69
B. Pembahasan
Pada hal pembahasan ini yang dibahas adalah langkah pengembangan tes hasil belajar dan kualitas dari tes hasil belajar. Hal ini merupakan
pembahasan dari hasil data yang diperoleh peneliti dalam melakukan penelitian. Berikut penjabaran dari pokok bahasan tersebut:
1. Prosedur Pengembangan Tes Hasil Belajar
Ada tujuh langkah yang akan dibahas dalam pengembangan tes hasil belajar. Ketujuh langkah tersebut merupakan pembahasan dari data
penelitian yang telah dilakukan. Ketujuh langkah tersebut sebagai berikut: a.
Potensi dan Masalah Dalam pembuatan tes hasil belajar yang baik guru dapat melihat
contoh-contoh yang baik. Melalui contoh tersebut guru dapat mengetahui hal-hal apa saja yang perlu di perhatikan dalam pembuatan soal, seperti
bahasa yang mudah dipahami. Serta guru dapat mengetahui pengecoh pada jawaban melalui pedoman pengecoh dari contoh tes hasil belajar
yang baik. Karena keterbatasan waktu guru hanya berpatokan dengan contoh-contoh soal dalam pembuatan soal. Dalam hasil wawancara guru
belum melaksanakan langkah-langkah untuk membuat soal yang baik. Maka dari itu tes hasil belajar yang baik sangat diperlukan oleh guru
sebagai acuan dalam pembuatan tes hasil belajar yang memiliki kualitas yang baik.
70 b.
Pengumpulan Data Kesimpulan peneliti pada hasil wawancara pada guru tersebut bahwa
sesungguhnya guru tahu cara pembuatan tes hasil belajar yang baik. Namun demikian guru tidak membuat tes sesuai prosedur karena guru
tidak mempunyai cukup waktu untuk melakukan prosedur pembuatan tes dengan baik. Sehingga contoh tes hasil belajar yang baik akan menjadi
pedoman dalam membantu guru dalam membuat tes yang baik. c.
Desain Produk Desain produk yang dibuat oleh peneliti terdiri dari 6 indikator. 6
indikator tersebut termasuk kedalam tingkatan taksonomi Bloom level mengingat hingga mencipta. Peneliti membuat 60 soal yang terdiri dari 2
tipe yang masing-masing tipe terdiri dari 30 soal dimana 18 soal mempunyai tingkat kesulitan mudah, 24 soal mempunyai tingkat kesulitan
sedang, dan 18 soal mempunyai tingkat kesulitan sulit. Tes hasil belajar memiliki 4 opsi jawaban pada setiap butir soal, 3 jawaban sebagai
pengecoh dan 1 jawaban yang benar. d.
Validasi Produk Sebelum diuji cobakan produk telah di validasi oleh ahli terlebih
dahulu. Hasil menunjukan pada tabel 4.1 bahwa rata-rata validasi ahli adalah 3.41 sehingga berdasar pada tabel 3.4 yang ada pada bab III
perolehan rata-rata 3.41 berada dalam kualifikasi sangat baik. Pada
71 kesimpulan akhir bahwa produk sudah layak diuji coba namun tetap ada
perbaikan sesuai saran. e.
Revisi Desain Peneliti melakukan revisi pada soal yang telah di komentari oleh ahli.
Sehingga peneliti melakukan revisi dengan acuan komentar dan saran oleh ahli. Seperti yang telah dipaparkan pada tabel 4.2 secara keseluruhan
peneliti merevisi hal-hal berikut: 1.
Memperbaiki angka bilangan pada soal dan jawaban. Berikut merupakan perbaikan yang dilakukan oleh peneliti:
Tabel 4.11 Revisi Memperbaiki angka bilangan
Sebelum Diperbaiki Sesudah Diperbaiki
Jika 200 x n – 100 = 300,
maka nilai adalah… a.
2 b.
5 c.
20 d.
50 Jika 20 x n
– 10 = 30, maka nilai adalah…
a. 2
b. 5
c. 20
d. 50
2. Memperbaiki option dengan mengurutkan option angka. Berikut
merupakan perbaikan yang dilakukan oleh peneliti:
Tabel 4.12 Revisi Memperbaiki option
Sebelum Diperbaiki Sesudah Diperbaiki
Hasil dari 45 + 6 x 12 – 58
adalah… a.
