Kapital sosial pada lembaga madrasah (studi kasus Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta)

(1)

KAPITAL SOSIAL PADA LEMBAGA MADRASAH

(Studi Kasus Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta)

Disusun Oleh:

BA’ARVAH KAHFINA

106032201095

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Ba’Arvah Kahfina

Kapital Sosial pada Lembaga Madrasah (Studi Kasus Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta)

Kapital sosial merupakan salah satu komponen utama dalam menggerakan kebersamaan, mobilitas ideal, kesalingpercayaan dan kesalingmenguntungkan untuk kemajuan bersama. Inti kapital sosial adalah adanya kepercayaan, nilai dan norma serta jaringan (network). Menurut Francis Fukuyama kapital sosial yang mengacu pada norma-norma informal yang secara cepat dapat mendukung kerjasama antarindividu. Norma informal tersebut antara lain adalah norma timbal balik antara dua orang atau lebih yang didasari oleh kepercayaan (trust). Tingginya kepercayaan dan adanya jaringan antarindividu dalam masyarakat semakin memperbesar kapital sosial. Kapital sosial dipandang sebagai perekat (glue) yang dapat mempertahankan kehidupan bersama masyarakat. Kapital sosial adalah kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di dalam sebuah masyarakat atau di bagian-bagian tertentu darinya. Dalam bidang pendidikan, penelitian yang berhubungan dengan kapital sosial masih jarang ditemukan. Padahal dengan menerapkan kapital sosial pada bidang pendidikan, pada madrasah misalnya akan membantu madrasah tersebut berkembang dan lebih maju.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kapital sosial pada madrasah dengan studi kasus pada Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta. Bagaimana cara Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta membangun kepercayaan kepada masyarakat lalu mengapa masyarakat percaya untuk menyekolahkan anak mereka di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Sumber utama penelitian ini adalah data primer yang digali dari beberapa sumber data yang terkait dengan kapital sosial di madrasah, baik dari pihak komunitas madrasah seperti kepala madrasah, wakil kepala madrasah, guru dan orang tua murid. Teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah wawancara dengan informan yang dipilih yaitu komunitas madrasah dan orang tua murid dan observasi, data tersebut kemudian dianalisis secara kualitatif dengan menyeleksi dan menyederhanakan data dan menghubungkannya kembali dengan konsep dan pertanyaan penelitian serta tujuan penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapital sosial yang ada di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta tampak dari adanya kepercayaan yang didapat dari masyarakat untuk menyekolahkan anak mereka. Hal itu dibuktikan dengan bertambahnya calon murid yang mendaftar setiap tahun pelajaran baru. Nilai-nilai dan norma-norma yang diterapkan juga menjadi salah satu pondasi yang ditanamkan oleh madrasah yang mengikat orang-orang di dalam madrasah untuk saling bekerja sama demi kepentingan bersama untuk memajukan madasah dan juga menjadi salah satu faktor kepercayaan masyarakat kepada madrasah. Selain itu prestasi-prestasi yang telah banyak diperoleh madrasah membuat Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta menjadi madrasah yang diunggulkan. Jaringan kerjasama yang luas yang dibangun madrasah baik intern maupun ekstern membuktikan bahwa komunitas madrasah mampu menjalankan peran dan statusnya masing-masing.

Dari hasil penelitian juga dapat disimpulkan bahwa kapital sosial yang ada di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta sudah cukup maksimal berfungsi.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, serta tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad Saw dan keluarganya serta para sahabatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Kapital Sosial pada Lembaga Madrasah (Studi Kasus Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta).”

Dalam menyelesaikan Skripsi ini, penulis tidak sedikit mengalami hambatan, namun akhirnya semua hambatan tersebut dapat teratasi berkat bantuan, bimbingan, arahan, dukungan dan kontribusi dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada:

1. Allah SWT yang selalu ada dan menjadi tempat bagi penulis untuk mengadu dan memohon.

2. Bapak Prof. Dr. Bahtiar Effendy selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Zulkifly, MA selaku Kepala Jurusan Program Studi Sosiologi dan juga selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar dan tiada henti-hentinya memberikan semangat, saran-saran, kritik kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Joharotul Jamilah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Sosiologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Seluruh dosen dan staf pada program studi Sosiologi atas segala motivasi, ilmu pengetahuan, bimbingan, wawasan dan pengalaman yang diberikan.

6. Keluargaku tercinta, Penulis sangat berterima kasih kepada Ayahandaku yang telah tiada Eddy Sucipto IB Alm. dan Ibunda tersayang Choiriyah atas segala kepercayaan, pendidikan, semangat, kesabaran, pengorbanan dan segala doa yang terus mereka panjatkan untuk penulis, agar penulis sukses dan berhasil dalam penulisan skripsi ini dengan nilai yang baik. Terimakasih untuk kakak dan keluarga kecilnya, Alifia Fahma, Bambang Raditio dan keponakan kecilku tersayang Azzam, serta adikku tercinta, Ta‟Alifan Akhsan yang terus memberikan motivasi, semangat dan doa yang selalu dipanjatkan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Sahabat-sahabatku Azharina Rizky yang selalu menemani dan berjuang bersama dalam suka maupun duka, dan teman kecil ku Anis dan Ulfa serta Betty, Hammidah, Siti, Rahmi, Rizkiyah dan Dijah yang tiada henti-hentinya memberikan dukungan dan semangat, begitu juga dengan senior di Sosiaologi seperti Alfan, kak Harum Kurniawati, Mb Siti Nur Hayati dan teman-teman Sosiologi 2006 lainnya Panca, Ovar, Matondang, Ayub, Ghundar, Nana, Erfan, Budiman, Pebri, Hajuri, Lutfian, Fajar, Fuad, Yandi. Serta teman satu almamater sosiologi 2007 dan Kepada teman-teman KKN CERDAS 2009 yang selalu memberikan semangat dan dukungan.

8. Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian dan data-data yang dibutuhkan dan para orang tua murid Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk diwawancarai oleh penulis.


(7)

9. Semua pihak yang telah membentu dalam penyelesaiaan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari akan segala keterbatasan yang ada pada penulis, sehingga penulis yakin dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan-kekurangan, karena itu saran dan kritik dari para pembaca untuk perbaikan di masa mendatang sangat penulis harapkan.

Jakarta, 08 November 2011


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………...i

KATA PENGANTAR………..ii

DAFTAR ISI ………iv

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pertanyaan Penelitian………...6

C. Tujuan Manfaat Penelitian ... 6

D. Literature Review... 8

E. Metodologi Penelitian………10

F. Sistematika Penulisan………13

BAB II : KERANGKA TEORI A. Definisi Kapital Sosial………15

B. Komponen Kapital Sosial………...20

1. Kepercayaan……….20

2. Jaringan………22

3. Norma………...24

BAB III : GAMBARAN UMUM MADRASAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA A. Sejarah Singkat Madrasah Pembangunan UIN Jakarta………….25

B. Visi, Misi dan Tujuan……….28

C. Kondisi Tenaga Pengajar………...31

D. Kondisi Siswa………33

E. Fasilitas………..37

F. Alumni………...38

BAB IV : TEMUAN HASIL: KAPITAL SOSIAL PADA LEMBAGA MADRASAH A. Membangun Kepercayaan kepada Masyarakat……….40

1. Meningkatkan Mutu Pendidikan……….41

2. Sosialisasi……….49

B. Kepercayaan Masyarakat kepada Madrasah………..50

1. Wilayah Madrasah………...50


(9)

3. Kurikulum………54

C. Nilai dan Norma yang diterapkan Madrasah……….55

D. Jaringan yang dibangun Madrasah………60

1. Sosialisasi dan Jaringan………...60

2. Hubungan Madrasah dengan Wali Murid………60

3. Hubungan Madrasah dengan Masyarakat Sekitar Dan Pemerintah………61

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………63

B. Saran………...65

DAFTAR PUSTAKA………...66 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Banyak studi menunjukan bahwa kapital sosial dapat mempengaruhi kemajuan dan kesejahteraan suatu masyarakat. Beberapa ahli yang menaruh perhatian pada kapital sosial telah banyak melahirkan hasil penelitian, baik pada tingkat individu, komunitas, regional, nasional, maupun internasional. Tetapi, kebanyakan penelitian tersebut dilakukan dengan memfokuskan pada hubungan antara kapital sosial dengan pembangunan dan ekonomi. Walaupun terdapat banyak penelitian tentang kapital sosial yang dihubungkan dengan pembangunan sosial, masih sedikit penelitian yang memfokuskan pada hubungan kapital sosial dengan pendidikan. Padahal penelitian ini pasti akan memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembangunan sistem pendidikan di masa yang akan datang. 1

Menurut Francis Fukuyama, dalam bukunya yang berjudul Trust: The Social Virtues and The Creation of Prosperity, kepercayaan adalah harapan yang muncul dalam komunitas yang teratur, jujur, dan kooperatif berdasarkan norma-norma umum bersama, dalam bagian dari anggota masyarakat lainnya.2 Kapital sosial menunjuk pada norma-norma informal yang mendukung kerjasama antarindividu dan kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di dalam suatu masyarakat atau dari bagian-bagian tertentu dari masyarakat.3

Dengan adanya kepercayaan dalam masyarakat, orang tidak akan mudah mencurigai ataupun dicurigai yang sering menjadi penghambat dari strategi pengembangan.4 Kapital

1 Rahmat Aulia, “Kapital Sosial Lembaga Pendidikan Madrasah (Studi di Lembaga Pendidikan

Madrasah Tsanawiyah al-Huda Al Islamiyah Bekasi),” (Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 2006), h. 1.

2

Francis Fukuyama, Trust: The Social Virtues and The Creation of Prosperity (USA: The Free Press, 1995), h. 26.

3Sambirang Ahmadi, “Perkembangan Ekonomi Komunitas Orang

Madura di Sumbawa, NTB: Sebuah

Analisis Kapital Sosial,” (Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Univeritas Indonesia, 2003), h. 6.

4

Rahmat Rais, Modal Sosial Sebagai Strategi Pengembangan Madrasah (Studi Pengembangan Madrasah pada MAN 1 Surakarta) (Jakarta: Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, 2009), h.115.


(11)

sosial tidak hanya dapat diterapkan pada bidang pembangunan dan ekonomi sebagaimana yang telah banyak diteliti oleh para peneliti, tetapi kapital sosial juga dapat diterapkan pada lembaga pendidikan.

Di Indonesia terdapat lembaga pendidikan umum dan lembaga pendidikan Islam, keduanya memiliki peminatnya masing-masing. Lembaga pendidikan umum seperti sekolah umum yang mengajarkan pengetahuan umum, sedangkan lembaga pendidikan Islam seperti masjid (surau), pesantren, madrasah, yang mengajarkan pengetahuan yang berbasiskan agama Islam. Eksistensi madrasah dalam tradisi pendidikan Islam di Indonesia tergolong fenomena modern yaitu dimulai sekitar abad XX. Evolusi kelembagaan pendidikan di wilayah ini pada umumnya bermula dari pesantren, madrasah, dan kemudian sekolah. Madrasah di Indonesia bisa dikatakan sebagai perkembangan lanjut atau pembaharuan dari lembaga pendidikan pesantren atau surau.5

Madrasah adalah sekolah umum yang bercirikan Islam. Madrasah dikhususkan sebagai sekolah (umum) yang kurikulumnya terdapat pelajaran-pelajaran tentang keislaman.

