69
B. Pembahasan
Pada hal pembahasan ini yang dibahas adalah langkah pengembangan tes hasil  belajar  dan  kualitas  dari  tes  hasil  belajar.    Hal  ini  merupakan
pembahasan  dari  hasil  data  yang  diperoleh  peneliti  dalam  melakukan penelitian. Berikut penjabaran dari pokok bahasan tersebut:
1. Prosedur Pengembangan Tes Hasil Belajar
Ada  tujuh  langkah  yang  akan  dibahas  dalam  pengembangan  tes  hasil belajar.  Ketujuh  langkah  tersebut  merupakan  pembahasan  dari  data
penelitian yang telah dilakukan. Ketujuh langkah tersebut sebagai berikut: a.
Potensi dan Masalah Dalam  pembuatan  tes  hasil  belajar  yang  baik  guru  dapat  melihat
contoh-contoh  yang baik. Melalui contoh tersebut guru dapat mengetahui hal-hal  apa  saja  yang  perlu  di  perhatikan  dalam  pembuatan  soal,  seperti
bahasa  yang  mudah  dipahami.  Serta  guru  dapat  mengetahui  pengecoh pada  jawaban  melalui  pedoman  pengecoh  dari  contoh  tes  hasil  belajar
yang  baik.  Karena  keterbatasan  waktu  guru  hanya  berpatokan  dengan contoh-contoh  soal  dalam  pembuatan  soal.  Dalam  hasil  wawancara  guru
belum  melaksanakan  langkah-langkah  untuk  membuat  soal  yang  baik. Maka  dari  itu  tes  hasil  belajar  yang  baik  sangat  diperlukan  oleh  guru
sebagai  acuan  dalam  pembuatan  tes  hasil  belajar  yang  memiliki  kualitas yang baik.
70 b.
Pengumpulan Data Kesimpulan  peneliti  pada  hasil  wawancara  pada  guru  tersebut  bahwa
sesungguhnya  guru  tahu  cara  pembuatan  tes  hasil  belajar  yang  baik. Namun  demikian  guru  tidak  membuat  tes  sesuai  prosedur  karena  guru
tidak mempunyai  cukup waktu  untuk  melakukan prosedur pembuatan tes dengan  baik.  Sehingga  contoh  tes  hasil  belajar  yang  baik  akan  menjadi
pedoman dalam  membantu guru dalam membuat tes yang baik. c.
Desain Produk Desain  produk  yang  dibuat  oleh  peneliti  terdiri  dari  6  indikator.  6
indikator  tersebut  termasuk  kedalam  tingkatan  taksonomi  Bloom  level mengingat hingga mencipta. Peneliti membuat 60 soal  yang terdiri dari 2
tipe  yang  masing-masing  tipe  terdiri  dari  30  soal    dimana  18  soal mempunyai tingkat kesulitan mudah, 24 soal mempunyai tingkat kesulitan
sedang,  dan  18  soal  mempunyai  tingkat  kesulitan  sulit.  Tes  hasil  belajar memiliki  4  opsi  jawaban  pada  setiap  butir  soal,  3  jawaban  sebagai
pengecoh dan 1 jawaban yang benar. d.
Validasi Produk Sebelum  diuji  cobakan  produk  telah  di  validasi  oleh  ahli  terlebih
dahulu.  Hasil  menunjukan  pada  tabel  4.1    bahwa  rata-rata  validasi  ahli adalah  3.41  sehingga  berdasar  pada  tabel  3.4  yang  ada  pada  bab  III
perolehan  rata-rata  3.41  berada  dalam  kualifikasi  sangat  baik.  Pada
71 kesimpulan  akhir  bahwa  produk  sudah  layak  diuji  coba  namun  tetap  ada
perbaikan sesuai saran. e.
Revisi Desain Peneliti melakukan revisi pada soal yang telah di komentari oleh ahli.
Sehingga peneliti melakukan revisi dengan acuan komentar dan saran oleh ahli.  Seperti  yang  telah  dipaparkan  pada  tabel  4.2  secara  keseluruhan
peneliti merevisi hal-hal berikut: 1.
Memperbaiki  angka    bilangan  pada  soal  dan  jawaban.  Berikut merupakan perbaikan yang dilakukan oleh peneliti:
Tabel 4.11 Revisi Memperbaiki angka bilangan
Sebelum Diperbaiki Sesudah Diperbaiki
Jika  200  x  n –  100  =  300,
maka nilai  adalah… a.
