Aspek-Aspek Kepercayaan Diri Kepercayaan Diri

17 disamaartikan dengan bakat, kreativitas, kepandaian, prestasi, kepemimpinan, dan lain sebagainya yang dipakai untuk mengejar sesuatu. Pemahaman diri secara fisik dan penilaian dari orang lain juga mempengaruhi kepercayaan diri setiap orang. Hampir semua orang khususnya remaja menjadi kurang percaya diri, karena secara fisik ia berbeda dengan orang lain dan ada ketakutan dinilai oleh orang lain. c. Optimis Optimis adalah pengharapan pandangan yang baik dari seseorang dalam menghadapi segala hal Poerwodarminto,1982: 687. Pandangan yang baik tersebut tentu saja dipengaruhi pengalaman masa lalu. Jika pengalaman masa lalunya baik maka ia pun akan memiliki pandangan yang baik. Begitu pula sebaliknya jika pengalaman masa lalunya kurang baik maka ia pun akan memiliki pandangan yang kurang baik. Seperti yang dikatakan oleh Lauster 1990: 5 bahwa optimisme merupakan sikap jiwa yang pokok berurat berakar pada pengalaman dan kejadian masa lalu. Orang yang optimis akan selalu berusaha untuk memecahkan masalah yang dihadapinya sedangkan orang yang pesimis akan memaknai pendekatan pasif dalam memecahkan masalah yang ia hadapi. Orang yang optimis biasanya mempunyai kepribadian yang terbuka dan harapan-harapan baru tentang masa depan sehingga hari depan akan cemerlang. 18 Cara mengembangkan optimisme yaitu merubah seluruh kepribadian khususnya kejadian masa lalu yang kurang menyenangkan sehingga memunculkan suatu kesadaran baru atas diri sendiri. d. Mandiri Iswidharmanjaya 2004: 41 mengatakan bahwa mandiri adalah berdiri sendiri tanpa tergantung orang lain sepenuhnya. Mandiri merupakan sikap ketidaktergantungan individu pada orang lain. Ia tidak selalu memerlukan dukungan dari orang lain dalam melakukan setiap tindakan. Widarso 2005: 6 mengatakan bahwa orang yang mandiri harus lebih mengandalkan diri sendiri dan menggali kemampuan diri sendiri daripada menggantungkan diri pada orang lain. Kemandirian dalam pribadi seseorang terbentuk karena yakin pada kemampuannya serta telah mengenal kekurangan dan kelebihan yang ada dalam dirinya. e. Memiliki Perasaan Aman Perasaan aman merupakan suasana yang terbebas dari rasa takut, tidak ragu-ragu, dan tidak mudah cemas terhadap situasi di sekitarnya ataupun orang lain. Centi 1993: 50 mengatakan bahwa rasa tidak aman diri ini bersumber pada harga, gambaran, dan konsep diri yang rendah. Gejalanya adalah rasa malu yang keterlaluan dan pada umumnya tidak ada alasan yang tepat dan pada kesempatan yang tidak tepat pula. Oleh karena itu, orang yang pemalu selalu dihantui rasa takut ditertawakan ataupun takut ditolak oleh orang lain. Orang pemalu biasanya merasa terancam merasa tidak 19 aman oleh lebih banyak situasi dan orang-orang dari pada orang biasa yang bukan pemalu. Dalam situasi seperti itu, orang tidak mampu menghadapi segala permasalahan secara tenang. 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Kepercayaan Diri Hakim 2005: 12-22 memaparkan bahwa kepercayaan diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya percaya diri seseorang antara lain : a. Cacat Atau Kelainan Fisik Cacat anggota tubuh atau rusaknya salah satu indera merupakan kekurangan yang jelas terlihat oleh orang lain. Orang yang memiliki kelainan fisik akan merasakan ada yang kurang pada dirinya. Ia akan merasa rendah diri di hadapan orang lain dan kepercayaan diri yang ia miliki pun rendah. Apalagi cacat yang ia derita itu diperberat oleh adanya ejekan dari orang lain. Apabila orang tidak mampu bereaksi secara positif terhadap keadaan fisiknya, maka akan timbul rasa rendah diri yang akan berkembang menjadi rasa tidak percaya diri. b. Keadaan Ekonomi Yang lemah Keadaan ekonomi yang lemah membuat orang tidak percaya diri karena ia akan merasa dirinya “diremehkan” dan merasa “rendah” dari yang lainnya. Gejala tidak percaya diri ini dialami oleh orang yang berasal 20 dari keluarga ekonomi lemah ketika harus bergaul dengan orang yang berasal dari golongan ekonomi menengah ke atas. c. Sering Gagal Kegagalan