LOD Limit of Detection dan LOQ Limit of Quantitation

5. LOD Limit of Detection dan LOQ Limit of Quantitation

LOD merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat terdeteksi dan masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blangko Ermer and Miller, 2005. LOQ merupakan konsentrasi terendah analit dalam sampel yang dapat dikuantifikasi dengan akurasi dan presisi yang sesuai pada metode yang digunakan. Parameter ini diukur dalam matriks Grob and Barry, 2004. I. Landasan Teori Pestisida adalah substansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan berbagai hama Sudarmo, 1991. Deltametrin merupakan insektisida sintetik golongan piretroid yang merupakan tiruan analog dari piretrin Djojosumarto, 2008. Pestisida dapat berdampak buruk bagi lingkungan, contohnya deltametrin mempunyai sifat sangat toksik untuk ikan. Tanda keracunan deltametrin pada manusia adalah munculnya rasa geli, gatal, terbakar, mati rasa, dan paresthesia. Senyawa yang mempunyai nilai log K ow lebih dari 3 memiliki kemungkinan dapat mengalami akumulasi. Deltametrin mempunyai sifat non polar log K ow = 4,6, oleh karena itu dapat terakumulasi pada sedimen dan mengalami bioakumulasi pada biota perairan. Oleh karena itu harus diketahui kadarnya dalam makanan. Salah satu jenis ikan yang banyak dikonsumsi manusia adalah ikan nila. Ikan nila merupakan ikan air tawar yang hidup di lingkungan tropis. Ikan ini memiliki daya toleransi yang tinggi terhadap lingkungannya. Di Indonesia, ikan nila cukup dikenal luas dan termasuk komoditas unggulan dalam bisnis perikanan air tawar. Permintaan yang besar terhadap ikan nila mengakibatkan budidaya ikan nila semakin berkembang. Ikan nila banyak disukai karena dagingnya yang lembut, enak, dan tebal Sutanto, 2012. Ikan nila banyak dikonsumsi karena mempunyai kandungan gizi yang cukup baik. Kandungan lemak ikan nila adalah 2,54 dengan jumlah lemak netral 24,50 dan lemak polar 75,50 Suloma, Ogata, Garibay, Chaves, and El- Haroun, 2008. Menurut Henderson and Tocher 1987 lemak dibagi menjadi dua kelas utama, yaitu lemak netral dan lemak polar. Lemak netral merupakan deposit lipid yang digunakan sebagai sumber energi, sedangkan lemak polar merupakan konstituen utama dari membran sel. Deltametrin jika dipaparkan selama waktu tertentu pada ikan nila dapat terakumulasi pada jaringan lemak ikan nila. Karena lemak merupakan tempat akumulasi senyawa kimia organik non polar setelah senyawa tersebut masuk ke dalam organisme berdasarkan prinsip like dissolve like. Deltametrin mempunyai nilai log K ow 4,6 dan lemak ikan nila memiliki rentang log K ow 4,6 – 10,89 Anonim, 2008 b ; Anonim, 2009. Berdasarkan prinsip like dissolve like, kemungkinan deltametrin dapat mengalami bioakumulasi dalam lemak ikan nila. Ekstraksi dilakukan untuk mengambil analit dan memisahkan analit dari matriks. Menurut Abuzar et. al 2012 ekstraksi deltametrin dalam matriks tomat dilakukan menggunakan pelarut asetonitril dan dilanjutkan dengan clean-up menggunakan fase diam florisil dengan fase gerak asetonitril. Matriks ikan bersifat non polar sehingga perlu dilakukan pengembangan metode ekstraksi dan clean-up deltametrin dalam matriks ikan nila. Ekstraksi deltametrin dari ikan nila dilakukan menggunakan metode ekstraksi cair-cair. Prinsip ekstraksi cair-cair adalah menggunakan 2 pelarut yang tidak saling campur, dimana deltametrin memiliki kelarutan yang tinggi pada salah satu pelarut. Menurut Noegrohati 