554 b.
59 c.
91 d.
26 Hasil dari 45 + 6 x 12
– 58 adalah…
a. 554
b. 91
c. 59
d. 26
72 3.
Memperbaiki option jawaban sehingga tidak ada option ganda. Berikut merupakan perbaikan yang dilakukan oleh peneliti:
Tabel 4.13 Revisi Memperbaiki option ganda
Sebelum Diperbaiki Sesudah Diperbaiki
Hasil dari 50+50x4 adalah… a.
200 b.
250 c.
200 d.
400 Hasil dari 50+50x4 adalah…
a. 200
b. 250
c. 350
d. 400
f. Uji Coba Desain Data hasil uji coba desain diproses menggunakan aplikasi TAP. Hasil
pengujian diproses menurut setiap tipe soal. Hasil dari pengolahan TAP yang dilakukan berupa validitas, reliabilitas, tingkat kesulitan, daya
pembeda, dan analisis pengecoh soal. Sehingga peneliti dapat mengetahui kualitas tes yang dibuat apakah sudah valid dan pengecoh serta
kesukarannya sudah baik. g. Revisi Desain
Revisi dilakukan setelah mendapat hasil dan melihat kualitas tes sehingga tes benar-benar teruji kualitasnya. Sehingga untuk hasil akhir
maka revisi harus dilaksanakan sehingga dapat menjadi pedoman guru dalam membuat tes hasil belajarnya sendiri dengan baik. Pada tipe A
terdapat 5 nomor soal yang pengecohnya harus diperbaiki. Pada tipe B
73 terdapat 6 nomor soal yang pengecohnya harus diperbaiki. Revisi
pengecoh dapat dilihat pada tabel bereikut
Tabel 4.14 Revisi Pengecoh
Tipe Soal
Nomor Soal Pengecoh yang Tidak
Berfungsi Revisi
A 2
Option
A 25
Option
B 40
Option
A 30
Option
B 45 6
Option
C 50
Option
C 30 9
Option
B 54
Option
D 50
Option
B 91
Option
D 26 10
Option
A 104
Option
C 300
Option
A 200
Option
C 350 20
Option
B
Option
B
B 9
Option
A 504
Option
A 554 13
Option
A 61
Option
C 90
Option
A 56
Option
C 83 15
Option
A 5
Option
A 10 23
Option
B Nana=10.000
Option
B Nana= 8000
74 26
Option
A Nawan=15.000
Option
A Nawan=20.000
28
Option
A Rp 50.000 – 5 – Rp 50.000
Option
A Rp 50.000 + 5 + Rp
50.000 Berdasarkan kaidah penulisan pada bab II pilihan jawaban berbentuk
angka harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut. Peneliti mengubah jawaban yang tidak berfungsi. Pada tabel 4.14 terdapat
11 soal yang pengecohnya tidak berfungsi diperbaiki pada optin yang sama, sehingga
option
setelah direvisi tidak sama dengan
option
awal. 2.Kualitas Tes Hasil Belajar
Kualitas tes berdasar pengolahan yang didapat dalam aplikasi TAP. Berikut pembahasan kualitas tes hasil belajar soal tipe A dan B:
a. Soal Tipe A
1 Validitas
Supratman 2004: 50 menjelaskan bahwa validasi adalah suatu konsep berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur
apa yang seharusnya diukur hasil validitas pada program TAP dapat dilihat pada
point biserial.
Hasil analisis soal tipe A dengan r
tabel
taraf signifikan 5 sesuai dengan teknik analisis hasil validitas r
tabel
untuk jumlah siswa sebanyak 32 orang yaitu
75 0,349 atau 0.35. Hasil perbandingan terdapat 21 soal melebihi
0.35 sehingga dapat dikatakan valid, sedangkan soal yang validitasya kurang dari 0.35 atau valid ada 9 atau 30
Tabel 4.15 Hail Uji Validitas Soal Tipe A
Valid : 1, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,15, 16, 17, 18, 22 23, 26, 28, 29,dan 30.
Tidak Valid: 2 5, 7, 19, 20, 21, 24, 25, dan 27. 2
Reliabilitas Reliabilitas suatu tes adalah tingkat konsistensitas suatu tes.
Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau
kesempatan yang berbeda Arifin, 2009: 329. Reliabilitas soal tipe A
Split-half Oddeven Reliability =
0.789
with Spearman-Brown =
0.882. Pembagian ini berpatokan pada genap ganjil. Soal tipe A menunjukan 0.789 berdasar tabel 3.5
pada bab III maka reliabilitas tipe A termasuk kategori Tinggi karena di rentang 0.61
– 0.80. 3
Tingkat Kesulitan Tingkat kesulitan merupakan proporsi peserta tes menjawab
dengan benar terhadap suatu butir soal Widoyoko, 2014: 132. Dari hasil tingkat kesulitan soal valid tipe A yang dapat dilihat
pada tabel 4. 4 terdapat kategori kesulitan yaitu mudah, sedang
76 dan sulit. Sesuai tabel 3.6 pada bab III dapat dikelompokan
tingkat kesulitan soal tipe A sebagai berikut:
Tabel 4.16 Analisis Hasil Uji Tingkat Kesulitan Soal Tipe A Kategori
Nomor Soal Jumlah Soal
Sulit 0.00 – 0.30
- -
Sedang 0.30 – 0.70 6, 7, 10, 30
4 Mudah 0.71
– 1.00 1 2, 3, 4, 5, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16
17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26,
27, 28, 29 26
Berdasarkan penyusunan peneliti membuat 30 soal terdiri 8 soal atau 26 mudah, 14 soal atau 46 sedang, dan 8 soal atau 26
sulit. Namun berdasar hasil analisis ujicoba tingkat kesulitan hanya didapat 26 soal mudah dan 4 soal sedang. Hal tersebut mengacu
pada kategori mudah 0.71 keatas, sedang 0.30-0.71, dan sukar kurang dari 0.30.
4 Daya Pembeda
Sulistyorini 2009: 177 daya pembeda merupakan sebuah pedoman yang ada pada sebuah tes yang mampu membedakan
antar kemampuan siswa pandai dan siswa yang rendah. Daya pembeda dapat dikelompokkan menurut Arikunto 2012: 232 pada
tabel 3.7 pada bab III. Pengelompokkan daya beda dapat dilihat pada tabel 4.17 menurut Arikunto 2012: 232 sebagai berikut:
77
Tabel 4.17 Pengelompokan Daya Pembeda Soal Tipe A
Kategori Nomor Soal
Baik Sekali 0,71 – 1,00
15 Baik 0,41
– 0,70 1, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 14, 16,
17, 18, 22, 23, 28, 29, 30
Cukup 0,21 – 0,40
7, 12, 13, 24, 26, 27 Jelek 0,00
– 0,20 2, 5, 19, 20, 21, 25
Tabel 4.17 menunjukan bahwa soal tipe A memiliki daya pembeda yang beragam. Soal nomor 2, 5, 19, 20, 21, dan 25
masuk dalam kategori jelek sehingga soal tersebut tidak dapat digunakan untuk membedakan siswa yang memiliki tingkat
kemampuan tinggi dan kemampuan rendah. 5
Analisis Pengecoh Pengecoh merupakan jawaban salah atau tidak tepat sehingga
seorang peserta tes dapat terkecoh memilihnya Kusaeri, 2014: 70. Arikunto 2014: 123 pada bab III berpendapat bahwa
distraktor dikatakan dapat berfungsi apabila pengecoh paling sedikit 5 dari pengikut tes. Berikut analisis pengecoh soal
tipe A. Memperlihatkan bahwa ada beberapa pengecoh yang tidak berfungsi dengan baik. Penggolongan pengecoh dapat
dilihat pada tabel 4.18
78
Tabel 4.18 Penggolongan Pengecoh Soal Tipe A
No. Soal
Pengecoh Berfungsi
Tidak Berfungsi 1.
A, B, C, D -
2. C
A, B, D 3.
A, B, C, D -
4. A, B, C, D
- 5.
A, B, C, D -
6. A, B, D
C 7.
A, B, C, D -
8. A, B, C, D
- 9.
A, C B, D
10. B, D
A,C 11.
A ,B, C, D -
12. A, B, C, D
- 13.
A, B, C, D -
14. A, B, C, D
- 15.
A, B, C, D -
16. A, B, C, D
- 17.
