3.2 Lokasi Penelitian
Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan pada Patra Semarang Convention Hotel. Lokasi penelitian tersebut merupakan salah satu
perusahaan perhotelan dibawah nauangan anak perusahaan PT. Pertamina yaitu PT. Patra Jasa.
3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah Sugiyono, 2005:72. Yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 karyawan yang terdiri dari : 1.
1 orang General manager Patra Semarang Convention Hotel. 2.
1 orang General manager secretary Patra Semarang Convention Hotel.
3. 1 orang Executive assistance manager Patra Semarang Convention
Hotel. 4.
21 karyawan room division yang terdiri dari : 1 orang room division manager, 1 orang front office manager dan 8 karyawan bagian front
office, 1 orang executive house keeper dan 4 karyawan bagian house keeping, 1 orang laundry manager dan 2 karyawan bagian laundry, 1
orang Guest activities manager dan 2 orang karyawan guest activities.
5. 9 karyawan bagian food beverage yang terdiri dari : 1 orang FB
manager dan 8 karyawan bagian food and beverage. 6.
1 orang kitchen admin. 7.
3 karyawan bagian human resource yang terdiri dari : 1 orang HR manager dan 2 karyawan bagian human resource.
8. 9 karyawan bagian marketing yang terdiri dari : 1 orang sales
marketing manager dan 8 karyawan bagian marketing. 9.
20 karyawan bagian accounting yang terdiri dari 1 orang financial controller dan 19 karyawan bagian accounting.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila jumlah populasi besar maka peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 37 karyawan Patra Semarang Convention Hotel yang terdiri dari 1 orang general manager, 5 orang manajer dari setiap bagian dan
31 karyawan dari setiap bagian.
3.3.3 Teknik Penarikan Sampel
Dalam penelitian ini teknik penarikan sampel mengunakan metode purposive sampling. Purposive sampling menurut Cooper dan Emory adalah
Sampel yang dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya.
http: home.unpar.ac.id~hasanSAMPLING.doc
.
. Untuk memperoleh data tentang informasi apa saja yang ingin ditampilkan dalam sistem informasi, maka
manajer merupakan orang yang terbaik untuk bisa memberikan informasi. Sedangkan untuk mengetahui apakah sistem tersebut berhasil
diimplementasikan, maka karyawan yang selalu menggunakan sistem informasi merupakan orang yang terbaik yang bias memberikan informasi.
Jadi, purposive sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka mempunyai “information rich”.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
a. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif, yaitu data primer, merupakan data yang didapat melalui angket yang diisi
langsung oleh pegawai. Angket tersebut digunakan untuk mengetahui keberhasilan implementasi sistem informasi perhotelan pada Patra
Semarang Convention Hotel.
b. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini yaitu berasal dari jawaban responden melalui kuesioner yang disebarkan pada pegawai Patra
Semarang Convention Hotel.
c. Cara Pengumpulan Data
1 Wawancara, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi pertanyaan kepada karyawan Patra Semarang Convention Hotel.
2 Kuesioner, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi pertanyaan atau peryataan tertulis kepada pegawai Patra Semarang Convention Hotel.
3.5 Teknik Analisis
Teknik analisis data ini menggunakan teori Grounded, penelitian dimulai dengan memunculkan pertanyaan generatif yang membantu
penelitian namun tidak dimaksudkan untuk tetap statis atau menjadi dinamis. Sewaktu peneliti mulai mengumpilkan data, konsep penelitian ini
diidentifikasikan. Kemungkinan kaitan dikembangkan antara konsep inti teori dengan data. Tahap awal ini cenderung terbuka dan waktunya bias memakan
berbulan-bulan. Kemudian peneliti memasuki verifikasi dan ikhtisar. Usahanya cenderung berkembang secara perlahan menapaki kategori inti
yang menjadi pusat. Moleong, 2006:27
3.6 Validitas Data
Untuk menghasilkan penelitian yang baik, maka faktor validitas sangat penting bagi sebuah penelitian. Maxwell 2004:171 dalam
menyatakan terdapat empat teori validitas yaitu : deskriptif, interprestasi, teori-teori dan generalisasi.
Adapun upaya menjaga validitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan deskriptif dan interprestasi. Uji deskriptif dituntut untuk
menampilakn deskripsi kentalthick description dalam penelitian, yaitu deskripsi secara literal manusia, kejadian,atau proses yang diamati. Deskriptif
ini harus menyajikan interpretasi bukan sekedar fakta-fakta yang teramati. Uji interpretasi, dalam penelitian kualitatif dicapai melalui interaksi antara
peneliti dan responden. Ancaman terhadap validitas interpretasi adalah peneliti memaksakan kerangkanya dalam memahami data. Ancaman ini
muncul karena peneliti tidak mencari pemahaman responden terhadap perilakunya. Cara terbaik untuk menghindari ancaman tersebut dengan
mempelajari bagaimana responden memaknai apa yang mereka lakukan atau katakan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adlah dengan melakukan
pengecekan kebenaran atau konfirmasi dengan menyatakan langsung kepada yang bersangkutan. Para peneliti kualitaif berpendapat bahwa teori akan lebih
mantap bila tidak melalui a priori reasoning melainkan grounding. Validitas teori terancam apabila peneliti tidak mengumpulkan atau tidak
memperhatikan data yang menyimpang atau tidak menghiraukan penjelasan atau tafsir alternatif terhadap fenomena yang diteliti.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan
Hotel Motel Patra Jasa Semarang yang sekarang dikenal sebagai Patra Semarang Convention Hotel merupakan National Chains Hotel yang
dibangun atas modal PT Pertamina pada tahun 1972, dan diresmikan pada tanggal 18 Juni 1974 oleh Bapak Ibnu Sutowo yang saat itu menjabat
sebagai direktur utama Pertamina. Tujuan utama didirikan Patra Semarang Convention Hotel pada
saat itu adalah para kontraktor Pertamina supaya tidak menginap di tempat lain dan pengelolaannya dipegang oleh Pertamina. Namun setelah
pemerintah mengeluarkan peraturan tertuang dalam undang-undang No. 8 tahun 1974, yang berisikan tentang larangan bagi perusahaan Pertamina
untuk mengelola usaha lain selain minyak dan gas, maka perusahaannya diserahkan kepada anak perusahaannya yaitu PT Patra Jasa.
Patra Semarang Convention Hotel berdiri di atas tanah seluas 10,6 hektar di kawasan Candi Baru Semarang, sehingga cocok sebagai tempat
peristirahatan bagi orang bisnis maupun wisatawan mancanegara maupun domestic. Oleh karena itu sering terjadi tamu yang akan menginap tidak
mendapat kamar, maka dengan terpaksa receptionis mencarikan