Subjek Penelitian Pemeriksaan Keabsahan Data

31 rencana penelitian, pengumpulan data, inteprestasi temuan, dan pelaporan hasil penelitian Moleong, 2007. Dependabilitas dalam penelitian ini akan dilakukan dengan diskursus. Menurut Sarantakos dalam Poerwandari, 2005, diskursus adalah sejauh mana dan sesensitif apa peneliti mau mendiskusikan temuan dan analisisnya pada orang lain. Dalam hal ini, peneliti mendiskusikan hasil interpretasi tematik dan analisis penelitian bersama dosen pembimbing. 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian 1. Proses Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumen. Data diambil dari Laboratorium Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang merupakan data-data dokumen laporan praktikum CAT mahasiswai Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma tahun 2012. Pada penelitian ini, peneliti menentukan bahwa jumlah data yang akan diolah harus lebih dari lima data, agar diharapkan bisa mewakili atau merepresentatifkan subjek anak tunggal. Peneliti mencari dan menyeleksi data dari angkatan mahasiswa 2009 yang berjumlah 105 data. Penyeleksian dilakukan dengan kriteria subjek merupakan anak tunggal yang berusia antara 6 hingga 11 tahun, serta merupakan anak satu-satunya yang diasuh dalam rumah. Awalnya didapatkan sepuluh data anak tunggal, namun subjek kesepuluh gugur, karena bukan anak satu-satunya yang di asuh dalam rumah. Maka, data yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah sembilan data, yang terdiri dari satu subjek laki-laki dan delapan subjek perempuan. Subjek berusia antara 6 sampai 10 tahun dan seluruhnya merupakan anak tunggal. 33

2. Proses Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menginterpretasi secara tematik kesepuluh cerita pada tiap-tiap subjek. Tahap pertama analisis tematik adalah menganalisis tema deskriptif. Analisis tema deskriptif dilakukan dengan meringkas cerita sehingga menghasilkan unsur-unsur cerita yang bertujuan untuk mempermudah peneliti menangkap bagian-bagian cerita yang penting. Tahapan kedua yaitu analisis interpretif, yang berbentuk kalimat hipotesis, bertujuan untuk menangkap dan mengidentifikasi arti dari cerita subjek. Tahapan terakhir dalam analisis tematik adalah analisis tema diagnostik. Tema diaogsitk ini bersifat hipotesis yang merupakan tahapan dimana peneliti mendeteksi psychological problem pada subjek. Dalam hal ini, sesuai dengan tujuan penelitian, analisis tema diagnostik hanya terbatas pada kebutuhan need subjek.

B. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 9 orang, yang masing-masing memiliki deskripsi sebagai berikut: Tabel 1. Deskripsi Subjek Penelitian No. Nama Jenis Kelamin Usia Ayah Ibu Usia Pekerjaan Usia Pekerjaan 1. AN Perempuan 7 th 59 th Wiraswasta 36 th Wiraswasta 2. DCRZ Perempuan 9 th alm. - 49 th Wiraswasta 34 3. FFE Perempuan 10 th 47 th Pegawai swasta 37 th Bidan 4. GIR Permpuan 8 th 45 th Kepala sekolah 34 th Perawat 5. NF Laki-laki 10 th 44 th Wiraswasta 38 th Wiraswasta 6. RAPT Perempuan 6 th 32 th Wiraswasta 31 th Ibu RmhTngga 7. SW Perempuan 7 th 32 th Petani 36 th Petani 8. TEPR Perempuan 10 th 39 th Pegawai swasta 32 th Pegawai swasta 9. ZR Perempuan 7 th 31 th Pegawai swasta 30 th Pegawai swasta

2. Kebutuhan pada Masing-masing Subjek

a. Subjek 1 AN Kebutuhan yang paling banyak muncul pada Subjek 1 AN adalah kebutuhan berafiliasi yang meliputi afiliasi dengan ibu, teman, keluarga dan saudara. Selain itu, AN memiliki kebutuhan untuk mendapat pertolongan dan bantuan, serta rasa aman. Kebutuhan- kebutuhan lain meliputi kebutuhan akan keadilan, agresifitas, dan lain- lain. b. Subjek 2 DCRZ Pada Subjek 2 DCRZ, sebagian besar kebutuhan berkaitan dengan figur ibu, meliputi kebutuhan berafiliasi dengan ibu, kebutuhan mematuhi ibu, kebutuhan terpenuhinya kebutuhan oleh ibu. DCRZ juga memiliki kebutuhan untuk merasa bersalah dan kebutuhan untuk tidak 35 mengulangi kesalahan. Selain itu, DCRZ memiliki kebutuhan akan prestasi dan persaingan, serta kebutuhan-kebutuhan lain. c. Subjek 3 FFE Kebutuhan yang dimiliki oleh FFE terkait dengan afiliasi meliputi figur ibu, saudara, teman dan keluarga. Ada beberapa kebutuhan FFE terkait dengan figur ibu yang muncul, seperti kebutuhan tergantung dan dibantu, serta kebutuhan membantu ibu. Kebutuhan untuk menaati atau menjalankan aturan dan kebutuhan akan kepatuhan pada orangtua juga dimiliki FFE. Kebutuhan-kebutuhan lain yang muncul pada diri FFE, seperti kebutuhan untuk dibanggakan atau diakui, kebutuhan untuk otonom, dan lain-lain. d. Subjek 4 GIR Subjek 4 GIR memiliki kebutuhan cukup banyak mucul berkaitan dengan figur ayah, meliputi kebutuhan akan perhatian ayah serta kebutuhan untuk tergantung dan dibantu oleh ayah. Subjek juga memiliki kebutuhan berafiliasi dengan ibu, keluarga dan dengan teman. GIR memiliki kebutuhan akan kepatuhan dan kebutuhan akan kehadiran orangtua, serta kebutuhan-kebutuhan lain. 36 e. Subjek 5 NF Kebutuhan yang paling banyak muncul pada NF adalah kebutuhan bermain, kebutuhan akan otonomi, serta kebutuhan berafiliasi dengan ibu dan dengan figur saudara. Kebutuhan NF berkaitan dengan figur ayah meliputi kebutuhan untuk tergantung dan dibantu ayah, serta adanya kebutuhan untuk menolak perilaku ayah yang buruk. NF juga memiliki kebutuhan yang berkaitan dengan kepatuhan dan kehadiran orangtua, dan lain-lain. f. Subjek 6 RAPT Subjek 6 RAPT memiliki kebutuhan yang cukup banyak muncul terkait dengan figur orang tua, meliputi kebutuhan akan kasih sayang, kehadiran, dan kebutuhan untuk mematuhi orangtua. RAPT juga memiliki beberapa kebutuhan yang terkait dengan figur ayah, seperti kebutuhan akan kasih sayang dan perhatian ayah, dan kebutuhan menyenangkan ayah. Selain itu juga ada kebutuhan akan berafiliasi dan kebutuhan memiliki hubungan pertemanan, serta kebutuhan-kebutuhan lain. g. Subjek 7 SW Kebutuhan yang paling sering mucul pada SW adalah kebutuhan terkait dengan kepatuhan, yaitu kebutuhan untuk menaati peraturan dan kepatuhan pada orangtua. SW memiliki kebutuhan untuk berafiliasi