A, B, C, D -
18. A, B, C, D
- 19.
A, B, C, D -
20. A
B, C, D 21.
A, B, C, D -
22. A, B, C, D
- 23.
A, B, C, D -
24. A, B, C, D
- 25.
A B, C D -
26. A, B, C, D
- 27.
A, B, C, D -
28. A, B, C, D
- 29.
A, B, C, D -
30. A, B, C, D
- Pada tabel 4.18 hanya didapat 5 soal tipe A yang pengecohnya
tidak berfungsi dengan baik. Soal yang masih belum memiliki pengecoh yang baik akan direvisi supaya didapat tes hasil
belajar yang berkualitas
79 b.
Soal Tipe B 1
Validitas Supratman 2004: 50 menjelaskan bahwa validasi adalah
suatu konsep berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Hasil validitas pada program TAP
dapat dilihat pada
point biserial.
Hasil analisis soal tipe A dengan r
tabel
taraf signifikan 5 sesuai dengan teknik analisis hasil validitas r
tabel
untuk jumlah siswa sebanyak 32 orang yaitu 0,349 atau 0.35. Hasil perbandingan terdapat 27 soal melebihi
0.35 sehingga dapat dikatakan valid, sedangkan soal yang validitasnya kurang dari 0.35 atau valid ada 3 soal.
Tabel 4.19 Hail Uji Validitas Soal Tipe B
Valid : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,15, 16, 17, 18, 19, 20 21, 22, 23, 25, 26, 28, dan 29
Tidak Valid: 24, 27, dan 30 2
Reliabilitas Reliabilitas suatu tes adalah tingkat konsistensitas suatu tes.
Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau
kesempatan yang berbeda Arifin, 2009: 329. Reliabilitas soal tipe B dapat dilihat dari
Split-Half OddEven
Reliability = 0.935 with Spearman-Brown = 0.966. Pembagian ini
80 berpatokan pada genap ganjil. Soal tipe B menunjukan 0.935
berdasar tabel 3.5 pada bab III maka reliabilitas tipe A termasuk kategori Tinggi karena di rentan 0.61
– 0.80. serta 0.935 sangat tinggi direntan 0.81
– 1.00. 3
Tingkat Kesulitan Tingkat kesulitan merupakan proporsi peserta tes
menjawab dengan benar terhadap suatu butir soal Widoyoko, 2014: 132. Dari hasil tingkat kesulitan soal valid tipe B.
Terdapat kategori kesulitan yaitu mudah, sedang dan sulit. Sesuai tabel 3.6 pada bab III dapat dikelompokkan tingkat
kesulitan soal tipe B sebagai berikut:
Tabel 4.20 Analisis Hasil Uji Tingkat Kesulitan Soal Tipe B
Kategori Nomor Soal
Jumlah Soal
Sulit 0.00 – 0.30
- -
Sedang 0.30 – 0.70 6, 8, 9, dan 24
4 Mudah 0.71
– 1.00 1 2, 3, 4, 5, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 15,
16 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26,
27, 28, 29, 30 26
Berdasarkan penyusunan peneliti membuat 30 soal teerdiri 8 soal atau 26 mudah, 14 soal atau 46 sedang, dan 8 soal atau 26
81 sulit. Namun berdasar hasil analisis ujicoba tingkat kesulitan hanya
didapat 26 soal mudah dan 4 soal sedang. Hal tersebut mengacu pada kategori mudah 0.71 keatas, sedang 0.30-0.71, dan sukar
kurang dari 0.30. 4
Daya Pembeda Sulistyorini 2009: 177 daya pembeda merupakan sebuah
pedoman yang ada pada sebuah tes yang mampu membedakan antar kemampuan siswa pandai dan siswa yang rendah. Daya
pembeda dapat dikelompokkan menurut Arikunto 2012: 232 pada tabel 3.7 pada bab III. Pengelompokan daya beda dapat
dilihat pada tabel 4.21 menurut Arikunto 2012: 232 sebagai berikut
Tabel 4.21 Pengelompokan Daya Pembeda Soal Tipe B
Kategori Nomor Soal
Baik Sekali 0,71 – 1,00
3, 6, 8, 9, dan 10 Baik 0,41
– 0,70 4, 7, 11, 12, 13, 17 18, dan 24
Cukup 0,21 – 0,40
1, 2, 5, 14, 15, 16, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 27, 29, dan 30
Jelek 0,00 – 0,20
26 dan 28 Tabel 4.21 menunjukan bahwa soal tipe B memiliki daya
pembeda yang beragam. Soal nomor 26 dan 28 termasuk dalam kategori jelek sehingga soal tersebut tidak dapat digunakan
82 untuk membedakan siswa yang memiliki tingkat kemampuan
tinggi dan kemampuan rendah. Yang termasuk dalam cukup membeda nomor 1, 2, 5, 14, 15, 16, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 27,
29, dan 30, yang termasuk baik nomor 4, 7, 11, 12, 13, 17 18, dan 24. Dan yang kategori sangat baik nomor 3, 6, 8, 9, dan 10.
