Pembahasan DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

69

B. Pembahasan

Pada hal pembahasan ini yang dibahas adalah langkah pengembangan tes hasil belajar dan kualitas dari tes hasil belajar. Hal ini merupakan pembahasan dari hasil data yang diperoleh peneliti dalam melakukan penelitian. Berikut penjabaran dari pokok bahasan tersebut: 1. Prosedur Pengembangan Tes Hasil Belajar Ada tujuh langkah yang akan dibahas dalam pengembangan tes hasil belajar. Ketujuh langkah tersebut merupakan pembahasan dari data penelitian yang telah dilakukan. Ketujuh langkah tersebut sebagai berikut: a. Potensi dan Masalah Dalam pembuatan tes hasil belajar yang baik guru dapat melihat contoh-contoh yang baik. Melalui contoh tersebut guru dapat mengetahui hal-hal apa saja yang perlu di perhatikan dalam pembuatan soal, seperti bahasa yang mudah dipahami. Serta guru dapat mengetahui pengecoh pada jawaban melalui pedoman pengecoh dari contoh tes hasil belajar yang baik. Karena keterbatasan waktu guru hanya berpatokan dengan contoh-contoh soal dalam pembuatan soal. Dalam hasil wawancara guru belum melaksanakan langkah-langkah untuk membuat soal yang baik. Maka dari itu tes hasil belajar yang baik sangat diperlukan oleh guru sebagai acuan dalam pembuatan tes hasil belajar yang memiliki kualitas yang baik. 70 b. Pengumpulan Data Kesimpulan peneliti pada hasil wawancara pada guru tersebut bahwa sesungguhnya guru tahu cara pembuatan tes hasil belajar yang baik. Namun demikian guru tidak membuat tes sesuai prosedur karena guru tidak mempunyai cukup waktu untuk melakukan prosedur pembuatan tes dengan baik. Sehingga contoh tes hasil belajar yang baik akan menjadi pedoman dalam membantu guru dalam membuat tes yang baik. c. Desain Produk Desain produk yang dibuat oleh peneliti terdiri dari 6 indikator. 6 indikator tersebut termasuk kedalam tingkatan taksonomi Bloom level mengingat hingga mencipta. Peneliti membuat 60 soal yang terdiri dari 2 tipe yang masing-masing tipe terdiri dari 30 soal dimana 18 soal mempunyai tingkat kesulitan mudah, 24 soal mempunyai tingkat kesulitan sedang, dan 18 soal mempunyai tingkat kesulitan sulit. Tes hasil belajar memiliki 4 opsi jawaban pada setiap butir soal, 3 jawaban sebagai pengecoh dan 1 jawaban yang benar. d. Validasi Produk Sebelum diuji cobakan produk telah di validasi oleh ahli terlebih dahulu. Hasil menunjukan pada tabel 4.1 bahwa rata-rata validasi ahli adalah 3.41 sehingga berdasar pada tabel 3.4 yang ada pada bab III perolehan rata-rata 3.41 berada dalam kualifikasi sangat baik. Pada 71 kesimpulan akhir bahwa produk sudah layak diuji coba namun tetap ada perbaikan sesuai saran. e. Revisi Desain Peneliti melakukan revisi pada soal yang telah di komentari oleh ahli. Sehingga peneliti melakukan revisi dengan acuan komentar dan saran oleh ahli. Seperti yang telah dipaparkan pada tabel 4.2 secara keseluruhan peneliti merevisi hal-hal berikut: 1. Memperbaiki angka bilangan pada soal dan jawaban. Berikut merupakan perbaikan yang dilakukan oleh peneliti: Tabel 4.11 Revisi Memperbaiki angka bilangan Sebelum Diperbaiki Sesudah Diperbaiki Jika 200 x n – 100 = 300, maka nilai adalah… a. 2 b. 5 c. 20 d. 50 Jika 20 x n – 10 = 30, maka nilai adalah… a. 2 b. 5 c. 20 d. 50 