22
adalah sikap dan tindakan manusia yang mau mengarahkan dan mengandalkan hidup kepada Allah dan di dalam Allah. Jadi iman
merupakan sikap manusia yang selalu ingin bersekutu dengan Allah Galatia 2:1-20.
2. Hidup Beriman
Dari uraian di atas, dapat dimengerti bahwa dalam iman terkandung :
Ketaatan kepada Allah, yaitu sikap percaya kepada Allah a.
Roma 4;11, 1;12 . Pengetahuan tentang Allah: Dasar iman adalah pengetahuan
b. tentang Allah yang menyatakan diri-Nya dalam Yesus Kristus
1 Korintus 1:30. Umat Kristen Protestan dituntut untuk terus berupaya mengetahui tentang Allah secara benar.
Harapan: Iman menempatkan umat Kristen Protestan dalam
c. kerangka janji keselamatan yang akan diterima pada waktunya
kelak Kolose 1:4; Titus 1:1; Roma 15:13 .
Dengan demikian iman dapat dimengerti sebagai berikut:
Iman bukanlah usaha manusia a.
yang ingin beriman, melainkan semata-mata anugerah Tuhan Roma 12:3; Efesus 2:8 yaitu
anugerah untuk percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai jalan, kebenaran dan satu-satunya kehidupan Yoh 14:6 dan
1 Yoh 4:1-3. Jika iman hanya ada di dalam sangkut pautnya dengan keselamatan di dalam Tuhan Yesus Kristus, iman
bukan alat untuk mendapatkan apa yang manusia inginkan. Ukuran iman tidak menentukan besar kecilnya kuasa yang
menyertainya. Iman yang kecil ukuran perasaan manusia sebesar biji sesawi saja, kalau betul-betul iman, maka kalau
Allah menghendaki bisa melakukan perkara-perkara yang besar.
Iman
b. tidak dianugerahkan sekali sempurna
, tetapi harus dikerjakan dengan takut dan gentar Filipi 2:12 . Karena itu, banyaknya
23
dan lamanya seseorang mempelajari Alkitab dan mengenal kebenaran Allah tidak menjamin pertumbuhan imannya.
Banyak umat Kristen Protestan yang sederhana yang tidak tahu tentang kebenaran-kebenaran Firman Tuhan yang dalam
dan kompleks, tetapi memiliki iman yang besar. Sebaliknya, banyak umat Kristen yang tahu banyak, dengan kata-kata
tentang Alkitab bahkan bisa memimpin dan menjelaskan kepada orang lain tetapi beriman kecil. Dalam Injil Yohanes
20:24, Tuhan Yesus memperingatkan Thomas yang sudah melihat banyak tanda ajaib mukjizat yang dikerjakan Yesus,
telah mendengar dan belajar banyak tentang firman kebenaran yang disabdakan Yesus, tetapi ia ternyata kurang beriman.
Itu sebabnya Yesus berkata kepada Thomas, “Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya“. Iman harus
dipertanggungjawabkan sesuai dengan levelnya. Oleh karena itu umat Kristen Protestan bisa memiliki iman yang besar jika
ia dapat mempertanggungjawabkan imannya sesuai dengan talenta dan kondisinya.
Iman harus dikerjakan, digunakan, dan diterapkan sesuai dengan
c. Firman Allah.
Iman yang dianugerahkan harus diwujudkan dalam tindakan iman Yak. 2;17 , dan tindakan iman atau
act of believe yang sejati hanya ada dalam sangkut pautnya
dengan firman Tuhan. Tindakan iman yang sejati adalah respon terhadap kebenaran firman Allah. Iman tidak pernah
ada dalam kefakuman firman Allah. Bohong kalau ada orang yang berkata bahwa ia beriman tanpa tahu apa dan siapa
yang ia percayai 2 Timotius 1:12 . Seseorang tidak dapat melakukan tindakan iman dan memikul beban kehidupan
tanpa mengenal Allah Matius 11:29. Iman tidak sama dengan perasaan beriman feeling, keyakinan.
d. Banyak orang mampu menciptakan keyakinan batin inner
sense of certainty bahwa Allah akan memberikan apa yang
diminta dengan cara melakukan penipuan terhadap diri sendiri deliberate deception. Misalnya, mencari dan memikirkan
24
ayat-ayat Alkitab yang sesuai dengan keinginannya dan melupakan ayat-ayat lain yang bisa membimbangkan hatinya;
berkumpul hanya dengan orang-orang yang sependapat dan menjauhkan diri dari orang-orang yang berpendapat
lain. Tingkah laku seperti ini, setelah melalui jangka waktu yang cukup lama, dengan sendirinya akan menghasilkan
perasaan beriman dan keyakinan akan kebenaran dari apa yang diinginkannya. Orang yang bersangkutan akan merasa
yakin bahwa keinginannya adalah pengharapan iman yang benar. Perasaan feeling tidak menghasilkan iman. Imanlah
yang menghasilkan feeling atau perasaan yakin, mantap, damai, sukacita, dan pengharapan. Umat Kristen Protestan
percaya adalah iman, bukan feeling perasaan.
