Komponen Input Komponen Output Komponen Model Komponen Teknologi Faktor-faktor Keberhasilan Implementasi

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem informasi manajemen adalah kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi serta menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkat manajemen. Keberhasilan suatu sistem informasi manajemen sangat dipengaruhi oleh sistem database yang merupakan salah satu elemen penyusun sistem tersebut. Oleh karena itu, sangat penting menyusun sistem database yang baik, yang mampu memenuhi segala kebutuhan data dan informasi bagi pengguna.

2.2.1 Komponen Sistem Informasi

Informasi yang tepat waktu timeliness dapat dicapai dengan komponen teknologi. Sistem komputer mempercepat proses pengolahan data dan komponen teknologi telekomunikasi mempercepat proses transmisi data sehingga membuat informasi dapat disajikan tepat waktunya. Informasi yang akurat accurate dapat dicapai dengan komponen kontrol. komponen kontrol atau pengendali akan menjaga system informasi dari kesalahan-kesalahan yang disengaja atau tidak disengaja. Komponen kontrol membuat system inormasi menghasilkan informasi yang akurat. Dengan demikian, system informasi mempunyai enam komponen yaitu Hartono, 2005 ; 41 :

a. Komponen Input

Input adalah data yang masuk dalam sistem informasi. Sistem Informasi tidak dapat menghasilkan informasi jika tidak mempunyai komponen input. Komponen input sangat diperlukan karena merupakan bahan dasar dalam pengolahan informasi. Input yang masuk dalam sistem informasi dapat langsung diolah menjadi informasi atau dapat disimpan di dalam storage dalam bentuk basis data database.

b. Komponen Output

Output merupakan informasi yang berguna bagi para pengguna yang dihasilkan oleh sistem informasi. Output dan sistem informasi dibuat dengan menggunakan data yang terdapat pada database dan diproses menggunakan model tertentu. c. Komponen Basis Data Database Database merupakan kumpulan semua data yang berhubungan satu dengan yang lainnya yang tersimpan diperangkat keras komputer dan dikelola, dikontrol, serta digunakan oleh perangkat lunak untuk memanipulasinya.

d. Komponen Model

Komponen model ini terdiri dari kombinasi prosedur, logikal dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

e. Komponen Teknologi

Teknologi merupakan komponen yang penting dalam system informasi. Tanpa teknlogi yang mendukung, maka system informasi tidak akan dapat menghasilkan informasi yang tepat waktu.

f. Komponen Kontrol

Komponen kontrol ini digunakanuntuk menjamin bahwa sistem informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi merupakan informasi yang akurat. Keenam komponen ini harus ada bersama-sama dan membentuk satu kesatuan. Jika satu atau lebih komponen tersebut tidak ada, maka sistem informasi tidak akan dapat melakukan fungsinya, yaitu pengolahan data tidak akan dapat mencapai tujuannya, yaitu menghasilkan informasi yang relevan, tepat waktu dan akurat. Komponen sistem ini digambarkan sebagai berikut : Sumber : Jogiyanto, “Sistem Teknologi Informasi”, 2005 Gambar 1. Komponen dari sistem informasi kontrol Data Diolah Informasi input model output Basis data

2.2.2 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu: 1. Komponen sistem, terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen system dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem memiliki sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi sistem secara keseluruhan. 2. Batas sistem boundary, merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu system dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup scop dari sistem tersebut. 3. Lingkungan luar sistem enviroment dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat menguntungkan dan dapat pula merugikan sistem tersebut. 4. Penghubung sistem interface, merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsitem yang lainnya. Keluaran output dari satu subsistem akan menjadi masukan input untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan. 5. Masukan input, adalah energy yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan maintenance input dan masukan sinyal signal input. Maintenance input adalah energy yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energy yang diproses untuk didapatkan keluaran. 6. Keluran sistem output, adalah hasil dari energy yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem. 7. Pengolahan sistem, suatu system dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi. 8. Tujuan atau sasaran sistem, suatu system pasti memiliki tujuan atau sasaran. Sasaran system sangat menentukan masukan yng dibutuhkan system dan keluaran yang akan dihasilkan system. Suatu system dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