2 b.
5 c.
20 d.
50 Jika  20  x  n
–  10  =  30,  maka nilai  adalah…
a. 2
b. 5
c. 20
d. 50
2. Memperbaiki  option  dengan  mengurutkan  option  angka.  Berikut
merupakan perbaikan yang dilakukan oleh peneliti:
Tabel 4.12 Revisi Memperbaiki option
Sebelum Diperbaiki Sesudah Diperbaiki
Hasil  dari  45  +  6  x  12 –  58
adalah… a.
554 b.
59 c.
91 d.
26 Hasil  dari  45  +  6  x  12
–  58 adalah…
a. 554
b. 91
c. 59
d. 26
72 3.
Memperbaiki  option  jawaban  sehingga  tidak  ada  option  ganda. Berikut merupakan perbaikan yang dilakukan oleh peneliti:
Tabel 4.13 Revisi Memperbaiki option ganda
Sebelum Diperbaiki Sesudah Diperbaiki
Hasil dari 50+50x4  adalah… a.
200 b.
250 c.
200 d.
400 Hasil dari 50+50x4  adalah…
a. 200
b. 250
c. 350
d. 400
f.  Uji Coba Desain Data hasil uji coba desain diproses menggunakan aplikasi TAP. Hasil
pengujian  diproses  menurut  setiap  tipe  soal.  Hasil  dari  pengolahan  TAP yang  dilakukan  berupa  validitas,  reliabilitas,  tingkat  kesulitan,  daya
pembeda, dan analisis pengecoh soal. Sehingga peneliti dapat mengetahui kualitas  tes  yang  dibuat  apakah  sudah  valid  dan  pengecoh  serta
kesukarannya sudah baik. g. Revisi Desain
Revisi  dilakukan  setelah  mendapat  hasil  dan  melihat  kualitas  tes sehingga  tes  benar-benar  teruji  kualitasnya.  Sehingga  untuk  hasil  akhir
maka  revisi  harus  dilaksanakan  sehingga  dapat  menjadi  pedoman  guru dalam  membuat  tes  hasil  belajarnya  sendiri  dengan  baik.  Pada  tipe  A
terdapat  5  nomor  soal  yang  pengecohnya  harus  diperbaiki.  Pada  tipe  B
73 terdapat  6  nomor  soal  yang  pengecohnya  harus  diperbaiki.  Revisi
pengecoh dapat dilihat pada tabel bereikut
Tabel 4.14 Revisi Pengecoh
Tipe Soal
Nomor Soal Pengecoh yang Tidak
Berfungsi Revisi
A 2
Option
A 25
Option
B 40
Option
A 30
Option
B 45 6
Option
C 50
Option
C 30 9
Option
B 54
Option
D 50
Option
B 91
Option
D 26 10
Option
A 104
Option
C 300
Option
A 200
Option
C 350 20
Option
B
Option
B
B 9
Option
A 504
Option
A 554 13
Option
A 61
Option
C 90
Option
A 56
Option
C 83 15
Option
A 5
Option
A 10 23
Option
B Nana=10.000
Option
B Nana= 8000
74 26
Option
A Nawan=15.000
Option
A Nawan=20.000
28
Option
A Rp 50.000 – 5 – Rp 50.000
Option
A Rp 50.000 + 5 + Rp
50.000 Berdasarkan  kaidah  penulisan  pada  bab  II  pilihan  jawaban  berbentuk
angka harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut. Peneliti mengubah jawaban yang tidak berfungsi. Pada tabel 4.14 terdapat
11  soal  yang  pengecohnya  tidak  berfungsi  diperbaiki  pada  optin  yang sama, sehingga
option
setelah direvisi tidak sama dengan
option
awal. 2.Kualitas Tes Hasil Belajar
Kualitas  tes  berdasar  pengolahan  yang  didapat  dalam  aplikasi  TAP. Berikut pembahasan kualitas tes hasil belajar soal tipe A dan B:
a. Soal Tipe A
1 Validitas
Supratman  2004:  50  menjelaskan  bahwa  validasi  adalah suatu konsep berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur
apa  yang seharusnya diukur hasil validitas pada program TAP dapat  dilihat  pada
point  biserial.