Adanya kapital sosial di dalam institusi pendidikan Islam seperti madrasah akan menimbulkan kepercayaan di tengah masyarakat. Dengan kepercayaan dari masyarakat maka jaringan dan nilai pun akan mengikuti karena kepercayaan, jaringan serta nilai dan norma tidak dapat dipisahkan. Setelah kepercayaan didapat maka akan mudah membangun jaringan dan kerjasama dengan masyarakat dan pihak-pihak terkait lainnya dalam proses peningkatan mutu dan kualitas pendidikan pada madrasah. Nilai dan norma yang telah ditamankan oleh madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam menjadi salah satu faktor dalam membangun kepercayaan di masyarakat.

Data dari DEPAG (Departemen Agama) pada tahun 2007 jumlah Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Indonesia mencapai 23.517 lembaga, 93% adalah swasta. Madrasah Tsanawiyah

5


(12)

mencapai 12.054 lembaga, 90% nya adalah swasta, sedangkan Madrasah Aliyah mencapai 4.687 lembaga dengan 86% adalah swasta.6 Lalu ditambah dengan sebagian besar madrasah yang ada di Indonesia merupakan swasta yaitu sebesar 91,6% sedangkan 8,4% nya adalah negeri.7 Dengan banyaknya madrasah swasta berarti makin banyak masyarakat yang percaya akan keberadaan madrasah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang diperhitungkan eksistensinya. Dengan data tersebut maka menjadi alasan penting kapital sosial di madrasah untuk diteliti.

Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta membuktikan bahwa dengan sistem dan pengelolaan madrasah yang profesional serta sarana dan prasarana yang cukup menunjang, madrasah ini sudah mampu menghadirkan keberadaannya sebagai madrasah yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Madrasah Pembangunan UIN Jakarta merupakan madrasah yang mengedepankan pembinaan keislaman, keilmuan dan keindonesiaan dengan mengapresiasikan potensi anak didik dalam menjawab tantangan era globalisasi.8

Untuk menghadapi persaingan di era globalisasi seperti ini, Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang mampu menciptakan siswa-siswinya menjadi manusia yang berkualitas.9 Salah satu faktor mengapa mengambil Tsanawiyah dan bukan Aliyah atau Ibtidaiyah adalah karena prestasi yang telah banyak didapatkan. Salah satunya Madrasah Pembangunan UIN Jakarta menjadi Madrasah Terbaik I Hasil Ujian Nasional Tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 se DKI Jakarta. Lalu pernah mendapatkan peringkat I MTs se Propinsi DKI Jakarta dengan rata-rata NEM pada

6“Pengaruh Faktor

-Faktor Strategik Pendidikan terhadap Mutu Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar (Studi Deskriptif tentang Pengaruh Guru, Kurikulum, Kepemimpinan, Pembiayaan dan Fasilitas terhadap Mutu

Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar pada Madrasah Ibtidaiyah di Kota Bandung),” artikel diakses pada 8 Mei

2011 dari http://repository.upi.edu/operator/upload/t_adp__0707379_chapter1.pdf

7 “Depag Hentikan Proses Penegerian 600 Madrasah,” artikel diakses pada 19 Mei 2011 dari

http://kemenag.go.id/index.php?a=detilberita&id=26

8

Tim Penulis, Panduan Siswa Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004, h. 3

9Dasuki, “Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran PAI Menuju Madrasah Unggulan (Stud

i Kasus di

MTs Pembangunan UIN Jakarta),” (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah,


(13)

tahun 1966 sampai dengan tahun 1989 yang di adakan oleh Kanwil Depag DKI Jakarta. Dan masih banyak lagi prestasi yang di dapatkan baik dalam bidang akademik maupun dalam bidang keterampilan, olah raga dan seni.

Dalam upaya mempertahankan dan berusaha untuk lebih meningkatkan prestasi dan reputasi, maka Madrasah Pembangunan UIN Jakarta menitikberatkan pembinaan dan pengembangan pada Basic, Science, Bahasa, dan Akhlakul Karimah. Titik berat pembinaan dan pengembangan ini menjadi pilar keunggulan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta dan menjadi landasan penyusunan program tahunan sehingga hasilnya akan dirasakan oleh peserta didik.10

Madrasah Pembangunan UIN Jakarta selalu berbenah diri dengan melakukan perubahan dan perombakan kurikulum guna memenuhi tuntutan perkembangan zaman sebagai konsekuensi dari pilar keunggulan di atas. Pembenahan juga dilakukan dari segi sumber daya manusia dalam pencapaian tujuan. Faktor yang tidak luput dari sasaran pembenahan adalah bidang sarana dan prasarana sebagai pendukung proses belajar mengajar yang kondusif.

Untuk mewujudkan semua hal tersebut, Madrasah Pembangunan UIN Jakarta mengandalkan dukungan dan peranserta masyarakat, terutama para orang tua peserta didik sebagai pemberi amanat.11 Selain keunggulan-keunggulan yang dikemukakan sebelumnya alasan penulis memilih Madrasah Pembangunan UIN Jakarta sebagai objek penelitian adalah karena status lembaga yang dikelola langsung oleh Yayasan Syarif Hidayatullah. Selain statusnya, lokasi strategis yang berada di komplek UIN Jakarta juga menjadi faktor pendukung kenapa madrasah ini dipilih sebagai objek penelitian.

10

Website Madrasah Pembangunan UIN Jakarta, diakses pada 12 Mei 2011 dari http://www.mpuin-jkt.sch.id/

11

Website Madrasah Pembangunan UIN Jakarta, diakses pada 10 Mei 2011 dari http://www.mpuin-jkt.sch.id/


(14)

Dari berbagai hal yang sudah dikemukakan di atas penulis ingin mengetahui bagaimana pihak Madrasah Pembangunan UIN Jakarta membangun kepercayaan dari masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak mereka di madrasah dan bagaimana nilai dan norma diterapkan di madrasah dan apa alasan para orang tua mempercayakan anak mereka bersekolah di madrasah tersebut. Oleh karena itu maka penelitian ini dilakukan.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti mengajukan beberapa pertanyaan:

Masalah penelitian ini adalah bagaimana kapital sosial di madrasah. Kapital sosial yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah terdiri atas membangun kepercayaan, nilai dan norma yang diterapkan dan jaringan yang dibangun. Masalah tersebut dapat didefinisikan ke dalam beberapa pertanyaan:

1. Bagaimana madrasah membangun kepercayaan di masyarakat? 2. Bagaimana kepercayaan masyarakat kepada madrasah tersebut? 3. Bagaimana nilai dan norma yang diterapkan di dalam madrasah? 4. Bagaimana jaringan yang dibangun oleh madrasah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kapital sosial di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta.

Sedangkan tujuan lainnya adalah:

1. Untuk menjelaskan bagaimana madrasah membangun kepercayaan (trust) di dalam masyarakat.


(15)

2. Untuk mengetahui apa yang menjadi faktor kepercayaan masyarakat terhadap madrasah.

3. Untuk menggambarkan bagaimana nilai yang diterapkan di dalam madrasah. 4. Untuk mengetahui bagaimana jaringan yang dibangun oleh madrasah.

Sedangkan manfaat dari hasil penelitian ini adalah:

1. Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang kapital sosial pada lembaga pendidikan, khususnya bagi mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam kajian sosial, sehingga hasil dari penelitian ini nantinya akan dapat dijadikan landasan untuk penelitian selanjutnya.

2. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak madrasah untuk membangun dan meningkatkan kapital sosial, serta menumbuhkan kepercayaan di masyarakat luas akan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta.

3. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan rujukan oleh Departemen Agama sebagai model percontohan untuk madrasah lainnya.

D. Literatur Review

Banyak penelitian yang mencoba mengambil mengenai kapital sosial sebagai tema utamanya di antaranya penelitian kapital sosial pada lembaga pendidikan seperti di madrasah yang dilakukan oleh Rahmat Rais dengan judul Modal Sosial Sebagai Strategi Pengembangan Madrasah (Studi Pengembangan Madrasah pada MAN 1 Surakarta). Menurut hasil yang di dapatkan di lapangan, modal sosial di MAN 1 Surakarta berbeda dengan modal sosial di tempat lain. Modal sosial di MAN 1 Surakarta memiliki “ruh” religious yaitu agama. Dengan diberi ruh agama maka modal sosial ini akan semakin bermakna dan kuat dipegang oleh para guru, karyawan dan pengelola. Hal inilah perbedaan


(16)

dari pengelolaan sosial kapital di Negara Barat dengan komunitas muslim seperti di Man 1 Surakarta.12

Demikian juga dengan Rahmat Aulia, ia juga mengambil tema kapital sosial pada lembaga pendidikan dengan judul Kapital Sosial Lembaga Pendidikan Madrasah (Studi di Lembaga Pendidikan Madrasah Tsanawiyah al- Huda Al- Islamiyah Bekasi). Setelah melakukan penelitian, Rahmat Aulia menyimpulkan beberapa hal, yaitu kapital sosial di madrasah Tsnawiyah Al Huda Al Islamiyah ada dan tertambat dalam struktur madrasah itu sendiri yang berbentuk kepercayaan (trust), norma-norma (norms), jaringan-jaringan (networks), serta hubungan-hubungan (relatoins) para aktor dalam memainkan peran-perannya dalam upaya memajukan madrasah yang berdasarkan kepentingan-kepentingan bersama. Sinergi antara kapital sosial, kapital manusia dan kapital fisik untuk suatu yang mutlak diperlukan dalam proses pembelajaran. Menurutnya semakin kuat sinergi yang terjadi maka akan semakin baik kinerja yang ada. Dari hasil penelitian juga dapat disimpulkan bahwa kapital yang ada di madrasah ini belum maksimal berfungsi.13

Penelitian tentang kapital sosial juga dilakukan oleh Muhammad Sulton Fatoni dengan judul Strategi Organisasi Pondok Pesantren Sidogiri dalam Mewujudkan Civil Society: Analisis Kapital Sosial, terungkap bahwa dalam kasus OPPS (Organisasi Pendok Pesantren Sidogiri), di samping civil society tumbuh karena proses kapitalisasi terhadap kapital sosial, juga ditemukan bahwa civil society mempunyai ketertarikan yang cukup erat dengan kapital sosial. Dalam analisis yang dilakukan oleh Tocqueville, OPPS melakukan penekanan pada dimensi kultural yang membuat civil society dapat berperan sebagai

12

Rahmat Rais, Modal Sosial Sebagai Strategi Pengembangan Madrasah (Studi Pengembangan Madrasah pada MAN 1 Surakarta), h. 115.

13 Rahmat Aulia, “Kapital Sosial Lembaga Pendidikan Madrasah (Studi di Lembaga Pendidikan


(17)

kekuatan penyeimbang, yakni adanya keterikatan dan semangat kepatuhan terhadap norma-norma dan nilai hukum yang dipatuhi dan diikuti oleh warganya.14

Penelitian-penelitian yang dipaparkan di atas, berisikan mengenai kapital sosial yang tertambat dan menjadi salah faktor dalam pengembangan pada madrasah. Penelitian-penelitian di atas mempunyai kesamaan dengan Penelitian-penelitian yang ingin diteliti oleh peneliti, yaitu sama-sama ingin mengetahui kapital sosial yang ada pada madrasah. Selain persamaan yang ada, peneliti juga ingin mengungkapkan perbedaan dalam penelitian mengenai kapital sosial terdahulu. Penelitian yang mengangkat tema kapital sosial terdahulu belum ada yang hanya membahas tentang kepercayaannya secara mendalam dan dilihat dari sudut pandang masyarakat tentang bagaimana madrasah membangun kepercayaan di masyarakat dan bagaimana kepercayaan masyarakat terhadap madrasah. Maka, penelitian ini menjadi menarik untuk diteliti lebih dalam.

E. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Studi kasus secara umum merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata. Selain itu, penelitian studi kasus dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu studi-studi kasus eksplanatoris (menjelaskan), eksploratoris (penyelidikan), dan deskriptif (menggambarkan).15 Adapun jenis penelitian yang digunakan di sini adalah

14Muhammad Sulton Fatoni, “Str

ategi Organisasi Pendok Pesantren Sidogiri dalam Mewujudkan Civil

Society: Analisis Kapital Sosial,” (Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia

Jakarta, 2006).

15


(18)

penelitian deskriptif, yaitu menggambarkan secara sistematis mengenai fakta-fakta, dan hubungan antara fenomena.16

2. Subjek Penelitian

Kasus yang diteliti adalah Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta yang terletak di Jln. Ibnu Taimia IV Komplek UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang menjadi subjek penelitian ini adalah Kepala Madrasah, Wakil Kepala Madrasah, serta guru-guru dan orang tua murid Tsanawiyah. Informan di atas dipilih karena peneliti merasa informan tersebut dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan masalah yang ingin diteliti.

Subjek penelitian yang diwawancarai oleh penulis dalam penelitian ini ada sepuluh orang, yaitu Kepala Madrasah, wakil kepala madrasah, dua orang guru dan enam orang tua murid Tsanawiyah dengan tiga orang laki-laki dan tiga orang perempuan. Penentuan jumlah sampel ini menggunakan teknik purposive sampling dimana, sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi dilakukan langsung ke Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta untuk melihat situasi dan kondisi serta mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.17 Data-data yang dikumpulkan seperti mengambil foto-foto kegiatan yang dilakukan siswa, fasilitas yang diberikan, serta meminta data siswa dan guru kepada pihak madrasah.

16

Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial (Jakarta: Rajawali Press, 2007), h. 20.

17

Husaini Usman, dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000), h. 54.


(19)

b. Wawancara ialah usaha untuk mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.18 Wanwancara dilakukan dengan dilengkapi dengan rekaman dengan tujuan agar dapat mengetahui informasi secara mendalam dari informan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.19

4. Jenis Data a. Data Primer

Data primer dari penelitian ini adalah strategi madrasah membangun kepercayaan di masyarakat, faktor yang menjadikan masyarakat percaya kepada madrasah, nilai dan norma yang diterapkan di dalam madrasah dan cara madrasah membangun jaringan.

b. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini adalah berbagai dokumen yang berkaitan dengan Madarasah Pembangunan UIN Jakarta, baik yang berupa buku-buku yang berkaitan dengan kapital sosial dan madrasah, artikel ilmiah mengenai kapital sosial, website kapital sosial dan MP, foto-foto kegiatan yang ada di MP, dokumen-dokumen tentang MP dan lainnya20 untuk dijadikan data-data pelengkap penyusunan skripsi ini.

5. Analisis Data Penelitian

Analisis data dimulai dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Data yang didapat dipilah-pilah, dikelompokkan ke dalam pola-pola, kategori-kategori atau tema-tema tertentu. Sajian data dan informasi penelitian diwujudkan dalam bentuk narasi-narasi deskriptif, table-tabel yang berisi teks, serta gambar-gambar. Setelah analisis data

18

HM. Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), h. 71.

19

Rahmat Rais, Modal Sosial Sebagai Strategi Pengembangan Madrasah (Studi Pengembangan Madrasah pada MAN 1 Surakarta), h. 38-39.

20


(20)

selesai, dilakukan penarikan kesimpulan dengan melakukan interpretasi dengan cara memahami makna-makna konseptual dari data penelitian yang tersaji.21

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman dan penulisan dalam penyusunan skripsi ini, maka dalam penyajiannya penulis membagi secara sistematis ke dalam lima bab yang secara garis besarnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

Bab pendahuluan menguraikan tentang latar belakang masalah, pertanyaan penelitian, tujuan manfaat penelitian, literatur review, metodologi penelitian dan diakhiri dengan sistematika penulisan.

Bab kedua mengenai kajian teori ini berisi tentang definisi kapital sosial menurut para ahli, komponen kapital sosial yang di dalamnya terdapat kepercayaan, jaringan dan norma. Bab kajian teori ini bertujuan untuk melihat teori-teori yang ada dengan mengaitkannya dengan fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat.

Pada bab gambaran umum ini menyajikan tentang Sejarah Singkat Madrasah Pembangunan UIN Jakarta, visi dan misi serta tujuan, kondisi tenaga pengajar dan kondisi siswa Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta, fasilitas yang disediakan serta alumni-alumni Madrasah Tsanawiyaah Pembangunan UIN Jakarta.

Pada bab keempat penulis menyajikan hal dan penemuan penelitian yang mencakup tentang bagaimana madrasah Membangun kepercayaan kepada masyarakat yang di dalamnya meliputi meningkatkan mutu pendidikan dengan cara memperbaiki mutu kurikulum madrasah, prestasi siswa madrasah, tenaga pengajar, manajemen madrasah dan sosialisasi yang gencar dilakukan. Lalu faktor kepercayaan masyarakat kepada madrasah meliputi wilayah madrasah yang strategis, sosialisasi yang terus menerus dilakukan oleh madrasah,

21


(21)

dan kurikulum yang baik. Sub bab selanjutnya terdapat nilai dan norma yang diterapkan madrasah dan jaringan yang dibangun madrasah baik dengan wali murid maupun dengan masyarakat sekitar dan pemerintah.

Pada bab terakhir berisikan kesimpulan dari keseluruhan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan saran-saran.


(22)

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Definisi Kapital Sosial

Dalam kamus sosiologi, kata capital berarti sumber-sumber yang dipergunakan untuk tujuan produktif, hal-hal yang memproduksikan, sarana produksi, persediaan aset material suatu masyarakat, kekayaan (modal).22 Dalam kamus Ilmiah Populer, kata capital

mengandung arti modal,23 sedangkan kata sosial mengandung arti sesuatu yang berkenaan dengan perilaku interpersonal atau yang berkaitan dengan proses sosial.24 Kata social juga mengandung arti segala sesuatu yang mengenai masyarakat, peduli terhadap kepentingan umum.25 Dapat disimpulkan kapital sosial adalah bagian-bagian dari organisasi sosial seperti kepercayaan, norma dan jaringanyang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan yang terkoordinasi. Kapital sosial juga didefinisikan sebagai kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di dalam sebuah masyarakat atau bagian-bagian tertentu dari masyarakat tersebut. Selain itu, konsep ini juga diartikan sebagai serangkaian nilai atau norma informal yang dimiliki bersama di antara para anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerjasama.26

Beragam definisi tentang kapital sosial dikemukakan oleh para ahli. Definisi-definisi itu umumnya dirumuskan berdasarkan kasus-kasus tertentu yang terjadi dalam masyarakat.

Robert Putnam mendefisikan kapital sosial lebih eksplisit dan jelas serta dikonstruksikan dari acuan pustaka yang lebih luas, yang merupakan gabungan dari saripati

22

Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi (Jakarta: Rajawali Pers, 1985), h. 63.

23

Pius A Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 1994), h. 304.

24

Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi, h. 464.

25

Pius A Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, h. 718.

26

Jousairi Hasbullah, Sosial Kapital: Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia (Jakarta: MR. United Press, 2006), h. 8.


(23)

dari definisi para ahli lain seperti James Coleman, Glenn Loury, P.A. Wallace, A. Le Mund dan lain-lain. Acuan itu dapat dilihat dalam kutipan berikut ini:

“Seperti bentuk-bentuk kapital sosial lainnya, kapital sosial itu bersifat produktif, memungkinkan pencapaian tujuan tertentu, yang tanpa kontribusinya tujuan itu tidak akan tercapai. Sebagai contoh, suatu kelompok yang anggota-anggotanya memperlihatkan rasa percaya, dan percaya sekali antara satu sama lain akan mampu menyelesaikan (masalah) jauh lebih banyak dibandingkan kelompok yang tidak memiliki rasa percaya dan kepercayaan.”

Menurut Putnam definisi kapital sosial mengacu pada bagian-bagian dari organisasi sosial seperti kepercayaan, norma dan jaringan, yang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan yang terkoordinasi.27

Beda dengan definisi yang dikemukakan Putnam, Coleman mendefinisikan kapital sosial berdasarkan fungsinya:

“ It is not a single entity, but a variety of different entities, with two elements in

common: they all consist of some aspect of social structures, and they facilitate certain actions of actors, within the structure, like other forms of capital, social capital is productive, making possible the achievement of certain ends that its absence

would not be possible…”28

(“ kapital sosial bukan merupakan kesatuan tunggal, tetapi merupakan suatu variasi dari kesatuan yang berbeda, dengan dua elemen umum, yaitu terdiri dari beberapa aspek struktur sosial dan mereka memfasilitasi aksi-aksi dari para aktor dalam struktur tersebut. Seperti bentuk kapital lainnya, kapital sosial bersifat produktif, memungkinkan pencapaian tujuan tertentu, yang tanpa keberadaannya tidak mungkin terjadi..”)

Konsep kapital sosial menurut Coleman dapat diidentifikasi sebagai salah satu sumber daya (modal bagi seseorang atau kelompok untuk melakukan tindakan). Juga dapat digunakan untuk menjelaskan suatu sumber daya yang dimiliki oleh seorang individu yang lahir sebagai akibat interaksi sosial yang dilakukannya. Oleh karena itu, kapital sosial sebenarnya menyatu dalam interaksi-interaksi individu. Lebih lanjut Coleman berpendapat

27

Robert M. Z. Lawang, Kapital Sosial dalam Perspektif Sosiologik Suatu Pengantar (Jakarta: FISIP UI PRESS, 2005), h. 212.