2.2.2 Klasifikasi Sistem

Dari sumber buku Analisis dan Desain Sistem Informasi karangan Jogiyanto Hartono 2005 ; 6-7, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Sistem Abstrak Abstrack System dan Sistem fisik Physical System Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik sedangkan sistem fisik adalah merupakan sistem yang ada secara fisik. 2. Sistem Alamiah Natural Sistem dan Sistem Buatan Manusia Human Mode Sistem Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia sedangkan sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. 3. Sistem Tertentu Deterministic System dan Sistem Tidak Tentu Probabilistic Syste Sistem tertentu adalah sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi sedangkan sistem tidak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. 4. Sistem TertutupClosed System dan Sistem terbukaOpen System Sistem tertutup adalah merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkkungan luarnya sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya

2.2.3 Tujuan Sistem Informasi Manajemen

Tujuan Sistem Informasi Manajemen menurut Abdul Kadir 2003 adalah: 1. Menyediakan informasi yang digunakan sebagai dasar analisis terhadap kondisi awal. 2. Membantu dalam pengambilan keputusan secara manajerial. 3. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan yang sudah terprogram. 4. Mengotomatisasi pekerjaan-pekerjaan rutin dari bagian administrasi.

2.3 Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal, seperti adanya permasalahan-permasalahan yang timbul disistem yang lama, untuk meraih peluang usaha, adanya instruksi-instruksi Sutabri, 2004:50.

2.3.1 Prinsip Pengembangan Sistem

Ada beberapa prinsip pengembangan sistem dalam proses pengembangan sistem, yaitu Hartono, 2005:38-41 : 1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen. Setelah sistem selesai dikembangkan, maka yang akan menggunakan informasi dari sistem ini adalah manajemen, sehingga sistem harus dapat mendukung kebutuhan yang diperlukan oleh manajemen. 2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar. Sistem informasi yang akan dikembangkan membutuhkan dana modal yang tidak sedikit, apalagi dengan digunakannya teknologi yang mutakhir. 3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik. Manusia merupakan faktor utama yang menentukan berhasil tidaknya suatu sistem, baik dalam proses pengembangannya, penerapannya, maupun dalam proses operasinya. Oleh karena itu orang yang terlibat dalam pengembangan maupun pengguna sistem ini harus merupakan orang yang terdidik tentang permasalahan-permasalahan yang ada dan terhadap solusi-solusi yang mungkin dilakukan. Analis sistem harus mempunyai pendidikan terhadap masalah yang dihadapinya. Demikian juga dengan pemakai sistem harus merupakan orang yang terdidik dengan cara memberikan pelatihan kepada mereka tentang cara menggunakan sistem yang diterapkan. 4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses pengembangan sistem. Proses pengembangan sistem umumnya melibatkan beberapa tahapan kerja dan melibatkan beberapa personil dalam bentuk suatu team untuk mengerjakannya. Sebelum proses pengembangan system dilakukan, maka harus dibuat terlebih dahulu skedul kerja yang menunjukan tahapan-tahapan kerja dan tugas-tugas pekerjaan yang akan dilakukan, sehingg proses pengembangan system dapat dilakukan dan dapat selesai dengan berhasil sesuai waktu dan anggaran yang direncanakan. 5. Proses pengembangan system tidak harus urut. Tahapan kerja dari pengembangan system pada prinsip no 4 menunjukkan langkah-langkah yang harus dilakukan dan langkah- langkah ini tidak harus urut tetapi dapat dilakukan secara bersama-sama. 6. Jangan takut membatalkan proyek. Keputusan untuk meneruskan suatu proyek atau membatalkannya memang harus dievaluasi dengan cermat. Untuk kasus-kasus tertentu, di mana suatu proyek harus dibatalkan karena sudah tidak layak lagi, maka harus dilakukan dengan tegas. 7. Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangn sistem. Banyak analis system yang membicarakan pentingnya dokumentasi. Mereka membuat dokumentasi hasil dari analisis setelah mereka selesai mengembangkan sistemnya dan bahkan ada yang tidak membuat documentasi ini. Dokumentasi yang dibuat dan dikumpulkan dapat digunakan untuk bahan komunikasi antara analis sistem dengan pemakai sistem dan dapat digunakan untuk mendorong keterlibatan pemakai sistem.

