yang sama diungkapkan oleh Kevin Ryan dan Karen E. Bohlin yang menyebutkan bahwa:
Earliner we offered the image of character development as the engraving upon oneself of one’s own moral essence, often with the help of others. The
individual becomes the sculptor of his or her own best possible self. Becoming an artist or a person of character is a developmental process. It
takes knowledge. It takes effort and practice. It takes support, example both good and bad, encouragement, and sometimes inspiration. In short,
it takes what we are calling character education 1999:13. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
terdapat dua hal penting dalam pendidikan karakter yaitu 1 pendidikan karakter merupakan proses penanaman nilai supaya peserta didik dapat bertindak sesuai
dengan nilai-nilai yang telah ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari, 2 pendidikan karakter mengajak siswa untuk membangun pengetahuan, kesadaran,
dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai yang diajarkan.
2.1.1.2 Tujuan Pendidikan Karakter
Mulyasa mengungkapkan
pendidikan karakter
bertujuan untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan
seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan 2012:9. Pendapat yang sama diungkapkan oleh Amri bahwa pendidikan karakter
bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia
peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan 2011: 31.
Kesuma 2011: 9 menjelaskan bahwa pendidikan karakter dalam setting sekolah memiliki tujuan sebagai berikut: 1 menguatkan dan mengembangkan
nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadiankepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang
dikembangkan, 2 mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah, 3 membangun koneksi yang
harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.
Said Hamid, dkk dalam Zubaeda 2011: 18 memaparkan adanya lima tujuan pendidikan karakter: 1 mengembangkan kalbunuraniafektif peserta didik
sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa, 2 mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan
dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius, 3 menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai
generasi penerus bangsa, 4 mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan, 5 mengembangkan
lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas, dan persahabatan, dan dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan
penuh kekuatan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter bertujuan untuk
mengarahkan pencapaian proses dan hasil pendidikan pada pembentukan karakter peserta didik dan mengoreksi perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang
dikembangkan, sehingga dapat membentuk manusia yang utuh, baik dari segi intelektual maupun sikap dan tindakannya.
2.1.1.3 Nilai-nilai yang Terkandung dalam Pendidikan Karakter