Menurut Thomas Groome, iman Kristen sebagai suatu pengalaman yang nyata mempunyai tiga dimensi yang esensial
yaitu: Suatu keyakinankepercayaan
1. Suatu hubungan mempercayakan diri
2. Suatu kehidupan yang dijalani dalam kasih
3. agape
Ketiga dimensi ini memperoleh ekspresi dalam tiga aktifitas yakni iman sebagai kepercayaan believing, iman sebagai
keyakinanmempercayakan diri trusting dan iman sebagai tindakan doing. Oleh sebab itu iman Kristen harus dihayati
dengan benar, menuntut tindakan atau pelaksanaan dari apa yang diketahui. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa iman
dan tindakan berjalan bersama secara simultan. Dengan kata lain iman ada dalam tindakan.
Baik Injil maupun surat-surat Paulus menekanan bahwa iman Kristen tidak hanya mengenai kepercayaan atau keyakinan saja,
tetapi mengenai pelaksanaan kehendak Allah. Ini mewujudkan diri dalam pelayanan kasih. Tetapi pernyataan yang paling
kuat tentang dimensi tindakan dari iman kristen yang hidup
25
adalah apa yang dikatakan dalam surat Yakobus bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati Yak.2:26. Dengan demikian, iman
Kristen sekurang-kurangnya mempunyai tiga aktifitas esensial: mempercayai, meyakini dan bertindak.
MENGASIHI
Istilah kasih dalam Alkitab Perjanjian Lama adalah terjemahan
dari kata Ibrani aheb. Pemakaian kata ini amat luas dan merupakan kata umum dengan beragam makna sesuai dengan
kadarnya. Kata ini sering diungkapkan oleh bangsa Moab dan Ugarit. Kata ini semula dipergunakan di IbraniIsrael dan
dipergunakan sekitar 250 kali di Alkitab. Kata paling umum untuk semua bentuk kasih dalam Alkitab Perjanjian Baru adalah
agape.
Tetapi kata ini jarang dipakai dalam bahasa Yunani klasik. Dalam pemunculannya, yang begitu sedikit, kata itu berarti kasih
yang paling tinggi dan paling mulia , yang melihat suatu nilai tak
terbalas pada objek kasihnya. Penggunaannya dalam Perjanjian Baru untuk menggambarkan kasih Allah kepada manusia, kasih
manusia kepada Allah, dan kasih manusia kepada sesamanya. Keagungan yang dikandung dari kata itu menurut Perjanjian
Baru sesuai dengan yang terdapat pada Perjanjian Lama.
Kasih adalah tanda yang diberikan seseorang kepada yang lain. Hidup ini akan terasa aman bila di dalamnya ada kasih.
Kasih itu begitu penting untuk dimiliki setiap orang. Kasih juga tidak dapat diukur oleh materi. Kasih merupakan ikatan batin
yang melibatkan seluruh kepribadian seseorang dengan segala tingkah lakunya. Secara umum dapat dikatakan bahwa kasih
mendorong seseorang untuk melakukan berbagai perbuatan yang memuaskan keinginan-keinginan yang telah timbul sebelumnya
Ams 20:13. Namun keinginan yang paling mendalam dari hati umat manusia ialah keinginan akan Allah sendiri Mzr
42:2. Dengan demikian, kasih kepada Allah merupakan suatu kekuatan batin yang berpaut kepada Allah secara pribadi sehingga
dengan sendirinya menghasilkan kehidupan yang setia dan
26
penuh penyerahan. Dalam Perjanjian Lama, gambaran paling agung dari hubungan semacam ini terdapat dalam kehidupan
Nabi Hosea, yaitu hubungan kasih antara suami istri. Menurut Eichrodt, dalam kisah nabi Hosea itu hubungan kasih terwujud
dalam perasaan saling memiliki dan saling berhubungan, kasih seorang suamiistri senantiasa merupakan tanggapan terhadap
kasih yang mula-mula dinyatakan Allah.
1. Mengasihi Tuhan