28 Rahmat Aulia, “Kapital Sosial Lembaga Pendidikan Madrasah (Studi di Lembaga Pendidikan

Madrasah Tsanawiyah Al Huda Al Islamiyah Bekasi),” (Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 2006), h. 13.


(24)

bahwa kapital sosial merupakan suatu bantuan yang menghasilkan outcome yang berbeda bagi setiap individu. Dengan demikian, seperti bentuk kapital (human capital and physical capital), kapital sosial ini produktif, dapat memfasilitasi tercapainya tujuan-tujuan yang pasti. Coleman berpendapat bahwa ikatan komunitas yang dilakukan penting bagi keuntungan individu.

Menurut Nan Lin dalam Building a Theory of Social Capital modal sosial dapat didefinisikan sebagai sumber daya yang ditanamkan pada struktur sosial yang diakses dan/atau digerakkan dalam tindakan memiliki tujuan. Dengan definisi ini, konsep modal sosial mengandung tiga unsur: sumber daya yang melekat pada struktur sosial; aksesibilitas yang bersumber pada daya sosial seperti oleh individu, dan penggunaan atau mobilisasi sumber daya sosial tersebut oleh individu yang bertujuan dalam tindakan. Sehingga dipahami, bahwa modal sosial mengandung tiga unsur persilangan struktur dan tindakan: yaitu (embeddedness) struktural, kesempatan (aksesibilitas) dan tindakan berorientasi (menggunakan) aspek.29

Francis Fukuyama merumuskan kapital sosial yang mengacu pada norma-norma informal yang secara cepat dapat mendukung kerjasama antar individu-individu. Norma informal tersebut antara lain adalah norma timbal balik antara dua orang atau lebih yang didasari oleh kepercayaan (Trust). Tingginya kepercayaan dan adanya jaringan antar individu-individu dalam masyarakat akan semakin memperbesar kapital sosial. Kapital sosial dipandang sebagai perekat (glue) yang dapat mempertahankan kehidupan bersama masyarakat. Kapital sosial adalah kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di dalam sebuah masyarakat atau dibagian-bagian tertentu darinya.30

Unsur utama dan terpenting dari kapital sosial adalah kepercayaan (trust). Atau dapat dikatakan bahwa trust dapat dipandang sebagai syarat keharusan (necessary condition) dari

29Nan Lin, “Building a Theory of Social Capital”

(Dept. of Sociology, Duke University, 1999), h. 35.

30

Francis Fukuyama, Trust: Kebijakan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran (Yogyakarta: CV. Qalam Yogyakarta. 2002), h. 36.


(25)

terbentuk dan terbangunnya kapital sosial yang kuat (atau lemah) dari suatu masyarakat.

Trust memiliki kekuatan mempengaruhi prinsip-prinsip yang melandasi kemakmuran sosial dan kemajuan ekonomi yang dicapai oleh suatu komunitas atau bangsa.

Kepercayaan adalah hasil sampingan yang penting dari norma-norma kerja sama sosial yang membentuk kapital sosial. Jika orang dapat diandalkan untuk memenuhi janjinya, mematuhi norma timbal balik, dan menghindari perilaku mementingkan diri sendiri, maka kelompok akan terbentuk lebih cepat dan kelompok yang terbentuk akan dapat mencapai tujuan-tujuan bersama secara efisien.31

Oleh karena itu, Fukuyama menyatakan, trust sebagai sesuatu yang amat besar dan sangat bermanfaat bagi penciptaan tatatan ekonomi unggul. Digambarkannya trust sebagai harapan-harapan terhadap keteraturan, kejujuran, dan perilaku kooperatif yang muncul dar i dalam sebuah komunitas yang didasarkan pada norma-norma yang dianut bersama-sama oleh anggota masyarakat.32 Norma-norma tersebut dapat berisi pernyataan-pernyataan yang berkisar pada niai-nilai luhur, seperti hakekat Tuhan atau keadilan, ataupun norma-norma sekuler seperti standar profesional dan kode etik perilaku. Dengan adanya kepercayaan dalam masyarakat, orang tidak akan mudah mencurigai ataupun dicurigai yang sering menjadi penghambat dari strategi pengembangan.33

Dalam konteks lembaga pendidikan seperti madrasah, beberapa konsep kapital sosial yang telah dikemukakan di atas dijadikan sebagai acuan analisis. Namun, hasil penelitian ini disimpulkan dengan menggunakan teori yang dikemukakan oleh Fukuyama. Pertama, trust

(percaya) yang meliputi kredibilitas, kompetensi dan sikap yang di dalamnya terdapat kejujuran, keadilan, sikap egaliter, toleran, keramahan dan saling menghormati. Kedua, jaringan sosial yang meliputi partisipasi, resiprositas (pertukaran timbal balik), solidaritas dan

31

Francis Fukuyama, Guncangan Besar Kodrat Manusia dan Tatanan sosial Baru, penerjemah Masri Maris, (Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama, 2005), h. 60.

32

Francis Fukuyama, Trust, h. 37.

33

Rahmat Rais, Modal Sosial Sebagai Strategi Pengembangan Madrasah (Studi Pengembangan Madrasah pada MAN 1 Surakarta) (Jakarta: Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, 2009), h.115.


(26)

kerjasama. Ketiga, nilai-nilai yang dimiliki bersama serta norma dan sanksi termasuk di dalamnya terdapat aturan-aturan.34

B. Komponen Kapital Sosial

1. Kepercayaan

Trust sebagai kata benda berarti kepercayaan, kenyakinan atau juga rasa percaya. Sedangkan trust dalam kata kerja berarti proses mempercayai sesuatu yang jelas sasarannya. a. Kepercayaan: Hubungan, Harapan dan Tindakan/Interaksi Sosial

Inti kepercayaan antarmanusia ada tiga hal yang saling terkait:

1) Hubungan sosial yang terjadi antara dua orang atau lebih. Institusi adalah hubungan yang termasuk di dalamnya, dalam pengertian ini diwakili orang.

2) Adanya harapan yang akan terkandung dalam hubungan itu, yang kalau direalisasikan tidak akan merugikan salah satu atau kedua belah pihak.

3) Terciptanya interaksi sosial yang memungkinkan hubungan dan harapan itu akan terwujud.

Dengan ketiga dasar inilah, kepercayaan yang dimaksudkan di sini menunjuk pada

hubungan antara dua pihak atau lebih yang mengandung harapan yang menguntungkan salah satu atau kedua belah pihak melalui interaksi sosial.35

b. Kepercayaan dan Risiko

Hipotesis utama dari mereka yang menganut pandangan tentang hubungan antara kepercayaan dan risiko: “semakin tinggi saling percaya antara mereka yang bekerjasama, semakin kurang risiko yang ditanggung, dan semakin kurang pula biaya (uang atau sosial) yang dikeluarkan.” Tak berbeda dengan hipotesis ini, konsep kepercayaan menurut Mollering

34

Rahmat Rais, Modal Sosial Sebagai Strategi Pengembangan Madrasah, h.20.

35

Robert M. Z. Lawang, Kapital Sosial Dalam Perspektif sosiologik Suatu Pengantar (Jakarta: FISIP UI PRESS, 2005), h. 45-46.


(27)

menunjuk pada suatu “keadaan yang mengharapkan orang lain bertindak dan bermaksud baik pada kita.”36

Sama dengan hipotesis di atas pengertian konsep kepercayaan menurut Torsvik adalah bahwa dalam kepercayaan terkandung “kecenderungan perilaku tertentu yang dapat mengurangi risiko yang muncul dari perilakunya.”37

c. Hubungan Timbal Balik Dalam Kepercayaan

Dengan asumsi bahwa dalam kepercayaan itu sudah terkandung “saling percaya”, kita dapat menyimpulkan pula bahwa unilateralisme itu bukan bebas sama sekali akan pengandaian dari yang lain (latus). Unilateralisme dalam bentuknya yang positif (percaya dan harap) dan negatif (negasi total terhadap kehadiran lawan) hanya mau menekankan bahwa kehadiran pihak lain itu pada dasarnya ada dan diketahui. Dalam bentuk unilateralisme positif kepercayaan itu fungsional tidak saja bagi sikap optimisme subyek, melainkan juga bagi kerjasama sistem yang mampu menyederhanakan kompleksitas (reduction of complexity).

George Simmel membahas tentang fungsi kepercayaan dengan menyimak pernyataannya bahwa „tanpa adanya saling percaya yang merata antara satu orang dengan orang lainnya, masyarakat itu sendiri akan disintegratif‟ dan kepercayaan itu merupakan „salah satu kekuatan sintetik yang paling penting dalam masyarakat‟. Lebih lanjut lagi dikatakan bahwa kepercayaan itu menjadi basis bagi tindakan individu.38

2. Jaringan

Para ahli berpendapat, jaringan dan fungsinya terhadap pencapaian suatu tujuan tidak terlepas dari kepercayaan. Oleh karena itu, beberapa pokok pikiran yang akan dikemukakan di sini:39

36

Ibid, h. 47.

37

Ibid, h. 47-48.

38

Robert M. Z. Lawang, Kapital Sosial, h. 50.

39


(28)

a. Jaringan dalam Pengertian Umum

Jaringan itu diartikan dari network, secara etimologik dasarnya adalah jaring yang berhubungan satu dengan yang lain melalui simpul-simpul (ikatan). Dasar ini (net) ditambah atau digabung dengan kerja (work). Kalau gabungan itu diberi arti maka tekanannya ada pada kerjanya, bukan pada jaringannya, sehingga muncullah arti: kerja (bekerja) dalam hubungan antarsimpul seperti halnya jaring (net). Kerja jaring (jaringan) kalau dipakai sebagai analogi untuk menjelaskan jaringan yang digunakan dalam teori kapital sosial, artinya kurang lebih sebagai berikut:

1) Terdapat ikatan antarsimpul (orang atau kelompok) yang dihubungkan dengan media (hubungan sosial). Hubungan sosial ini diikat dengan kepercayaan, boleh dalam bentuk strategic, boleh pula dalam bentuk moralistic. Kepercayaan itu dipertahankan oleh norma yang mengikat kedua belah pihak.

2) Terdapat kerja antarsimpul (orang atau kelompok) yang melalui media hubungan sosial menjadi satu kerjasama, bukan kerja bersama-sama. Kepercayaan simbolik bilateral dan kepercayaan interpersonal masuk dalam kategori ini.

3) Sama halnya dengan sebuah jaring (yang tidak putus) kerja yang terjalin antar simpul itu pasti kuat menahan beban bersama, dan malah dapat “menangkap ikan” lebih banyak. Dalam hal ini analoginya mungkin kurang jelas dan tepat, karena jaringan dalam kapital sosial bisa terjadi hanya dengan dua orang saja.

