Perumusan Masalah Keaslian penelitian

paling sering terjadi pada resep dokter adalah over dose yaitu sebesar 66,6 dari 42 resep. Masalah utama DRP dosis terlalu tinggi ini dapat disebabkan karena kelemahan tenaga kesehatan terutama farmasi klinis dalam memonitor penggunaan obat pada pasien gangguan saluran pernapasan. Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta merupakan rumah sakit swasta yang yang dimiliki oleh Yayasan Panti Rapih. Rumah Sakit Panti Rini memiliki pelayanan dasar, umum, gigi, dan pelayanan medik spesialistik, yaitu Spesialis Penyakit Dalam, Bedah, Penyakit Anak, serta Kebidanan dan Kandungan. Berdasarkan informasi dari pihak Rumah Sakit Panti Rini bagian Pelayanan Medik dan Penunjang Medik, penyakit gangguan saluran pernapasan, seperti asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK masuk dalam 10 besar penyakit yang sering terjadi pada tahun 2011. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Panti Rini mengenai penggunaan obat pada pasien gangguan saluran pernapasan dengan kajian dosis terlalu tinggi dan kemungkinan interaksi obat, sebagai salah satu usaha penulis untuk memonitor penggunaan obat pada pasien gangguan saluran pernapasan. Penelitian ini hasilnya diharapkan dapat diaplikasi pada pelaksanaan pharmaceutical care di rumah sakit sehingga patient safety bisa terwujud.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, permasalahan yang diteliti adalah: 1. Seperti apa profil penggunaan obat pada pasien gangguan saluran pernapasan? 2. Apakah ditemukan regimen dosis yang terlalu tinggi yang diberikan pada pasien gangguan saluran pernapasan di Rumah Sakit periode Januari - Juli 2012? 3. Apakah terjadi kemungkinan interaksi antar obat-obat yang diberikan pada pasien gangguan saluran pernapasan?

