Bhakti Marga Pluralisme agama dalam perspektif kesatuan.

5 bila hasil itu belum datang. Hal ini menyebabkan kerjanya menjadi tidak maksimal, tidak fokus, walaupun sesungguhnya ada kemungkinan hasil kerjanya akan datang juga. Bagi orang terikat pada duniawi selalu merasa tidak puas mendapat hasil sedikit. Tetapi sebaliknya bagi seorang bhakta walaupun mereka melakukan sedikit saja serta dilakukannya dengan senang hati, merasa itu adalah kewajiban; jika dikerjakan dengan tanpa pamrih, mereka akan mendapatkan hasil yang tak ternilai harganya. Pada prinsipnya mereka berpedoman rame ing gawe sepi ing pamrih.

2. Bhakti Marga

Bhakti Marga adalah jalan yang ditempuh dengan bhakti untuk mewujudkan rasa kasih sayang sepenuhnya. Rasa kasih sayang tersebut lebih ditujukan kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Jadi proses mempersatukan diri dengan Tuhan atas dasar cinta kasih yang mendalam. Kata bhakti berarti hormat, taat, sujud, menyembah, mempersembahkan, penyerahan diri seutuhnya kepada Sang Pencipta. Seorang bhatka orang yang menghayati Bhaki Marga dengan sujud dan cinta, menyembah dan berdoa, dengan pasrah mempersembahkan jiwa dan raganya sebagai ibadah kepada Tuhan. Seluruh jiwa raganya senantiasa diliputi cinta kasih dan kasih sayang tanpa batas, sedikitpun tidak ada yang terselip di dalam lubuk hatinya sifat-sifat negatif seperti egois, kebencian, kekejaman, iri dengki dan kegelisahan atau keresahan. Apapun yang mereka lakukan selalu dikaitkan dengan kepentingan rohani. Misalnya: mau makan, ingat Tuhan; mau tidur, ingat Tuhan; mau bekerja, ingat Tuhan; mau perjalanan, ingat Tuhan; singkatnya apa pun yang dilakukan selalu ingat kepada Tuhan. Mereka selalu berupaya berpikir, berbicara dan berbuat untuk kerohanian atau Ketuhanan. Ketika mereka berjumpa dengan siapapun, pembicaraannya pasti sekitar kerohanian atau tetang cara mencintai Tuhan. Bagi kaum ibu yang menempuh jalan ini, ketika belanja ke pasar, proses memasak sampai setelah 6 matang, yang dipikirkan hanyalah bagaimana supaya Tuhan merasa puas atas apa yang dilakukan. Ketika masakan sudah matang, mereka akan mengambil satu porsi disendirikan untuk diberi doa terlebih dahulu, kemudian baru dicampur dengan makanan yang lain. Mereka memiliki keyakinan bahwa jika makan tanpa diberi doa hanya makan dosa, seperti yang tertera di dalam Kitab Suci Bhagavad-gita 3.13: “Para penyembah Tuhan dibebaskan dari segala jenis dosa karena makan makanan yang telah dihaturkan sebagai yajna korban suci. Orang lain yang menyediakan makanan untuk kenikmatan indria pribadinya hanya makan dosa”. Cinta bhakti kepada Tuhan yang sangat mendalam akhirnya dipancarkan kepada semua makhluk baik manusia maupun binatang juga tumbuh-tumbuhan. Dalam doanya selalu menggunakan cinta dan kasih sayang untuk memohon agar semua makhluk tanpa kecuali selalu berbahagia dan mendapat anugrah termulia dari Tuhan Yang Mahapengasih dan Penyayang. Seorang bhakta akan berupaya melenyapkan kebencian kepada semua makhluk hidup. Mereka akan selalu berusaha memupuk dan mengembangkan sifat-sifat kasih, untuk membebaskan dirinya dari belenggu keakuannya. Sikapnya selalu sama atau seimbang ketika menghadapi suka maupun duka, dipuji ataupun dicela. Kesempurnaan batinnya sempurna tidak ada ikatan sama sekali terhadap apapun. Mereka selalu merasa puas dalam segala hal, baik dalam kelebihan maupun kekurangan. Mereka benar-benar sabar dan tenang dengan bhakti yang teguh dan kokoh. Seluruh kekuatannya dipakai untuk memusatkan pikirannya dalam penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dengan begitu mereka dapat mencapai moksha dalam suasana kekal, penuh pengetahuan, dan penuh kebahagiaan.

3. Jnana Marga