2.3.2 Siklus Pengembangan Sistem Informasi

Siklus Pengembangan Sistem Informasi merupakan suatu bentuk yang digunakan untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah pada tahap tersebut dalam proses pengembangan sistem. Tahapan tersebut adalah Sutabri, 2004:57-62.: 1. Fase Perencanaan, bertujuan untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan sistem informasi apa yang akan dikembangkan, sasaran-sasaran yang ingin dicapai, jangka waktu pelaksanaan serta mempertimbangkan dana yang tersedia dan siapa yang akan melaksanakan. 2. Fase Pengembangan, disebut juga sebagai siklus pengembangan sistem informasi yang terdiri dari lima langkah yaitu : a. Investigasi Sistem, untuk menentukan permasalahan-permasalahan atau kebutuhan yang timbul. b. Analisis Sistem, tujuan tahap ini adalah untuk mendefinisikan sistem berjalan. c. Desain Sistem, pada tahap ini sebagian besar kegiatan yang berorientasi pada komputer dilaksanakan. d. Implementasi Sistem, tujuannya adalah untuk menyelesaikan disain sistem yang sudah disetujui, menguji serta mendokumentasikan program dan prosedur sistem yang diperlukan, memastikan bahwa personil yang terlibat dapat mengoperasikan sistem baru dan memastikan sistem baru dapat berjalan dengan baik dan benar. e. Pemeliharaan Sistem, tujuannya adalah untuk meyakinkan apakah sistem tersebut berjalan sesuai dengan tujuan semula dan apakah masih ada perbaikan atau penyempurnaan yang harus dilakukan.

2.3.3 Implementasi Sistem

Tahap implementasi sistem merupakan tahap meletakan sistem supaya siap dioperasikan. Tahap ini termasuk juga kegiatan menulis kode program jika tidak digunakan paket perangkat lunak aplikasi. Tahap implementasi sistem dapat terdiri dari langkah-langkah berikut ini Hartono, 2005:573 : 1. Menerapkan rencana implementasi. 2. Melakukan kegiatan implementasi. 3. Tindak lanjut implementasi.

2.3.3.1 Menerapkan Implementasi Sistem

Rencana implementasi merupakan kegiatan awal dari implementasi sistem. Rencana implementasi dimaksudkan untuk mengatur biaya dan waktu yang dibutuhkan selama tahap implementasi. Semua biaya yang dikeluarkan untuk implementasi perlu dianggarkan dalam bentuk anggaran biaya. Anggaran biaya ini selanjutnya juga berfungsi sebagai pengendalian terhadap biaya-biaya yang harus dikeluarkan. Waktu yang diperlukan untuk kegiatan implementasi juga perlu diatur dalam rencana implementasi dalam bentuk skedul waktu. Skejul waktu berfungsi sebagai pengendalian terhadap waktu implementasi.