5 Analisis Pengecoh
Pengecoh merupakan jawaban salah atau tidak tepat sehingga seorang peserta tes dapat terkecoh memilihnya
Kusaeri, 2014: 70 Arikunto 2014: 123 pada bab III berpendapat bahwa distraktor dikatakan dapat berfungsi
apabila pengecoh paling sedikit 5 dari pengikut tes. Memperlihatkan bahwa ada beberapa pengecoh yang tidak
berfungsi dengan baik. Penggolongan pengecoh dapat dlihat pada tabel 4.22
Tabel 4.22 Penggolongan Pengecoh Soal Tipe B
No. Soal Pengecoh
Berfungsi Tidak Berfungsi
1. A, B, C, D
- 2.
A, B, C, D -
3. A, B, C, D
- 4.
A, B, C, D -
5. A, B, C, D
- 6.
A, B, C, D -
7. A, B, C, D
- 8.
A, B, C, D -
9. B, C
A, D 10.
A, B, C, D -
83 11.
A, B, C, D -
12. A, B, C, D
- 13.
B, D A, C
14. A, B, C, D
- 15.
B, C, D A
16. A, B, C, D
- 17.
A, B, C, D -
18. A, B, C, D
- 19.
A, B, C, D -
20. A, B, C, D
- 21.
A, B, C, D -
22. A, B, C, D
- 23.
A, C, D B
24. A, B, C, D
- 25.
A, B, C, D -
26. C
A, B, D 27.
A, B, C, D -
28. A, C
B, D 29.
A, B, C, D -
30. A, B, C, D
- Pada tabel 4.21 didapat 6 soal tipe B yang pengecohnya tidak
dapat berfungsi dengan baik. Soal yang masih belum memiliki pengecoh yang baik akan direvisi supaya didapat tes hasil
belajar yang berkualitas. c. Soal dengan kualitas baik
Soal berkualitas baik adalah soal yang valid, reliabel, mempunyai daya beda, tingkat kesukaran dan pengecoh yang
berfungsi dengan baik. Berdasarkan hasil uji analisis dengan TAP
Test Analysis Program
terdapat 21 soal tipe A yang berkualitas baik yaitu pada soal nomor 1, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11,
12, 13, 14,15, 16, 17, 18, 22 23, 26, 28, 29,dan 30. Pada soal
84 tipe B terdapat 27 soal yang berkualitas baik yaitu pada soal 1,
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,15, 16, 17, 18, 19, 20 21, 22, 23, 25, 26, 28, dan 29. Sehingga total dari soal yang
berkualitas baik berjumlah 48 butir soal. Dari 48 soal yang berkualitas baik masih ada beberapa pengecoh yang perlu
diperbaiki agar dapat berfungsi yaitu pada soal tipe A nomor 2, 6, 9, 10, dan 20. Pada soal tipe B pada nomor 9, 13, 15, 23, 26,
dan 28. Soal-soal yang berkualitas baik akan dijadikan produk akhir berupa buku tes hasil belajar matematika untuk guru dan
siswa sekolah dasar.
3.
Produk Akhir
Pada produk akhir ini akan dibahas mengenai soal dengan kualitas yang baik, serta sampul dan isi perangkat tes hasil belajar.
a. Soal Dengan Kualitas Baik
Peneliti telah melakukan analisis butir soal, baik validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan pengecoh. Dari
analisis tersebut didapat bahwa dari 60 soal set A dan set B terdapat 48 soal berkualitas baik. Seperti yang telah dibahas
sebelumnya pada bab III bahwa soal yang kualitas baik menurut peneliti memenuhi syarat 1 valid. 2 reliabilitas minimal cukup. 3
daya pembeda minimal cukup membeda. 4 pengecoh berfungsi dengan baik.
