Golongan dan jumlah obat lain

Golongan obat terbanyak kedua adalah kortikosteroid dengan jumlah 33 kasus. Metilprednisolon merupakan obat golongan kortikosteroid yang banyak diberikan pada pasien. Fungsinya adalah untuk mengatasi inflamasi pada penderita asma dan PPOK.

2. Golongan dan jumlah obat lain

Selain obat saluran pernapasan, pasien juga menerima golongan obat lain, yaitu dibagi dalam 24 golongan. Berikut adalah obat-obat golongan lain yang diterima pasien. Tabel IX. Pengelompokkan berdasarkan golongan obat kasus pasien yang menggunakan obat lain selain gangguan saluran pernapasan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Januari - Juli 2012 No Golongan obat Nama obat Jumlah kasus 1. Anti ulser Ranitidin Omeprazol Dexanta ® Pantoprazol 14 5 1 10 2. Analgesik dan antipiretik Parasetamol Sistenol ® Metamizol natrium 10 2 2 3. Suplemen Cinula ® Kalium dan magnesium Astacor ® Curcuma ® 1 5 3 1 4. Elektrolit NaCl Aminoral ® Vitamin K Kalium 4 1 2 3 5. Loop diuretik Furosemid 9 6. Obat dislipidemia Atorvastatin Simvastatin Gemfibrozil 1 3 2 7. Obat jantung Digoxin Dobutamin 4 1 8. Obat gout Allopurinol 5 9. Anti inflamasi non steroid Analsik ® Metamizol natrium 1 3 10. Antiemetik Granisetron Ondansetron 1 3 Lanjutan Tabel IX No Golongan obat Nama obat Jumlah kasus 11. Nootropik dan neurotropik Mekobolamin 4 12. Ansiolitik Alprazolam 3 13. Antidiabetes Insulin aspart 3 14. Antidiare Activated attapulgite Loperamid 1 1 15. Antagonis Kalsium Amlodipin 2 16. Kardiovaskular golongan lain Bio ATP ® 2 17. Hepatoprotektor Proliver ® 2 18. Vitamin B kompleks Neurodex ® Alinamin fursultiamin 1 1 19. Obat vasodilator perifer Flunarizin Citicolin 1 1 20. Antivertigo Betahistin mesylate 1 21. Anti platelet Klopidogrel 1 22. Obat malaria Klorokuin 1 23. Anti angina Isosorbit dinitrat 1 24. Obat aritmia ventrikular Amiodarone 1 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa obat lain selain obat gangguan saluran pernapasan yang paling banyak digunakan pada pasien adalah anti ulser dengan 30 kasus. Obat-obatan ini diberikan pada pasien yang mempunyai keluhan gangguan saluran pencernaan. Obat anti ulser yang paling banyak digunakan adalah ranitidin antagonis reseptor H 2 yang mempunyai indikasi untuk tukak lambung dan tukak duodenum, refluks esofagitis, dispepsia episodik kronis, tukak akibat AINS, dan kondisi lain dimana pengurangan asam lambung akan bermanfaat. Golongan obat terbanyak kedua adalah analgesik dan antipiretik dengan 14 kasus. Parasetamol merupakan obat yang paling banyak digunakan. Indikasinya adalah untuk mengatasi nyeri ringan sampai sedang dan demam.

B. Evaluasi Pengobatan pada Pasien Gangguan Saluran Pernapasan Periode

Dokumen yang terkait

Kajian interaksi obat pada peresepan pasien rawat jalan diabetes melitus di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta periode Januari-Juni 2016.

0 1 41

Kajian interaksi obat pada peresepan pasien Hipertensi Geriatri di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta Periode Januari-Juni 2016.

0 12 56

Kajian interaksi obat pada peresepan pasien rawat jalan sindrom koroner akut di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta periode Januari-Oktober 2016.

0 1 53

Kajian interaksi obat pada peresepan pasien tuberkulosis di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta periode Januari 2015-Juni 2016.

0 0 50

Kajian interaksi obat pada peresepan pasien rawat jalan diabetes melitus di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta periode Januari Juni 2016

0 0 39

Efektivitas pengobatan pasien gangguan saluran pencernaan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2012.

0 5 124

Penatalaksanaan gangguan saluran cerna di RS Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2012 : kajian kemungkinan interaksi obat dan dosis obat.

4 22 126

Efektivitas pengobatan pasien gangguan saluran pencernaan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2012

1 29 122

Penatalaksanaan gangguan saluran pernapasan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Januari Juli 2012 kajian dosis dan kemungkinan interaksi obat

1 28 162

Penatalaksanaan gangguan saluran cerna di RS Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2012 : kajian kemungkinan interaksi obat dan dosis obat - USD Repository

0 2 124