C. Keaslian penelitian

Berdasarkan penelusuran pustaka yang dilakukan, penelitian ini belum pernah dilakukan. Akan tetapi terdapat beberapa penelitian yang terkait dengan masalah penatalaksanaan pada pasien gangguan saluran pernapasan yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti lain dengan judul sebagai berikut: 1. Pola Penggunaan Obat Penyakit Paru Obstruktif Kronik pada Pasien Geriatri Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari - Desember 2003, oleh: Arifah pada tahun 2004. Metode dan hasil Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara retrospektif dan dianalisis dengan metode deskriptif. Hasil yang didapat adalah pemakaian golongan obat bronkodilator 100, kortikosteroid 71, antibiotik 59, mukolitik 63, ekspektoran 7, antitusif 15. Penggunaan obat PPOK pada pasien geriatri rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih periode Januari - Desember 2003 sudah sesuai dengan standar pelayanan medis PPOK, Pedoman Diagnosa dan Penatalaksanaan di Indonesia, dilihat dari pemilihan obat dan kesesuaian dosis kortikosteroid 98 dan antibiotik 90, sedangkan dosis bronkodilator di bawah dosis lazim 54, karena bronkodilator diberikan secara kombinasi, sehingga diperlukan pengaturan dosis, yaitu diturunkan di bawah dosis lazim. 2. Evaluasi Penggunaan Kombinasi Antibiotik pada Pasien Pneumonia Pediatrik Rawat Inap di RSUD Sleman Yogyakarta Periode Tahun 2006, oleh: Utmiyannah tahun 2007. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif evaluatif dengan metode pengumpulan data secara retrospektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 86 kasus terdapat 54 kasus 62,79 sesuai dan 32 kasus 37,21 yang tidak sesuai dengan Standar Pelayanan Medik RSUD Sleman tahun 2005, sedangkan berdasarkan jurnal American Family Physician 2004, diketahui sebanyak 79 kasus 91,86 sesuai dan 7 kasus 8,14 tidak sesuai antara jenis bakteri dengan antibiotik. 3. Evaluasi Pola Penggunaan Anti Tuberkulosis di Instalasi Rawat Inap RS Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 1 Januari 2006 - 31 Desember 2007, oleh Risdania pada tahun 2008. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan degan metode retrospektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 79 pasien tuberkulosis, yang menggunakan OAT-kombipak sebanyak 29 pasien dan OAT-FDC sebanyak 42 pasien. Kesesuaian jenis obat anti tuberkulosis sebanyaka 63 kasus 88,73 dan kesesuaian dosis obat anti tuberkulosis sebanyak 48 kasus 67,61. Lama perawatan rata-rata pasien di RS Dr. Sardjito Yogyakarta periode 1 Januari 2006 - 31 Desember 2007 untuk pasien tuberkulosis tanpa penyakit penyerta adalah 9,91 hari dengan hasil pengobatan adalah sembuh sebanyak 4,35 pasien, 82,60 membaik, 8,70 belum sembuh, dan 4,35 meninggal. 4. Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication Errors dan Drug Therapy Problems pada Pasien RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 Kajian Penggunaan Obat Saluran Pernapasan, oleh: Tandiose pada tahun 2008. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian non eksperimental, dengan rancangan penelitian eksploratif deskriptif yang bersifat prospektif. Jumlah kasus yang menerima obat saluran pernapasan di Rumah Sakit Bethesda adalah adalah 22 kasus. DTP dan ME yang terjadi, dosis terlalu tinggi 4 kasus, dosis terlalu rendah 12 kasus, ADR 5 kasus, interaksi obat 8 kasus, complience 6 kasus, potensi administration error 3 kasus, pemberian diluar instruksi dokter 1 kasus dan kegagalan mengecek instruksi 3 kasus. 5. Evaluasi Drug Therapy Problems pada Pengobatan Pasien Stroke di Unit Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas Periode Januari - Juni 2009 Kajian Obat Pencernaan dan Pernapasan, oleh: Septiana pada tahun 2009. Rancangan penelitiannya adalah deskriptif analitik yang bersifat retrospektif. Dari hasil penelitian ini ditemukan 24 kasus stroke pada Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas. Identifikasi DRPs penggunaan obat pencernaan dan pernapasan diperoleh 24 kasus, yang terdiri dari 23 kasus dosis kurang, 2 kasus dosis berlebih, serta 1 kasus efek samping dan interaksi obat. 6. Pola Penggunaan Obat Asma pada Pasien Asma Dewasa Rawat Inap di Rumah Sakit PKU Muhamadiyah Yogyakarta Periode Januari - Desember 2010, oleh: Husan tahun 2011. Penelitian ini menggunakan rancangan non eksperimental deskriptif dengan metode pengumpulan data secara retrospektif dari data rekam medis pasien. Jumlah pasien yang memenuhi kriteria inklusi adalah 54 pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kasus yang mengalami tepat indikasi sebesar 98,0, jumlah kasus yang mengalami tepat obat sebesar 93,0, jumlah kasus yang mengalami tepat pasien sebesar 94, dan jumlah kasus yang mengalami tepat dosis sebesar 98,0. Frekuensi lama perawatan pasien paling banyak pada kisaran 1-5 88,7. Frekuensi keadaan pulang pasien paling banyak adalah membaik 54,8. 7. DRPs Kategori Tepat Dosis dan Tepat Indikasi pada Pasien Rawat inap dengan Diagnosis Tuberkulosis di RSUD Tidar Magelang Periode Januari - Desember 2009, oleh: Purwaningtyas pada tahun 2011. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian non eksperimental dan bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dengan mencatat rekam medik pasien. Pasien yang memenuhi criteria inklusi sebanyak 24 orang. Hasil identifikasi diperoleh bahwa pada DRP kategori dosis tidak ditemukan DRP yang disebabkan oleh dosis terlalu tinggi dan DRP dalam hal dosis terlalu rendah sebesar 1,27, sedangkan pada DRP kategori tepat indikasi ditemukan DRP membutuhkan terapi tambahan sebesar 2,54 dan terapi tidak perlu sebesar 4,24. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada pada subyek, waktu, dan tempat penelitian, yaitu pasien dengan gangguan saluran pernapasan periode Januari - Juli 2012 di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini. Persamaan dengan penelitian terdahulu terletak pada kajian gangguan saluran pernapasan yaitu aspek keamanan yang meliputi dosis dan kemungkinan interaksi obat.

D. Manfaat Penelitian

Dokumen yang terkait

Kajian interaksi obat pada peresepan pasien rawat jalan diabetes melitus di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta periode Januari-Juni 2016.

0 1 41

Kajian interaksi obat pada peresepan pasien Hipertensi Geriatri di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta Periode Januari-Juni 2016.

0 12 56

Kajian interaksi obat pada peresepan pasien rawat jalan sindrom koroner akut di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta periode Januari-Oktober 2016.

0 1 53

Kajian interaksi obat pada peresepan pasien tuberkulosis di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta periode Januari 2015-Juni 2016.

0 0 50

Kajian interaksi obat pada peresepan pasien rawat jalan diabetes melitus di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta periode Januari Juni 2016

0 0 39

Efektivitas pengobatan pasien gangguan saluran pencernaan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2012.

0 5 124

Penatalaksanaan gangguan saluran cerna di RS Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2012 : kajian kemungkinan interaksi obat dan dosis obat.

4 22 126

Efektivitas pengobatan pasien gangguan saluran pencernaan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2012

1 29 122

Penatalaksanaan gangguan saluran pernapasan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Januari Juli 2012 kajian dosis dan kemungkinan interaksi obat

1 28 162

Penatalaksanaan gangguan saluran cerna di RS Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2012 : kajian kemungkinan interaksi obat dan dosis obat - USD Repository

0 2 124