ANALISIS KEBERHASILAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI PERHOTELAN (Studi Kasus Aplikasi Fidelio pada Patra Semarang Convention Hotel).

(1)

ANALISIS KEBERHASILAN IMPLEMENTASI SISTEM

INFORMASI PERHOTELAN

(Studi Kasus Aplikasi Fidelio pada Patra Semarang Convention Hotel)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memeperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur

OLEH :

DWI AYUNINGDYAH 0642010075

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

SURABAYA 2010


(2)

 

Analisis Keberhasilan Implementasi Sistem Informasi Perhotelan (Studi Kasus Aplikasi Fidelio pada Patra Semarang Convention Hotel)

Disusun oleh : DWI AYUNINGDYAH

0642010075

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universiatas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal : 10 Juni 2010

PEMBIMBING TIM PENGUJI :

1. Ketua

Dra.Ec.Hj. Suparwati, M.Si Dra.Ec.Hj. Suparwati, M.Si

NIP. 030 203 679 NIP. 030 203 679

2. Sekretaris

Drs. Nurhadi, M.Si NIP. 030 227 930 3. Anggota

Drs. Eddy Poernomo, SE., MM. NIP. 030 178 443

Mengetahui, DEKAN

Dra.Ec.Hj. Suparwati, M.Si NIP. 030 203 679


(3)

 

Analisis Keberhasilan Implementasi Sistem Informasi Perhotelan (Studi Kasus Aplikasi Fidelio pada Patra Semarang Convention Hotel)

Disusun oleh : Dwi Ayuningdyah

0642010075

Telah disetujui untuk mengikuti ujian skripsi.

Menyetujui, Pembimbing Utama

Dra.Ec.Hj. Suparwati, M.Si. NIP. 030 203 679

Mengetahui, Dekan

Dra.Ec.Hj. Suparwati, M.Si. NIP. 030 203 67


(4)

 

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap segenap syukur kepada Allah SWT dengan ridho-Nya maka penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini. Penyusunan mengambil judul yaitu : “ Analisis Keberhasilan Implementasi Sistem Informasi Perhotelan (Studi Kasus pada Patra Semarang Convention Hotel)”. Di dalam penyusunan laporan ini, penulis mendapatkan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Maka tidak berlebihan apabila penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Dra.Ec.Hj. Suparwati, M.Si. sebagai dosen pembimbing atas bantuan dan dorongan serta bimbingan dari selaku dosen pembimbing skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Administrasi Bisnis UPN ” Veteran ” Jawa Timur dan pihak-pihak yang telah membantu dalam menyusun laporan ini, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra.Ec.Hj. Suparwati, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN ”Veteran ” Jawa Timur.

2. Bapak Drs. Sadjudi, M.si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis UPN ”Veteran ” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Nurhadi, M.si. selaku sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis UPN ”Veteran ” Jawa Timur.

4. Kedua Orang Tua yang telah memberikan bantuan baik dari segi materi maupun doanya.


(5)

 

5. Bapak Teguh selaku general manajer Patra Semarang Convention Hotel. 6. Bapak Hendi selaku manager IT Patra Semarang Convention Hotel. 7. Dan seluruh karyawan Patra Semarang Convention Hotel.

8. Dan teman-teman Jurusan Administrasi Bisnis khususnya angkatan 2006.

Demikian laporan penelitian ini disusun dan penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran yang bermanfaat sangat penulis harapkan. Terima kasih.

Surabaya, April 2010


(6)

  DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAKSi ... …xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 5

1.4Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6

2.1 Sistem informasi ... 6


(7)

 

2.2.1Komponen Sistem Informasi ...9

2.2.2Kharakteristik Sistem Informasi Manajemen ...12

2.2.3Klasifikasi Sistem ...14

2.2.4Tujuan Sistem Informasi Manajemen ...15

2.3 Pengembangan Sistem Informasi...15

2.3.1Prinsip Pengembangan...16

2.3.2Siklus pengembangan ...18

2.3.3 Implementasi Sistem ...19

2.3.3.1 Menerapkan Implementasi Sistem ...19

2.3.3.2 Kegiatan Implementasi ...20

2.3.3.3 Tindak Lanjut Implementasi ...27

2.4 Faktor Manusia dalam Pengembangan Sistem dan Desain Sistem... 27

2.4.1 Permasalahan Manusia Dalam Pemakaian Sistem ... 33

2.5 Faktor keberhasilan Implementasi ...28

2.6 Kerangka Berpikir...34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...36

3.2 Lokasi Penelitian...39


(8)

 

3.3.1 Populasi ...39

3.3.2 Sampel...40

3.3.3 Teknik Penarikan Sampel ...41

3.4 Teknik Pengumpulan Data...41

3.5 Teknik Analisis Data...42

3.6 Validitas Data...43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil ...44

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan...44

4.1.2 Penyajian Data ...53

4.2 Pembahasan...64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN ...68

5.2 SARAN ...69


(9)

  LAMPIRAN


(10)

 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Komponen Dari Sistem Informasi ... 11


(11)

 

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Kemampuan Sistem ... 54

Tabel 4.2 Kecepatan Akses Informasi ... 55

Tabel 4.3 File Mudah Diakses ... 55

Tabel 4.4 Sistem Keamanan yang Handal ... 56

Tabel 4.5 Memenuhi Kebutuhan Informasi ... 57

Tabel 4.6 Partisipasi Pengguna ... 58

Tabel 4.7 Diberikan Pelatihan... 59

Tabel 4.8 Cara Pelatihan ... 59

Tabel 4.9 Pemahaman Pengguna ... 60

Tabel 4.10 Kepuasan Pengguna ... 61

Tabel 4.11 Sistem Sesuai Dengan Keinginan Pengguna ... 62

Tabel 4.12 Mepermudah Pekerjaan... 63


(12)

 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ... xiii

Lampiran 2 ...xvii

Lampiran 3 ... xviii

Lampiran 4 ... xix

Lampiran 5 ... xx

Lampiran 6 ... xxi

Lampiran 7 ...xxii

Lampiran 8 ... xxiii

Lampiran 9 ... xxiv


(13)

  ABSTRAKSI

Dwi Ayuningdyah. Analisis Keberhasilan Implementasi Sistem Informasi Perhotelan (Studi Kasus pada Patra Semarang Convention Hotel).

Perkembangan yang semakin pesat dalam teknologi informasi pada beberapa tahun terakhir memungkinkan bagi suatu organisasi untuk dapat mengumpulkan dan mengolah data agar dapat dijadikan informasi yang bermanfaat. Saat ini banyak perusahaan yang melakukan pengembangan terhadap sistem informasinya, salah satunya adalah Patra Semarang Convention Hotel. Hal terpenting dalam pengembangan sistem adalah implementasi sistem. Implementasi merupakan tahap akhir dari pengembangan sistem. Pengembangan sistem dapat dikatakan berhasil apabila sistem berhasil diimplementasikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis keberhasilan implementasi sistem informasi pada Patra Semarang Convention Hotel.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian deskriptif, dimana peneliti hanya menguraikan kondisi yang ada dan memberikan analisis terhadap fenomena tersebut. Sebagai responden digunakan 37 data dari responden dengan menggunakan kuesioner. Dimana responden diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Hasil studi menunjukkan bahwa faktor-faktor yang diamati dalam penelitian (kualitas sitem, partisipasi pengguna, pemahaman pengguna, kepuasan pengguna dan manfaat sistem), ternyata faktor dari pengguna yaitu pemahaman pengguna, yang sangat mempengaruhi keberhasilan implementasi sistem.

Keyword : kualitas sistem, partisipasi pengguna, pemahaman pengguna, kepuasan pengguna, manfaat sistem


(14)

  BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan yang semakin pesat dalam teknologi informasi pada beberapa tahun terakhir memungkinkan bagi suatu organisasi atau perusahaan untuk dapat mengumpulkan dan mengolah informasi untuk dapat dijadikan data yang berguna dalam jumlah yang besar. Istilah informasi bukan merupakan sesuatu yang asing bagi suatu perusahaan baik perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur. Namun masalah informasi terkadang menjadi salah satu kendala untuk mencapai tujuan perusahaan karena sistem informasi yang tidak terkendali, manual, dan tidak praktis. Dengan semakin pentingnya informasi dan pengelolaan data pada banyak bidang aspek kehidupan, kemajuan teknologi informasi membuat semua orang dapat mengetahui apa saja yang ingin mereka ketahui dengan segera.

Mengarah pada kondisi pentingnya informasi agar memperoleh informasi yang berkualitas merupakan tantangan bagi pihak manajemen untuk dapat menetapkan suatu kebijakan dan membuat suatu keputusan yang bersifat strategis dan handal terhadap bidang usaha yang ditekuninya. Dalam upaya untuk dapat menciptakan suatu kebijakan dan pengambilan keputusan yang handal tersebut diperlukan suatu sistem yang akurat, relevan dan tepat waktu. Keinginan untuk mendapatkan informasi secara tepat dan akurat


(15)

 

diperlukan suatu sistem yang dikenal dengan sistem informasi. Sistem informasi akan bekerja dengan baik jika ditunjang dengan fasilitas penyimpanan data yang diperlukan secara tepat dan mudah ketika informasi tersebut dibutuhkan.

Karena keterbatasan kemampuan seseorang dalam mengelola file-file yang memiliki jumlah sanggat banyak, maka dibutuhkan suatu sistem infor masi berbasis komputer untuk menyimpan data-data tersebut dalm sebuah basis data yang dapat menampung data dengan jumlah yang sangat banyak. Tidak hanya dapat menampung saja tetapi juga dapat mempermudah pengelolaannya untuk mengatur, membantu, mempercepat dalam penyediaan informasi pada pihak yang membutuhan.

Saat ini banyak perusahaan yang mengunakan sistem informasi berbasis komputer, namun sisitem tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan informasi. Karena hal tersebut maka diperlukan sebuah sistem baru yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan informasi. Selain dapat memenuhi kebutuhan akan informasi, sistem harus menghasilkan informasi dengan cepat dan akurat. Hal ini untuk memperbaiki sistem yang sudah ada. Pergantian sistem lama ke sistem baru disebut pengembangan sistem. Hal terpenting dalam perkembangan sistem adalah implementasi sistem. Implementasi merupakan tahap akhir dari pengembangan sistem. Implementasi sistem merupakan penentu apakah pengembangan sistem berhasil atau tidak. Pengembangan sistem dapat dikatakan berhasil bila sistem berhasil diimplementasikan.


