuensi dari orang tua dalam mendisiplinkan anaknya. Orang tua yang tidak menghendaki anak – anaknya untuk berbohong, bersikap tidak jujur, harus pula ditunjukan dalam sikap orang tua itu sendiri dalam kehidupan sehari – hari. Memang ada aturan – aturan yang berlaku bagi seluruh keluarga termasuk orang tua. Dalam inilah orang tua perlu menjaga sikapnya. Adanya ketidak sesuaian antara apa yang diajarkan atau dituntut orang tua terhadap anaknya, dengan apa penjelasan pengertian tentang apa yang betul dan apa yang salah, oleh orang tua atau beberapa tokoh yang ada di luar dirinya. Anak diajari untuk mengenal dan mematuhi aturan – aturan yang diberikan orang tua ataupun orang lain yang mempunyai otoritas. Melalui apa yang telah dipelajari anak di rumah atau pada situasi tertentu, diharapkan anak dapat menerapkannya juga pada situasi lain yang lebih luas, yang tidak diawasi skalipun. Sally S. Adiwardhana : 2008 : 62-65. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 35

3.3 Informan

Dokumen yang terkait

Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Perokok (Studi Deskriptif Mengenai Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Perokok Dalam Membentuk perilakunya Di Kota Cimahi)

0 5 1

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PADA KASUS SEKS PRANIKAH (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Pada Kasus Seks Pranikah di Surabaya).

0 0 12

KOMUNIKASI INTERPERSONAL IBU DENGAN REMAJA PUTRI DALAM MEMAHAMI RESIKO SEKS PRA NIKAH DI SURABAYA (STUDI DESKRIPTIF KOMUNIKASI INTERPERSONAL IBU DENGAN REMAJA PUTRI DALAM MEMAHAMI RESIKO SEKS PRA NIKAH DI SURABAYA).

0 3 87

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PADA KASUS SEKS PRANIKAH (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Pada Kasus Seks Pranikah di Surabaya).

0 0 100

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TUNGGAL DAN ANAK REMAJA DALAM MENCIPTAKAN HUBUNGAN YANG HARMONIS (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua Tunggal dan Anak Remaja dalam Menciptakan Hubungan yang Harmonis di Surabaya).

4 9 112

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK REMAJA DALAM BERINTERNET SEHAT DI SURABAYA ( Studi Kualitatif Tentang Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Remaja dalam Berinternet Sehat di Surabaya ).

8 16 112

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN REMAJA DALAM MEMAHAMI RESIKO SEKS PRA NIKAH DI SURABAYA (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Orang Tua Dan Remaja Dalam Memahami Resiko Seks Pra Nikah Di Surabaya) SKRIPSI

0 0 20

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TUNGGAL DAN ANAK REMAJA DALAM MENCIPTAKAN HUBUNGAN YANG HARMONIS (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua Tunggal dan Anak Remaja dalam Menciptakan Hubungan yang Harmonis di Surabaya)

0 0 24

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PADA KASUS SEKS PRANIKAH (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Pada Kasus Seks Pranikah di Surabaya)

0 0 18

KOMUNIKASI INTERPERSONAL IBU DENGAN REMAJA PUTRI DALAM MEMAHAMI RESIKO SEKS PRA NIKAH DI SURABAYA (STUDI DESKRIPTIF KOMUNIKASI INTERPERSONAL IBU DENGAN REMAJA PUTRI DALAM MEMAHAMI RESIKO SEKS PRA NIKAH DI SURABAYA)

0 0 18