2.3.3.2 Kegiatan Implementasi

Kegiatan implementasi dilakukan dengan dasr kegiatan yang telah direncanakan dalam rencana implementasi. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam tahap implementasi ini adalah sebagai berikut ini Hartono, 2005:574-588 : 1. Pemilihan dan pelatihan. Telah diketahui bahwa manusia merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam sistem informasi. Jikja sistem informasi ingin sukses, maka personil-personil yang terlibat harus diberi pengertian dan pengetahuan yang cukup tentang sistem informasi dan posisi dan tugas mereka. a. Pemilihan personil. 1 Personil yang dipilih dapat berasal dari dua sumber, yaitu karyawan-karyawan yang telah ada diperusahaan atau calon karyawan dari luar perusahaan. Karyawan yang ada diperusahaan lebih diperioritaskan dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : 2 Memindahkan karyawan ke posisi baru umumnya lebih mudah daripada merekruit karyawan baru. 3 Karyawan yang ada biasanya sudah lebih memahami operasi perusahaan, sedangkan karyawan baru membutuhkan waktu yang lama untuk mempelajari cara-cara operasi perusahaan. 4 Moral karyawan akan lebih meningkat untuk posisi baru yang lebih baik, khususnya jika menduduki posisi di sistem yang baru. Personil-personil yang dapat terlibat di sistem informasi dapat dikelompokkan dalam empat bagian : a Tugas input-output data. Personil-personil yang terlibat dalam tugas ini adalah personil-personil yang menangani pemasukan data dan distribusi dari output. Yang termasuk personil-personil ini dengan deskripsi tugasnya adalah sebagai berikut : 1 Pengawas pemasukan data: bertanggung jawab untuksemua staf yang melakukan pemasukan data lewat keyboard dan verifikasinya. 2 Operator pemasuk data: mengoperasikan satu atau lebih alat masukan data. 3 Pengawas pengolah data: bertanggung jawab terhadap pengawasan peralatan kata, operator pengolahan kata, arus pekerjaan pengolah kata, peraturan-peraturannya dan distribusi hasil pengolahan kata. 4 Operator pengolah kata: mengoperasikan mesin ketik elektronik, sistem pengolahan kata komputer, terminal pengolahan kata dan pengeditan teks. b Tugas-tugas operasi Personil-personil yang terlibat dalam tugas ini adalah personil-personil yang menangani jalannya operasi pengolahan data yang tidak terlibat langsung dengan tugas input-output. c Tugas-tugas pemrograman. Personil-personil yang terlibat dalam tugas ini adalah personil-personil yang akan menulis program-program komputer. d Tugas-tugas analisis sistem. Personila-personil yang terlibat dalam tugas ini adalah personil-personil yang akan mengembangkan sistem. Personil- personil analis sistem ada di dalam perusahaan, jika perusahaan akan menerapkan departemen sistem di organisasinya. Dengan adanya departemen sistem dengan sistem sendiri, maka pengembangan sistem dapat ditangni sendiri oleh perusahaan. b. Pelatihan karyawan Personil-personil yang akan menduduki posisi yang baru perlu dilatih agar dapat memahami hal-hal baru. John Burch dan Gary Grudnitski dalam buku Hartono, 2005:580 membedakan antara pelatihan dan pendidikan. Pelatihan dimaksudkan untuk personil-personil operasi, yaitu yang mengoperasikan sistem, yang terlibat dalam tugas mempersiapkan input, memproses data, mengoperasikan sistem, merawat dan menjaga sistem. Sedangkan pendidikan dimaksudkan untuk pemakai informasiuser. 1 Pendekatan untuk pelatihan dan pendidikan. Ada beberapa pendekatan untuk melakukan pelatihan dan pendidikan yaitu: a Ceramahseminar. Ceramah lebih bersifat mengungkapkan hal yang sudah diterima umum. Seminar lebih bersifat pembahasan temuan baru untuk mencari titik kebenarannya. b Pelatihan prosedural, dengan prosedur tertulis yang menjelaskan kegiatan masing-masing personil. c Pelatihan turtorial, ditujukan untuk masing-masing personil secara tatap muka. d Simulasi, dilakukan dengan membuat suatu simulasi yang mewakili lingkungan kerja personil. 