Tes Proyektif CAT TINJAUAN PUSTAKA

22 dan ditanamkan. Selain itu anak juga memiliki kebutuhan akan aktualisasi diri yang ditunjukkan dengan mengembangkan berbagai aspek kehidupannya. Seorang anak tunggal merupakan satu-satunya anak dalam sebuah keluarga. Hal ini menimbulkan situasi yang unik dalam kehidupan anak tunggal dibandingkan anak lain yang memiliki saudara. Ia tidak perlu bersaing dengan saudara-saudaranya, namun terhadap ayah atau ibunya JessGregory Feist, 2010. Segala perhatian dan waktu orang tua pun otomatis akan tertuju dan diberikan padanya Falbo Polit, dalam Papalia Olds 2007. Namun di sisi lain, seorang anak tunggal harus menerima kenyataan bahwa ia tidak memiliki teman untuk bermain serta berbagi di dalam rumah. Anak tunggal memiliki kemungkinan yang besar untuk dibesarkan dengan pola asuh yang dimanjakan oleh orang tua. Orang tua terkadang melakukan terlalu banyak untuk anaknya dan memperlakukan mereka seperti seolah-olah mereka tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Hal ini akan berdampak buruk jika anak kemudian tumbuh menjadi manja. Orang yang manja akan mengharapkan orang lain untuk merawat, melindungi dan memuaskan kebutuhan mereka. Karakteristik yang bisa terbentuk adalah putus asa yang berlebihan, kebimbangan, tidak sabar, dan emosi yang berlebihan Adler dalam JessGregory Feist, 2010. Hal tersebut tentu akan menghambat seorang anak dalam menyelesaikan tugas perkembangannya, terutama di aspek sosial, yang menuntut mereka untuk dapat menyesuaikan diri, berelasi dengan orang lain, dan mengikuti segala aturan di masyarakat dengan baik. 23 Selain pola asuh, seorang anak tunggal juga harus hidup di masyarakat yang sebagaian besar memiliki pandangan negatif terhadap mereka. Pandangan negatif ini tentu akan mempengaruhi bagaimana secara langsung maupun tidak langsung masyarakat akan memperlakukan mereka. Perbedaan perlakuan anak tunggal dengan anak lain ini tentu akan berdampak pada kondisi psikologis anak. Terlebih jika pandangan atau steriotip yang berkembang itu lebih melekat kearah negatif, tentu akan menghambat anak dalam menjalankan tugas-tugas perkembangan seperti yang seharusnya. Segala situasi-situasi yang sedang dan harus dihadapi oleh anak tunggal tersebut, memunculkan perilaku atau karakteristik tertentu anak tunggal, yang juga coba dijabarkan oleh Adler. Menurut Adler dalam JessGregory Feist, 2010, seorang anak tunggal sering membentuk rasa superioritas dan harga diri yang tinggi. Adler menyatakan bahwa anak tunggal bisa saja kurang memiliki sifat kerja sama dan minat sosial, serta berharap orang lain untuk memanjakan dan melindungi mereka. Walaupun demikian, Adler berpendapat bahwa anak tunggal merupakan anak yang matang secara sosial. Stereotip yang berkembang di masyarakat menyebutkan bahwa anak tunggal adalah anak nakal yang manja. Penelitian yang sudah dilakukan juga mengungkapkan bahwa anak tunggal lebih egosentris dibandingkan dengan anak dengan saudara kandung Penelitian ini dilakukan guna mengetahui kondisi psikologis anak tunggal, dimana kondisi psikologis seseorang seringkali dipahami dan dipelajari dengan mengetahui need orang tersebut. Dari need-need yang 24 ditemukan juga dapat diketahui apakah need-need yang dimiliki anak tunggal tersebut sejalan dengan stereotip masyarakat maupun pendapat Adler mengenai sifat dan karakteristik anak tunggal yang dianggap berbeda dengan anak pada umumnya. 25 Skema Kerangka Penelitian: Gambaran Pembentukan Karakteristik Anak Tunggal

E. Pertanyaan Penelitian

Apa saja need atau kebutuhan yang dimiliki oleh seorang anak tunggal? Anak Tunggal: - Tanpa saudara kandung - Pola asuh orang tua yang memanjakan - Pandangan steriotip masyarakat Kondisi psikologis yaitu need Apa saja need atau kebutuhan yang dimiliki oleh seorang anak tunggal? Perilaku atau karakteristik anak tunggal: - rasa superioritas yang tinggi - egosentris - mengharapkan orang lain memanjakan dan melindungi - matang secara sosial