Sejarah Akuntansi Syariah PSAK No 109

Sedangkan sedekah mempunyai arti lebih luas dibanding infaq, tidak hanya berasak dari harta. Dana infaksedekah dapat dibagi menjadi: 1 Dana infaksedekah umum yaitu infaksedekah yang diberikan para donatur kepada OPZ tanpa persyaratan apapun. 2 Dana infaksedekah dikhususkan yaitu infaqsedekah yang diberikan para donatur kepada OPZ dengan berbagai persyaratan tertentu, seperti untuk disalurkan kepada masyarakat di wilayah tertentu. c. Dana Pengelola Dana pengelola yang dimaksud adalah dana pengelolaan. Dana pengelola adalah dana hak amil yang dipergunakan untuk membiayai operasional lembaga seperti yang dijelaskan pada UU No 23 Tahun 2011 BAB IV tentang Pembiayaan Pasal 32 bahwa “LAZ dapat menggunakan hak Amil untuk membiayai kegiatan operasional”. Dana ini dapat bersumber dari: 1 Hak amil dari dana zakat. 2 Bagian tertentu dari dana infaksedekah. 3 Sumber-sumber lain yang tidak bertentangan dengan syariah.

B. PSAK Akuntansi Syariah

1. Sejarah Akuntansi Syariah

The Financial Acoounting Organization for Islamic Banks and Financial Institution the Organization adalah sebuah organisasi yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dibentuk dari penelitian-penelitian dan diskusi-diskusi mengenai perkembangan Standar Akuntansi Bank Syariah yang telah dimulai dari 1987. Menurut Muhammad 2014: 1.3 organisasi ini terdaftar sebagai organisasi nirlaba yang berdomisili di Manama, Ibukota Negara Bahrain pada 11 Ramadhan 1411 H atau 27 Maret 1991. Sejak pendirian organisasi tersebut kemudian berlanjut dengan upaya penyusunan Standar-standar Akuntansi Keungan Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Seiring dengan berjalannya waktu The Financial Accounting Organization for Islamic Banks and Financial Institution berganti nama menjadi The Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions AAOIFI. Setelah berjalannya organisasi AAOIFI yang menjadi tonggak akuntansi Islam International, Indonesia mensahkan PSAK 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah dan Kerangka Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Bank Syariah pada 1 Mei 2002. PSAK ini resmi berlaku sejak 1 Januari 2003.

2. PSAK No 109

Munculnya PSAK 109 tentang Akuntansi Zakat dan Infaksedekah tidak luput dari peran PSAK 59. PSAK 59 sangat membantu proses akuntansi Bank Syariah di Indonesia. Menurut Muhammad 2014: 1.32 setelah tiga tahun digunakan, banyak kalangan yang merasa bahwa PSAK 59 hanya bisa diaplikasikan pada tiga jenis entitas saja, seperti yang tertuang dalam ruang lingkup Akuntansi Perbankan Syariah, yaitu untuk Bank Layanan Umum Syariah BUS, Unit Usaha Syariah UUS, dan Bank Pengkreditan Rakyat Syariah BPRS. Semenjak disahkannya PSAK 59, perkembangan industri syariah mengalami kemajuan. Perkembangan industri syariah akhirnya direspons IAI dengan membentuk Komite Akuntansi Syariah KAS yang bertugas untuk merumuskan Standar Akuntansi Keuangan Syariah pada tanggal 18 Oktober 2005. Perkembangan industri syariah mendorong IAI untuk menyusun PSAK 109 tentang akuntansi zakat dan infaksedekah sebagai bagian dari penyempurnaan transaksi pengelolaan zakat dan infaksedekah pada Lembaga Keuangan Syariah. Lembaga Keuangan Syariah yang memiliki kompetensi untuk mengelola dana zakat, infaksedekah ZIS adalah Organisasi Pengelola Zakat yang berbentuk Badan Amil Zakat BAZ, Lembaga Amil Zakat LAZ, maupun Unit Pengumpul Zakat UPZ Muhammad, 2010: 394. PSAK 109 bertujuan untuk mengatur pengakuam, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi zakat dan infaksedekah. PSAK 109 berlaku untuk amil yang menerima dan menyalurkan zakat dan infaksedekah. Amil yang menerima dan menyalurkan zakat dan infaksedekah, yang selanjutnya disebut “amil”, merupakan organisasi pengelola zakat yang pembentukannya dimaksudkan untuk mengumpulkan dan menyalurkan zakat, infaksedekah. Pernyataan ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI wajib diterapkan oleh amil yang mendapat izin dari regulator. IAI, 2016: 109.1 Berikut definisi-definisi khusus yang perlu diketahui dalam PSAK 109 IAI, 2016: 109.1: a. Amil adalah entitas pengelola zakat yang pembentukannya dan atau pengukuhannya diatur berdasarkan peraturan perundang- undangan yang dimaksudkan untuk mengumpulkan dan menyalurkan zakat, infaksedekah. b. Dana amil adalah bagian amil atas dana zakat dan infaksedekah serta dana lain yang oleh pemberi diperuntukkan bagi amil. Dana amil digunakan untuk pengelolaan amil. c. Dana infaksedekah adalah dana yang berasal dari penerimaan infaksedekah. d. Dana zakat adalah dana yang berasal dari penerimaan zakat. e. Infaksedekah adalah harta yang diberikan secara sukarela oleh pemiliknya, baik yang peruntukannya ditentukan maupun tidak ditentukan. f. Mustahik mustahiq adalah orang atau entitas yang berhak menerima zakat. Mustahik terdiri dari: 1 Fakir; 2 Miskin; 3 Riqab; 4 Orang yang terlilit utang ghorim; 5 Mualaf 6 Fisabilillah 7 Orang dalam perjalanan ibnu sabil; dan 8 Amil g. Muzaki muzzaki adalah individu muslim yang secara syariah wajib membayar atau menunaikan zakat. h. Nisab adalah batas minimum harta yang wajib dikeluarkan zakatnya. i. Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh muzaki sesuai dengan ketentuan syariah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya mustahik.

3. Zakat dan InfakSedekah