2. Memperbaiki option dengan mengurutkan option angka. Berikut merupakan perbaikan yang dilakukan oleh peneliti: Tabel 4.12 Revisi Memperbaiki option Sebelum Diperbaiki Sesudah Diperbaiki Hasil dari 45 + 6 x 12 – 58 adalah… a. 554 b. 59 c. 91 d. 26 Hasil dari 45 + 6 x 12 – 58 adalah… a. 554 b. 91 c. 59 d. 26 72 3. Memperbaiki option jawaban sehingga tidak ada option ganda. Berikut merupakan perbaikan yang dilakukan oleh peneliti: Tabel 4.13 Revisi Memperbaiki option ganda Sebelum Diperbaiki Sesudah Diperbaiki Hasil dari 50+50x4 adalah… a. 200 b. 250 c. 200 d. 400 Hasil dari 50+50x4 adalah… a. 200 b. 250 c. 350 d. 400 f. Uji Coba Desain Data hasil uji coba desain diproses menggunakan aplikasi TAP. Hasil pengujian diproses menurut setiap tipe soal. Hasil dari pengolahan TAP yang dilakukan berupa validitas, reliabilitas, tingkat kesulitan, daya pembeda, dan analisis pengecoh soal. Sehingga peneliti dapat mengetahui kualitas tes yang dibuat apakah sudah valid dan pengecoh serta kesukarannya sudah baik. g. Revisi Desain Revisi dilakukan setelah mendapat hasil dan melihat kualitas tes sehingga tes benar-benar teruji kualitasnya. Sehingga untuk hasil akhir maka revisi harus dilaksanakan sehingga dapat menjadi pedoman guru dalam membuat tes hasil belajarnya sendiri dengan baik. Pada tipe A terdapat 5 nomor soal yang pengecohnya harus diperbaiki. Pada tipe B 73 terdapat 6 nomor soal yang pengecohnya harus diperbaiki. Revisi pengecoh dapat dilihat pada tabel bereikut Tabel 4.14 Revisi Pengecoh Tipe Soal Nomor Soal Pengecoh yang Tidak Berfungsi Revisi A 2 Option A 25 Option B 40 Option A 30 Option B 45 6 Option C 50 Option C 30 9 Option B 54 Option D 50 Option B 91 Option D 26 10 Option A 104 Option C 300 Option A 200 Option C 350 20 Option B Option B B 9 Option A 504 Option A 554 13 Option A 61 Option C 90 Option A 56 Option C 83 15 Option A 5 Option A 10 23 Option B Nana=10.000 Option B Nana= 8000 74 26 Option A Nawan=15.000 Option A Nawan=20.000 28 Option A Rp 50.000 – 5 – Rp 50.000 Option A Rp 50.000 + 5 + Rp 50.000 Berdasarkan kaidah penulisan pada bab II pilihan jawaban berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut. Peneliti mengubah jawaban yang tidak berfungsi. Pada tabel 4.14 terdapat 11 soal yang pengecohnya tidak berfungsi diperbaiki pada optin yang sama, sehingga option setelah direvisi tidak sama dengan option awal. 2.Kualitas Tes Hasil Belajar Kualitas tes berdasar pengolahan yang didapat dalam aplikasi TAP. Berikut pembahasan kualitas tes hasil belajar soal tipe A dan B: a. Soal Tipe A 1 Validitas Supratman 2004: 50 menjelaskan bahwa validasi adalah suatu konsep berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur hasil validitas pada program TAP dapat dilihat pada point biserial. Hasil analisis soal tipe A dengan r tabel taraf signifikan 5 sesuai dengan teknik analisis hasil validitas r tabel untuk jumlah siswa sebanyak 32 orang yaitu 75 0,349 atau 0.35. Hasil perbandingan terdapat 21 soal melebihi 0.35 sehingga dapat dikatakan valid, sedangkan soal yang validitasya kurang dari 0.35 atau valid ada 9 atau 30 Tabel 4.15 Hail Uji Validitas Soal Tipe A Valid : 1, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,15, 16, 17, 18, 22 23, 26, 28, 29,dan 30. Tidak Valid: 2 5, 7, 19, 20, 21, 24, 25, dan 27. 