1991 ekstraksi deltametrin dari jaringan lemak ikan nila dilakukan menggunakan campuran heksan : aseton 1:1. Ko-ekstraktan dibersihkan menggunakan kolom kromatografi dengan fase diam dan fase gerak hasil optimasi. Keberhasilan analisis deltametrin dalam matriks ikan nila ditentukan oleh prosedur clean-up ekstrak lemak ikan nila yang mengandung deltametrin. Karena deltametrin bersifat non polar maka pelarut yang digunakan untuk proses ekstraksi bersifat non polar akibatnya lemak dalam matriks ikan nila ikut terekstraksi. Karena keduanya bersifat non polar maka pemisahan menggunakan dasar perbedaan polaritas diduga tidak memberikan hasil yang optimal, oleh karena itu digunakan kromatografi adsorbsi yang proses pemisahannya berdasarkan interaksi analit dengan situs aktif pada karbon. Agar deltametrin terikat kuat pada fase diam maka digunakan karbon aktif. Menurut Anonim 2007 alumina dapat digunakan sebagai fase diam untuk proses clean-up. Menurut Hassan, Youssef, and Priecel 2013 karbon aktif juga dapat digunakan sebagai fase diam untuk proses clean-up. Petroleum eter dan aseton biasanya digunakan dalam proses clean-up dengan fase diam alumina. Berdasarkan Anonim a 2012 k ekuatan pelarut ε pada alumina Al 2 O 3 untuk petroleum eter adalah 0,01 sedangkan aseton adalah 0,58. Kandungan lemak ikan nila sebagian besar adalah lemak polar, apabila digunakan fase diam karbon yang bersifat non polar maka lemak ikan nila akan keluar bersama dengan petroleum eter. Deltametrin akan tetap terikat pada karbon karena ada proses adsorbsi. Deltametrin dapat keluar bersama aseton karena interaksi deltametrin dengan aseton lebih kuat daripada dengan karbon. Lemak ikan nila dan deltametrin dapat dipisahkan karena terjadi perbedaan kekutatan ikatan antara lemak dengan karbon dan deltametrin dengan karbon. Determinasi deltametrin dilakukan menggunakan kromatografi gas detektor penangkap elektron Gas Chromatography – Electron Capture Detector GC-ECD. GC-ECD digunakan karena memiliki sensitivitas yang tinggi yaitu 0,05 – 1 pg Christian, 2004 . Digunakan detektor penangkap elektron karena deltametrin memiliki gugus Br yang bersifat elekronegatif yang dapat menarik elektron. Bioakumulasi adalah adanya peningkatan konsentrasi senyawa uji pada biota, misalnya ikan nila. Laju bioakumulasi dilihat dari nilai slope pada kurva hari vs konsentrasi deltametrin. Biokonsentrasi adalah akumulasi dari senyawa yang terlarut dalam air, ikan, dan organisme akuatik melalui insang dan permukaan tubuh secara langsung. Bioconcentration factor BCF didefinisikan sebagai rasio konsentrasi senyawa dalam organisme akuatik terhadap fase air dibawah kondisi setimbang steady-state. Pengukuran BCF dilakukan dengan konsentrasi rata-rata dari senyawa dalam seluruh tubuh yang diserap melalui insang, kulit, dan saluran pencernaan ikan. Kadang BCF diperkirakan terhadap kadar lemak ikan Krieger, 2010. Karakterisasi resiko asupan deltametrin melalui ikan nila perlu dilakukan karena deltametrin dapat menimbulkan dampak yang buruk pada manusia sehingga perlu ditetapkan kadarnya dalam makanan, contohnya adalah ikan nila yang sering dikonsumsi oleh manusia. Acceptance Daily Intake ADI deltametrin adalah 0,01 mgkg BB Anonim, 2013. Akumulasi deltametrin dalam ikan nila dikhawatirkan mengakibatkan tingkat asupan deltametrin pada manusia yang mengkonsumsi ikan nila yang terpapar deltametrin setiap hari selama masa hidup 80 tahun melebihi ADI.

J. Hipotesis