yang sering dialami oleh setiap orang dalam bidang tertentu, misalnya dalam ujian mata pelajaran matematika atau fisika, dalam berbicara di muka umum dan sebagainya akan menimbulkan kecemasan pada orang tersebut ketika mencoba untuk memperoleh sukses di bidang yang sama. Kecemasan tersebut akan menimbulkan rasa tidak percaya diri dalam bentuk keraguan dalam mengatasi kegagalan. Dalam hati ia mempunyai keyakinan, “apakah saya masih mempunyai harapan untuk mengatasi kegagalan atau tidak?” d. Kurang Cerdas Kecerdasan orang akan tampak setiap kali ia menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat ia berada, terutama pada saat ia mengadakan interaksi sosial dengan orang lain melalui komunikasi lisan. Orang akan merasa kesulitan berkomunikasi apabila ia memiliki kecerdasan yang kurang. Kesulitan dalam berkomunikasi tersebut dapat menjadi salah satu sumber yang menyebabkan orang merasa tidak percaya diri untuk bergabung di dalam suatu kelompok tertentu. 21 e. Perbedaan Lingkungan Apabila orang yang biasa tinggal di lingkungan yang kumuh dan memiliki berbagai norma yang sangat berbeda dengan lingkungan perkotaan, maka ia akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri. Ia merasa diri “wong ndeso” dan merasa tidak berada pada satu level yang sama. Hal inilah yang membuat orang merasa tidak percaya diri untuk dapat berperan dan mencapai tujuan dalam lingkungan tertentu. f. Sulit Menyesuaikan Diri Di dalam setiap kegiatan, khususnya yang menyangkut kegiatan pokok, orang akan terikat di dalam lingkungan tertentu dan terkait dengan orang-orang di sekitarnya. Dalam kegiatan ini, orang dituntut menyesuaikan diri. Apabila orang kesulitan menyesuaikan diri maka dapat menimbulkan rasa tidak percaya diri. Orang tersebut akan diliputi pikiran apakah orang lain dapat dan mau menerima dirinya? g. Mudah Cemas dan Takut Penyebab utama perasaan cemas dan takut adalah pola pendidikan keluarga di masa kecil yang terlalu keras, terlalu melindungi, dan sering ditakuti oleh orang di sekitarnya. h. Pendidikan Keluarga Keluarga merupakan tempat pendidikan yang utama dalam membentuk perkembangan pribadi setiap orang. Baik dan buruknya 22 kepribadian seseorang ditentukan oleh pendidikan keluarga sejak ia masih kecil. Jika orang menilai dirinya sebagai makhluk sosial yang berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan orang lain, maka ia akan memiliki rasa percaya diri yang normal. Jika ia memahami dirinya secara negatif dan melihat diri sebagai makhluk sosial yang banyak kekurangan, maka ia akan menjadi pribadi yang rendah diri. Orang tua mempunyai peranan penting dalam menumbuhkan kepercayaan diri pada anak. Apabila orang tua berhasil mendidik anaknya dengan tepat, maka anak pun akan berkembang menjadi pribadi yang sehat. Menurut Lie 2003: 5 kehidupan keluarga yang hangat dan hubungan antara keluarga yang erat akan memberikan rasa aman. Rasa aman ini memungkinkan anak memperoleh “modal dasar” percaya diri dan mengembangkan “modal dasar” ini. Dengan percaya diri, anak dapat berkembang menjadi pribadi yang sehat dan utuh. Orang tua yang terlalu memperhatikan, cemas, yang merasa harus dekat dengan anak terus-menerus akan mudah menghasilkan anak yang takut dan tidak aman Centi,1993: 17. Jika anak terus-menerus diperlakukan sebagai bayi, maka secara pribadi, ia akan melihat dirinya sebagai bayi. Orang tua yang terlalu menuntut atau tidak pernah puas dengan apa pun yang dilakukan anak misalnya berkata dengan awal kata:” 23 seharusnya kamu….” maka orang tua akan gagal dalam menumbuhkan rasa percaya diri atau pandangan yang positif dalam diri anak. Peran orang tua untuk membantu anak dalam menumbuhkan kepercayaan diri sangatlah besar. Lie 2003: 103 mengatakan bahwa orang tua perlu memberikan ruang kepada anak untuk menjelajahi banyak peran dan cara yang berbeda. Orang tua yang selalu memaksakan identitas tertentu pada anak, dengan kata lain jika anak tidak mempunyai kesempatan untuk menjelajahi berbagai peran dan cara, maka ia akan mengalami kekacauan identitas.