2 Reliabilitas Reliabilitas suatu tes adalah tingkat konsistensitas suatu tes. Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda Arifin, 2009: 329. Reliabilitas soal tipe A Split-half Oddeven Reliability = 0.789 with Spearman-Brown = 0.882. Pembagian ini berpatokan pada genap ganjil. Soal tipe A menunjukan 0.789 berdasar tabel 3.5 pada bab III maka reliabilitas tipe A termasuk kategori Tinggi karena di rentang 0.61 – 0.80. 3 Tingkat Kesulitan Tingkat kesulitan merupakan proporsi peserta tes menjawab dengan benar terhadap suatu butir soal Widoyoko, 2014: 132. Dari hasil tingkat kesulitan soal valid tipe A yang dapat dilihat pada tabel 4. 4 terdapat kategori kesulitan yaitu mudah, sedang 76 dan sulit. Sesuai tabel 3.6 pada bab III dapat dikelompokan tingkat kesulitan soal tipe A sebagai berikut: Tabel 4.16 Analisis Hasil Uji Tingkat Kesulitan Soal Tipe A Kategori Nomor Soal Jumlah Soal Sulit 0.00 – 0.30 - - Sedang 0.30 – 0.70 6, 7, 10, 30 4 Mudah 0.71 – 1.00 1 2, 3, 4, 5, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29 26 Berdasarkan penyusunan peneliti membuat 30 soal terdiri 8 soal atau 26 mudah, 14 soal atau 46 sedang, dan 8 soal atau 26 sulit. Namun berdasar hasil analisis ujicoba tingkat kesulitan hanya didapat 26 soal mudah dan 4 soal sedang. Hal tersebut mengacu pada kategori mudah 0.71 keatas, sedang 0.30-0.71, dan sukar kurang dari 0.30. 4 Daya Pembeda Sulistyorini 2009: 177 daya pembeda merupakan sebuah pedoman yang ada pada sebuah tes yang mampu membedakan antar kemampuan siswa pandai dan siswa yang rendah. Daya pembeda dapat dikelompokkan menurut Arikunto 2012: 232 pada tabel 3.7 pada bab III. Pengelompokkan daya beda dapat dilihat pada tabel 4.17 menurut Arikunto 2012: 232 sebagai berikut: 77 Tabel 4.17 Pengelompokan Daya Pembeda Soal Tipe A Kategori Nomor Soal Baik Sekali 0,71 – 1,00 15 Baik 0,41 – 0,70 1, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 14, 16, 17, 18, 22, 23, 28, 29, 30 Cukup 0,21 – 0,40 7, 12, 13, 24, 26, 27 Jelek 0,00 – 0,20 2, 5, 19, 20, 21, 25 Tabel 4.17 menunjukan bahwa soal tipe A memiliki daya pembeda yang beragam. Soal nomor 2, 5, 19, 20, 21, dan 25 masuk dalam kategori jelek sehingga soal tersebut tidak dapat digunakan untuk membedakan siswa yang memiliki tingkat kemampuan tinggi dan kemampuan rendah. 5 Analisis Pengecoh Pengecoh merupakan jawaban salah atau tidak tepat sehingga seorang peserta tes dapat terkecoh memilihnya Kusaeri, 2014: 70. Arikunto 2014: 123 pada bab III berpendapat bahwa distraktor dikatakan dapat berfungsi apabila pengecoh paling sedikit 5 dari pengikut tes. Berikut analisis pengecoh soal tipe A. Memperlihatkan bahwa ada beberapa pengecoh yang tidak berfungsi dengan baik. Penggolongan pengecoh dapat dilihat pada tabel 4.18 78 Tabel 4.18 Penggolongan Pengecoh Soal Tipe A No. Soal Pengecoh Berfungsi Tidak Berfungsi 1. A, B, C, D - 2. C A, B, D 3. A, B, C, D - 4. A, B, C, D - 5. A, B, C, D - 6. A, B, D C 7. A, B, C, D - 8. A, B, C, D - 9. A, C B, D 10. B, D A,C 11. A ,B, C, D - 12. A, B, C, D - 13. A, B, C, D - 14. A, B, C, D - 15. A, B, C, D - 16. A, B, C, D - 17. A, B, C, D - 18. A, B, C, D - 19. A, B, C, D - 20. A B, C, D 21. A, B, C, D - 22. A, B, C, D - 23. A, B, C, D - 24. A, B, C, D - 25. A B, C D - 26. A, B, C, D - 27. A, B, C, D - 28. A, B, C, D - 29. A, B, C, D - 30. A, B, C, D - Pada tabel 4.18 hanya didapat 5 soal tipe A yang pengecohnya tidak berfungsi dengan baik. Soal yang masih belum memiliki pengecoh yang baik akan direvisi supaya didapat tes hasil belajar yang berkualitas 79 b. Soal Tipe B 1 Validitas Supratman 2004: 50 menjelaskan bahwa validasi adalah suatu konsep berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Hasil validitas pada program TAP dapat dilihat pada point biserial. Hasil analisis soal tipe A dengan r tabel taraf signifikan 5 sesuai dengan teknik analisis hasil validitas r tabel untuk jumlah siswa sebanyak 32 orang yaitu 0,349 atau 0.35. Hasil perbandingan terdapat 27 soal melebihi 0.35 sehingga dapat dikatakan valid, sedangkan soal yang validitasnya kurang dari 0.35 atau valid ada 3 soal. Tabel 4.19 Hail Uji Validitas Soal Tipe B Valid : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,15, 16, 17, 18, 19, 20 21, 22, 23, 25, 26, 28, dan 29 Tidak Valid: 24, 27, dan 30 2 Reliabilitas Reliabilitas suatu tes adalah tingkat konsistensitas suatu tes. Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda Arifin, 2009: 329. Reliabilitas soal tipe B dapat dilihat dari Split-Half OddEven Reliability = 0.935 with Spearman-Brown = 0.966. Pembagian ini 80 berpatokan pada genap ganjil. Soal tipe B menunjukan 0.935 berdasar tabel 3.5 pada bab III maka reliabilitas tipe A termasuk kategori Tinggi karena di rentan 0.61 – 0.80. serta 0.935 sangat tinggi direntan 0.81 – 1.00. 3 Tingkat Kesulitan Tingkat kesulitan merupakan proporsi peserta tes menjawab dengan benar terhadap suatu butir soal Widoyoko, 2014: 132. Dari hasil tingkat kesulitan soal valid tipe B. Terdapat kategori kesulitan yaitu mudah, sedang dan sulit. Sesuai tabel 3.6 pada bab III dapat dikelompokkan tingkat kesulitan soal tipe B sebagai berikut: Tabel 4.20 Analisis Hasil Uji Tingkat Kesulitan Soal Tipe B Kategori Nomor Soal Jumlah Soal Sulit 0.00 – 0.30 - - Sedang 0.30 – 0.70 6, 8, 9, dan 24 4 Mudah 0.71 – 1.00 1 2, 3, 4, 5, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30 26 Berdasarkan penyusunan peneliti membuat 30 soal teerdiri 8 soal atau 26 mudah, 14 soal atau 46 sedang, dan 8 soal atau 26 81 sulit. Namun berdasar hasil analisis ujicoba tingkat kesulitan hanya didapat 26 soal mudah dan 4 soal sedang. Hal tersebut mengacu pada kategori mudah 0.71 keatas, sedang 0.30-0.71, dan sukar kurang dari 0.30. 4 Daya Pembeda Sulistyorini 2009: 177 daya pembeda merupakan sebuah pedoman yang ada pada sebuah tes yang mampu membedakan antar kemampuan siswa pandai dan siswa yang rendah. Daya pembeda dapat dikelompokkan menurut Arikunto 2012: 232 pada tabel 3.7 pada bab III. Pengelompokan daya beda dapat dilihat pada tabel 4.21 menurut Arikunto 2012: 232 sebagai berikut Tabel 4.21 Pengelompokan Daya Pembeda Soal Tipe B Kategori Nomor Soal Baik Sekali 0,71 – 1,00 3, 6, 8, 9, dan 10 Baik 0,41 – 0,70 4, 7, 11, 12, 13, 17 18, dan 24 Cukup 0,21 – 0,40 1, 2, 5, 14, 15, 16, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 27, 29, dan 30 Jelek 0,00 – 0,20 26 dan 28 Tabel 4.21 menunjukan bahwa soal tipe B memiliki daya pembeda yang beragam. Soal nomor 26 dan 28 termasuk dalam kategori jelek sehingga soal tersebut tidak dapat digunakan 82 untuk membedakan siswa yang memiliki tingkat kemampuan tinggi dan kemampuan rendah. Yang termasuk dalam cukup membeda nomor 1, 2, 5, 14, 15, 16, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 27, 29, dan 30, yang termasuk baik nomor 4, 7, 11, 12, 13, 17 18, dan 24. Dan yang kategori sangat baik nomor 3, 6, 8, 9, dan 10. 