Hasil  analisis  soal  tipe  A dengan  r
tabel
taraf  signifikan  5  sesuai  dengan  teknik  analisis hasil validitas r
tabel
untuk jumlah siswa sebanyak 32 orang yaitu
75 0,349 atau 0.35. Hasil perbandingan terdapat 21 soal melebihi
0.35  sehingga  dapat  dikatakan  valid,  sedangkan  soal  yang validitasya kurang dari 0.35 atau valid ada 9 atau 30
Tabel 4.15 Hail Uji Validitas Soal Tipe A
Valid : 1, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,15, 16, 17, 18, 22 23, 26, 28, 29,dan 30.
Tidak Valid:  2 5, 7, 19, 20, 21, 24, 25, dan  27. 2
Reliabilitas Reliabilitas  suatu  tes  adalah  tingkat  konsistensitas  suatu  tes.
Suatu  tes dapat  dikatakan reliabel  jika memberikan hasil  yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama  pada waktu atau
kesempatan yang berbeda Arifin, 2009: 329. Reliabilitas soal tipe  A
Split-half  Oddeven  Reliability  =
0.789
with Spearman-Brown  =
0.882.  Pembagian  ini  berpatokan  pada genap ganjil. Soal tipe A menunjukan 0.789 berdasar tabel 3.5
pada bab III maka reliabilitas tipe A termasuk kategori Tinggi karena di rentang 0.61
– 0.80. 3
Tingkat Kesulitan Tingkat  kesulitan  merupakan  proporsi  peserta  tes  menjawab
dengan benar terhadap suatu butir soal Widoyoko, 2014: 132. Dari hasil tingkat kesulitan soal valid tipe A yang dapat dilihat
pada tabel 4. 4 terdapat kategori kesulitan yaitu mudah, sedang
76 dan  sulit.  Sesuai  tabel  3.6  pada  bab  III  dapat  dikelompokan
tingkat kesulitan soal tipe A sebagai berikut:
Tabel 4.16 Analisis Hasil Uji Tingkat Kesulitan Soal Tipe A Kategori
Nomor Soal Jumlah Soal
Sulit 0.00 – 0.30
- -
Sedang 0.30 – 0.70  6, 7, 10, 30
4 Mudah 0.71
– 1.00  1 2, 3, 4, 5, 8, 9, 11, 12,  13,  14,  15,  16
17,  18,  19,  20,  21, 22,  23,  24,  25,  26,
27, 28, 29 26
Berdasarkan  penyusunan  peneliti  membuat  30  soal  terdiri  8  soal atau  26  mudah,  14  soal  atau  46    sedang,  dan  8  soal  atau  26
sulit. Namun berdasar hasil analisis ujicoba tingkat kesulitan hanya didapat  26  soal  mudah  dan  4  soal  sedang.  Hal  tersebut  mengacu
pada  kategori  mudah  0.71  keatas,  sedang  0.30-0.71,  dan  sukar kurang dari 0.30.
4 Daya Pembeda
Sulistyorini  2009:  177    daya  pembeda  merupakan  sebuah pedoman  yang  ada  pada  sebuah  tes  yang  mampu    membedakan
antar  kemampuan  siswa  pandai  dan  siswa  yang  rendah.  Daya pembeda dapat dikelompokkan menurut Arikunto 2012: 232  pada
tabel  3.7  pada  bab  III.  Pengelompokkan  daya  beda  dapat  dilihat pada tabel 4.17 menurut Arikunto 2012: 232  sebagai berikut:
77
Tabel 4.17 Pengelompokan Daya Pembeda Soal Tipe A
Kategori Nomor Soal
Baik Sekali  0,71 – 1,00
15 Baik 0,41
– 0,70 1, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 14, 16,
17, 18, 22, 23, 28, 29, 30
Cukup 0,21 – 0,40
7, 12,  13, 24, 26, 27 Jelek 0,00
– 0,20 2, 5, 19, 20, 21, 25
Tabel  4.17  menunjukan  bahwa  soal  tipe  A  memiliki  daya pembeda  yang  beragam.  Soal  nomor  2,  5,  19,  20,  21,  dan  25
masuk dalam kategori jelek sehingga soal tersebut  tidak dapat digunakan  untuk  membedakan  siswa  yang  memiliki  tingkat
kemampuan tinggi dan kemampuan rendah. 5
Analisis Pengecoh Pengecoh  merupakan  jawaban  salah  atau  tidak  tepat  sehingga
seorang peserta tes dapat terkecoh memilihnya Kusaeri, 2014: 70.  Arikunto  2014:  123    pada  bab  III    berpendapat  bahwa
distraktor  dikatakan  dapat  berfungsi  apabila  pengecoh  paling sedikit  5  dari  pengikut  tes.    Berikut  analisis  pengecoh  soal
tipe  A.  Memperlihatkan  bahwa  ada  beberapa  pengecoh  yang tidak  berfungsi  dengan  baik.  Penggolongan  pengecoh  dapat
dilihat pada tabel 4.18
78
Tabel 4.18 Penggolongan Pengecoh Soal Tipe A
No. Soal
Pengecoh Berfungsi
Tidak Berfungsi 1.