4) Dalam proses kerjanya jaring terdapat ikatan (simpul) yang tidak dapat berdiri sendiri. Malah kalau satu simpul saja putus, maka keseluruhan jaring itu tidak bisa berfungsi lagi, sampai simpul itu diperbaiki lagi. Semua simpul menjadi satu kesatuan dan ikatan yang kuat. Dalam hal ini, analogy tidak seluruhnya tepat, terutama kalau orang yang membentuk jaringan itu hanya dua orang saja.


(29)

5) Media dan simpul tidak dapat dipisahkan, atau antara orang-orang dan hubungannya tidak dapat dipisahkan.40

6) Norma adalah ikatan atau pengikat (simpul) dalam kapital sosial yang mengatur dan menjaga bagaimana ikatan dan medianya itu dipelihara dan dipertahankan.

Jaringan termasuk ke dalam kategori kepercayaan strategik. Berarti melalui jaringan orang saling tahu, saling menginformasikan, saling mengingatkan, saling bantu dalam melaksanakan atau mengatasi suatu masalah. Media yang paling ampuh untuk membuka jaringan adalah pergaulan dalam pengertian umum dengan membuka diri lewat media cetak atau elektronik, atau dalam pengertian terbatas seperti pergaulan.41

b. Fungsi Jaringan

Fungsi informatif dapat disebut juga dengan media informasi atau jaringan informasi yang memungkinkan setiap stakeholders dalam jaringan itu dapat mengetahui informasi yang berhubungan dengan masalah, atau peluang atau apapun yang berhubungan dengan kegiatan usaha. Fungsi informatif ini juga dapat disebut sebagai fungsi peluang (opportunity), karena dengan jaringan itu setiap peluang dapat diperoleh, tanpa mengeluarkan biaya yang terlalu banyak.42

3. Norma

Norma adalah aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, harapan-harapan yang bersifat baik, benar dan penting, yang kalau tidak dilaksanakan akan merugikan diri sendiri atau merugikan orang lain. Karena bersifat khusus, maka dalam konteks kapital sosial peneliti sejalan dengan pernyataan Prof, Robert Lawang bahwa dalam menerangkan mengenai konsep peluang, “Tidak setiap norma itu merupakan kapital sosial. Hanya norma yang mampu membentuk

40

Robert M. Z. Lawang, Kapital Sosial, h. 62.

41

Robert M. Z. Lawang, Kapital Sosial, h. 62.

42


(30)

kualitas dan kuantitas saja yang disebut kapital sosial.”43

Sifat norma kurang lebih sebagai berikut:

a. Norma timbul dari pertukaran yang saling menguntungkan.

b. Norma bersifat resiprokal, artinya isi norma menyangkut hak dan kewajiban kedua belah pihak yang menjamin keuntungan yang diperoleh dari suatu kegiatan tertentu. Dalam konteks ini, orang yang melanggar norma resiprokal akan berdampak pada berkurangnya keuntungan di kedua belah pihak, akan diberi sanksi yang keras pula.

c. Jaringan yang terbina lama dan menjamin keuntungan kedua belah pihak secara merata, akan memunculkan norma keadilan.44

43

Robert M. Z. Lawang, Kapital Sosial, h. 68.

44


(31)

BAB III

GAMBARAN UMUM MADRASAH TSANAWIYAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

A. Sejarah Singkat Madrasah Pembangunan UIN Jakarta

Pendirian Madrasah Pembangunan berawal dari keinginan tokoh-tokoh di Kementrian Agama dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (yang dulunya adalah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta) akan adanya pendidikan Islam yang representatif. Pada awal 1972, Panitia Pembangunan Gedung Madrasah Komprehensif dibentuk oleh Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. H.M. Toha Yahya Omar (alm).

Pada tahun itu juga dimulai pembangunan gedung madrasah yang bertepatan dengan Lustrum III IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Menteri Agama RI pada masa itu, yaitu Prof. H.A. Mukti Ali dan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah.

Tahun berikutnya yaitu 1973, gedung madrasah diserahterimakan dari Pimpinan Bagian Proyek Pembinaan Bantuan Untuk Madrasah Swasta Pemda DKI Jakarta kepada IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 45

Pada 1974, pertama kali Madrasah Pembangunan membuka tingkat Ibtidaiyah. Jumlah muridnya baru 58 orang. Permulaan kegiatan belajar mengajar dimulai pada 7 Januari 1974. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai "Hari Kelahiran" Madrasah Pembangunan.

Pada awal 1977, Madrasah Pembangunan membuka tingkat Tsanawiyah. Siswa angkatan pertama berjumlah 19 orang. Pada Juli 1991, dibuka kelas jauh tingkat Ibtidaiyah di Pamulang, bekerja sama dengan Yayasan Al Hidayah sebagai penyedia lahan.

45

Panduan Peserta Didik Tahun Pelajaran 2011/2012 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Tingkat : Ibtidaiyah,-Tsanawiyah-Aliyah, h. 1.


(32)

Dengan keputusan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sejak awal September 1974 pembinaan Madrasah Pembangunan dilaksanakan oleh Tim Pembinaan yang dipimpin oleh Dekan Fakultas Tarbiyah. Tugas tim ini di antaranya adalah menyiapkan Madrasah Pembangunan sebagai 'madrasah laboratorium' Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada 1978, Madrasah Pembangunan ditetapkan sebagai Madrasah Pilot Proyek Percontohan oleh Departemen Agama RI melalui Surat Keputusan Dirjen Bimas Islam Depag RI Nomor: Kep/D/03/1978. Dengan adanya keputusan tersebut, kemudian diselenggarakan kegiatan penataran penulisan modul dan uji coba pembelajaran dengan sistem modul. Empat modul bidang studi Alquran Hadits, Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, dan Matematika telah diujicobakan sampai dengan 1985. 46

Mulai 1988, berdasarkan Surat Keputusan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor: 06 Tahun 2008, wewenang pembinaan dan pengelolaan Madrasah Pembangunan dilipahkan kepada Yayasan Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengembanan sebagai 'madrasah laboratorium' dilaksanakan bersama-sama dengan Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (yang dulunya IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta).

Tahun Pelajaran 1991/1992 Madrasah Pembangunan membuka tingkat Aliyah. Siswa yang diterima pertama kali sebanyak 32 orang terdiri dari 10 laki-laki dan 22 perempuan. setelah empat tahun berjalan, berkenaan dengan kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan (khususnya Madrasah Aliyah), pada Tahun Pelajaran 1995/1996 MA Pembangunan tidak menerima pendaftaran siswa baru lagi. Tahun Pelajaran 1996/1997, sebanyak 31 orang siswa terakhir lulus dari MA Pembangunan IAIN Jakarta.

46

Panduan Peserta Didik Tahun Pelajaran 2011/2012 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Tingkat : Ibtidaiyah,-Tsanawiyah-Aliyah, h. 2.


(33)

Seiring dengan perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, sejak 2002 Madrasah Pembangunan IAIN Jakarta mengikuti perubahan nama menjadi Madrasah Pembangunan UIN Jakarta.

Dengan dorongan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan banyaknya permintaan masyarakat, pada tahun Pelajaran 2006/2007, Madrasah Pembangunan UIN Jakarta kembali membuka tingkat Aliyah. Dengan jumlah siswa pertama yang diterima adalah 47 siswa terbagi dalam 2 kelas belajar. Pada akhir 2009 Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta telah diakreditasi dengan hasil grade A dengan kategori Sangat Memuaskan, sama dengan akreditasi yang didapatkan oleh MI dab MTs sebelumnya.47

Pada 2008 Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta ditetapkan sebagai Madrasah Standar Nasional oleh Kanwil Departemen Agama Provinsi DKI Jakarta dengan SK Nomor: Kw.09.4/4/5/HK.005/2081/2008 dan Madrasah Aliyah pun sudah divertifikasi standar nasional (MSN) pada 25 Desember 2010.

Sebagai langkah awal, pada tahun pelajaran 2010/2011 telah dimulai rintisan bilingual program yang diterapkan setiap hari yang telah ditentukan oleh pihak madrasah. Pelaksanaannya siswa diwajibkan berkomunikasi di lingkungan madrasah menggunakan dua bahasa yaitu bahasa arab dan bahasa inggris. Dan secara terbatas yang secara intens dievaluasi dan disempurnakan. Pada aspek manajemen Madrasah Pembangunan UIN Jakarta mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu (SMM) dan telah memperoleh sertifikat ISO 9001 : 2008 No. QSC: 00863 untuk pelayanan pendidikan (MI, MTs, dan MA).48

47 “Sejarah Singkat Madrasah Pembangunan UIN Jakarta,” artikel diakses pada 10 Mei 2011 dari

http://www.mpuin-jkt.sch.id/content/view/12/74/

48

Panduan Peserta Didik Tahun Pelajaran 2011/2012 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Tingkat : Ibtidaiyah,-Tsanawiyah-Aliyah, h. 3.


(34)

B. Visi, Misi dan Tujuan

Visi yang diusung oleh Madrasah Pembangunan UIN Jakarta adalah:

“Menjadi lembaga pendidikan dasar dan menengah yang unggul dan terkemuka dalam pembinaan keislaman, keilmuan dan keindonesiaan, dengan mengapresiasi potensi peserta didik serta perkembangan era global.”49

Misi madrasah adalah:

1. Menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah yang akan melahirkan lulusan beriman dan bertaqwa serta memiliki kemampuan kompetitif dan keunggulan komparatif;

2. Melakukan pembinaan kesehatan fisik sehingga terbentuk keseimbangan antara kekuatan keilmuan dengan perkembangan jasmani peserta didik serta dapat melahirkan lulusan yang cerdas, kuat dan sehat;

3. Melakukan inovasi kurikulum dengan aksentuasi pada pembinaan keislaman seperti

habitual curriculum dan reading habit, sains dan teknologi seperti diberi kemudahan dalam mengakses internet serta apresiatif terhadap kecenderungan globalisasi dengan tetap berpijak pada kepribadian Indonesia;

4. Melakukan pembinaan tenaga pendidik dengan cara mengikutsertakan guru-guru dalam workshop-wokrshop dan pelatihan-pelatihan secara periodik diikuti oleh para pegawai baik intern dengan mendatangkan langsung narasumber ke madrasah maupun diselenggarakan oleh pihak lain agar menjadi tenaga profesional yang menguasai aspek keilmuan, keterampilan mengajar, kepribadian pedagogis serta komunikasi global yang dijiwai akhlak mulia;

5. Melakukan pembinaan tenaga kependidikan yang profesional, yang menguasai bidang ilmu yang mendukung tugasnya, etos kerja yang tinggi, serta kepribadaian yang Islami.

49


(35)

6. Mengupayakan tersedianya sarana prasarana dan fasilitas belajar mengajar yang dapat memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk dapat mengikuti kegiatan belajar seluas-luasnya, sehingga madrasah benar-benar berfungsi sebagai pusat pembelajaran.