5 Analisis Pengecoh Pengecoh merupakan jawaban salah atau tidak tepat sehingga seorang peserta tes dapat terkecoh memilihnya Kusaeri, 2014: 70 Arikunto 2014: 123 pada bab III berpendapat bahwa distraktor dikatakan dapat berfungsi apabila pengecoh paling sedikit 5 dari pengikut tes. Memperlihatkan bahwa ada beberapa pengecoh yang tidak berfungsi dengan baik. Penggolongan pengecoh dapat dlihat pada tabel 4.22 Tabel 4.22 Penggolongan Pengecoh Soal Tipe B No. Soal Pengecoh Berfungsi Tidak Berfungsi 1. A, B, C, D - 2. A, B, C, D - 3. A, B, C, D - 4. A, B, C, D - 5. A, B, C, D - 6. A, B, C, D - 7. A, B, C, D - 8. A, B, C, D - 9. B, C A, D 10. A, B, C, D - 83 11. A, B, C, D - 12. A, B, C, D - 13. B, D A, C 14. A, B, C, D - 15. B, C, D A 16. A, B, C, D - 17. A, B, C, D - 18. A, B, C, D - 19. A, B, C, D - 20. A, B, C, D - 21. A, B, C, D - 22. A, B, C, D - 23. A, C, D B 24. A, B, C, D - 25. A, B, C, D - 26. C A, B, D 27. A, B, C, D - 28. A, C B, D 29. A, B, C, D - 30. A, B, C, D - Pada tabel 4.21 didapat 6 soal tipe B yang pengecohnya tidak dapat berfungsi dengan baik. Soal yang masih belum memiliki pengecoh yang baik akan direvisi supaya didapat tes hasil belajar yang berkualitas. c. Soal dengan kualitas baik Soal berkualitas baik adalah soal yang valid, reliabel, mempunyai daya beda, tingkat kesukaran dan pengecoh yang berfungsi dengan baik. Berdasarkan hasil uji analisis dengan TAP Test Analysis Program terdapat 21 soal tipe A yang berkualitas baik yaitu pada soal nomor 1, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,15, 16, 17, 18, 22 23, 26, 28, 29,dan 30. Pada soal 84 tipe B terdapat 27 soal yang berkualitas baik yaitu pada soal 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,15, 16, 17, 18, 19, 20 21, 22, 23, 25, 26, 28, dan 29. Sehingga total dari soal yang berkualitas baik berjumlah 48 butir soal. Dari 48 soal yang berkualitas baik masih ada beberapa pengecoh yang perlu diperbaiki agar dapat berfungsi yaitu pada soal tipe A nomor 2, 6, 9, 10, dan 20. Pada soal tipe B pada nomor 9, 13, 15, 23, 26, dan 28. Soal-soal yang berkualitas baik akan dijadikan produk akhir berupa buku tes hasil belajar matematika untuk guru dan siswa sekolah dasar. 3. Produk Akhir Pada produk akhir ini akan dibahas mengenai soal dengan kualitas yang baik, serta sampul dan isi perangkat tes hasil belajar. a. Soal Dengan Kualitas Baik Peneliti telah melakukan analisis butir soal, baik validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan pengecoh. Dari analisis tersebut didapat bahwa dari 60 soal set A dan set B terdapat 48 soal berkualitas baik. Seperti yang telah dibahas sebelumnya pada bab III bahwa soal yang kualitas baik menurut peneliti memenuhi syarat 1 valid. 2 reliabilitas minimal cukup. 3 daya pembeda minimal cukup membeda. 