2 Skedul pelatihan dan pendidikan. Skedul ini terdiri dari siapa saja yang akan dilatih atau dididik, subyek atau materi pelatihan atau pendidikan, tanggal pelaksanaannya, lokasinya, pendekatan yang akan digunakan dan siapa instruktornya. 2. Pemilihan tempat dan instalasi perangkat keras dan perangkat lunak. Jika peralatan baru akan dimiliki, maka tempat untuk peralatan ini harus dipersiapkan. Keamanan juga perlu dipertimbangkan. Sistem komputer yang besar membutuhkan tempat dengan lingkungan yang lebihharus diperhitungkan. Setelah persiapan tempat adalah menginstalasi perangkat keras yang sudah dikirim dan menginstalasi perangkat lunak yang sudah ada. 3. Pemrograman dan pengetesan program. Pemrograman adalah kegiatan menulis kode program yang akan diesekusi oleh komputer. Hasil program yang sesuai dengan desainnya akan menghasilkan program yang sesuai dengan yng dibutuhkan oleh pemakai sistem. Sebelum program diterapkan, maka program harus bebas dari kesalahan-kesalahan. Kesalahan dari program yang mungkin terjadi dapat diklasifikasikan dalam tiga bentuk kesalahan, yaitu : a. Kesalahan bahasa adalah kesalahan di dalam penulisan yang tidak sesuai dengan yang telah disyaratkan. b. Kesalahan sewaktu proses adalah kesalahan yang terjadi saat program dijalankan. Kesalahan ini mengakibatkan proses program berhenti sebelum selesai. c. Kesalahan logika adalah kesalahan dari logika yang dibuat. Cara mencari kesalahan ini dapat dilakukan dengan tes data yaitu dengan menjalankan program dengan menggunakan data tertentu dan membandingkan hasil pengola bahannya. Jika hasilnya berbeda berarti terjadi kesalahan. 4. Pengetesan sistem. Pengtesan sistem dilakukan untuk memeriksa kekompakan antar komponen sistem yang akan diimplementasi. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa elemen-elemen atau komponen dari sistem berfungsi sesuai dengan yang akan diharapkan. 5. Konversi sistem. Proses konversi sistem merupakan proses untuk meletakkan sistem baru supaya siap mulai untuk dapat digunakan. Terdapat beberapa pendekatan untuk melakukan konversi sistem, yaitu : a. Konversi langsung. Pendekatan ini dilakukan dengan mengganti sistem ynag lama langsung dengan sistem yang baru. Pada pendekatan ini sistem lama dihentikan sama sekali dan sistem yang baru mulai dioperasikan.pendekatan ini baik digunakan pada sistem yang tidak terlalu besar. Kebaikan lain pendekatan ini adalah biayanya tidak terlalu mahal, karena sistem lama sudah tidak dioperasikan lagi sehingga tidakn ada biaya operasi dari sistem yang lama. Kelemahan pendekatan ini adalah mempunyai resiko tinggi jika sistem baru gagal beroperasi seperti yang diharapkan. b. Konversi pararel. Pendekatan ini dilakukan dengan mengoperasikan sistem baru bersama dengan sistem lama dalam periode tetentu. Kebaikan sistem ini adalah menyediakan proteksi yang tinggi kepada organisasi terhadap kegagalan sistem yang baru. Jika sistem baru gagal sistem lama masih beroperasi. Kelemaahan pendekatan ini adalah terletak pada biaya yang dikeluarkan sangat besar karena terdiri dari biaya operasi dua sistem, yaitu biaya sistem lama dan sistem baru. Sistem lama akan dihentikan bila sistem yang baru benar-benar bisa diandalkan. c. Konversi percontohan. Pendekatan ini biasanya dilakukan bila beberapa sistem yang sejenis akan diterapkan pada beberapa area yang terpisah. Konversi ini dilakukan pada sebuah unit organisasi terlebih dahulu dan dinilai operasinya. Kebaikan dari pendekatan ini adalah : 1 Resiko kegagalan sistem hanya terletak pada area tetentu saja. 2 Kesalahan yang terjadi di sistem yang baru dapat dibetulkan terlebih dahulu, sehingga kesalahan tidak terjadi di area lain 3 Personil dari area lain dapat dilatih di daerah percontohan sebelum sistem baru diterapkan pada area kerjanya. Kelemahan dari sistem ini adalah proses konversi dapat menjadi lama. d. Konversi bertahap. Pendekatan ini dilakukan dengan menerapkan masing-masing modul sistem yang berbeda secara urut. Tiap-tiap modul dioperasikan terlebih dahulu dan jika telah sukses maka disusul oleh modul yang lainnya dan seterusnya sampai berhasil dioperasikan.