(16)

 

Patra Semarang Convention Hotel merupakan salah satu perusahaan jasa perhotelan terbesar di kota Semarang. Pertama didirikan Patra Semarang Convention Hotel merupakan hotel bintang tiga dengan nama Hotel Motel Patra Jasa Semarang. Patra Semarang Convention Hotel terus melakukan perkembangan hingga akhirnya menjadi hotel bintang lima. Dengan berkembangnya Patra Semarang Convention Hotel maka berkembang pula sistem informasinya. Saat menjadi hotel bintang tiga Patra Semarang Convention Hotel menggunakan sistem informasi manual. Pada saat menjadi hotel bintang empat, sistem manual tersebut kurang dapat memenuhi kebutuhan informasi dan kurang cepat dalam menghasilkan informasi. Karena hal tersebut maka Patra Semarang Convention Hotel menggunakan sistem informasi berbasis komputer dengan menggunakan aplikasi hotel sistem yang dibuat sendiri oleh tim IT Patra Semarang Convention Hotel. Namun pada saat Patra semarang Convention Hotel berkembang menjadi hotel bintang lima sistem informasi tersebut masih memiliki kekurangan, hal tersebut dikarenakan sistem informasi berbasis komputer dengan menggunakan aplikasi hotel sistem masih memerlukan sistem manual. Sistem manual ini dapat menghambat penyampaian informasi dan pelayanan. Karena sistem tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan informasi dan kurang cepat dalam menyampaikan informasi maka Patra Semarang Convention hotel melakukan pengembangan sistem. Patra Semarang Convention Hotel merubah sistem informasi bebasis komputer dengan aplikasi Fidelio. Aplikasi Fidelio ini merupakan aplikasi khusus dirancang untuk kebutuhan informasi perusahaan


(17)

 

jasa perhotelan. Untuk memastikan apakah pengembangan sistem informasi tersebut berhasil maka perlu diimplementasikan. Terdapat beberapa faktor dalam keberhasilan implementasi sistem yaitu kualitas sistem, partisipasi pengguna, pemahaman pengguna, kepuasan pengguna dan manfaat sistem. Bila sistem informasi tersebut berhasil diimplementasikan maka berhasil pula pengembangan sistem tersebut.

Dengan adanya permasalahan tersebut maka peneliti memberi judul penelitian ini Analisis Keberhasilan Implementasi Sistem Informasi Perhotelan (Studi Kasus Aplikasi Fidelio pada Patra Semarang Convention Hotel).

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan yang muncul adalah bagaimana keberhasilan implementasi sistem informasi perhotelan dengan aplikasi fidelio pada Patra Semarang Convention Hotel ditinjau dari : kualitas sistem, partisipasi pengguna, pemahaman pengguna, kepuasan pengguna, manfaat sistem.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis keberhasilan implementasi sistem informasi perhotelan pada Patra Semarang Convention Hotel ditinjau dari : kualitas sistem, partisipasi pengguna, pemahaman pengguna, kepuasan pengguna, manfaat sistem.


(18)

  1.4 Manfaat Penelitian

1. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan atau teori yang selama ini sudah didapatkan pada waktu kuliah.

2. Secara Teoritis

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perusahaan yang bermanfaat, mengenai implementasi sistem. 2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian


(19)

  BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi

Sistem (system) dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan pendekatan komponen. Dengan pendekatan prosedur, sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu, sedangkan dengan pendekatan komponen, sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya untuk tujuan tertentu (Hartono, 2005:2).

Informasi merupakan sumber daya terpenting bagi suatu perusahaan. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Tata Sutabri (2004:18) informasi adalah data yang tela diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Menurut Jogiyanto Hartono (2005:8) informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi pemakainya.

Data yang diolah tidak dapat dikatakan sebagai suatu informasi. Untuk dapat menjedi suatu informasi, maka data yang diolah tersebut harus berguna bagi para pemakainya. Setiap badan usaha pasti terdapat suatu


(20)

 

system yang digunakan untuk memperoleh, mengolah, serta menyimpan data dan melaporkan informasi yang dibutuhkan secara tepat, cepat dan akurat.

Definisi sistem informasi menurut Robert A. Leitch dan K Roscoe Davis (dalam buku Hartono, 2005:11) adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Definisi sistem informasi menurut Jogiyanto Hartono (2005:12) adalah suatu system yang tujuannya menghasilkan informasi yang berguna, yaitu harus memenuhi tiga kriteria relevan, tepat waktu dan akurat. Informasi yang relevan, tepat waktu, dan akurat dapat dicapai dengan komponen teknologi. Komponen teknologi sistem komputer mempercepat proses pengolahan data dan komponen teknologi telekomunikasi mempercepat proses transmisi data, seingga informasi dapat disajikan tepat waktu. Informasi yang akurat dapat dicapai dengan komponen kontrol. Komponen kontrol akan menjaga system informasi dari kesalahan-kesalahan yang disengaja maupun tak disengaja.

2.2. Sistem Informasi Manajemen

Di dalam dunia usaha dan dunia kerja, informasi merupakan bagian penting dan berharga. Informasi yang cepat dan akurat akan membantu manajer dalam mengambil keputusan dan menentukan langkah-langkah yang


(21)

 

harus dilakukan untuk memepertahankan dan mengembangkan usahanya. Definisi sebuah sistem informasi manajemen, istilah yang umum dikenal orang adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah “database”.

Menurut Hartono, Jogiyanto (2005:14) sistem informasi manajemen merupakan penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen.

Menurut Raymond Mcleod, Jr dan George P.Schell (2007:10) sistem informasi manajemen merupakan sistem berbasis kompoter yang menyediakan informasi yang berguna bagi para pengguna yang memiliki kebutuhan yang sama.

Menurut Gordon B. Davis (dalam buku Hartono, 2003:40) sistem informasi manajemen adalah sistem manusia atau mesin yang menyediakan informasi untuk mendukung operasi, manajemen, dan fungsi pengambilan keputusan dari suatu organisasi.

Menurut Frederick H. Wu (dalam buku Hartono, 2003:40) sistem informasi manajemen adalah kumpulan-kumpulan dari sistem-sistem yang menyediakan informasi untuk mendukung manajemen.


(22)

 

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem informasi manajemen adalah kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi serta menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkat manajemen.

Keberhasilan suatu sistem informasi manajemen sangat dipengaruhi oleh sistem database yang merupakan salah satu elemen penyusun sistem tersebut. Oleh karena itu, sangat penting menyusun sistem database yang baik, yang mampu memenuhi segala kebutuhan data dan informasi bagi pengguna.

2.2.1 Komponen Sistem Informasi

Informasi yang tepat waktu (timeliness) dapat dicapai dengan komponen teknologi. Sistem komputer mempercepat proses pengolahan data dan komponen teknologi telekomunikasi mempercepat proses transmisi data sehingga membuat informasi dapat disajikan tepat waktunya.

Informasi yang akurat (accurate) dapat dicapai dengan komponen kontrol. komponen kontrol atau pengendali akan menjaga system informasi dari kesalahan-kesalahan yang disengaja atau tidak disengaja. Komponen kontrol membuat system inormasi menghasilkan informasi yang akurat. Dengan demikian, system informasi mempunyai enam komponen yaitu (Hartono, 2005 ; 41) :


(23)

 

Input adalah data yang masuk dalam sistem informasi. Sistem Informasi tidak dapat menghasilkan informasi jika tidak mempunyai komponen input. Komponen input sangat diperlukan karena merupakan bahan dasar dalam pengolahan informasi. Input yang masuk dalam sistem informasi dapat langsung diolah menjadi informasi atau dapat disimpan di dalam storage dalam bentuk basis data (database).

b. Komponen Output

Output merupakan informasi yang berguna bagi para pengguna yang dihasilkan oleh sistem informasi. Output dan sistem informasi dibuat dengan menggunakan data yang terdapat pada database dan diproses menggunakan model tertentu.

c. Komponen Basis Data (Database)

Database merupakan kumpulan semua data yang berhubungan satu dengan yang lainnya yang tersimpan diperangkat keras komputer dan dikelola, dikontrol, serta digunakan oleh perangkat lunak untuk memanipulasinya.

d. Komponen Model

Komponen model ini terdiri dari kombinasi prosedur, logikal dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.


(24)

 

Teknologi merupakan komponen yang penting dalam system informasi. Tanpa teknlogi yang mendukung, maka system informasi tidak akan dapat menghasilkan informasi yang tepat waktu.

f. Komponen Kontrol

Komponen kontrol ini digunakanuntuk menjamin bahwa sistem informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi merupakan informasi yang akurat.

Keenam komponen ini harus ada bersama-sama dan membentuk satu kesatuan. Jika satu atau lebih komponen tersebut tidak ada, maka sistem informasi tidak akan dapat melakukan fungsinya, yaitu pengolahan data tidak akan dapat mencapai tujuannya, yaitu menghasilkan informasi yang relevan, tepat waktu dan akurat. Komponen sistem ini digambarkan sebagai berikut :

Sumber : Jogiyanto, “Sistem Teknologi Informasi”, (2005) Gambar 1. Komponen dari sistem informasi  

 

   

 

kontrol 

Data          Diolah          Informasi 

input  model  output 


(25)

  2.2.2 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu:

1. Komponen sistem, terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen system dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem memiliki sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi sistem secara keseluruhan. 2. Batas sistem (boundary), merupakan daerah yang membatasi

antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu system dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scop) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan luar sistem (enviroment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat menguntungkan dan dapat pula merugikan sistem tersebut.

4. Penghubung sistem (interface), merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui


(26)

 

penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsitem yang lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan input untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

5. Masukan (input), adalah energy yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energy yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energy yang diproses untuk didapatkan keluaran.

6. Keluran sistem (output), adalah hasil dari energy yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.

7. Pengolahan sistem, suatu system dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.

8. Tujuan atau sasaran sistem, suatu system pasti memiliki tujuan atau sasaran. Sasaran system sangat menentukan masukan yng dibutuhkan system dan keluaran yang akan dihasilkan system.


(27)

 

Suatu system dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

2.2.2 Klasifikasi Sistem

Dari sumber buku Analisis dan Desain Sistem Informasi karangan Jogiyanto Hartono (2005 ; 6-7), sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Sistem Abstrak (Abstrack System ) dan Sistem fisik (Physical System) Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik sedangkan sistem fisik adalah merupakan sistem yang ada secara fisik.

2. Sistem Alamiah (Natural Sistem) dan Sistem Buatan Manusia (Human Mode Sistem)

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia sedangkan sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia.

3. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tidak Tentu (Probabilistic Syste )

Sistem tertentu adalah sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi sedangkan sistem tidak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.