4 pengecoh berfungsi dengan baik. 85 48 soal yang memenuhi standar merupakan gabungan dari set A dan set B. Berikut rincian nomor soal yang berkualitas baik. Tabel 4.23 Kisi-Kisi Pada Prototype Tes Hasil Belajar Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Indikator Nomor Soal Tipe A- B Prototype 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka. 1.4 melakukan operasi hitung campuran. 1.5 Memecahkan masalah perhitungan termasuk yang berkaitan dengan uang 1.4.1 Menghitung hasil pengerjaan hitung campuran. 1 A 3A 4A 1B 2B 3B 4B 1 2 3 4 5 6 7 1.4.2 Menentukan urutan pengerjaan operasi hitung campuran 6A 8A 9A 10A 11A 5B 6B 7B 8B 9B 10B 11B 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1.4.3 memecahkan masalah yang ada di kehidupan sehari-hari berkaita dengan hitung campuran 12A 13A 14A 15A 16A 17A 18A 12B 13B 14B 15B 16B 17B 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 86 18B 33 1.5.1 menyebutkan nilai dari beberapa mata uang 22A 19B 20B 21B 22B 34 35 36 37 38 1.5.2 membandingkan jumlah harga dalam kehidupan sehari-hari 23A 26A 23B 25B 26B 39 40 41 42 43 1.5.3 menyususn kalimat matematika dengan tepat dari soal cerita 28A 29A 30A 28B 29B 44 45 46 47 48 Berdasarkan tabel diatas, dari 6 indikator yang telah dibuat oleh peneliti tidak ada satupun indikator yang gagal. Tingkat kesulitan dari 48 soal tersebut yaitu 6 soal kategori „sedang” dan 42 soal kategori “mudah”. b. Sampul Perangkat Tes Hasil Belajar Sampul buku ini berjudul “Soal Matematika Operasi Hitung Campuran dan Perhitungan Yang Berkaitan Dengan Uang Untuk Guru dan Siswa Kelas III Sekolah Dasar”. Sampul halaman dicetak dengan kertas ivory 230. c. Isi Perangkat Tes Hasil Belajar Perangkat tes hasil belajar yang telah disusun memiliki beberapa komponen yaitu 1 identitas soal yang berupa standar 87 kompetensi dan kompetensi dasar, 2 indikator, 3 soal tes hasil belajar matematika, 4 kunci jawaban, 5 tingkat kesukaran, 6 ranah kognitif yang diukur. Soal yang sebelumnya dibuat menjadi dua tipe kemudian dijadikan satu setelah dianalisis dengan menggunakan TAP. Soal yang memenuhi kriteria valid, reliabel, memiliki daya pembeda minimal cukup, tingkat kesukaran dan pengecoh yang berfungsi dijadikan satu sebanyak 48 soal. Isi perangkat tes matematika ini dicetak dalam kertas HVS. 88

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN, DAN SARAN

Bab V ini membahas tentang kesimpulan, keterbatasan pengembangan, dan saran. Pokok bahasan tersebut dijabarkan sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Perangkat tes hasil belajar matematika materi Operasi Hitung Campuran dan Memecahkan Masalah Perhitungan Yang Berkaitan dengan Uang Siswa Kelas III SD dikembangkan berdasarkan prosedur penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall yang meliputi tujuh langkah pengembangan, yaitu 1 potensi dan masalah berupa tes hasil belajar matematika yang belum sesuai prosedur berdasarkan hasil wawancara dengan guru sekolah dasar, 2 pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara, 3 desain produk yang disusun sesuai dengan prosedur pengembangan tes, 4 validasi desain yang dilakukan ahli, 5 revisi desain dilakukan berdasar saran dan komentar yang diberikan oleh ahli, 6 uji coba produk dilakukan di SD N Percobaan 3 Pakem, dan 7 revisi produk dilakukan dengan