jaringan tubuh. Waktu paruh biologis adalah 4,3 hari pada seluruh jaringan tubuh Standing Committee on Biocidal Products, 2011.
Biokonsentrasi deltametrin pada cacing tanah adalah 483 menggunakan Kow 40 200 untuk deltametrin Standing Committee on Biocidal Products, 2011.
C. Biota Percobaan
1. Ikan Nila Oreochromis niloticus
Klasifikasi ikan nila menurut Myers, Espinosa, Parr, Jones, Hammond, and
Dewey 2013: Kingdom: Animalia
Filum: Chordata Subfilum: Vertebrata
Kelas: Actinopterygii Ordo: Perciformes
Famili: Ciclidae Genus: Oreochromis
Spesies: Oreochromis niloticus
Gambar 3. Ikan nila Ueberschaer, 2000
Ikan nila hidup di perairan air tawar hampir di seluruh Indonesia. Jenis ikan ini sebenarnya bukan ikan asli Indonesia. Habitat asli ikan nila adalah di
Sungai Nil dan daerah perairan di sekitarnya. Menurut sejarahnya, ikan nila masuk ke Indonesia pada tahun 1969. Ikan nila didatangkan oleh Balai Penelitian
Perikanan Air Tawar BPAT Bogor dari Taiwan. Setelah diteliti dan dilakukan adaptasi, ikan ini mulai disebarkan ke beberapa daerah di Indonesia. Nila adalah
nama khas Indonesia yang diberikan pemerintah melalui Direktur Jenderal Perikanan. Nama tersebut diambil dari nama spesies ikan ini, yakni nilotica yang
kemudian diadaptasi menjadi nila Sutanto, 2012. Ikan nila merupakan ikan air tawar yang cukup dikenal luas masyarakat
Indonesia. Secara deskripsi dan bentuk ikan nila mirip dengan ikan mujair, tetapi memiliki ukuran yang lebih besar. Ikan nila termasuk jenis ikan yang mudah
dibudidyakan, oleh karena itu ikan nila termasuk komoditas unggulan dalam bisnis perikanan air tawar. Permintaan yang besar terhadap ikan nila mengakibatkan
budidaya ikan nila semakin berkembang dan menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Perkembangan budidaya ikan nila ini juga sehingga sekarang banyak
dihasilkan jenis ikan nila unggulan Sutanto, 2012. Ikan nila mengandung 77-79 air, 17-18 protein, 1,5-3,2 lemak, dan
1,1-15 mineral Muchiri, 2006.
2. Habitat ikan nila
Habitat nila adalah perairan tawar, seperti sungai, danau, waduk, dan rawa- rawa, teteapi karena toleransinya yang luas terhadap salinitas euryhaline, dapat
pula hidup dengan baik di air payau dan laut. Salinitas yang cocok untuk nila adalah
0-35 ppt part per thousand dengan pH 6-8,5. Nila dapat hidup pada perairan dengan kandungan oksigen minim, kurang dari 3 ppm part per million Kordi,
2010. Hal yang paling berpengaruh dengan pertumbuhan ikan nila adalah
salinitas atau kadar garam. Jumlah 0-29 adalah kadar maksimal untuk ikan nila agar tumbuh dengan baik. Meski ikan nila dapat hidup di kadar garam sampai 35,
tetapi di lingkungan seperti itu ikan nila tidak dapat berkembang dengan baik Sutanto, 2012.
Ikan nila hanya dapat berkembang pada suhu air yang hangat dan tidak dapat hidup pada air yang dingin. Ikan nila juga dikenal dengan sebutan ikan tropis
karena memang hanya ada di daerah tropis dengan suhu di antara 23-32 ºC. maka tidak heran, ikan nila tidak sulit ditemukan di daerah-daerah seluruh Indonesia
Sutanto, 2012. Keasaman air yang cocok adalah 6
– 8,5, namun pertumbuhan optimal terjadi pada pH 7
– 8. pH yang masih ditoleransi nila adalah 5-11. Suhu optimal untuk pertumbuhan nila antara 25
– 30 °C. Pada suhu 22 °C nila masih dapat memijah, begitu pula pada suhu 37 °C. pada suhu di bawah 14 °C atau lebih 38 °C
nila mulai tergannggu. Sedangkan suhu mematikan adalah 6 °C dan 42 °C Kordi, 2010.
3. Makanan ikan nila