(28)

 

4. Sistem Tertutup(Closed System) dan Sistem terbuka(Open System)

Sistem tertutup adalah merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkkungan luarnya sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya

2.2.3 Tujuan Sistem Informasi Manajemen

Tujuan Sistem Informasi Manajemen menurut Abdul Kadir (2003) adalah:

1. Menyediakan informasi yang digunakan sebagai dasar analisis terhadap kondisi awal.

2. Membantu dalam pengambilan keputusan secara manajerial. 3. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan yang sudah

terprogram.

4. Mengotomatisasi pekerjaan-pekerjaan rutin dari bagian administrasi.

2.3 Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal, seperti adanya permasalahan-permasalahan


(29)

 

yang timbul disistem yang lama, untuk meraih peluang usaha, adanya instruksi-instruksi (Sutabri, 2004:50).

2.3.1 Prinsip Pengembangan Sistem

Ada beberapa prinsip pengembangan sistem dalam proses pengembangan sistem, yaitu (Hartono, 2005:38-41) :

1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen.

Setelah sistem selesai dikembangkan, maka yang akan menggunakan informasi dari sistem ini adalah manajemen, sehingga sistem harus dapat mendukung kebutuhan yang diperlukan oleh manajemen.

2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar.

Sistem informasi yang akan dikembangkan membutuhkan dana modal yang tidak sedikit, apalagi dengan digunakannya teknologi yang mutakhir.

3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik.

Manusia merupakan faktor utama yang menentukan berhasil tidaknya suatu sistem, baik dalam proses pengembangannya, penerapannya, maupun dalam proses operasinya. Oleh karena itu orang yang terlibat dalam pengembangan maupun pengguna sistem ini harus merupakan orang yang terdidik tentang permasalahan-permasalahan yang ada dan terhadap solusi-solusi yang mungkin dilakukan. Analis sistem harus mempunyai pendidikan terhadap masalah yang dihadapinya. Demikian


(30)

 

juga dengan pemakai sistem harus merupakan orang yang terdidik dengan cara memberikan pelatihan kepada mereka tentang cara menggunakan sistem yang diterapkan.

4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses pengembangan sistem.

Proses pengembangan sistem umumnya melibatkan beberapa tahapan kerja dan melibatkan beberapa personil dalam bentuk suatu team untuk mengerjakannya. Sebelum proses pengembangan system dilakukan, maka harus dibuat terlebih dahulu skedul kerja yang menunjukan tahapan-tahapan kerja dan tugas-tugas pekerjaan yang akan dilakukan, sehingg proses pengembangan system dapat dilakukan dan dapat selesai dengan berhasil sesuai waktu dan anggaran yang direncanakan.

5. Proses pengembangan system tidak harus urut.

Tahapan kerja dari pengembangan system pada prinsip no 4 menunjukkan langkah yang harus dilakukan dan langkah-langkah ini tidak harus urut tetapi dapat dilakukan secara bersama-sama. 6. Jangan takut membatalkan proyek.

Keputusan untuk meneruskan suatu proyek atau membatalkannya memang harus dievaluasi dengan cermat. Untuk kasus-kasus tertentu, di mana suatu proyek harus dibatalkan karena sudah tidak layak lagi, maka harus dilakukan dengan tegas.


(31)

 

Banyak analis system yang membicarakan pentingnya dokumentasi. Mereka membuat dokumentasi hasil dari analisis setelah mereka selesai mengembangkan sistemnya dan bahkan ada yang tidak membuat documentasi ini. Dokumentasi yang dibuat dan dikumpulkan dapat digunakan untuk bahan komunikasi antara analis sistem dengan pemakai sistem dan dapat digunakan untuk mendorong keterlibatan pemakai sistem.

2.3.2 Siklus Pengembangan Sistem Informasi

Siklus Pengembangan Sistem Informasi merupakan suatu bentuk yang digunakan untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah pada tahap tersebut dalam proses pengembangan sistem. Tahapan tersebut adalah (Sutabri, 2004:57-62).:

1. Fase Perencanaan, bertujuan untuk mengidentifikasi dan

memprioritaskan sistem informasi apa yang akan dikembangkan, sasaran-sasaran yang ingin dicapai, jangka waktu pelaksanaan serta mempertimbangkan dana yang tersedia dan siapa yang akan melaksanakan.

2. Fase Pengembangan, disebut juga sebagai siklus pengembangan sistem informasi yang terdiri dari lima langkah yaitu :

a. Investigasi Sistem, untuk menentukan permasalahan-permasalahan atau kebutuhan yang timbul.


(32)

 

b. Analisis Sistem, tujuan tahap ini adalah untuk mendefinisikan sistem berjalan.

c. Desain Sistem, pada tahap ini sebagian besar kegiatan yang berorientasi pada komputer dilaksanakan.

d. Implementasi Sistem, tujuannya adalah untuk menyelesaikan disain sistem yang sudah disetujui, menguji serta mendokumentasikan program dan prosedur sistem yang diperlukan, memastikan bahwa personil yang terlibat dapat mengoperasikan sistem baru dan memastikan sistem baru dapat berjalan dengan baik dan benar.

e. Pemeliharaan Sistem, tujuannya adalah untuk meyakinkan apakah sistem tersebut berjalan sesuai dengan tujuan semula dan apakah masih ada perbaikan atau penyempurnaan yang harus dilakukan.

2.3.3 Implementasi Sistem

Tahap implementasi sistem merupakan tahap meletakan sistem supaya siap dioperasikan. Tahap ini termasuk juga kegiatan menulis kode program jika tidak digunakan paket perangkat lunak aplikasi. Tahap implementasi sistem dapat terdiri dari langkah-langkah berikut ini (Hartono, 2005:573) : 1. Menerapkan rencana implementasi.

2. Melakukan kegiatan implementasi. 3. Tindak lanjut implementasi.


(33)

 

Rencana implementasi merupakan kegiatan awal dari implementasi sistem. Rencana implementasi dimaksudkan untuk mengatur biaya dan waktu yang dibutuhkan selama tahap implementasi. Semua biaya yang dikeluarkan untuk implementasi perlu dianggarkan dalam bentuk anggaran biaya. Anggaran biaya ini selanjutnya juga berfungsi sebagai pengendalian terhadap biaya-biaya yang harus dikeluarkan. Waktu yang diperlukan untuk kegiatan implementasi juga perlu diatur dalam rencana implementasi dalam bentuk skedul waktu. Skejul waktu berfungsi sebagai pengendalian terhadap waktu implementasi.

2.3.3.2 Kegiatan Implementasi

Kegiatan implementasi dilakukan dengan dasr kegiatan yang telah direncanakan dalam rencana implementasi. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam tahap implementasi ini adalah sebagai berikut ini (Hartono, 2005:574-588) :

1. Pemilihan dan pelatihan.

Telah diketahui bahwa manusia merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam sistem informasi. Jikja sistem informasi ingin sukses, maka personil-personil yang terlibat harus diberi pengertian dan pengetahuan yang cukup tentang sistem informasi dan posisi dan tugas mereka.


(34)

 

1) Personil yang dipilih dapat berasal dari dua sumber, yaitu karyawan-karyawan yang telah ada diperusahaan atau calon karyawan dari luar perusahaan. Karyawan yang ada diperusahaan lebih diperioritaskan dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :

2) Memindahkan karyawan ke posisi baru umumnya lebih mudah daripada merekruit karyawan baru.

3) Karyawan yang ada biasanya sudah lebih memahami operasi perusahaan, sedangkan karyawan baru membutuhkan waktu yang lama untuk mempelajari cara-cara operasi perusahaan.

4) Moral karyawan akan lebih meningkat untuk posisi baru yang lebih baik, khususnya jika menduduki posisi di sistem yang baru.

Personil-personil yang dapat terlibat di sistem informasi dapat dikelompokkan dalam empat bagian :

a) Tugas input-output data.

Personil-personil yang terlibat dalam tugas ini adalah personil-personil yang menangani pemasukan data dan distribusi dari output. Yang termasuk personil-personil ini dengan deskripsi tugasnya adalah sebagai berikut :

1) Pengawas pemasukan data: bertanggung jawab untuksemua staf yang melakukan pemasukan data lewat keyboard dan verifikasinya.


(35)

 

2) Operator pemasuk data: mengoperasikan satu atau lebih alat masukan data.

3) Pengawas pengolah data: bertanggung jawab terhadap pengawasan peralatan kata, operator pengolahan kata, arus pekerjaan pengolah kata, peraturan-peraturannya dan distribusi hasil pengolahan kata.

4) Operator pengolah kata: mengoperasikan mesin ketik elektronik, sistem pengolahan kata komputer, terminal pengolahan kata dan pengeditan teks.

b) Tugas-tugas operasi

Personil-personil yang terlibat dalam tugas ini adalah personil-personil yang menangani jalannya operasi pengolahan data yang tidak terlibat langsung dengan tugas input-output.

c) Tugas-tugas pemrograman.

Personil-personil yang terlibat dalam tugas ini adalah personil-personil yang akan menulis program-program komputer. d) Tugas-tugas analisis sistem.

Personila-personil yang terlibat dalam tugas ini adalah personil-personil yang akan mengembangkan sistem. Personil-personil analis sistem ada di dalam perusahaan, jika perusahaan akan menerapkan departemen sistem di organisasinya. Dengan adanya departemen sistem dengan sistem sendiri, maka pengembangan sistem dapat ditangni sendiri oleh perusahaan.


(36)

  b. Pelatihan karyawan

Personil-personil yang akan menduduki posisi yang baru perlu dilatih agar dapat memahami hal-hal baru. John Burch dan Gary Grudnitski (dalam buku Hartono, 2005:580) membedakan antara pelatihan dan pendidikan. Pelatihan dimaksudkan untuk personil-personil operasi, yaitu yang mengoperasikan sistem, yang terlibat dalam tugas mempersiapkan input, memproses data, mengoperasikan sistem, merawat dan menjaga sistem. Sedangkan pendidikan dimaksudkan untuk pemakai informasi/user.

1) Pendekatan untuk pelatihan dan pendidikan. Ada beberapa pendekatan untuk melakukan pelatihan dan pendidikan yaitu:

a) Ceramah/seminar. Ceramah lebih bersifat mengungkapkan hal yang sudah diterima umum. Seminar lebih bersifat pembahasan temuan baru untuk mencari titik kebenarannya.

b) Pelatihan prosedural, dengan prosedur tertulis yang menjelaskan kegiatan masing-masing personil.

c) Pelatihan turtorial, ditujukan untuk masing-masing personil secara tatap muka.

d) Simulasi, dilakukan dengan membuat suatu simulasi yang mewakili lingkungan kerja personil.