7. Melakukan pembinaan kemandirian dan team work melalui berbagai aktifitas belajar baik intra maupun ekstrakurikuler.50

Dengan tujuan yang ingin dicapai Madrasah Pembangunan UIN Jakarta yaitu:

1. Terselenggaranya pendidikan dasar dan menengah yang akan melahirkan lulusan beriman dan bertaqwa serta memiliki kemampuan kompetitif dan keunggulan komparatif;

2. Terwujudnya peserta didik yang memiliki keseimbangan antara kekuatan jasmani dan rohani serta kepekaan dan kepedulian sosial;

3. Terwujudnya kurikulum yang memiliki kekuatan pada pembinaan keislaman, sains dan teknologi serta apresiatif terhadap kecenderungan globalisasi dengan tetap berpijak pada kepribadian Indonesia dan kemampuan potensi anak;

4. Tersedianya pendidik sebagai tenaga profesional yang menguasai bidang keilmuan yang diasuhnya secara luas, mendalam dan komprehensif serta memiliki kemampuan untuk mengajarkannya (teaching skill), berkepribadian pedagogis, dan berakhlak mulia;

5. Tersedianya tenaga kependidikan profesional yang dalam melaksanakan tugasnya didukung oleh ilmu pengetahuan yang relevan, memiliki etos kerja, loyalitas, dan dedikasi yang tinggi yang dilandasi akhlak mulia;

6. Tersedianya sarana prasarana dan fasilitas sumber belajar yang dapat memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk dapat memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk dapat belajar seluas-luasnya, sehingga madrasah benar-benar berfungsi sebagai pusat pembelajaran;

50 “Visi, Misi dan Tujuan Madrasah Pembangunan,” artikel diakses pada 10 Mei 2011 dari


(36)

7. Terwujudnya peserta didik yang mandiri yang mampu melakukan team work melalui berbagai aktivitas belajar baik intra maupun ekstrakulikuler.51

C. Kondisi Tenaga Pengajar

Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta dalam perekrutan tenaga pengajar sangat ketat. Pihak madrasah memberikan beberapa tes yang harus dipenuhi oleh calon guru. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan guru-guru yang berkualitas dan mumpuni di bidangnya. Mayoritas guru-guru yang mengajar di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta bergelar S1 dengan persentasi 90% dan S2 dengan persentasi 7.5%. Sebagian guru-guru madrasah tsanawiyah yang bergelar S1 ada yang sedang melanjutkan pendidikannya untuk mengambil gelar S2.

Tabel 3.1 Jenjang pendidikan guru

Jenjang Pendidikan f (Jumlah) Persentase (%)

S1 36 90%

S2 3 7.5%

Missing 1 2.5%

Jumlah 40 100%

Sumber: Website Madrasah Pembangunan UIN Jakarta http://www.mpuin-jkt.sch.id/content/view/345/188/

Selain guru-guru tetap yang mengajar, pada masing-masing kelas terdapat dua orang guru dan salah satunya adalah guru pendamping, sehingga terdapat keseimbangan antara guru dengan murid dalam hal proses belajar mengajar.

Tenaga pengajar Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta berjumlah 40 orang, terdiri dari 21 orang guru laki-laki dan 19 orang guru perempuan. Mata pelajaran yang

51

Panduan Peserta Didik Tahun Pelajaran 2011/2012 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Tingkat : Ibtidaiyah,-Tsanawiyah-Aliyah, h. 5-6.


(37)

diajarkan di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta berjumlah 13 mata pelajaran, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dipegang oleh 4 orang guru, Bahasa Arab, Agama Islam dan Fisika dipegang 3 orang guru, , Matematika oleh 6 orang guru, PPKN dan Seni Budaya diajar masing-masing oleh 1 orang guru, lalu mata pelajaran Penjaskes, Sejarah, Geografi, Biologi dan masing-masing diajar oleh 2 orang guru dan yang terakhir Bimbingan Konseling (BK) dipegang oleh 5 orang guru.

Tabel 3.2 Jumlah guru per mata pelajaran Mata Pelajaran f (Jumlah) Persentase (%)

B. Indonesia 4 10%

B. Inggris 4 10%

B. Arab 3 7.5%

Biologi 2 5%

Fisika 3 7.5%

Matematika 6 15%

Geografi 2 5%

Sejarah 2 5%

PPKN 1 2.5%

Seni Budaya 1 2.5%

Penjaskes 2 5%

Agama Islam 3 7.5%

BK 5 12.5%

Miss 2 5%

Jumlah 40 100%


(38)

Tabel 3.3 Jumlah guru

Jenis Kelamin f (Jumlah) Persentase (%)

Laki-laki 21 52.5%

Perempuan 19 47.5%

Jumlah 40 100%

Sumber: Panduan Peserta Didik Tahun Pelajaran 2011/2012 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Tingkat: Ibtidaiyah-Tsanawiyah-Aliyah

D. Kondisi Siswa

Letak yang strategis membuat siswa-siswa Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta berasal dari berbagai daearah disekitar Tangerang Selatan, bahkan ada siswa yang berasal dari luar Tangerang Selatan, misalnya dari Kota Depok dan Jakarta Barat.

Siswa yang mendaftar di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta tidak hanya berasal dari Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta, tapi juga berasal dari madrasah lain bahkan sekolah umum lain di Jakarta.

Berdasarkan penuturan Pak Syukri Abdul Ghani selaku Waka Bidang Kurikulum dalam wawancara yang dilakukan mengatakan bahwa:

“Sebenarnya siswa disini lebih banyak dari MP sendiri tapi yang dari luar juga ada, perbandingannya mungkin kalau dari MP masuk 350 yang dari luarnya 100. Dan ada perbedaan antara yang dari ibtidaiyah dan yang dari sekolah umum, dan biasanya yang berani masuk Tsanawiyah MP ini umumnya nilainya tinggi dan dapat peringkat disekolah lamanya. Dan malah kadang-kadang nilai murid yang dari luar malah lebih bagus dan mayoritas dibidang sainnya dari yang murid MP sendiri, karena kadang-kadang murid MP sudah merasa bosan dan jenuh tapi ada juga yang bagus. Kalau dalam bidang agamanya juga standar dan kita punya standarisasi nilai antara murid yang dari MP dan dari luar dan umumnya standar nilai untuk murid dari luar lebih


(39)

tinggi, dan ga semua murid dalam lulus masuk Aliyah ada juga yang ga lulus karena ada tes masuknya.”52

Sama halnya dengan yang dinyatakan oleh Pak Drs. Rusli Ishaq MP.d yang menjabat sebagai Kepala Sekolah di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta:

“Kalau murid Tsanawiyah ini 70% dari MP sendiri sisanya 30% dari luar. Ada perbedaan antara nilai yang bisa diterima disini kalau yang dari MP nilainya lebih kecil dibandingkan dengan yang dari luar dan ada tesnya makanya rata-rata yang dari luar yang diterima disini berkembang bagus karena orang pinter semua dan dari agamanya juga bisa mengimbangi dan bagus.”53

Dari data perkembangan jumlah siswa Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta dari tahun Pelajaran 1977/1978 siswanya berjumlah 19 orang siswa, yang terdiri dari 8 orang siswa laki-laki dengan persentase 42.11% dan 11 orang siswa perempuan dengan persentase 57.89%. Sejalan dengan berkembangnya Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta siswa yang mendaftarpun turut bertambah sampai dengan tahun Pelajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 683 orang siswa, yang terdiri dari 345 orang siswa laki-laki dengan persentase 50.51% dan 338 orang siswa perempuan dengan persentase 49.49%. Seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.4 Perkembangan jumlah siswa Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta

Tahun Pelajaran

Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase

1977/1978 8 11 19 100%

52

Wawancara dengan Drs. Syukri Abdul Ghani, Jakarta, 08 Agustus 2011

53


(40)

42.11% 57.89%

1978/1979

37 41

78 100%

48.05% 52.56%

1979/1980

54 75

129 100% 41.86% 58.14%

1980/1981

74 105

179 100% 41.34% 58.66%

1981/1982

95 117

212 100% 44.81% 55.19%

1982/1983

137 205 342

100% 40.06% 59.94%

1983/1984

144 231

375 100% 38.40% 61.60%

1984/1985

128 251

379 100% 33.77% 66.23%

1985/1986

116 262

378 100% 30.69% 69.31%

1986/1987

110 233

343 100% 32.07% 67.93%

1987/1988

121 176

297 100% 40.74% 59.26%

1988/1989

94 144

238 100% 39.50% 60.50%


(41)

45.30% 54.70%

1990/1991

80 105

185 100% 43.24% 56.76%

1991/1992

84 120

204 100% 41.18% 58.82%

1992/1993

107 137

244 100% 43.85% 56.15%

1993/1994

131 158

289 100% 45.33% 54.67%

1994/1995

160 157

317 100% 50.47% 49.53%

1995/1996

164 141

305 100% 53.77% 46.23%

1996/1997

174 144

318 100% 54.72% 45.28%

1997/1998

184 178

362 100% 50.83% 49.17%

1998/1999

209 220

429 100% 48.72% 51.64%

1999/2000

242 231

473 100% 51.16% 48.84%

2000/2001

258 229

487 100% 52.98% 47.02%


(42)

54.48% 45.52%

2002/2003

293 254

546 100% 53.66% 46.52%

2004/2005

350 265

615 100% 56.91% 43.09%

2005/2006

373 393

666 100%

56% 59%

2006/2007

394 325

719 100% 54.80% 45.20%

2007/2008

385 338

723 100% 53.25% 46.75%

2008/2009

403 239

742 100% 54.31% 32.21%

2009/2010

370 329

699 100% 52.93% 47.07%

2010/2011

345 338

683 100% 50.51% 49.49%

Sumber: Perkembangan jumlah siswa Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta, diakses dari http://www.mpuin-jkt.sch.id/content/view/21/145/

Karena setiap tahunnya siswa yang mendaftar semakin banyak, maka tiap tingkat kelas terbagi dalam 7 (tujuh) rombongan belajar atau kelas.54

Latar belakang orang tua siswa Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta berbeda-beda, ada yang berprofesi sebagai PNS (Pegawai Negeri sipil) dengan persentasi

54 “Perkembangan Jumlah Siswa,” artikel diakses pada 19 Mei 2011 dari

http://www.mpuin-jkt.sch.id/content/view/21/145/


(43)

15.64%, Pegawai Swasta dengan persentasi 46.94%, mayoritas orang tua siswa Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta berprofesi sebagai Wiraswasta dengan persentasi 15.87%, tapi ibu yang menjadi Ibu Rumah Tangga lebih mendominasi dengan persentasi 35.37%. Pekerjaan lain diantaranya sebagai Polri, TNI, Guru, Dosen, Dokter, Pegawai BUMN, Notaris, dll. Terdapat juga orang tua siswa yang sudah tidak bekerja lagi dan pensiunan. Hal di atas menunjukkan bahwa siswa Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta berasal dari seluruh kalangan. Data diatas dapat dilihat pada tabel 3.5 di lampiran.