A, B, C, D -
2. C
A, B, D 3.
A, B, C, D -
4. A, B, C, D
- 5.
A, B, C, D -
6. A, B, D
C 7.
A, B, C, D -
8. A, B, C, D
- 9.
A, C B, D
10. B, D
A,C 11.
A ,B, C, D -
12. A, B, C, D
- 13.
A, B, C, D -
14. A, B, C, D
- 15.
A, B, C, D -
16. A, B, C, D
- 17.
A, B, C, D -
18. A, B, C, D
- 19.
A, B, C, D -
20. A
B, C, D 21.
A, B, C,  D -
22. A, B, C, D
- 23.
A, B, C, D -
24. A, B, C, D
- 25.
A B, C D -
26. A, B, C, D
- 27.
A, B, C, D -
28. A, B, C, D
- 29.
A, B, C, D -
30. A, B, C, D
- Pada tabel 4.18 hanya didapat 5 soal tipe A yang pengecohnya
tidak berfungsi dengan baik. Soal  yang masih belum memiliki pengecoh  yang  baik  akan  direvisi  supaya  didapat  tes  hasil
belajar yang berkualitas
79 b.
Soal Tipe B 1
Validitas Supratman  2004:  50  menjelaskan  bahwa  validasi  adalah
suatu konsep berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Hasil validitas pada program TAP
dapat  dilihat  pada
point  biserial.
Hasil  analisis  soal  tipe  A dengan  r
tabel
taraf  signifikan  5  sesuai  dengan  teknik  analisis hasil validitas r
tabel
untuk jumlah siswa sebanyak 32 orang yaitu 0,349 atau 0.35. Hasil perbandingan terdapat 27 soal melebihi
0.35  sehingga  dapat  dikatakan  valid,  sedangkan  soal  yang validitasnya kurang dari 0.35 atau valid ada 3 soal.
Tabel 4.19 Hail Uji Validitas Soal Tipe B
Valid : 1, 2,  3, 4, 5, 6, 7,  8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,15, 16, 17, 18, 19, 20 21,  22, 23, 25, 26, 28,  dan 29
Tidak Valid:  24, 27, dan 30 2
Reliabilitas Reliabilitas suatu tes adalah tingkat konsistensitas suatu tes.
Suatu  tes dapat  dikatakan reliabel  jika memberikan hasil  yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama  pada waktu atau
kesempatan yang berbeda Arifin, 2009: 329. Reliabilitas soal tipe  B  dapat  dilihat  dari
Split-Half  OddEven
Reliability  = 0.935  with  Spearman-Brown  =  0.966.  Pembagian  ini
80 berpatokan pada   genap  ganjil.  Soal  tipe  B menunjukan 0.935
berdasar  tabel  3.5  pada  bab  III  maka  reliabilitas  tipe  A termasuk  kategori  Tinggi  karena  di  rentan  0.61
–  0.80.  serta 0.935 sangat tinggi direntan 0.81
– 1.00. 3
Tingkat Kesulitan Tingkat  kesulitan  merupakan  proporsi  peserta  tes
menjawab dengan benar terhadap suatu  butir soal  Widoyoko, 2014:  132.  Dari  hasil  tingkat  kesulitan  soal  valid  tipe  B.