2) Skedul pelatihan dan pendidikan.

Skedul ini terdiri dari siapa saja yang akan dilatih atau dididik, subyek atau materi pelatihan atau pendidikan, tanggal


(37)

 

pelaksanaannya, lokasinya, pendekatan yang akan digunakan dan siapa instruktornya.

2. Pemilihan tempat dan instalasi perangkat keras dan perangkat lunak. Jika peralatan baru akan dimiliki, maka tempat untuk peralatan ini harus dipersiapkan. Keamanan juga perlu dipertimbangkan. Sistem komputer yang besar membutuhkan tempat dengan lingkungan yang lebihharus diperhitungkan. Setelah persiapan tempat adalah menginstalasi perangkat keras yang sudah dikirim dan menginstalasi perangkat lunak yang sudah ada.

3. Pemrograman dan pengetesan program.

Pemrograman adalah kegiatan menulis kode program yang akan diesekusi oleh komputer. Hasil program yang sesuai dengan desainnya akan menghasilkan program yang sesuai dengan yng dibutuhkan oleh pemakai sistem. Sebelum program diterapkan, maka program harus bebas dari kesalahan-kesalahan. Kesalahan dari program yang mungkin terjadi dapat diklasifikasikan dalam tiga bentuk kesalahan, yaitu :

a. Kesalahan bahasa adalah kesalahan di dalam penulisan yang tidak sesuai dengan yang telah disyaratkan.

b. Kesalahan sewaktu proses adalah kesalahan yang terjadi saat program dijalankan. Kesalahan ini mengakibatkan proses program berhenti sebelum selesai.

c. Kesalahan logika adalah kesalahan dari logika yang dibuat. Cara mencari kesalahan ini dapat dilakukan dengan tes data yaitu dengan


(38)

 

menjalankan program dengan menggunakan data tertentu dan membandingkan hasil pengola bahannya. Jika hasilnya berbeda berarti terjadi kesalahan.

4. Pengetesan sistem.

Pengtesan sistem dilakukan untuk memeriksa kekompakan antar komponen sistem yang akan diimplementasi. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa elemen-elemen atau komponen dari sistem berfungsi sesuai dengan yang akan diharapkan.

5. Konversi sistem.

Proses konversi sistem merupakan proses untuk meletakkan sistem baru supaya siap mulai untuk dapat digunakan. Terdapat beberapa pendekatan untuk melakukan konversi sistem, yaitu :

a. Konversi langsung.

Pendekatan ini dilakukan dengan mengganti sistem ynag lama langsung dengan sistem yang baru. Pada pendekatan ini sistem lama dihentikan sama sekali dan sistem yang baru mulai dioperasikan.pendekatan ini baik digunakan pada sistem yang tidak terlalu besar. Kebaikan lain pendekatan ini adalah biayanya tidak terlalu mahal, karena sistem lama sudah tidak dioperasikan lagi sehingga tidakn ada biaya operasi dari sistem yang lama. Kelemahan pendekatan ini adalah mempunyai resiko tinggi jika sistem baru gagal beroperasi seperti yang diharapkan.


(39)

 

Pendekatan ini dilakukan dengan mengoperasikan sistem baru bersama dengan sistem lama dalam periode tetentu. Kebaikan sistem ini adalah menyediakan proteksi yang tinggi kepada organisasi terhadap kegagalan sistem yang baru. Jika sistem baru gagal sistem lama masih beroperasi. Kelemaahan pendekatan ini adalah terletak pada biaya yang dikeluarkan sangat besar karena terdiri dari biaya operasi dua sistem, yaitu biaya sistem lama dan sistem baru. Sistem lama akan dihentikan bila sistem yang baru benar-benar bisa diandalkan.

c. Konversi percontohan.

Pendekatan ini biasanya dilakukan bila beberapa sistem yang sejenis akan diterapkan pada beberapa area yang terpisah. Konversi ini dilakukan pada sebuah unit organisasi terlebih dahulu dan dinilai operasinya. Kebaikan dari pendekatan ini adalah :

1) Resiko kegagalan sistem hanya terletak pada area tetentu saja. 2) Kesalahan yang terjadi di sistem yang baru dapat dibetulkan

terlebih dahulu, sehingga kesalahan tidak terjadi di area lain/ 3) Personil dari area lain dapat dilatih di daerah percontohan sebelum

sistem baru diterapkan pada area kerjanya.

Kelemahan dari sistem ini adalah proses konversi dapat menjadi lama.


(40)

 

Pendekatan ini dilakukan dengan menerapkan masing-masing modul sistem yang berbeda secara urut. Tiap-tiap modul dioperasikan terlebih dahulu dan jika telah sukses maka disusul oleh modul yang lainnya dan seterusnya sampai berhasil dioperasikan.

2.3.3.3 Tindak Lanjut Implementasi

Partisipasi analis sistem belum berakhir setelah sistem diimplementasikan. Analis sistem masih perlu melakukan tindakn lanjut berikutnya setelah sistem baru diimplementasikan. Analis sistem masih perlu melakukan pengetesan penerimaan sistem. Pengetesan ini berbeda dengan pengetesan sistem yang telah dilakukan sebelumnya. Jika pada pengetesan sistem sebelumnya digunakan tes data dan dilakukan oleh analis sistem bersama-sama dengan pemrogram komputer, maka pada pengetesan ini dilakukan dengan menggunakan data sesungguhnya dalam jangka waktu tertentu yang dilakaukan oleh analis sistem bersama-sama dengan user. Setelah pengetesan penerimaan ini selesai dilakukan, manajemen perlu menyelenggarakan rapat penerimaan. Rapat penerimaan ini untuk menentukan sistem yang baru diterima atau harus diperbaiki kembali

2.4 Faktor Manusia dalam Pengembangan dan Desain Sistem Informasi Dalam desain sistem dan implemantasi sistem, perhatian harus dicurahkan pada faktor manusia. Sebuah sistem yang didesain dengan baik telah gagal bila karyawan tidak menyukai, tidak mempercayai dan tidak dapat


(41)

 

menjalankan sistem tersebut. Sistem yang lemah dapat berhasil bila personil/manusia membuat sistem itu operasional/berjalan (Davis, 2001:253).

2.4.1 Permasalahan Manusia dalam Pemakaian Sistem Berbasis Komputer Cara manusia melihat tugas mereka bisa mempengaruhi pemakaian suatu sistem informasi. Ada bukti bahwa para manajer tidak mau memakai sistem berbasis komputer. Mereka bersedia bila sekretaris atau asisten mereka telah memperoleh latihan pemakaian. Para manajer cenderung tidak memakai sistem yang tidak mereka pahami. Ini tidak berarti suatu pemahaman teknis seperti struktur program atau desain modular. Tetapi suatu pemahaman mengenai logik proses yang menjadi sandaran mereka. Permasalahan memang akut dalam model untuk analisis, simulasi pembuatan keputusan, perencanaan dan sebagainya. Suatu model yang demikian rumitnya hingga pemakai tidak mampu memahami mengapa masukannya menghasilkan keluaran tertentu, mungkin sekali tidak akan pernah dimanfaatkan. Keadaan ini menunjukkan perlunya model sederhana yang berkembang dengan diterimanya oleh para pemakai ciri yang makin kompleks (Davis, 2001:253).

2.5 Faktor-faktor Keberhasilan Implementasi

Ada beberapa variable yang berhubungan dengan studi implementasi, yaitu (Lucas, 2003:72) : keterlibatan pengguna, sikap pengguna, mutu/kualitas sistem, kepuasan pengguna, sikap pemakai. Sikap merupakan komponen dari tindakan dan sikap yang menyenangkan adalah sesuai dengan


(42)

 

tingginya tingkat penggunaaan dan kepuasan terhadap sistem. Mutu/kualitas sistem juga penting karena dapat mempengaruhi sikap pengguna serta mempermudah penggunaan sistem secara fisik. Sebagai contoh, sebuah sistem dengan persyaratan input atau bahasa yang sulit untuk input pemakai,akan lebih jarang digunakan dari pada sebuah sistem yang mempunyai desain teknik bagus.

Keterlibatan/partisipasi pengguna dalam perencanaan dan perancangan sistem merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pemakai (Franz dan Robey, 1986; Tait dan vessey, 1988; Mc Keen et al., 1994; Choe, 1996, Chandrarin dan Indriantoro, 1997; Setianingsih dan Indriantoro, 1998) sedangkan kepuasan pemakai sendiri merupakansalah satu indikator keberhasilan pengembangan sistem informasi. Mc Keen (1994) mengemukakan bahwa peningkatan pemahaman pemakai tentang sistem akan berpengaruh terhadap keberhasilan sistem informasi yang dikembangkan.(Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 3, No 2, Juli 2000 Hal. 119-133).

Dalam pengembangan sistem informasi apabila pemakai diajak berpartisipasi, akan membawa pengaruh yang baik terhadap organisasi. Hal ini dapat tercapai karena pengguna terlibat secara langsung dalam pengembangan sistem informasi. Pada kenyataannya seringkali pemakai lebih mengetahui apa yang mereka butuhkan dalm suatu sistem informasi. dengan diajak ikut berpartisipasi, maka pengguna dapat menyampaikan


(43)

 

keinginan-keingina mereka berkaitan dengan proses pengembangan sistem informasi. Apabila keinginan-keingina pengguna tersebut dapat menjadi masukan dan dilaksanakan dalam proses pengembangan sistem informasi, maka hal ini dapat member pengaruh yang cukup baik.(Ginzberg, 1981). Ives et al (1983) menyatakan bahwa kepuasan pemakai mengungkapkan kesesuaian antara harapan seseorang dengan hasil yang diperolehnya, dikarenakan adanya partisipasi selama pengembangan sistem. (Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 3, No 2, Juli 2000 Hal. 119-133).

Kepuasan pengguna menunjukkan seberapa jauh pemakai puas dan percaya pada sistem informasi yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan mereka (Ives, et al., 1983). Keterlibatan pengguna merupakan keterlibatan dalam proses pengembangan sistem oleh anggota organisasi atau anggota dari kelompok pengguna target (Olson & Ives, 1981 dalam Choe, 1996). (Gajah Mada International Journal of Business. May. Vol. 3 No. 2 pp. 177-202).

