4 menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial, 5 menikmati dan memanfaatkan karya
sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. 6 menghargai dan
membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia KTSP 2006: 113.
Berdasarkan beberapa
uraian diatas
dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di SD memiliki peran dalam mengembangkan
intelektual serta karakter siswa. Siswa diharapkan dapat berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan maupun tulisan melalui pembelajaran Bahasa Indonesia.
2.1.2.2 Keterampilan Menulis yang Terintegrasi dengan Pendidikan
Karakter
Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP ruang lingkup pembelajaran Bahasa Indonesia di SD mencakup 4 aspek keterampilan berbahasa.
Keempat keterampilan tersebut yaitu keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi
kompetensi berbahasa paling akhir dikuasai pembelajar bahasa setelah kompetensi mendengarkan, berbicara, dan membaca Nurgiyantoro, 2010: 422.
Tarigan mengungkapkan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang- lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu
2008: 22. Nurgiyantoro menambahkan bahwa kegiatan menulis menghendaki orang untuk menguasai lambang atau simbol-simbol visual dan aturan tata tulis,
khususnya yang menyangkut masalah ejaan 2010: 423. Menulis sebagai sebuah keterampilan berbahasa adalah kemampuan seseorang dalam mengemukakan
gagasan, perasaan, dan pikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak lain dengan menggunakan media tulisan Nurjamal, 2011: 69. The Liang Gie
mengungkapkan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu kepandaian yang sangat berguna bagi setiap orang. Dengan memiliki kepandaian itu, seseorang
dapat mengungkapkan berbagai gagasannya untuk dibaca oleh peminat yang luas 2002: 21.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam menulis seseorang harus menguasai lambang atau simbol-simbol visual yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang. Keterampilan menulis merupakan kemampuan seseorang mengungkapkan sesuatu melalui
media tulisan. Keterampilan menulis yang dimiliki seseorang tidak datang dengan
sendirinya. Tarigan mengungkapkan bahwa menulis menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, pelatihan, keterampilan-keterampilan khusus, dan pengajaran
langsung menjadi seorang penulis 2008: 9. Latihan yang cukup dan teratur serta pendidikan yang berprogram akan membantu seseorang dalam menguasai
keterampilan menulis. Tujuan menulis seperti yang diutarakan oleh Tarigan antara lain: 1
tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar, 2 tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak, 3 tulisan yang bertujuan untuk
menghibur atau menyenangkan atau yang mengandung tujuan estetik disebut
tulisan literer, 4 tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api 2008: 24-25.
Karakter yang dapat dikembangkan dalam keterampilan menulis dapat adalah cermat. Karakter cermat dapat dibangun melalui kegiatan menulis. Menulis
membutuhkan sikap teliti dan tepat dalam menggunakan kalimat dan tanda baca. Karakter cermat akan membuat peserta didik mampu mengembangkan
keterampilan menulis dengan baik. Materi menulis surat dalam keterampilan menulis juga dapat
menumbuhkan karakter santun dalam diri peserta didik melalui pemilihan kata yang mencerminkan rasa santun. Hal tersebut sama seperti yang diungkapkan oleh
Zubaedi bahwa karakter santun diintegrasikan pada saat kegiatan bermain drama dan berlatih membuat surat 2011: 315.
2.1.3 Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan