Asma Gangguan Saluran Pernapasan

B. Gangguan Saluran Pernapasan

1. Asma

a. Definisi Asma merupakan penyakit inflamasi pada saluran nafas, yang ditandai dengan bronkokonstriksi, inflamasi, dan respon yang berlebihan terhadap rangsang. Beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya asma, antara lain: udara dingin, obat- obatan, stress, olahraga Ikawati, 2007. b. Etiologi Berdasarkan faktor pemicunya, asma dibagi menjadi dua, yaitu asma ekstrinsik atau alergik dan asma intrinsik atau idiosinkratik. Asma ekstrinsik mengacu pada asma yang disebabkan oleh alergen, yang biasanya terjadi pada anak-anak yang memiliki keluarga dengan riwayat penyakit alergi. Asma intrinsik mengacu pada asma yang disebabkan oleh faktor-faktor di luar mekanisme imunitas, dan umumnya dijumpai pada orang dewasa. Beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya asma, antara lain: udara dingin, obat- obatan, stress, dan olahraga Ikawati, 2007. c. Patofisiologi Pada asma alergi atau atopik, bronkospasme terjadi akibat dari meningkatnya responsivitas otot polos bronkus terhadap adanya rangsangan dari luar, yang disebut alergen. Rangsangan ini kemudian akan memicu pelepasan berbagai senyawa endogen dari sel mast yang merupakan mediator inflamasi, yaitu histamin, leukotrien, dan faktor kemotaktik eosinofil. Akibatnya terjadi bronkokonstriksi, permeabilitas vaskuler, edema, produksi dahak yang kental, dan gangguan fungsi mukosiliar. Sedangkan pada asma non-atopik, mekanismenya bukan melalui sel mast tetapi melalui stimulasi pada jalur refleks parasimpatik yang melepaskan asetilkolin, dan kemudian mengkontraksi otot polos bronkus Ikawati, 2007. d. Manifestasi klinis Manifestasi asma mudah dijelaskan oleh adanya peradangan dan obstruksi saluran napas. Gejalanya adalah batuk, mengi wheezing, dispnea dan rasa sesak di dada, takipnea dan takikardia, pulsus paradoksus, hipoksemia, hiperkapnia dan asidosi respiratorik, hiperresponsivitas bronkus McPhee dan Ganong, 2011. e. Penatalaksanaan Tatalaksana pasien asma adalah manajemen kasus untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup agar pasien asma dapat hidup normal tanpa hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari asma terkontrol Depkes RI, 2009. Terapi non-farmakologi yang bisa diberikan adalah: edukasi pasien, banyak minum air, kontrol secara teratur, dan pola hidup sehat dengan berhenti merokok, kegiatan fisik senam Binfar, 2007. Menurut U.S. Departement of Health and Human Service 2011 terapi farmakologi asma diklasifikasikan menjadi: 1 Quick-relief medicines, yaitu pengobatan yang digunakan untuk merelaksasi otot-otot di saluran pernafasan, memudahkan pasien untuk bernafas, memberikan kelegaan bernafas, dan digunakan saat terjadi serangan asma asthma attack. Contohnya: beta-2 agonis kerja cepat bronkodilator. Berikut adalah aturan dosis golongan beta-2 agonis yang sering diberikan pada pasien: Tabel I. Dosis golongan beta-2 agonis secara oral dan inhalasi Ikawati, 2007 Obat Dosis Dewasa Anak Inhalasi Salbutamol 100-200 mcg 100 mcg Eformoterol 12 mcg inhalasi - Fenoterol 0,2-1,0 mcg 6 th: 0,2-1,0 mcg Salmetrol 50 mcg, 2 x sehari - Oral Salbutamol 4 mg, 3-4x sehari 2 th: 0,2 kg 4 x sehari 2-6 th: 1-2 mg, 3-4 sehari 6-12 th: 2 mg, 3-4 sehari Terbutalin 2,5 mg 3 x sehari, bisa dinaikkan 5mg 3 x sehari 3-7 th: ½-1 sdk takar, 2-3 x sehari. 7-15 th: 1-2 sdm 2,5 mg 2 x sehari 2 Long-term medicines, yaitu pengobatan yang digunakan untuk mengobati inflamasi pada saluran pernafasan, mengurangi udem dan mukus berlebih, memberikan kontrol untuk jangka waktu lama, dan digunakan untuk membantu mencegah timbulnya serangan asma asthma attack. Contohnya: kortikosteroid bentuk inhalasi. Berikut adalah aturan dosis yang sering dipakai pada pasien: Tabel II. Dosis kortikosteroid inhalasi Ikawati, 2007 Obat Dosis Dewasa Anak Beklometason diproplonat 200 mcg, 2 x sehari atau 100 mcg 3-9 x sehari pada kondisi berat, dosis awal 600-800 mcghari 50-100 mcg, 2-4 x sehari atau 100-200 mcg 2 x sehari Budesonid 200 mcg, 2 x sehari, asma ringan: 200 mcg sehari. Asma berat: hingga 800 mcg sehari. 200-800 mcg sehari dalam dosis terbagi asma berat: 800 mcg. Flutikason 100-250 mcg 2 x sehari, dapat dinaikkan hingga 1 mg 2 x sehari. 4-16 th: 50-100 mcg, 2 x sehari

2. Penyakit Paru Obstruktif Kronis PPOK

Dokumen yang terkait

Kajian interaksi obat pada peresepan pasien rawat jalan diabetes melitus di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta periode Januari-Juni 2016.

0 1 41

Kajian interaksi obat pada peresepan pasien Hipertensi Geriatri di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta Periode Januari-Juni 2016.

0 12 56

Kajian interaksi obat pada peresepan pasien rawat jalan sindrom koroner akut di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta periode Januari-Oktober 2016.

0 1 53

Kajian interaksi obat pada peresepan pasien tuberkulosis di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta periode Januari 2015-Juni 2016.

0 0 50

Kajian interaksi obat pada peresepan pasien rawat jalan diabetes melitus di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta periode Januari Juni 2016

0 0 39

Efektivitas pengobatan pasien gangguan saluran pencernaan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2012.

0 5 124

Penatalaksanaan gangguan saluran cerna di RS Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2012 : kajian kemungkinan interaksi obat dan dosis obat.

4 22 126

Efektivitas pengobatan pasien gangguan saluran pencernaan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2012

1 29 122

Penatalaksanaan gangguan saluran pernapasan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Januari Juli 2012 kajian dosis dan kemungkinan interaksi obat

1 28 162

Penatalaksanaan gangguan saluran cerna di RS Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2012 : kajian kemungkinan interaksi obat dan dosis obat - USD Repository

0 2 124