Pelatihan dan Pendidikan Pengguna merupakan usaha secara formal untuk tujuan transfer pengetahuan sistem informasi yang disyaratkan yang meliputi konsep-konsep sistem informasi, kemampuan teknis, kemampauan organisasi, dan pengetahuan mengenai produk-produk sistem informasi spesifik (Choe, 1996). Pelatihan dan pendidikan pengguna diukur dengan pertanyaan apakah terdapat pelatihan dan pendidikan yang berkaitan dengan sistem informasi yang disediakan oleh perusahaan atau departemen (Soegiharto, 2001).


(44)

 

Barki dan Hartwick (1989) dan lainnya menganjurkan keterlibatan pemakai digunakan saat berhubungan dengan jenis-jenis desain yang sesuai dengan perilaku dan aktivitas target pemakai atau bentuk yang cocok bagi mereka selama proses pengembangan sistem, dan pada saat dihubungkan dengan suatu keadaan psikologi yang subyektif dari individu dan diartikan penting dan pribadi relevan. Sebagian penelitian sebelumnya mengenai keterlibatan pemakai dihadapkan pada perilaku partisipasi pemakai selama proses pengembangan sistem informasi. (Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2006 (SNATI 2006) ISSN: 1907-5022, Yogyakarta, 17 Juni 2006).

Meta analisis yang dilakukan oleh Hwang dan Thorn (1999) menyimpulkan bahwa partisipasi partisipasi pengguna mempunyai hubungan yang sangat signifikan dengan keberhasilan sistem. Artinya dalam konteks tidak langsung adanya partisipasi pengguna merupakan upaya untuk mencapai kepuasan pengguna agar keberhasilan dalam pengembangan sistem dapat dicapai. Doll dan Deng (2001) menyatakan bahwa partisipasi pengguna merupakan faktor penting yang harus dipenuhi.

Hasil penelitian yang dipaparkan baik oleh McKeen et al. (1994), Doll dan Deng (2001), Gui- maraes et al. (2003) serta Suryaningrum (2003) menemukan bahwa partisipasi pengguna merupa- kan variabel yang efektif yang menentukan kepuasan pengguna, keberhasilan sistem maupun kualitas


(45)

 

sistem. Penggunaan ketiga terminologi variabel ini (kepuasan pengguna, keberhasilan sistem dan kualitas sistem) seringkali rancu. Seringkali kepuasan pengguna dianggap sama dengan kualitas sistem, atau bila tidak kepuasan pengguna digunakan untuk mengukur kualitas sistem.

Hasil penelitian yang dipaparkan baik oleh McKeen et al. (1994), Doll dan Deng (2001), Gui- maraes et al. (2003) serta Suryaningrum (2003) menemukan bahwa partisipasi pengguna merupakan variabel yang efektif yang menentukan kepuasan pengguna, keberhasilan sistem maupun kualitas sistem. Penggunaan ketiga terminologi variabel ini (kepuasan pengguna, keberhasilan sistem dan kualitas sistem) seringkali rancu. Seringkali kepuasan pengguna dianggap sama dengan kualitas sistem, atau bila tidak kepuasan pengguna digunakan untuk mengukur kualitas sistem.

Rini (2002) dalam risetnya terhadap pengguna dalam industri perbankan menggunakan aspek kognitif yang berupa tingkat pemahaman pengguna terhadap tingkat partisipasi. Riset ini mendapatkan temuan penting yang menunjukkan bahwa tingkat pemahaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap partisipasi

Guimaraes et al. (2003) menyatakan bahwa keberhasilan sistem mempunyai tiga komponen (tolak ukur), yaitu kualitas sistem, manfaat sistem dan kepuasan pengguna. Pendapat ini menunjukkan bahwa keberhasilan dalam pengembangan sistem informasi terkait dengan pengguna ditentukan


(46)

 

oleh sampai sejauh mana partisipasi yang ada dapat menyebabkan kepuasan pengguna.(Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, vol.3 No.1, Juli 2003 hal 119-133).

2.6 Kerangka berpikir

Ada beberapa tahap untuk mengetahui pengembangan sistem berhasil atau tidak, yaitu :

1. Pengembangan sistem : Investigasi Sistem, untuk menentukan permasalahan-permasalahan atau kebutuhan yang timbul. Analisis Sistem, tujuan tahap ini adalah untuk mendefinisikan sistem berjalan. Desain Sistem, pada tahap ini sebagian besar kegiatan yang berorientasi pada komputer dilaksanakan.

2.Keberhasilan implementasi sistem meliputi : kualitas sistem, partisipasi pengguna, pemahaman pengguna, kepuasan pengguna, manfaat sistem.

3. Kinerja perusahaan : kerberhasilan sistem informasi tersebut akan memperbaiki kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan akan meningkat dan perusahaan akan mampu bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain.


(47)

 

Gambar 2. Kerangka Berpikir

Pengembangan sistem

Keberhasilan Implementasi sistem : 1. Kualitas sistem

2. Partisipasi pengguna 3. Pemahaman pengguna 4. Kepuasan pengguna 5. Manfaat sistem

Kinerja Perusahaan


(48)

51  BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Pada penelitian ini penulis tidak menguji antara variabel sehingga tidak ada pengukuran variabel. Penelitian kualitatif bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan) yang dipandang sebagai realitas sosial dan lebih menekankan pada proses, maka penelitian kualitatif dalam melihat hubungan antara variabel pada obyek yag diteliti lebih bersifat interaktif yaitu, saling mempengaruhi, sehingga tidak diketahui variabel independen dan dependennya (Sugiyono, 2005:7). Penelitian ini difokuskan pada faktor keberhasilan implementasi pengembangan sistem pada Patra Semarang Convention Hotel, sehingga peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mendeskriptifkan faktor-faktor keberhasilan implementasi sistem pada Patra Semarang Convention Hotel.

Dalam penelitian ini lebih difokuskan pada faktor-faktor keberhasilan implementasi sistem, yaitu kualitas sistem, pertisipasi pengguna, pemahaman pengguna, kepuasan pengguna, manfaat sistem, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kualitas sistem : secara langsung dapat mempengaruhi pemakai, apabila sistem dapat mencukupi kebutuhan pengguna dan


(49)

 

menggunakan bahasa yang dimengerti oleh pemakai maka akan mudah digunakan dan dapat mempermudah pekerjaan yang dilakukan pengguna.

2. Partisipasi pengguna : kerterlibatan/partisipasi pengguna dalam perencanaan dan perancangan sistem merupakan salah satu faktor keberhasilan implementasi.

3. Kepuasan pengguna : bila pengguna sistem informasi merasa puas dengan sistem yang telah dikembangkan maka pengguna akan dengan sukarela menggunakan sistem tersebut.

4. Pemahaman pengguna : tingkat pemahaman pemakai akan

berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi sistem informasi yang dikembangkan.

5. Manfaat sistem : sistem yang dikembangkan harus dapat mencapai manfaat agar sistem tersebut dapat berhasil.

Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik. Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan (Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2002:3).

Karakteristik penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen dalam Sugiyono (2008:20-21) adalah sebagai berikut :


(50)

 

1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrument kunci.

2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.

3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome.

4. Penelilitian kualitatif lebih melakukan analisis data secara induktif. 5. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang

teramati).

Metode penelitian kualitatif lebih cocok digunakan untuk meneliti bila permasalahan dalam situs sosial masih remang-remang, kompleks, dinamis, peneliti bermaksud memahami situasi sosial secara lebih mendalam, serta menemukan hipotesis atau teori. Oleh karena itu, masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara, akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada dilapangan.

Dalam penelitian kualitatif, hubungan antara peneliti dengan yang diteliti bersifat independen. Dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai instrumen dan dengan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara mendalam maka peneliti harus berinteraksi dengan sumber data. Dalam penelitian sekaligus merupakan perencana, pelaksanapengumpulan data, analisis penafsiran data, dan menjadi pelapor hasil penelitiannya.


(51)

  3.2 Lokasi Penelitian

Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan pada Patra Semarang Convention Hotel. Lokasi penelitian tersebut merupakan salah satu perusahaan perhotelan dibawah nauangan anak perusahaan PT. Pertamina yaitu PT. Patra Jasa.

3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah (Sugiyono, 2005:72). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 karyawan yang terdiri dari :

1. 1 orang General manager Patra Semarang Convention Hotel.

2. 1 orang General manager secretary Patra Semarang Convention Hotel.

3. 1 orang Executive assistance manager Patra Semarang Convention Hotel.

4. 21 karyawan room division yang terdiri dari : 1 orang room division manager, 1 orang front office manager dan 8 karyawan bagian front office, 1 orang executive house keeper dan 4 karyawan bagian house keeping, 1 orang laundry manager dan 2 karyawan bagian laundry, 1


(52)

 

orang Guest activities manager dan 2 orang karyawan guest activities.

5. 9 karyawan bagian food & beverage yang terdiri dari : 1 orang F&B manager dan 8 karyawan bagian food and beverage.

6. 1 orang kitchen admin.

7. 3 karyawan bagian human resource yang terdiri dari : 1 orang HR manager dan 2 karyawan bagian human resource.

8. 9 karyawan bagian marketing yang terdiri dari : 1 orang sales marketing manager dan 8 karyawan bagian marketing.

9. 20 karyawan bagian accounting yang terdiri dari 1 orang financial controller dan 19 karyawan bagian accounting.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila jumlah populasi besar maka peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 37 karyawan Patra Semarang Convention Hotel yang terdiri dari 1 orang general manager, 5 orang manajer dari setiap bagian dan 31 karyawan dari setiap bagian.


(53)

  3.3.3 Teknik Penarikan Sampel

Dalam penelitian ini teknik penarikan sampel mengunakan metode purposive sampling. Purposive sampling menurut Cooper dan Emory adalah Sampel yang dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya. (http://

home.unpar.ac.id/~hasan/SAMPLING.doc.). Untuk memperoleh data tentang

informasi apa saja yang ingin ditampilkan dalam sistem informasi, maka manajer merupakan orang yang terbaik untuk bisa memberikan informasi. Sedangkan untuk mengetahui apakah sistem tersebut berhasil diimplementasikan, maka karyawan yang selalu menggunakan sistem informasi merupakan orang yang terbaik yang bias memberikan informasi. Jadi, purposive sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka mempunyai “information rich”.

3.4 Teknik Pengumpulan Data a. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif, yaitu data primer, merupakan data yang didapat melalui angket yang diisi langsung oleh pegawai. Angket tersebut digunakan untuk mengetahui keberhasilan implementasi sistem informasi perhotelan pada Patra Semarang Convention Hotel.


(54)

  b. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini yaitu berasal dari jawaban responden melalui kuesioner yang disebarkan pada pegawai Patra Semarang Convention Hotel.

c. Cara Pengumpulan Data

1) Wawancara, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan kepada karyawan Patra Semarang Convention Hotel.

