Menerapkan Implementasi Sistem Kegiatan Implementasi

b. Analisis Sistem, tujuan tahap ini adalah untuk mendefinisikan sistem berjalan. c. Desain Sistem, pada tahap ini sebagian besar kegiatan yang berorientasi pada komputer dilaksanakan. d. Implementasi Sistem, tujuannya adalah untuk menyelesaikan disain sistem yang sudah disetujui, menguji serta mendokumentasikan program dan prosedur sistem yang diperlukan, memastikan bahwa personil yang terlibat dapat mengoperasikan sistem baru dan memastikan sistem baru dapat berjalan dengan baik dan benar. e. Pemeliharaan Sistem, tujuannya adalah untuk meyakinkan apakah sistem tersebut berjalan sesuai dengan tujuan semula dan apakah masih ada perbaikan atau penyempurnaan yang harus dilakukan.

2.3.3 Implementasi Sistem

Tahap implementasi sistem merupakan tahap meletakan sistem supaya siap dioperasikan. Tahap ini termasuk juga kegiatan menulis kode program jika tidak digunakan paket perangkat lunak aplikasi. Tahap implementasi sistem dapat terdiri dari langkah-langkah berikut ini Hartono, 2005:573 : 1. Menerapkan rencana implementasi. 2. Melakukan kegiatan implementasi. 3. Tindak lanjut implementasi.

2.3.3.1 Menerapkan Implementasi Sistem

Rencana implementasi merupakan kegiatan awal dari implementasi sistem. Rencana implementasi dimaksudkan untuk mengatur biaya dan waktu yang dibutuhkan selama tahap implementasi. Semua biaya yang dikeluarkan untuk implementasi perlu dianggarkan dalam bentuk anggaran biaya. Anggaran biaya ini selanjutnya juga berfungsi sebagai pengendalian terhadap biaya-biaya yang harus dikeluarkan. Waktu yang diperlukan untuk kegiatan implementasi juga perlu diatur dalam rencana implementasi dalam bentuk skedul waktu. Skejul waktu berfungsi sebagai pengendalian terhadap waktu implementasi.