85 48 soal yang memenuhi standar merupakan gabungan dari set
A dan set B. Berikut rincian nomor soal yang berkualitas baik.
Tabel 4.23 Kisi-Kisi Pada Prototype Tes Hasil Belajar
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Indikator Nomor Soal
Tipe A- B
Prototype
1. Melakukan
operasi hitung bilangan sampai
tiga angka. 1.4
melakukan operasi hitung campuran.
1.5 Memecahkan
masalah perhitungan termasuk
yang berkaitan
dengan uang
1.4.1 Menghitung
hasil pengerjaan hitung
campuran. 1 A
3A 4A
1B 2B
3B 4B
1 2
3 4
5 6
7
1.4.2 Menentukan
urutan pengerjaan
operasi
hitung campuran
6A 8A
9A 10A
11A 5B
6B 7B
8B 9B
10B 11B
8 9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
1.4.3 memecahkan
masalah yang ada di
kehidupan sehari-hari
berkaita dengan hitung campuran
12A 13A
14A 15A
16A 17A
18A 12B
13B 14B
15B 16B
17B 20
21 22
23 24
25 26
27 28
29 30
31 32
86 18B
33 1.5.1
menyebutkan nilai
dari beberapa
mata uang
22A 19B
20B 21B
22B 34
35 36
37 38
1.5.2 membandingkan
jumlah harga dalam
kehidupan sehari-hari
23A 26A
23B 25B
26B 39
40 41
42 43
1.5.3 menyususn kalimat
matematika dengan
tepat dari soal cerita
28A 29A
30A 28B
29B 44
45 46
47 48
Berdasarkan tabel diatas, dari 6 indikator yang telah dibuat oleh peneliti tidak ada satupun indikator yang gagal. Tingkat kesulitan dari 48 soal tersebut yaitu
6 soal kategori „sedang” dan 42 soal kategori “mudah”.
b. Sampul Perangkat Tes Hasil Belajar
Sampul buku ini berjudul “Soal Matematika Operasi Hitung Campuran dan Perhitungan Yang Berkaitan Dengan Uang Untuk
Guru dan Siswa Kelas III Sekolah Dasar”. Sampul halaman
dicetak dengan kertas ivory 230. c.
Isi Perangkat Tes Hasil Belajar Perangkat tes hasil belajar yang telah disusun memiliki
beberapa komponen yaitu 1 identitas soal yang berupa standar
87 kompetensi dan kompetensi dasar, 2 indikator, 3 soal tes hasil
belajar matematika, 4 kunci jawaban, 5 tingkat kesukaran, 6 ranah kognitif yang diukur.
Soal yang sebelumnya dibuat menjadi dua tipe kemudian dijadikan satu setelah dianalisis dengan menggunakan TAP. Soal
yang memenuhi kriteria valid, reliabel, memiliki daya pembeda minimal cukup, tingkat kesukaran dan pengecoh yang berfungsi
dijadikan satu sebanyak 48 soal. Isi perangkat tes matematika ini dicetak dalam kertas HVS.
88
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN, DAN SARAN
Bab V ini membahas tentang kesimpulan, keterbatasan pengembangan, dan saran. Pokok bahasan tersebut dijabarkan sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Perangkat tes hasil belajar matematika materi Operasi Hitung
Campuran dan Memecahkan Masalah Perhitungan Yang Berkaitan dengan Uang Siswa Kelas III SD dikembangkan
berdasarkan prosedur penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall yang meliputi tujuh langkah pengembangan, yaitu 1
potensi dan masalah berupa tes hasil belajar matematika yang belum sesuai prosedur berdasarkan hasil wawancara dengan guru
sekolah dasar, 2 pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara, 3 desain produk yang disusun sesuai dengan
prosedur pengembangan tes, 4 validasi desain yang dilakukan ahli, 5 revisi desain dilakukan berdasar saran dan komentar yang
diberikan oleh ahli, 6 uji coba produk dilakukan di SD N Percobaan 3 Pakem, dan 7 revisi produk dilakukan dengan