2) Kuesioner, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan atau peryataan tertulis kepada pegawai Patra Semarang Convention Hotel.

3.5 Teknik Analisis

Teknik analisis data ini menggunakan teori Grounded, penelitian dimulai dengan memunculkan pertanyaan generatif yang membantu penelitian namun tidak dimaksudkan untuk tetap statis atau menjadi dinamis. Sewaktu peneliti mulai mengumpilkan data, konsep penelitian ini diidentifikasikan. Kemungkinan kaitan dikembangkan antara konsep inti teori dengan data. Tahap awal ini cenderung terbuka dan waktunya bias memakan berbulan-bulan. Kemudian peneliti memasuki verifikasi dan ikhtisar. Usahanya cenderung berkembang secara perlahan menapaki kategori inti yang menjadi pusat. (Moleong, 2006:27)


(55)

  3.6 Validitas Data

Untuk menghasilkan penelitian yang baik, maka faktor validitas sangat penting bagi sebuah penelitian. Maxwell (2004:171) dalam menyatakan terdapat empat teori validitas yaitu : deskriptif, interprestasi, teori-teori dan generalisasi.

Adapun upaya menjaga validitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan deskriptif dan interprestasi. Uji deskriptif dituntut untuk menampilakn deskripsi kental/thick description dalam penelitian, yaitu deskripsi secara literal manusia, kejadian,atau proses yang diamati. Deskriptif ini harus menyajikan interpretasi bukan sekedar fakta-fakta yang teramati. Uji interpretasi, dalam penelitian kualitatif dicapai melalui interaksi antara peneliti dan responden. Ancaman terhadap validitas interpretasi adalah peneliti memaksakan kerangkanya dalam memahami data. Ancaman ini muncul karena peneliti tidak mencari pemahaman responden terhadap perilakunya. Cara terbaik untuk menghindari ancaman tersebut dengan mempelajari bagaimana responden memaknai apa yang mereka lakukan atau katakan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adlah dengan melakukan pengecekan kebenaran atau konfirmasi dengan menyatakan langsung kepada yang bersangkutan. Para peneliti kualitaif berpendapat bahwa teori akan lebih mantap bila tidak melalui a priori reasoning melainkan grounding. Validitas teori terancam apabila peneliti tidak mengumpulkan atau tidak memperhatikan data yang menyimpang atau tidak menghiraukan penjelasan atau tafsir alternatif terhadap fenomena yang diteliti.


(56)

  BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

Hotel Motel Patra Jasa Semarang yang sekarang dikenal sebagai Patra Semarang Convention Hotel merupakan National Chains Hotel yang dibangun atas modal PT Pertamina pada tahun 1972, dan diresmikan pada tanggal 18 Juni 1974 oleh Bapak Ibnu Sutowo yang saat itu menjabat sebagai direktur utama Pertamina.

Tujuan utama didirikan Patra Semarang Convention Hotel pada saat itu adalah para kontraktor Pertamina supaya tidak menginap di tempat lain dan pengelolaannya dipegang oleh Pertamina. Namun setelah pemerintah mengeluarkan peraturan tertuang dalam undang-undang No. 8 tahun 1974, yang berisikan tentang larangan bagi perusahaan Pertamina untuk mengelola usaha lain selain minyak dan gas, maka perusahaannya diserahkan kepada anak perusahaannya yaitu PT Patra Jasa.

Patra Semarang Convention Hotel berdiri di atas tanah seluas 10,6 hektar di kawasan Candi Baru Semarang, sehingga cocok sebagai tempat peristirahatan bagi orang bisnis maupun wisatawan mancanegara maupun domestic. Oleh karena itu sering terjadi tamu yang akan menginap tidak mendapat kamar, maka dengan terpaksa receptionis mencarikan


(57)

 

penginapan bagi tamu yang bersangkutan di hotel lain. Sehubungan dengan keadaan tersebut, maka timbul gagasan untuk menambah jumlah kamar baru, yang semula hanya 72 kamar pada bulan Juni 1985 diadakan penambahan kamar baru sebanyak 75 kamar. Penambahan kamar baru tersebut terletak pada bangunan baru yang berlantai lima yang diresmikan pada bulan Oktober 1987 oleh Menparpostel saat itu, yaitu Bapak Achmad Taher. Kamar-kamar baru disebut sebagai “New Wings” sedangkan kamar-kamar yang lama disebut “Old Wings”. Pada tahun 1999 manajemen memutuskan untuk menggunakan satu kamar deluxe sebagai ruang spa sehingga total kamar menjadi 146 kamar. Patra Semarang Convention Hotel merupakan hotel terbaik di semarang dan terbaik kedua dari seluruh hotel-hotel Patra Jasa yang ada di Indonesia.

Berikut ini adalah unit hotel PT Patra Jasa :

1. The Patra Bali Resort & Villas, yang berlokasi di Bali.

2. Patra Semarang Convention Hotel, yang berlokasi di Semarang, Jawa Tengah.

3. Patra Anyer Beach Resort, yang berlokasi di Anyer, Serang, Banten, Jawa Barat.

4. Patra Jakarta Hotel, yang berlokasi di Jakarta.

5. Patra Bandung Hotel, yang berlokasi di bandung, Jawa Barat. 6. Patra Cirebon Hotel, yang berlokasi di Cirebon, Jawa Barat. 7. Patra Prapat Lake Resort, yang berlokasi di Prapat.


(58)

 

Sistem Informasi Patra Semarang Convention Hotel

Sistem informasi Patra Semarang Convention Hotel sebelum menggunakkan aplikasi Fidelio, menggunakkan program Hotel system yang dibuat sendiri, akan tetapi program yang dulu tidak secanggih sistem yang digunakan saat ini dan kemungkinan loss data tinggi karena dulu sistem yang digunakan sangat sederhana. Sistem yang ada saat ini memiliki ruang server sebagai media pengatur sistem dan data, yang terdiri dari:

1. Server untuk Fidelio, yang mana Fidelio adalah suatu system pelayanan data yang berkaitan dengan data hotel yang berhubungan dengan tamu, mencakup reservation, housekeeping dan front office.

2. Server untuk Micros, merupakan pendukung dari Fidelio sendiri, akan tetapi Micros berkenaan dengan penjualan di outlet, disebut POS (Point Of Sales), meliputi Bar, Restaurant, dan Sunken Bar (yang berada di Sw. Pool) dan kegiatan Banquette lainnya.

3. Server Material Control, merupakan pendukung untuk bagian Logistic dan Kitehen. System ini berkenaan dgn stok barang dan maintenance barang.

4. Proxy Server, untuk pendukung client yang terhubung dengan Internet, tanpa server ini client tidak bisa menggunakan internet. 5. SAP (system application and product) Server, untuk pendukung


(59)

 

perusahaan untuk mendukung segala kegiatan operasional dan produksi secara efektif dan efisien serta merupakan program yang real time berkenaan dengan Back Office khususnya Accounting dan Human Resources dan bisa dibaca pada saat itu juga di kantor pusat.

6. CCMail Server, untuk pendukung email intranet dalam satu gedung, artinya pengguna adalah yang diberi hak oleh management sehingga komunikasi lebih irit tanpa menggunakan kertas (paperless).

7. Antivirus Server, untuk pendukung program antivirus bagi client yang terhubung dengan mesin server dari serangan virus.

8. Interface Server, sebagai penyedia (jembatan) untuk

mengkomunikasikan agar system Fidelio dapat terbaca (terintegrasi) dengan program lainnya.

9. Night Audit Server, sebagai program pendukung dari system Fidelio.

10.Datacom Server, sebagai mesin pendukung untuk telepon dengan PABX. PABX (private automatic branch exchange/pertukaran cabang pribadi otomatis) adalah suatu perangkat yang berfungsi sebagai sentral telepon, dalam suatu lokasi tertentu, misalnya : kantor, gedung, perumahan, dll. Dalam skala kapasitas yang lebih besar, PABX dapat berupa Sentral Telepon Otomatis PSTN yang digunakan oleh operator telepon besar untuk layanan kerumah,


(60)

 

kantor dan lain-lain, misalnya PT. TELKOM, PT. INDOSAT, dll. Perangkat ini akan mengatur panggilan yang masuk serta meneruskan panggilan ke nomor tujuannya, sehingga pengguna dapat dengan mudah melakukan penggilan ke nomer tujuan, cukup dengan menekan nomor tujuan nya (nomor extension atau nomer rumah).

Untuk Client yang terhubung dengan jaringan adalah, sekitar 42 client, dan beberapa computer yang stand alone (berdiri sendiri tidak terhubung dengan jaringan) yang kira-kira ada 10 komputer. Untuk computer yang terhubung dengan jaringan, semua terbackup dengan UPS terpadu, sehingga apabila listrik tiba-tiba mati computer masih menyala dengan maksimal mencapai 15 menit sampai ada daya listrik yang mensupply lagi (biasanya dari mesin genset)

Visi dan Misi (Corporate)

Visi : menjadi pelaku bisnis hotel dan property yang professional. Misi :

1. Mengutamakan kepuasan dan memberikan nilai tambah yang optimal.

2. Menjadi entitas bisnis yang dikelola secara professional. 3. Meningkatkan mutu produk dan pelayanan.


(61)

  a. Lokasi

Patra Semarang Convention Hotel adalah hotel yang terletak di ujung bukit Candi Baru dengan pemandangan kota Semarang, pelabuhan Tanjung Mas, dan pegunungan Ungaran. Dengan lokasi strategis hanya 20 menit dari airport dan hanya 15 manit dari pusat kota.

Alamat : JL. Sisingamangaraja, Candi Baru, Semarang 50252

Telp : (024) 8414141, 8314441 Fax : (024) 8314448

Website : www.patra-jasa.com/semarang

Email : reservation.semarang@patra-jasa.com

Toll-free : 0800-1100-300

b. Fasilitas kamar

Kamar yang ada di Patra Semarang Convention Hotel terdiri dari 121 kamar hotel dan 25 villa. Setiap kamar dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas seperti, air conditioning (ac), IDD telephone Line, internet connection, mini bar, refrigerator, tea & coffee maker, 50 channels TV. Berikut ini adalah jenis dan jumlah kamar di Patra Convention Hotel :

Jenis Kamar Jumlah Kamar


(62)

 

Deluxe Balcony Room 46

Junior Suite Room 2

Executive Suite Room 7

Total 121

Setiap villa dilengkapi dengan fasilitas wall to wall carpet,

private bath tub with shower, whirl pool for suite room, sound system, balcony, telephone, refrigerator, hot and cool water, air conditioning, living room dan kitchenette. Berikut ini adalah jenis dan jumlah villa yang terdapat di Patra Semarang Convention Hotel :

Jenis Kamar Jumlah

Deluxe villa 16

Junior Suite Villa 6

Executive Villa 2

Presidential Suite Villa 1

Total 25

Uraian Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab

1. General manager, bertanggung jawab secara keseluruhan atas operasional hotel.

2. General manager secretary, bertugas mengatur jadwal general manager, membuat surat-surat penting maupun memorandum untuk semua kepala bagian.