2.3.3.3 Tindak Lanjut Implementasi

Partisipasi analis sistem belum berakhir setelah sistem diimplementasikan. Analis sistem masih perlu melakukan tindakn lanjut berikutnya setelah sistem baru diimplementasikan. Analis sistem masih perlu melakukan pengetesan penerimaan sistem. Pengetesan ini berbeda dengan pengetesan sistem yang telah dilakukan sebelumnya. Jika pada pengetesan sistem sebelumnya digunakan tes data dan dilakukan oleh analis sistem bersama-sama dengan pemrogram komputer, maka pada pengetesan ini dilakukan dengan menggunakan data sesungguhnya dalam jangka waktu tertentu yang dilakaukan oleh analis sistem bersama-sama dengan user. Setelah pengetesan penerimaan ini selesai dilakukan, manajemen perlu menyelenggarakan rapat penerimaan. Rapat penerimaan ini untuk menentukan sistem yang baru diterima atau harus diperbaiki kembali

2.4 Faktor Manusia dalam Pengembangan dan Desain Sistem Informasi

Dalam desain sistem dan implemantasi sistem, perhatian harus dicurahkan pada faktor manusia. Sebuah sistem yang didesain dengan baik telah gagal bila karyawan tidak menyukai, tidak mempercayai dan tidak dapat menjalankan sistem tersebut. Sistem yang lemah dapat berhasil bila personilmanusia membuat sistem itu operasionalberjalan Davis, 2001:253.