Dari segi pendidikan, orang tua siswa pun berbeda-beda tingkatannya. Ada yang bergelar S1, S2, sampai dengan S3. Lalu ada juga yang bergelar D1, D2, D3, sampai D4, dari tingkat SMA dan SMP pun ada. Data diatas dapat dilihat pada tabel 3.6 di lampiran.

E. Fasilitas

Pendidikan yang bermutu harus ditunjang dengan fasilitas yang mendukung. Untuk itulah Madrasah Pembangunan UIN Jakarta senantiasa berupaya untuk menyediakan fasilitas baik untuk keperluan pendidikan secara langsung maupun fasilitas-fasilitas pendukung. Gedung madrasah yang sudah permanen dengan halaman yang luas dengan pepohonan dan tanaman asri, lalu juga terdapat Masjid yang sering digunakan untuk berbagai kegiatan keagamaan yang diselenggarakan oleh madrasah dan ruang belajar yang dilengkapi dengan AC dan Over Head Projector (OHP) di setiap kelas (tingkat Tsanawiyah).

Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta juga menyediakan laboraturium untuk menunjang proses belajar mengajar seperti: Laboratorium Matematika dan IlmuPengetahuan Alam (MIPA), Laboratorium IPS dan Laboratorium Keterampilan/Kitchen Lab, Laboratorium Komputer dan Laboratorium Bahasa. Terdapat juga ruang Audio Visual dan Perpustakaan dengan jumlah koleksi buku lebih dari 9.000 judul.


(44)

Sarana lain yang disediakan pihak madrasah untuk menunjang ekstrakulikuler siswa yaitu terdapat Sarana Olah Raga (futsal, basket, tenis meja, dll), Sarana musik (alat dan sound system).

Untuk memudahkan para orang tua yang sibuk bekerja, Madrasah Pembangunan menyediakan layanan Antar jemput ke sekolah dengan Lapangan parkir yang luas dan ada Petugas keamanan (Satpam) yang menjaga memberikan keamanan dan kenyamanan bagi orang tua yang mengantar jemput sendiri anaknya ke sekolah. 55

F. Alumni

Siswa yang mendaftar di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan Jakarta dari tahun ke tahun semakin meningkat. Sejak Tsanawiyah didirikan tahun pelajaran 1977/1978 dengan jumlah 19 orang siswa sampai dengan sekarang tahun pelajaran 2010/2011 dengan jumlah 683 orang siswa, itupun masih banyak calon siswa yang tidak bisa diterima lagi karena kapasitas kelas yang sudah penuh. Pada tahun pelajaran 2000/2001 dengan jumlah lulusan 146 orang siswa, diantaranya 73.97% orang siswa mendaftar ke SMU Negeri, 17.81% orang siswa mendaftar ke SMKN, 2.05% orang siswa mendaftar ke SMKS, 4.11% orang siswa mendaftar ke Aliyah, lalu 2.05% orang siswa mendaftar ke Pondok Pesantren, dengan presentasi jumlah kelulusan 100%. Lalu pada tahun pelajaran 2009/2010 jumlah kelulusan 235 orang siswa, diantaranya 61.70% orang siswa mendaftar ke SMU Negeri, 9.79% orang siswa mendaftar ke SMU Swasta, 28.51% orang siswa mendaftar ke Aliyah dengan presentasi jumlah kelulusan 100%.

55


(45)

Tabel 3.7 Penyaluran siswa dari tahun pelajaran 2000 - 2010. Tahun Pelajara n Jumlah Lulusa n

SMU N SMU S

SMK N SMK S ALIYA H PONP ES Perse ntase 2000/200 1 146

108 26 0 3 6 3

100% 73.97% 17.81% - 2.05% 4.11% 2.05%

2001/200 2

174

96 47 0 1 23 7

100% 55.17% 27.01% - 0.57% 13.22% 4.02%

2002/200 3

162

103 41 0 0 13 5

100% 63.58% 25.31% - - 8.02% 3.09%

2003/200 4

189

105 45 3 2 31 3

100% 55.56% 23.81% 1.59% 1.06% 16.40% 1.59%

2004/200 5

183

115 45 1 1 20 1

100% 62.84% 24.59% 0.55% 0.55% 10.93% 0.55%

2005/200 6

184

116 14 1 0 50 3

100% 63.04% 7.61% 0.54% - 27.17% 1.63%

2006/200 7

236

154 30 0 2 42 8

100% 65.25% 12.71% - 0.85% 17.80% 3.39%

2007/200 8

229

133 45 2 2 36 11

100% 58.08% 19.65% 0.87% 0.87% 15.72% 4.80%

2008/200 9

248

132 36 2 0 74 4

100% 53.23% 14.52% 0.81% - 29.84% 1.61%

2009/201 0

235

145 23 0 0 67 0

100% 61.70% 9.79% - - 28.51% -


(46)

Tapi pada Tahun Pengajaran 2005/2006 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta membuka MA (Madrasah Aliyah) Pembangunan UIN Jakarta, maka sebagian besar penyaluran murid Tsanawiyah adalah ke Aliyah MA Pembangunan UIN Jakarta. 56

56 “Data Penyaluran” ,artikel diakses pada 10 Mei 2011

http://www.mpuin-jkt.sch.id/content/view/23/63/


(47)

BAB IV

KAPITAL SOSIAL PADA LEMBAGA MADRASAH TSANAWIYAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terlihat bahwa kapital sosial di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta ada dan berbentuk kepercayaan (trust), norma-norma (norms) dan nilai-nilai (value), jaringan-jaringan (networks) serta kerjasama para komunitas madrasah yang antara lain adalah kepala madrasah, ketua yayasan, para guru, dan murid yang masing-masing sangat berperan dalam upaya memajukan madrasah.

Orang tua murid yang dalam hal memajukan dan pengembangan madrasah juga sangat berperan, karena dengan kepercayaan yang diberikan oleh para orang tua murid, maka madrasah akan bisa membuktikan eksistensinya dalam bidang pendidikan.

A. Membangun Kepercayaan kepada Masyarakat

Membangun kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan tidak akan muncul sebelum lembaga tersebut mengenalkan jati dirinya. Setelah mengenal lebih dalam, maka akan timbul perasaaan suka atau sebaliknya. Jika lembaga pendidikan tersebut memperkenalkan sesuatu kelebihan-kelebihan, prestasi, keunggulan-keunggulan, serta kurikulum yang meyakinkan, maka rasa percaya itu akan muncul pada diri seseorang dan akan menimbulkan sebuah pencitraan yang sangat berharga bagi lembaga pendidikan yang bersangkutan.

Kepercayaan merupakan modal awal bagi lembaga pendidikan yang harus ditumbuh-kembangkan dalam jiwa masyarakat. Kepercayaan akan timbul dalam diri masyarakat apabila mereka membuktikan bahwa madrasah tersebut memiliki prestasi-prestasi akademik yang gemilang, unggul dalam membentuk jiwa manusia yang beriman dan bertaqwa, cerdas dalam


(48)

berfikir, dan memiliki jiwa sosial yang tinggi. Prestasi dan keunggulan akan dijadikan produk utama bagi setiap lembaga pendidikan yang ingin menjadikan dirinya terdepan.57

1. Meningkatkan Mutu Pendidikan

a. Kurikulum Madrasah

Kurikulum Madrasah Pembangunan UIN Jakarta adalah Kurikulum Departemen Agama yang dipadukan dengan Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional dan dioleh sesuai dengan visi dan misi Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. Dengan demikian, siswa MP UIN Jakarta akan mendapatkan porsi pendidikan agama seperti siswa madrasah (Depag) dan mendapatkan pelajaran umum seperti siswa sekolah umum (Depdiknas).

Dengan penerapan dua kurikulum yang dikombinasi dan dimodifikasi itulah diharapkan lulusan Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta akan mendapatkan ilmu pengetahuan umum yang berimbang dengan keimanan dan ketaqwaan (menguasai ilmu pengetahuan yang luas sekaligus dekat kepada Allah SWT).58

Menurut penuturan pak Agus selaku guru Matematika MTs, kurikulum di MP sudah semakin berkembang dari sebelumnya. Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta melakukan penambahan dan inovasi-inovasi di dalam mengembangkan kurikulum. Seperti pernyataannya berikut ini:

“Dilihat dari kurikulum yang berbeda dari madrasah lain diluar dari kurikulum yang sudah ditetapkan oleh DEPAG dan DIKNAS, Madrasah Pembangunan mempunyai kurikulum baru yang disebut dengan Habitual Curriculum (kurikulum pembiasaan) yaitu kegiatan yang dilakukan sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai dengan

57

Yaqien Zahroh, “Membangun Kepercayaan Masyarakat pada Madrasah melalui Pameran

Pendidikan,” artikel diakses pada 01 Oktober 2011 dari

http://uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/13/membangun-kepercayaan-masyarakat-pada-madrasah-melalui-pameren-pendidikan/

58 “Kurikulum,” artikel diakses pada 6 Juni 2011 dari

http://www.mpuin-jkt.sch.id/content/view/134/128/


(49)

materi pembinaan akhlak dan pembiasaan ibadah, dan satu lagi kurikulum baru yang disebut dengan Reading Habit adalah salah satu bentuk pelatihan pembiasaan membaca dengan alokasi waktu khusus selama 20 menit. Kegiatan reading habit ini dilaksanakan dalam suasana santai, tanpa tuntutan apa pun kecuali setiap peserta didik harus membaca.”59

Selain menggunakan kurikulum yang ditetapkankan dari DEPAG dan DIKNAS, Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta juga mempunyai kurikulum baru yaitu

Habitual curriculum (Kurrikulum Pembiasaan) dan Reading Habit dengan tujuan pembinaan akhlak dan pembiasaan ibadah pada siswa, membiasakan membaca dan menghapal surat-surat al-Quran, menunjukkan akhlak yang baik terhadap orang tua, guru dan pergaulan sesama manusia. Selain itu juga Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta sebagai sekolah menengah dengan pengayaan muatan agama, memberikan penekanan sangat serius pada kemampuan membaca al-Quran yang baik.

Peserta didik yang belum bisa membaca al-Quran dengan baik diharuskan mengikuti kegiatan Bina Baca Al-Quran (BBQ). Kegiatan ini dilakukan setelah kegiatan belajar menggajar dibawah koordinasi kelompok guru mata pelajaran agama.

Peserta didik juga dilatih untuk terbiasa melaksanakan shalat Dhuha. Untuk itu dikelas masing-masing setiap Senin, Selasa, dan Rabu peserta didik diwajibkan untuk melaksanakan shalat Dhuha bersama-sama didampingi oleh wali kelas masing-masing.

Dengan adanya Habitual Curriculum (kurikulum pembiasaan) yang kegiatannya dilakukan sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai dengan materi pembinaan akhlak dan pembiasaan ibadah, dimana seluruh siswa diharuskan shalat dhuha berjamaah, lalu ada latihan untuk kultum, Alqur‟an dan Hadits dimana membiasakan siswa untuk membaca

59


(50)

Alqur‟an dengan tartil dan menghafal beberapa surat Alqur‟an, dan Aqidah Akhlaq. Kurikulum tersebut diadakan dengan tujuan membangun akhlak yang baik, patuh terhadap orang tua, guru dan mampu bersaing di dalam masyarakat dan menjadi bekal di akhirat nanti.