5. Cara Untuk Mengembangkan Kepercayaan Diri

Menurut Savitri 2006: 129-136 ada lima cara untuk mengembangkan percaya diri anak. Cara itu adalah : a. Menanamkan keyakinan pada anak bahwa ia mampu melakukan sesuatu. Orang tua perlu menanamkan pemahaman pada diri anak bahwa dirinya memiliki potensi yang perlu dikembangkan. Hal tersebut dilakukan dengan cara mengatakan pada anak bahwa dia memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Orang tua perlu menanamkan keyakinan pada anak dan selalu mengatakan “ayo kamu bisa”. Kata-kata itu dapat membuat anak menjadi bersemangat dalam melakukan suatu pekerjaan. 24 b. Menanamkan pada anak bahwa anak mampu mengatasi setiap kendala yang dihadapinya. Hidup yang akan dihadapi anak di masa depan lebih berat dan penuh dengan tantangan. Agar anak mampu menghadapi tantangan itu, maka anak membutuhkan kepercayaan diri yang kuat. Dalam mengembangkan kepercayaan diri pada anak, perlu ditanamkan keyakinan bahwa anak mampu menghadapi setiap tantangan. Hal ini sangat mungkin dilakukan dan sekaligus merupakan proses belajar bertahap bagi anak. c. Menanamkan keyakinan bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan Anak perlu dibimbing untuk memahami bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan. Hal ini bertujuan agar anak tidak hanya berfokus pada kekurangannya semata. Kekurangan itu misalnya wajah yang berjerawat sehingga membuat anak menjadi minder atau juga badan yang terlalu gemuk dan terlalu pendek. Dalam hal ini, anak perlu dididik untuk mampu menerima kekurangan yang ia miliki. Selain itu, mendorong anak untuk memahami kelebihannya dan mampu mengembangkan kelebihan itu. Anak hendaknya diarahkan pada kelebihan dan tidak terlalu terfokus pada kekurangan yang ada dalam diri anak. Cara yang dapat ditempuh misalnya dengan melihat keberhasilankesuksesan 25 orang lain. Dengan memberikan contoh dari orang yang tidak sempurna secara fisik tetapi dapat meraih kesuksesan, misalnya orang yang tidak punya tangan tetapi mampu melukis dengan kakinya, orang yang lumpuh dapat membuat patung dengan tangannya, orang buta dapat memainkan gitar dengan baik, dan sebagainya. Contoh tersebut dapat membuat anak menjadi lebih bersemangat dalam mencapai cita-citanya di masa depan. d. Menanamkan keyakinan pada anak bahwa untuk mewujudkan sesuatu dia membutuhkan bantuan dari orang lain Untuk mencapai kesuksesan, anak juga membutuhkan bantuan dari orang lain. Sebagai contoh, untuk menjadi Dokter, anak harus sekolah, dan di sekolah dia dibimbing oleh Guru, setelah menyelesaikan sekolah menengah atas, kemudian masuk ke fakultas kedokteran. Hal di atas perlu ditegaskan agar anak tidak menjadi pribadi yang sombong sehingga membuatnya enggan meminta pertolongan orang lain karena merasa mampu menyelesaikannya sendiri. Untuk itu, yang perlu dikembangkan adalah sikap kerjasama dan kesediaan untuk membantu orang lain. Dengan berkembangnya sikap ini, maka anak akan mampu menyesuaikan diri dalam tim kerja. Anak akan bersikap tidak menang sendiri atau berfikir egois. 26 e. Menanamkan keyakinan pada anak bahwa Tuhan selalu memberikan kekuatan dan jalan yang mudah untuk mewujudkannya Anak perlu memahami bahwa banyak hal di luar kendali manusia, sehingga membutuhkan pertolongan Tuhan. Orang tua perlu menanamkan benih iman dan keyakinan dalam diri anak bahwa Tuhan akan selalu membantu hambanya yang sabar dan taat. Untuk mencapai kesuksesan, anak membutuhkan kecerdasan spiritual agar mampu bertahan dalam kehidupan yang penuh dengan tekanan, stress, dan kompetisi keras. Jiwa anak membutuhkan sumber kekuatan yang akan membuatnya tidak mudah putus asa dan bimbang. Dalam jiwa anak perlu ditanamkan keimanan dan ketakwaan yang kokoh agar mampu menghadapi godaan hidup yang semakin keras. f. Menumbuhkan sikap sabar dan ulet dalam memulai sesuatu Sikap mudah menyerah dalam menghadapi masalah merupakan awal rasa percaya diri rendah. Ia akan dihantui oleh rasa tidak percaya diri terhadap kemampuan yang ia miliki dalam mencapai tujuan hidupnya. Langkah yang dapat ditempuh untuk mengatasi masalah ini adalah dengan cara menumbuhkan sikap sabar dan ulet untuk memulai suatu usaha disertai dengan keyakinan bahwa Tuhan telah berjanji kepada umatnya akan selalu