2.4.1 Permasalahan Manusia dalam Pemakaian Sistem Berbasis Komputer

Cara manusia melihat tugas mereka bisa mempengaruhi pemakaian suatu sistem informasi. Ada bukti bahwa para manajer tidak mau memakai sistem berbasis komputer. Mereka bersedia bila sekretaris atau asisten mereka telah memperoleh latihan pemakaian. Para manajer cenderung tidak memakai sistem yang tidak mereka pahami. Ini tidak berarti suatu pemahaman teknis seperti struktur program atau desain modular. Tetapi suatu pemahaman mengenai logik proses yang menjadi sandaran mereka. Permasalahan memang akut dalam model untuk analisis, simulasi pembuatan keputusan, perencanaan dan sebagainya. Suatu model yang demikian rumitnya hingga pemakai tidak mampu memahami mengapa masukannya menghasilkan keluaran tertentu, mungkin sekali tidak akan pernah dimanfaatkan. Keadaan ini menunjukkan perlunya model sederhana yang berkembang dengan diterimanya oleh para pemakai ciri yang makin kompleks Davis, 2001:253.

2.5 Faktor-faktor Keberhasilan Implementasi

Ada beberapa variable yang berhubungan dengan studi implementasi, yaitu Lucas, 2003:72 : keterlibatan pengguna, sikap pengguna, mutukualitas sistem, kepuasan pengguna, sikap pemakai. Sikap merupakan komponen dari tindakan dan sikap yang menyenangkan adalah sesuai dengan tingginya tingkat penggunaaan dan kepuasan terhadap sistem. Mutukualitas sistem juga penting karena dapat mempengaruhi sikap pengguna serta mempermudah penggunaan sistem secara fisik. Sebagai contoh, sebuah sistem dengan persyaratan input atau bahasa yang sulit untuk input pemakai,akan lebih jarang digunakan dari pada sebuah sistem yang mempunyai desain teknik bagus. Keterlibatanpartisipasi pengguna dalam perencanaan dan perancangan sistem merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pemakai Franz dan Robey, 1986; Tait dan vessey, 1988; Mc Keen et al., 1994; Choe, 1996, Chandrarin dan Indriantoro, 1997; Setianingsih dan Indriantoro, 1998 sedangkan kepuasan pemakai sendiri merupakansalah satu indikator keberhasilan pengembangan sistem informasi. Mc Keen 1994 mengemukakan bahwa peningkatan pemahaman pemakai tentang sistem akan berpengaruh terhadap keberhasilan sistem informasi yang dikembangkan.Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 3, No 2, Juli 2000 Hal. 119-133. Dalam pengembangan sistem informasi apabila pemakai diajak berpartisipasi, akan membawa pengaruh yang baik terhadap organisasi. Hal ini dapat tercapai karena pengguna terlibat secara langsung dalam pengembangan sistem informasi. Pada kenyataannya seringkali pemakai lebih mengetahui apa yang mereka butuhkan dalm suatu sistem informasi. dengan diajak ikut berpartisipasi, maka pengguna dapat menyampaikan keinginan-keingina mereka berkaitan dengan proses pengembangan sistem informasi. Apabila keinginan-keingina pengguna tersebut dapat menjadi masukan dan dilaksanakan dalam proses pengembangan sistem informasi, maka hal ini dapat member pengaruh yang cukup baik.Ginzberg, 1981. Ives et al 1983 menyatakan bahwa kepuasan pemakai mengungkapkan kesesuaian antara harapan seseorang dengan hasil yang diperolehnya, dikarenakan adanya partisipasi selama pengembangan sistem. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 3, No 2, Juli 2000 Hal. 119-133. Kepuasan pengguna menunjukkan seberapa jauh pemakai puas dan percaya pada sistem informasi yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan mereka Ives, et al., 1983. Keterlibatan pengguna merupakan keterlibatan dalam proses pengembangan sistem oleh anggota organisasi atau anggota dari kelompok pengguna target Olson Ives, 1981 dalam Choe, 1996. Gajah Mada International Journal of Business. May. Vol. 3 No. 2 pp. 177-202. Pelatihan dan Pendidikan Pengguna merupakan usaha secara formal untuk tujuan transfer pengetahuan sistem informasi yang disyaratkan yang meliputi konsep-konsep sistem informasi, kemampuan teknis, kemampauan organisasi, dan pengetahuan mengenai produk-produk sistem informasi spesifik Choe, 1996. Pelatihan dan pendidikan pengguna diukur dengan pertanyaan apakah terdapat pelatihan dan pendidikan yang berkaitan dengan sistem informasi yang disediakan oleh perusahaan atau departemen Soegiharto, 2001. Barki dan Hartwick 1989 dan lainnya menganjurkan keterlibatan pemakai digunakan saat berhubungan dengan jenis-jenis desain yang sesuai dengan perilaku dan aktivitas target pemakai atau bentuk yang cocok bagi mereka selama proses pengembangan sistem, dan pada saat dihubungkan dengan suatu keadaan psikologi yang subyektif dari individu dan diartikan penting dan pribadi relevan. Sebagian penelitian sebelumnya mengenai keterlibatan pemakai dihadapkan pada perilaku partisipasi pemakai selama proses pengembangan sistem informasi. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2006 SNATI 2006 ISSN: 1907-5022, Yogyakarta, 17 Juni 2006. Meta analisis yang dilakukan oleh Hwang dan Thorn 1999 menyimpulkan bahwa partisipasi partisipasi pengguna mempunyai hubungan yang sangat signifikan dengan keberhasilan sistem. Artinya dalam konteks tidak langsung adanya partisipasi pengguna merupakan upaya untuk mencapai kepuasan pengguna agar keberhasilan dalam pengembangan sistem dapat dicapai. Doll dan Deng 2001 menyatakan bahwa partisipasi pengguna merupakan faktor penting yang harus dipenuhi. Hasil penelitian yang dipaparkan baik oleh McKeen et al. 1994, Doll dan Deng 2001, Gui- maraes et al. 2003 serta Suryaningrum 2003 menemukan bahwa partisipasi pengguna merupa- kan variabel yang efektif yang menentukan kepuasan pengguna, keberhasilan sistem maupun kualitas sistem. Penggunaan ketiga terminologi variabel ini kepuasan pengguna, keberhasilan sistem dan kualitas sistem seringkali rancu. Seringkali kepuasan pengguna dianggap sama dengan kualitas sistem, atau bila tidak kepuasan pengguna digunakan untuk mengukur kualitas sistem. Hasil penelitian yang dipaparkan baik oleh McKeen et al. 1994, Doll dan Deng 2001, Gui- maraes et al. 2003 serta Suryaningrum 2003 menemukan bahwa partisipasi pengguna merupakan variabel yang efektif yang menentukan kepuasan pengguna, keberhasilan sistem maupun kualitas sistem. Penggunaan ketiga terminologi variabel ini kepuasan pengguna, keberhasilan sistem dan kualitas sistem seringkali rancu. Seringkali kepuasan pengguna dianggap sama dengan kualitas sistem, atau bila tidak kepuasan pengguna digunakan untuk mengukur kualitas sistem. Rini 2002 dalam risetnya terhadap pengguna dalam industri perbankan menggunakan aspek kognitif yang berupa tingkat pemahaman pengguna terhadap tingkat partisipasi. Riset ini mendapatkan temuan penting yang menunjukkan bahwa tingkat pemahaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap partisipasi Guimaraes et al. 2003 menyatakan bahwa keberhasilan sistem mempunyai tiga komponen tolak ukur, yaitu kualitas sistem, manfaat sistem dan kepuasan pengguna. Pendapat ini menunjukkan bahwa keberhasilan dalam pengembangan sistem informasi terkait dengan pengguna ditentukan oleh sampai sejauh mana partisipasi yang ada dapat menyebabkan kepuasan pengguna.Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, vol.3 No.1, Juli 2003 hal 119- 133.

2.6 Kerangka berpikir