Komite madrasah yang mewakili orang tua murid selalu mengevaluasi secara efektif program-program yang ada di madrasah baik dari bidang inovasi kurikulum, sampai hal-hal yang paling terkecil seperti kebersihan lingkungan madrasah, makanan-makanan yang disediakan oleh kantin madrasah dan hal-hal lainnya. Selain komite madrasah Departemen Agama juga ikut mengevaluasi kurikulum yang ada pada Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta.

b. Tenaga Pengajar

Prestasi akademik dan non akademik juga menjadi salah satu faktor pertimbangan orang tua murid untuk percaya kepada madrasah. Seperti yang dikemukakan oleh pak Drs. Rusli Ishaq M. Pd. selaku Kepala Madrasah:

“Bahwa kepercayaan itu dibangun dari sistem, ketika sistemnya kuat maka akan melahirkan output yang bagus. Bagaimana melahirkan output yang bagus yaitu pertama-tama dengan cara memperbaiki kualitas inputnya terlebih dahulu misalnya seperti kualitas guru, kurikulum, akademik yang diraih anak maka itu akan menjadi prestasi yang kemudian membangun kepercayaan masyarakat kepada MP.”60

Berbagai prestasi telah diraih seperti menjadi Madrasah Terbaik I Hasil Ujian Nasional Tahun 2004 sampai Tahun 2007 se DKI Jakarta. Lalu pada Tahun 1996/1997 sampai Tahun 1997/1998 dan juga Tahun 1999/2000 menjadi Peringkat I MTs se Propinsi DKI Jakarta, Rata-rata NEM. Selain prestasi akademik, MP juga banyak mendapatkan prestasi di bidang non akademik. Dari bidang olah raga salah satu prestasi yang diraih yaitu mendapatkan Juara I Basket tingkat SMP se Tangerang pada tahun 2007 yang diadakan oleh

60


(1)

katanya guru yang ngajar lagi cuti hamil jadi diganti guru pengganti gitu. Itu berartikan guru pengganti ya ga begitu atau belum bisa menguasai pelajarannya kan.” 2. Darimana bapak/ibu mendapatkan informasi tentang Madrasah Pembangunan UIN

Jakarta? Jawaban:

“Dari anak tante yang pertama sudah dimasukin di MP kaya ya udah berpuluh tahun yang lalu dan itupun tante lupa darimana dapet informasinya, mungkin dari mulut kemulutnya soalnya kan dulu UIN udah terkenal ya jadinya mungkin lewat situ juga tau nya. Terus juga kaya ya liyat jemputan dari MP koq kaya ya seneng ya jadi tuh anaknya pagi-pagi udah siap pulang juga langsung pulang gitu.”

3. Bagaiman bentuk partisipasi orang tua siswa terhadap madrasah atau sebaliknya? Jawaban:

“Kalau dulu sering dating waktu anak ya msh SD gitu tapi sekarang anak ya juga dh gede jd dh jarang kesan Cuma kalu ada pembagian raport aja. Tante juga kan ikut Darmawanita jadi udah sibuk sama urusan itu.”

4. Menurut bapak/ibu bagaimana nilai yang diterapkan di madrasah? Jawaban:

“Ya nilai ya udah bagus ya, dan ke anak ya juga terlihat dari shalat sunah ya apalan doa-doanya yah begitu lah.”

Hasil Wawancara untuk Orang Tua siswa Data Responden

Nama : Nurfaida

Usia : 45 Tahun

Pendidikan Terakhir : S2

Status Pekerjaan : a. PNS b. Pegawai Swasta c. Wiraswasta d. Professional e. Ibu Rumah Tangga

Sekedar untuk identifikasi responden, berapakah penghasilan Bapak/ibu/sdr/I perbulan: a. < 2.500.000 b. 3.000.000-5.000.000 c. 6.000.000-9.000.000

d. > 10.000.000

1. Apa alasan bapak/ibu menyekolahkan anaknya di madrasah ini?

a. Apakah ciri khas kurikulum agama menjadi salah satu pilihan anda untuk menyekolahkan anak anda di madarah?

b. Menurut bapak/ibu bagaimana fasilitas yang disediakan madrasah, apakah sudah baik dan mendukung proses belajar?

c. Apakah SPP menjadi salah satu pilihan anda untuk menyekolahkan anak anda di madarah?

d. Apakah menurut anda guru-guru yang mengajar di madrasah berkompenten dalam bidangnya?


(2)

“alasan tante, tante pingin mempunyai anak yang bener-bener mempunyai pembekalan agama yang kuat, menurut tante di wilayah lingkungan tante ini yang paling deket jaraknya di MP dan ga terlalu jauh dan memang tante tau kualitasnya mutu dari MP tersebut, jadi kalaupun terjadi apa-apa dengan anak tante misalnya dia sakit atau apa yang mengharuskan tante bertindak cepat itu ga terlampau jauh artinya bisa ditempuh dengan ojek, letak MP juga menjadi factor atau alasannya.

Dilihat dari kurikulumnya itu bagus, apalagi MP dah menggunakan standar ISO makanya anak tante tiga tiganya dari sana.

Fasilitasnya juga sudah baik ya, dari guru-gurunya ke murid sangat care misalnya ini dari pengalaman tante sendirinya, anak tante nilainya menurun gurunya itu langsung menghubungi tante menanyakan kenapa nilainya koq turun, terus tante minta solusinya dan gurunya bilang kalau anak tante disuruh ikut les dan itu tanpa dipungut biaya apapun. Jadi memang awalnya tante bayar besar kaya uang pangkalnya tuh besar sekali tapi kesini-sini udah ga dipungut biaya lagi kecuali SPP ya dan SPP ya juga besar ya dibandingkan dengan sekolah lain tapi menurut tante udah seimbang koq dengn apa yang didapat anak tante.

Dari guru-gurunya juga sudah berkompeten, karena orang udah tau ya kualitas MP kaya gimana, dan tentunya MP merekruit tenaga pengajarnya juga ga sembarangan dan dapat dilihat dari anak tante yang tante tuh ga pernah ngajarin baca al-Qur‟an yang bener ternyata dia bisa malah saya diajarin, lalu asmaul husnah dia juga apal pokoknya doa-doa pendek abis shalat tuh dia apal padahal tante ga pernah mengajarkan dan dia tau itu dari gurunya dan pastinya itu guru yang berkualitas.” 2. Darimana bapak/ibu mendapatkan informasi tentang Madrasah Pembangunan UIN

Jakarta? Jawaban:

“Tante dapat informasi itu dulu dari kakak yang empat anaknya semua sekolah di MP, dan kakak tante tau dari tetangganya pokoknya akhirnya dari mulut kemulut. Jadi ada keuntungan lain juga menyekolahkan anak ke MP, kalau di MP kan fullday ya jadi anak dari pagi sampai sore dititpin disana dan pulang biasanya sore cumin maen sebentar magrib pulang beda dengan sekolah biasa kan pulangnya siang malah anak bisa maen kemana-man tanpa ada pengawasan, apalagi tante kan kerja ya jd pengawasan ke anak kurang, jadi kekurangan-kekurangan tante bisa dipenuhi oleh MP.”

3. Bagaiman bentuk partisipasi orang tua siswa terhadap madrasah atau sebaliknya? Jawaban:

“Biasanya kalau ada kegiatan di sekolah misalnya kalau ada mauled nabi anak murid ya disuruh bawa makanan atau minuman yang nantinya dibagikan ke anak-anak ya lagi kaya tuker menukar gitu.

Lalu madrasah juga ngadain pengajian ya tapi tante ga ikut soalnya kan tante juga kerja jadi ga bisa dateng. Tapi kalo yang urgent kaya kita suka diundang buat nerima raport bayangan setiap 3 bulan sekali nah disitu ada evaluasi tentang anak-anak kita. Nah kita tau apa aja kekurangan anak kita dari situ dan guru-gurunya pun mengajar sesuai target artinya missal dalam tiga bulan anak itu harus hapal minimal berapa surat kalo belum bisa hapal, guru itu akan terus mengajari, beda sama di sekolah negeri guru-gurunya mengajar sesuai target yankalau anak muridnya belum bisa ya tetep lanjut gitu.”


(3)

4. Menurut bapak/ibu bagaimana nilai yang diterapkan di madrasah? Jawaban:

“Nilai-nilai yang diterapkan di MP menurut tante udah bagus ya, bisa dilihat di anak tante jadi shalatnya rajin pokoknya jadi punya tanggung jawab gitu kalau ga dikerjain dia udah tau dosa gitu.

TABEL

Tabel 3.5 Jenis Pekerjaan orang Tua Murid kelas VIII dan VIIII

a. Ayah

No Jenis Pekerjaan Ayah Persentase (100%)

1 PNS 69 15.64%

2 Peg. Swasta 207 46.94%

3 Wiraswasta 70 15.87%

4 Polri/TNI 8 1.81%

5 Guru 8 1.81%

6 Dosen 23 5.22%

7 Tdk Bekerja 3 0.68%


(4)

9 Peg. BUMN 9 2.04%

10 Pengsiunan 2 0.45%

12 Profesional 7 1.59%

13 Lainnya 33 7.48%

Jumlah 441 99.98%

b. Ibu

No Jenis Pekerjaan Ibu Persentase (100%)

1 PNS 61 13.83%

2 Peg. Swasta 76 17.23%

3 Wiraswasta 30 6.80%

4 Polri/TNI 5 1.13%

5 Guru 19 4.31%

6 Dosen 11 2.49%

7 Ibu RMT 156 35.37%

8 Dokter 4 0.91%

9 Notaris 1 0.23%

10 Profesional 6 1.36%

12 Lainnya 72 16.33%

Jumlah 441 99.99%

Tabel 3.6 Pendidikan Orang Tua Murid kelas VIII dan VIIII

a. Ayah

No Pendidikan Ayah Persentase (100%)

1 S1 203 46.03%

2 S2 97 21.99%

3 S3 17 3.85%

4 D1 1 0.23%

5 D2 1 0.23%

6 D3 39 8.84%

7 D4 1 0.23%

8 SMU 34 7.71%

9 SMP 1 0.23%

10 Lainnya 47 10.66%

Jumlah 441 100.00%


(5)

No Pendidikan Ibu Persentase (100%)

1 S1 202 45.80%

2 S2 26 5.90%

3 S3 5 1.13%

4 D1 4 0.91%

5 D2 5 1.13%

6 D3 92 20.86%

7 D4 1 0.23%

8 SMU 63 14.29%

9 SMP 3 0.68%

10 Lainnya 40 9.07%

Jumlah 441 100.00%

GAMBAR-GAMBAR


(6)