Dokumen yang terkait

TANGGAPAN REMAJA TENTANG SERIAL TV (SINETRON) ADA APA DENGAN CINTA DI RCTI (study pada siswa-siswi kelas II MAN Malang I tahun ajaran 2004-2005)

0 3 1

Efektifitas pembelajaran dengan praktikum di laboratorium alam berwawasan salingtemas terhadap hasil belajar biologi(Di SMP Negeri 2 Jember kelas I semester 2 sub konsep pencemaran lingkungan tahun ajaran 2004/2005)

0 3 131

Hubungan pemberian biasiswa terhadap peningkatan hasil belajar mata pelajaran biologi siswa kelas II SLTP Negeri se Kabupaten Bondowoso tahun ajaran 2000/2001

0 4 61

hubungan tingkat stressor psikososial dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa baru tahun ajaran 2012/2013 Fakultas Kedokteran Universitas Jember

0 6 16

Pengaruh dukungan sosial dan bimbingan agama islam terhadap kepercayaan diri penyandang tunadaksa di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Kebayoran Baru Jakarta Selatan

0 15 145

Gambaran tingkat pengetahuan santri Madrasah Tsanawiyah kelas VIII Pesantren Darul Ulum Banyuanyar Tahun ajaran 2010-2011 tentang skabies

0 17 34

Analisis tingkat kepuasan jama'ah haji tahun 1010 terhadap pelayanan kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH ) Al-Mujahidin-Pamulang

1 22 99

Pengaruh pola asuh terhadap kepercayaan diri anak

2 5 128

Hubungan pengembangan diri rutin terhadap al-akhlak al-karimah siswa-siswi program akselerasi SMP Bakti Mulya 400 Jakarta

2 27 132

Identifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA ruang lingkup materi dan sifatnya di SMP Joannes Bosco Yogyakarta kelas VIII tahun ajaran 2014-2015

1 5 9