2.3.3.2 Kegiatan Implementasi

Kegiatan implementasi dilakukan dengan dasr kegiatan yang telah direncanakan dalam rencana implementasi. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam tahap implementasi ini adalah sebagai berikut ini Hartono, 2005:574-588 : 1. Pemilihan dan pelatihan. Telah diketahui bahwa manusia merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam sistem informasi. Jikja sistem informasi ingin sukses, maka personil-personil yang terlibat harus diberi pengertian dan pengetahuan yang cukup tentang sistem informasi dan posisi dan tugas mereka. a. Pemilihan personil. 1 Personil yang dipilih dapat berasal dari dua sumber, yaitu karyawan-karyawan yang telah ada diperusahaan atau calon karyawan dari luar perusahaan. Karyawan yang ada diperusahaan lebih diperioritaskan dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : 2 Memindahkan karyawan ke posisi baru umumnya lebih mudah daripada merekruit karyawan baru. 3 Karyawan yang ada biasanya sudah lebih memahami operasi perusahaan, sedangkan karyawan baru membutuhkan waktu yang lama untuk mempelajari cara-cara operasi perusahaan. 4 Moral karyawan akan lebih meningkat untuk posisi baru yang lebih baik, khususnya jika menduduki posisi di sistem yang baru. Personil-personil yang dapat terlibat di sistem informasi dapat dikelompokkan dalam empat bagian : a Tugas input-output data. Personil-personil yang terlibat dalam tugas ini adalah personil-personil yang menangani pemasukan data dan distribusi dari output. Yang termasuk personil-personil ini dengan deskripsi tugasnya adalah sebagai berikut : 1 Pengawas pemasukan data: bertanggung jawab untuksemua staf yang melakukan pemasukan data lewat keyboard dan verifikasinya. 2 Operator pemasuk data: mengoperasikan satu atau lebih alat masukan data. 3 Pengawas pengolah data: bertanggung jawab terhadap pengawasan peralatan kata, operator pengolahan kata, arus pekerjaan pengolah kata, peraturan-peraturannya dan distribusi hasil pengolahan kata. 4 Operator pengolah kata: mengoperasikan mesin ketik elektronik, sistem pengolahan kata komputer, terminal pengolahan kata dan pengeditan teks. b Tugas-tugas operasi Personil-personil yang terlibat dalam tugas ini adalah personil-personil yang menangani jalannya operasi pengolahan data yang tidak terlibat langsung dengan tugas input-output. c Tugas-tugas pemrograman. Personil-personil yang terlibat dalam tugas ini adalah personil-personil yang akan menulis program-program komputer. d Tugas-tugas analisis sistem. Personila-personil yang terlibat dalam tugas ini adalah personil-personil yang akan mengembangkan sistem. Personil- personil analis sistem ada di dalam perusahaan, jika perusahaan akan menerapkan departemen sistem di organisasinya. Dengan adanya departemen sistem dengan sistem sendiri, maka pengembangan sistem dapat ditangni sendiri oleh perusahaan. b. Pelatihan karyawan Personil-personil yang akan menduduki posisi yang baru perlu dilatih agar dapat memahami hal-hal baru. John Burch dan Gary Grudnitski dalam buku Hartono, 2005:580 membedakan antara pelatihan dan pendidikan. Pelatihan dimaksudkan untuk personil-personil operasi, yaitu yang mengoperasikan sistem, yang terlibat dalam tugas mempersiapkan input, memproses data, mengoperasikan sistem, merawat dan menjaga sistem. Sedangkan pendidikan dimaksudkan untuk pemakai informasiuser. 1 Pendekatan untuk pelatihan dan pendidikan. Ada beberapa pendekatan untuk melakukan pelatihan dan pendidikan yaitu: a Ceramahseminar. Ceramah lebih bersifat mengungkapkan hal yang sudah diterima umum. Seminar lebih bersifat pembahasan temuan baru untuk mencari titik kebenarannya. b Pelatihan prosedural, dengan prosedur tertulis yang menjelaskan kegiatan masing-masing personil. c Pelatihan turtorial, ditujukan untuk masing-masing personil secara tatap muka. d Simulasi, dilakukan dengan membuat suatu simulasi yang mewakili lingkungan kerja personil. 2 Skedul pelatihan dan pendidikan. Skedul ini terdiri dari siapa saja yang akan dilatih atau dididik, subyek atau materi pelatihan atau pendidikan, tanggal pelaksanaannya, lokasinya, pendekatan yang akan digunakan dan siapa instruktornya. 2. Pemilihan tempat dan instalasi perangkat keras dan perangkat lunak. Jika peralatan baru akan dimiliki, maka tempat untuk peralatan ini harus dipersiapkan. Keamanan juga perlu dipertimbangkan. Sistem komputer yang besar membutuhkan tempat dengan lingkungan yang lebihharus diperhitungkan. Setelah persiapan tempat adalah menginstalasi perangkat keras yang sudah dikirim dan menginstalasi perangkat lunak yang sudah ada. 3. Pemrograman dan pengetesan program. Pemrograman adalah kegiatan menulis kode program yang akan diesekusi oleh komputer. Hasil program yang sesuai dengan desainnya akan menghasilkan program yang sesuai dengan yng dibutuhkan oleh pemakai sistem. Sebelum program diterapkan, maka program harus bebas dari kesalahan-kesalahan. Kesalahan dari program yang mungkin terjadi dapat diklasifikasikan dalam tiga bentuk kesalahan, yaitu : a. Kesalahan bahasa adalah kesalahan di dalam penulisan yang tidak sesuai dengan yang telah disyaratkan. b. Kesalahan sewaktu proses adalah kesalahan yang terjadi saat program dijalankan. Kesalahan ini mengakibatkan proses program berhenti sebelum selesai. c. Kesalahan logika adalah kesalahan dari logika yang dibuat. Cara mencari kesalahan ini dapat dilakukan dengan tes data yaitu dengan menjalankan program dengan menggunakan data tertentu dan membandingkan hasil pengola bahannya. Jika hasilnya berbeda berarti terjadi kesalahan. 4. Pengetesan sistem. Pengtesan sistem dilakukan untuk memeriksa kekompakan antar komponen sistem yang akan diimplementasi. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa elemen-elemen atau komponen dari sistem berfungsi sesuai dengan yang akan diharapkan. 5. Konversi sistem. Proses konversi sistem merupakan proses untuk meletakkan sistem baru supaya siap mulai untuk dapat digunakan. Terdapat beberapa pendekatan untuk melakukan konversi sistem, yaitu : a. Konversi langsung. Pendekatan ini dilakukan dengan mengganti sistem ynag lama langsung dengan sistem yang baru. Pada pendekatan ini sistem lama dihentikan sama sekali dan sistem yang baru mulai dioperasikan.pendekatan ini baik digunakan pada sistem yang tidak terlalu besar. Kebaikan lain pendekatan ini adalah biayanya tidak terlalu mahal, karena sistem lama sudah tidak dioperasikan lagi sehingga tidakn ada biaya operasi dari sistem yang lama. Kelemahan pendekatan ini adalah mempunyai resiko tinggi jika sistem baru gagal beroperasi seperti yang diharapkan. b. Konversi pararel. Pendekatan ini dilakukan dengan mengoperasikan sistem baru bersama dengan sistem lama dalam periode tetentu. Kebaikan sistem ini adalah menyediakan proteksi yang tinggi kepada organisasi terhadap kegagalan sistem yang baru. Jika sistem baru gagal sistem lama masih beroperasi. Kelemaahan pendekatan ini adalah terletak pada biaya yang dikeluarkan sangat besar karena terdiri dari biaya operasi dua sistem, yaitu biaya sistem lama dan sistem baru. Sistem lama akan dihentikan bila sistem yang baru benar-benar bisa diandalkan. c. Konversi percontohan. Pendekatan ini biasanya dilakukan bila beberapa sistem yang sejenis akan diterapkan pada beberapa area yang terpisah. Konversi ini dilakukan pada sebuah unit organisasi terlebih dahulu dan dinilai operasinya. Kebaikan dari pendekatan ini adalah : 1 Resiko kegagalan sistem hanya terletak pada area tetentu saja. 2 Kesalahan yang terjadi di sistem yang baru dapat dibetulkan terlebih dahulu, sehingga kesalahan tidak terjadi di area lain 3 Personil dari area lain dapat dilatih di daerah percontohan sebelum sistem baru diterapkan pada area kerjanya. Kelemahan dari sistem ini adalah proses konversi dapat menjadi lama. d. Konversi bertahap. Pendekatan ini dilakukan dengan menerapkan masing-masing modul sistem yang berbeda secara urut. Tiap-tiap modul dioperasikan terlebih dahulu dan jika telah sukses maka disusul oleh modul yang lainnya dan seterusnya sampai berhasil dioperasikan.

2.3.3.3 Tindak Lanjut Implementasi