3. Executive assistance manager, membantu tugas general manager dalam operasional hotel sehari-hari dan mengantikan tugas general manager apabila general manager berhalangan.


(63)

 

4. Duty manager, bertanggung jawab atas operasional hotel dan menghandle keluhan dari tamu setelah office hour.

5. QA service & product, mengawasi kualitas pelayanan dan produk. 6. Room division, bertanggung jawab atas seluruh kegiatan di front

office, house keeping, laundry, dan guest activities yaitu : bertanggung jawab atas penjualan kamar, melayani reservasi, menerima tamu atau menyambut tamu yang datang ke hotel, bertugas mengantarkan tamu ke kamar dan membawakan barang-barang yang dibawa tamu, bertanggung jawab atas kebersihan kamar dan mengganti peralatan yang sudah tidak layak, bertanggung jawab atas membersihkan semua public area yaitu, restaurant, dan lain-lain, bertanggung jawab atas kebersihan cucian dan mengatur tanaman untuk keperluan restaurant maupun kamar, bertanggung jawab atas fasilitas olah raga, kids club & recreation. 7. F&B division, bertanggung jawab atas penjualan makanan dan

minuman, melayani pemesanan makanan dan minuman dan mengantarkan pesanan tersebut.

8. Kitchen division, bertanggung jawab atas makanan yang akan dijual ke tamu, mengendalikan food cost dan standart recipe dan membuat makanan dan minuman yang akan disajikan serta mencatat keperluan yang dibutuhkan kitchen dan melaporkan pada logistic bila ada peralatan yang rusak maupun kekurangan bahan.


(64)

 

9. Engineer division, bertanggung jawab atas repair maintenance, baik itu ac, mechanical, dan electric, menyediakan segala kebutuhan yang diperlukan oleh engineering baik itu permintaan barang maupun membuat daftar barang yang harus diperbaiki. 10.Human Resouce division, bertanggung jawab atas sumber daya

manusia, bertanggung jawab atas keamanan dan menjaga asset perusahaan, bertanggung jawab atas pelaksanaan training pegawai, membuat jadwal untuk karyawan bagian human resource,

11.Accounting division, bertanggung jawab atas keluar masuknya uang perusahaan, mengendalikan pengeluaran biaya perusahaan baik pembelian secara tunai maupun melalui liveransir, mengawasi biaya yang dikeluarkan bagian FB, membuat pembukuan/mencatat seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk prooses operasi, mengaudit semua pemasukan yang diterima perusahaan, menerima dan mengeluarkan uang perusahaan sesuai dengan jumlah yang harus dibayarkan, bertugas untuk melakukan penagihan, bertanggung jawab atas persediaan barang yang dibutuhkan perusahaan, membuat perincian atas persediaan barang, bertanggung jawab atas semua information technologi yang ada dan mengawasi sistem informasi yang digunakan.

12.Sales & marketing division, bertanggung jawab atas pemesanan ruangan, promosi, dan hubungan dengan tamu, bertugas melakukan semua penjualan produk-produk yang dimiliki perusahaan dan


(65)

 

bertugas mempromosikan produk-produk yang dimiliki perusahaan, bertugas memberitahukan seluruh informasi tentang perusahaan kepada masyarakat.

Yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah 1 orang general manajer yang bertanggung jawab atas seluruh kegiatan perusahaan dan bertanggung jawab atas pengambilan keputusan bagi perusahaan, seluruh manajer bagian yang menggunakan sistem informasi sebagai pengambil keputusan dan yang bertanggung jawab disetiap bagiannya masing-masing, serta 36 karyawan yang selalu menggunkan sistem informasi untuk membantu perkerjaannya yaitu 1 orang general manager secretary bertugas mengatur jadwal general manager, membuat surat-surat penting maupun memorandum untuk semua kepala bagian, 5 orang kepala bagian dari setiap divisi yang bertanggung jawab dan mengambil keputusan untuk disetiap divisi, 1 orang front office manager yang bertanggung jawab atas reservasi kamar, 5 orang customer service attendant yang bertugas melayani reservasi, 4 orang house keeping supervisor yang bertugas memberikan informasi mengenai kebersihan kamar kepada front office, 2 orang laundry supervisor yang memberikan informasi mengenai cucian, 2 orang petugas kids club&recreation yang memberikan informasi mengenai tamu yang menggunakan fasilitas kids club&recreation, 1 orang assistance f&b manager yang bertugas melaksanakan administrasi pada bagian F&B, 4 orang kasir restoran, 1 orang admin bagian Human Resource yang bertugas memberikan


(66)

 

informasi mengenai sumber daya manusia, 1 orang sales admin & analis marketing yang bertugas memberikan informasi mengenai penjualan dan data tamu, 1 orang cost control (property &material), 1 orang F&B control, 1 orang book control, 1 orang general cashir yang ada pada accounting division, 1 orang AR supervisor, 1 orang purch admin, 1 orang IT manager, 1 orang IT enginer, 1 orang kitchen admin yang memberikan informasi mengenai persediaan barang di dapur dan kebutuhan barang di dapur.

4.1.2 Penyajian Data

Berdasarkan kuesioner yang disebarkan kepada responden dalam penelitian diperoleh hasil sebagai berikut :

A. Kualitas Sistem

Untuk mengetahui apakah pengembangan sistem yang dilakukan berhasil atau tidak perlu diimplementasikan. Keberhasilan implementasi sistemdipengaruhi oleh beberapa faktor salah satu faktor tersebut adalah kualitas sistem. Table 4.1 menunjukka bahwa sebagian besar (51%) karyawan Patra Semarang Convention Hotel yang selalu menggunakan sistem informasi menyatakan bahwa kemampuan sistem informasi saat ini baik, sedangkan yang lainnya (49%) mengaku bahwa sistem saat ini sangat baik.


(67)

 

Table 4.1 Kemampuan Sistem

Jawaban Jumlah %

Sangat baik 18 49%

Baik 19 51%

Tidak tahu 0 0%

Buruk 0 0%

Sangat buruk 0 0%

Total 37 100%

Sumber : lampiran 8 data kemampuan sistem

Alasan responden menyatakan bahwa sistem saat ini sangat baik karena sistem informasi saat ini dapat mengakses informasi dengan cepat. Seperti yang ditunjukkan tabel 4.2 bahwa seluruh responden menyatakan informasi yang dihasilkan sistem dapat cepat diakses.

Table 4.2

Kecepatan Akses Informasi

Jawaban Jumlah %

Ya 37 100%

Tidak 0 0%

Total 37 100%

Sumber : lampiran 8 data kecepatan akses

Selain alasan tersebut seluruh (100%) responden

menyatakan bahwa file mudah diakses juga mempengaruhi kemampuan dan kualitas sistem.hal ini dapat dilihat pada tabel 4.3


(68)

 

Table 4.3 File Mudah Diakses

Jawaban Jumlah %

Ya 37 100%

Tidak 0 0%

Total 37 100%

Sumber : lampiran 8 data mengenai file mudah diakses

Sistem yang memiliki kualitas yang sangat baik dapat mempengaruhi keberhasilan implementasi. Sistem informasi yang berkualitas harus memiliki sistem keamanan yang handal. Sebanyak 76% responden menyatakan bahwa sistem informasi yang digunakan saat ini memiliki sistem keamanan yang handal. Sedangkan 24% responden menyatakan bahwa sistem informasi saat ini tidak memiliki sistem informasi yang handal, seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.4.

Table 4.4

Sistem Keamanan yang Handal

Jawaban Jumlah %

Ya 28 76%

Tidak 9 24%

Total 37 100%


(69)

 

Sistem informasi yang memiliki kualitas terbaik harus dapat memenuhi kebutuhan informasi. tabel 4.5 menunjukkan bahwa seluruh (100%) responden menyatakan bahwa sistem informasi yang digunakan saat ini dapat memenuhi kebutuhan informasi.

Table 4.5

Memenuhi Kebutuhan Informasi

Jawaban Jumlah %

Ya 37 100%

Tidak 0 0%

Total 37 100%

Sumber : lampiran 8 data sistem dapat memenuhi kebutuhan

B. Partisipasi Pengguna

Dalam pengembangan sistem partisipasi pengguna sangat penting. Dengan adanya partisipasi pengguna dapat diketahui sistem yang bagaimana yang diinginkan oleh pengguna untuk membantu melaksanakan pekerjaannya. Pada table 4.6 dapat dilihat sebanyak 54% responden menyatakan terlibat dalam pengembangan system sedangkan 46% responden menyatakan tidak terlibat dalam pengembangan sistem. Keterlibatan/partisipasi pengguna dengan memberikan saran atau pendapatnya kepada


(70)

 

petugas IT dalam mengembangkan sistem, mengentry data, serta dalam penggunaan sistem saat diimplementasikan.

Table 4.6 Pertisipasi Pengguna

Jawaban Jumlah %

Ya 20 54%

Tidak 17 46%

Total 37 100%

Sumber : lampiran 9 data partisipasi pengguna

C. Pemahaman Pengguna

Faktor lain yang menentukan keberhasilan implementasi sistem adalah pemahaman pengguna. Pengguna sistem harus benar-benar paham cara pengoperasian sistem agar saat menggunakan sistem tidak terjadi hambatan. Agar memahami cara pengoperasian sistem setiap pengguna diberikan pelatihan. Tabel 4.7 menunjukkan bahwa 97% responden menyatakan bahwa sebelum menggunakan sistem mereka diberikan pelatihan, sedangkan 3% responden menyatakan tidak diberikan pelatihan.


(71)

 

Table 4.7 Diberikan Pelatihan

Jawaban Jumlah %

Ya 36 97%

Tidak 1 3%

Total 37 100%

Sumber : lampiran 9 data pelatihan

Setiap karyawan diberikan pelatihan yang berbeda. Sebagian besar responden (56,8%) menyatakan bahwa mereka diberikan pelatihan prosedural yang ditunjukkan pada tabel 4.8. Pelatihan prosedural yaitu dengan prosedur tertulis yang menjelaskan tentang kegiatan masing-masing personil.

