Manfaat Praktis Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

9 7. Membentuk sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan institusi Hurlock 1990, menyusun tugas perkembangan anak berdasarkan teori Havighurst mengenai teori tugas berkembangan, yaitu: 1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan- permainan yang umum dilakukan anak-anak 2. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai individu yang sedang tumbuh 3. Menyesuaikan diri dengan teman sebaya 4. Mengembangkan peran sosial pria dan wanita secara tepat 5. Mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis, berhitung 6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari 7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata nilai 8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial di lingkungan 9. Mencapai kebebasan pribadi Tidak jauh berbeda dengan Hurlock, ahli psikologi lain, Collins, juga mengungkapkan pandangannya tentang tugas perkembangan yang harus dihadapi oleh anak-anak dalam Nuryanti, 2008, yaitu: 10 1. Aspek fisik: meningkatkan kekuatan dan koordinasi otot, yaitu meningkatkan kemampuan beberapa aktivitas dan tugas fisik. 2. Aspek kognisi: pada taraf operasional konkret, berfokus pada kejadian ‘saat ini’, menambah pengetahuan dan keterampilan baru, mengembangkan perasaan mampu self efficacy. 3. Aspek sosial: a mencapai bentuk relasi yang tepat dengan keluarga, teman, dan lingkungan; b mempertahankan harga diri yang sudah dicapai; c mampu mengkompromikan antara tuntutan individualitasnya dengan tuntutan konformitas; dan d mencapai identitas diri yang memadai atau adekuat. Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai tugas-tugas perkembangan anak tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tugas perkembangan anak usia 6-12 tahun meliputi: 1. Aspek fisik: yang meliputi meningkatkan kekuatan dan koordinasi otot dalam rangka mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan anak. 2. Aspek kogitif: memasuki periode operasional konkret; menambah pengetahuan dan keterampilan baru, mengembangkan perasaan mampu, mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis, berhitung serta pengertian-pengertian yang diperlukan dalam kehiduapan sehari-hari. 11 3. Aspek sosial: Menyesuaikan diri dengan teman sebaya, mengembangkan peran sosial pria dan wanita secara tepat, mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial di lingkungan, mengikuti aturan-aturan sosial, hingga mencapai bentuk relasi yang tepat dengan keluarga, teman, dan lingkungan 4. Aspek moral: Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata nilai; anak hendaknya dapat mengontrol tingkah laku sesuai dengan nilai dan moral yang berlaku. 5. Aspek mental: Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai individu yang sedang tumbuh, mencapai kebebasan pribadi

2. Anak Tunggal

Sebuah keluarga dapat dikatakan sebagai keluarga dengan anak tunggal jika didalamnya terdiri dari orang tua ayah dan ibu dengan satu orang anak Landis, 1997. Demikian pula yang dikemukakan oleh Gunarsa 2003, bahwa anak tunggal dalam suatu keluarga diartikan jika dalam suatu keluarga yang terdiri dari suami dan istri hanya memiliki seorang anak saja. Terdapat beberapa faktor penyebab orang tua memiliki anak tunggal yakni, 1 faktor kesehatan, 2 faktor pilihan dari orang tua yang memang merencanakan memiliki anak tunggal, 3 faktor tradisi dimana