Table 4.8 Cara Pelatihan

Jawaban Jumlah %

Ceramah/seminar 1 2,7%

Pelatihan procedural 21 56,8%

Pelatihan turtorial 8 21,6%

Simulasi 4 10,8%

Lainnya 3 8,1%

Total 37 100%

Sumber : lampiran 9 data cara pelatihan

Setelah pengguna sistem diberikan pelatihan, kemudian sistem diimplementasikan kepada pengguna. Sebanyak 84%


(72)

 

pengguna menyatakan telah memahami cara pengoperasian sistem, sedangkan 16% responden menyatakan tidak paham dengan cara pengoperasian sistem karena masih binggung dengan sistem saat ini. Hal ini ditunjukkan pada tabel 4.9.

Table 4.9 Pemahaman Pengguna

Jawaban Jumlah %

Ya 31 84%

Tidak 6 16%

Total 37 100%

Sumber : lampiran 9 data cara pelatihan

D. Kepuasan Pengguna

Kepuasan pengguna dapat mempengaruhi keberhasilan implementasi sistem. Bila pengguna merasa puas dengan sistem saat ini maka pengguna akan merasa senang bekerja dengan menggunakan sistem informasi saat ini. Sebagian besar responden (97%) menyatakan mereka puas dengan kerja sistem informasi saat ini, sedangkan 3% responden menyatakan tidak puas dengan kerja sistem informasi saat ini. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.10.


(73)

 

Table 4.10 Kepuasan Pengguna

Jawaban Jumlah %

Ya 36 97%

Tidak 1 3%

Total 37 100%

Sumber : lampiran 9 data cara pelatihan

Kepuasan sistem informasi dapat dikarenakan sistem informasitelah sesuai dengan keinginan pengguna. Pada Patra semarang Convention Hotel, sebanyak 89% responden menyatakan bahwa sistem yang ada saat ini sesuai dengan keinginan pengguna, sendangkan 11% responden menyatakan sistem informasi saat ini tidak sesuai dengan keinginan pengguna, seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.11.

Table 4.11

Sistem Sesuai dengan Keinginan Pengguna

Jawaban Jumlah %

Ya 33 89%

Tidak 4 11%

Total 37 100%


(74)

  E. Manfaat Sistem

Bila suatu sistem telah mancapai manfaat yang diinginkan maka sistem tersebut dapat dikatakan berhasil diimplementasikan. Keberhasilan implementasi sistem merupakan keberhasilan dari pengembangan sistem. Salah satu manfaat dari sistem tersebut adalah mempermudah dalam melaksanakan pekerjaan. Tabel 4.12 menunjukkan bahwa seluruh responden menyatakan bahwa sistem informasi saat ini dapat mempermudah dalam pelaksanaan pekerjaan.

Table 4.12

Mempermudah Pekerjaan

Jawaban Jumlah %

Ya 37 100%

Tidak 0 0%

Total 37 100%

Sumber : lampiran 10 data cara pelatihan

Manfaat lain dari sistem yang ada saat ini adalah dapat membantu kinerja perusahaan. Tabel 4.13 menunnjukkan bahwa seluruh responden menyatakan sistem informasi saat ini dapat membantu kinerja perusahaan.


(75)

 

Table 4.13

Membantu Kinerja Perusahaan

Jawaban Jumlah %

Ya 37 100%

Tidak 0 0%

Total 37 100%

Sumber : lampiran 10 data cara pelatihan

4.2 Pembahasan

A. Kualitas Sistem

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas sistem informasi saat ini sangat baik dibandingkan denga sistem lama. Sistem informasi saat ini dapat memenuhi kebutuhan informasi, mudah dan cepat diakses, praktis dan efisien tenaga. Sistem yang digunakan saat ini tidak menggunakan sistem manual. Sistem yang digunakan saat ini adalah sistem online yang terhubung ke seluruh bagian kecuali bagian engineering.

Namun penelitian ini juga menunjukkan bahwa ada beberapa responden menyatakan bahwa sistem keamanan pada sistem informasi saat ini tidak handal. Sistem keamanan pada sisitem informasi sangat penting untuk menjaga kerahasian data. Untuk itu Patra Semarang Convention Hotel, terutama


(76)

 

petugas IT perlu memperbaiki sistem keamanan yang digunakan saat ini.

B. Partisipasi Pengguna

Partisipasi pengguna dalam pengembangan sistem sangat diperlukan. Saat melakukan pengembangan sistem, pengguna sistem informasi seharusnya ikut berpartisipasi dalam pengembangan sistem. Partisipasi tersebut dilakukan dengan cara memberikan saran tentang informasi apa yang dibutuhkan kepada petugas IT yang melaksanakan pengembangan sistem.

Petugas pengembangan sistem harus memperhatikan saran-sarang yang disampaikan oleh pengguna sistem. Dengan membuat sistem informasi yang sesuai dengan keinginan pengguna saat sistem tersebut diimplementasikan, pengguna tidak merasa terlalu asing dengan sistem tersebut.

C. Pemahaman Pengguna

Pemahaman pengguna sangat menentukan keberhasilan implementasi sistem. Meskipun sistem informasi sangat berkualitas dan mudah dioperasikan tetapi bila pengguna tidak dapat mengoperasikan sistem dengan baik maka implementasi sistem tersebut dianggap gagal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum sistem diimplementasikan pengguna sistem akan diberikan pelatihan. Setiap pengguna diberikan pelatihan


(1)

mengetahui kebutuhan dan keinginan pengguna sistem dan pengguna sistem harus memberikan saran kepada petugas agar petugas dapat membuat sistem yang sesuai dengan keinginan pengguna.

E. Manfaat sistem

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem informasi saat ini telah dapat mempermudah pekerjan pengguna dan informasi yang diterima lebih cepat dihasilkan dan akurat. Selain itu sistem informasi saat ini lebih efisien dan menghemat tenaga sehingga dengan menggunakan sistem tersebut pekerjaan lebih mudah dan cepat diselesaikan serta dapat mempercepat pelayanan. Karena sistem tersebut dapat membantu menyelesaikan pekerjaan pengguna dan dengan sistem tersebut dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada tamu maka akan meningkatkan kinerja perusahaan.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

1. Dari hasil penelitian ini menunjukkan kualitas sistem dengan menggunkan aplikasi Fidelio lebih baik dari pada sistem sebelumnya.

2. Dari partisipasi pengguna sistem menunjukkan bahwa dari 37 responden sebanyak 20 responden ikut berpartisipasi dalam pengembangan sistem dan sebanyak 17 responden tidak ikut berpartisipasi dalam pengembangan sistem.

3. Dari kepuasan pemakai/pengguna sistem menujukkan bahwa karyawan Patra Semarang Convention Hotel merasa puas dengan sistem informasi perhotelan dengan aplikasi Fidelio.

4. Dari pemahaman pemakain sistem menunjukkan bahwa karyawan Patra Semarang Convention Hotel paham cara pengoperasian sistem.

5. Karena sistem tersebut telah mencapai manfaat dengan dapat membantu karyawan melaksanakan pekerjaannya dan mampu meningkatkan kinerja perusahaan maka sistem tersebut telah berhasil diimplementasikan.


(3)

5.2Saran

1. Sistem keamanan pada sistem informasi harus diperbaiki karena sangat penting untuk menjaga data-data perusahaan yang sangat penting.

2. Sebaiknya dilakukan pelatihan lagi kepada para pengguna karena ada beberapa pengguna yang tidak paham dengan sistem yang ada saat ini.

3. Sebaiknya pengguna sistem diajak ikut terlibat dalam pengembangan sistem.


(4)

Daftar Pustaka

Davis, Gordon B, 2001, Kerangka Dasar Sistem Informasi Bagian 2 Struktur & Penngembangannya, PT. Pustaka Binaman Pressindo

Hartono, Jogiyanto, MBA. Ph. D., 2005, Analisis & Desain Sistem Informasi:Pendekatan Terstruktur Teori & Praktek, Yogyakarta:Andi Offset.

, 2005, Sistem Teknologi Informasi, Yogyakarta:Andi Offset. Kadir, Abdul, 2001, Pemrograman Database Menggunakan Delphi jilid 1,

Yogyakarta, Andi Offset.

, 2003, Pengenalan Sistem Informasi, Yogyakarta:Andi Offset. Lucas, Henry C. Jr, 2003, Analisis Desain dan Implementasi Sistem Informasi,

Jakarta : Erlangga.

Maxwell, Josheph A, 2004, Qualitative Reaserch Desain An Interactive Approach, Sage Publikasi.

Mc.Leod, Raymond, dan George P. Schell, 2007, Sistem Informasi Manajemen, Jakarta:PT Indeks.

Moleong, J. Lexy, 2006, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.


(5)

Sutabri, Tata, 2004, Analisa Sistem Informasi, Yogyakarta, Andi Offset.

Jurnal

Restuningdiah, Nurika dan Nur Indriantoro, 2002, “Pengaruh Partisipasi terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi dengan Kompleksitas Tugas, Kompleksitas Sistem, dan Pengaruh Pemakai sebagai Moderating Variable1”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 3, No. 2, hal 119-133.

Soegiharto, (2001). “Influence Factors Affecting The Performance of Accounting Information Systems”. Gajah Mada International Journal of Business. May. Vol. 3 No. 2 pp. 177-202.

Ives, B., Olson, M.H., and Baroudi, J. (1983). “The Measurement of User Information Satisfaction”. Communications of The ACM. 26 (10) (October) pp. 785-793.

Barki H. and Hartwick J. (1994) Rethinking the concept of user involvement, and user attitude, MIS Quarterley 18 (1), 59-79.

Jurnal akuntansi dan keuangan vol 8 mo 1 mei 2006 52-62

Non Buku


(6)

KUESIONER 

 

Responden yang terhormat, 

Dengan ini peneliti memohon bantuan anda untuk mengisi kuesioner yang telah  peneliti buat, dan akan digunakan sebagai data untuk tugas akhir. Peneliti mengucapkan  banyak terima kasih atas bantuan dan pertisipasi anda. 

1. No responden :  2. Nama    :  3. Jenis kelamin  :  4. Pekerjaan  :  5. Usia    :   

  Daftar pertanyaan berkaitan dengan keberhasilan implementasi pengembangan  sistem informasi. 

 A. Kualitas Sistem 

1.  Bagaimana kemampuan sistem informasi saat ini? 

a. Sangat baik    c. Tidak tahu    e. Sangat buruk 

b. Baik      d. Buruk