Terdapat  kategori  kesulitan  yaitu  mudah,  sedang  dan  sulit. Sesuai  tabel  3.6  pada  bab  III  dapat  dikelompokkan  tingkat
kesulitan soal tipe B sebagai berikut:
Tabel 4.20 Analisis Hasil Uji Tingkat Kesulitan Soal Tipe B
Kategori Nomor Soal
Jumlah Soal
Sulit 0.00 – 0.30
- -
Sedang 0.30 – 0.70  6, 8, 9,  dan 24
4 Mudah 0.71
– 1.00  1  2,  3,  4,  5,  7,  10, 11,  12,  13,  14,  15,
16  17,  18,  19,  20, 21,  22,  23,  25,  26,
27, 28, 29, 30 26
Berdasarkan  penyusunan  peneliti  membuat  30  soal  teerdiri  8  soal atau  26  mudah,  14  soal  atau  46  sedang,  dan  8  soal  atau  26
81 sulit. Namun berdasar hasil analisis ujicoba tingkat kesulitan hanya
didapat  26  soal  mudah  dan  4  soal  sedang.  Hal  tersebut  mengacu pada  kategori  mudah  0.71  keatas,  sedang  0.30-0.71,  dan  sukar
kurang dari 0.30. 4
Daya Pembeda Sulistyorini  2009:  177    daya  pembeda  merupakan  sebuah
pedoman  yang  ada  pada  sebuah  tes  yang  mampu  membedakan antar  kemampuan  siswa  pandai  dan  siswa  yang  rendah.  Daya
pembeda  dapat  dikelompokkan  menurut  Arikunto  2012:  232 pada  tabel  3.7  pada  bab  III.  Pengelompokan  daya  beda  dapat
dilihat  pada  tabel  4.21  menurut  Arikunto  2012:  232    sebagai berikut
Tabel 4.21 Pengelompokan Daya Pembeda Soal Tipe B
Kategori Nomor Soal
Baik Sekali  0,71 – 1,00
3, 6, 8, 9, dan 10 Baik 0,41
– 0,70 4, 7, 11, 12, 13, 17 18, dan 24
Cukup 0,21 – 0,40
1, 2, 5,  14, 15, 16, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 27, 29, dan 30
Jelek 0,00 – 0,20
26 dan 28 Tabel  4.21  menunjukan  bahwa  soal  tipe  B  memiliki  daya
pembeda yang beragam. Soal nomor 26 dan 28 termasuk dalam kategori  jelek  sehingga  soal  tersebut  tidak  dapat  digunakan
82 untuk  membedakan  siswa  yang  memiliki  tingkat  kemampuan
tinggi  dan  kemampuan  rendah.  Yang  termasuk  dalam  cukup membeda nomor 1, 2, 5,  14, 15, 16, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 27,
29, dan 30,  yang termasuk baik nomor 4, 7, 11, 12, 13, 17 18, dan 24. Dan yang kategori sangat baik nomor 3, 6, 8, 9, dan 10.
5 Analisis Pengecoh
Pengecoh  merupakan  jawaban  salah  atau  tidak  tepat sehingga  seorang  peserta  tes  dapat  terkecoh  memilihnya
Kusaeri,  2014:  70  Arikunto  2014:  123    pada  bab  III berpendapat  bahwa  distraktor  dikatakan  dapat  berfungsi
apabila  pengecoh  paling  sedikit  5  dari  pengikut  tes. Memperlihatkan  bahwa  ada  beberapa  pengecoh  yang  tidak
berfungsi  dengan  baik.  Penggolongan  pengecoh  dapat  dlihat pada tabel 4.22
Tabel 4.22 Penggolongan Pengecoh Soal Tipe B
No. Soal Pengecoh
Berfungsi Tidak Berfungsi
1. A, B, C, D
- 2.
A, B, C, D -
3. A, B, C, D
- 4.
A, B, C, D -
5. A, B, C, D
- 6.
A, B, C, D -
7. A, B, C, D
- 8.
A, B, C, D -
9. B, C
A, D 10.
A, B, C, D -
83 11.
A, B, C, D -
12. A, B, C, D
- 13.
B, D A, C
14. A, B, C, D
- 15.
B, C, D A
16. A, B, C, D
- 17.
A, B, C, D -
18. A, B, C, D
- 19.
A, B, C, D -
20. A, B, C, D
- 21.
A, B, C, D -
22. A, B, C, D
- 23.
A, C, D B
24. A, B, C, D
- 25.
A, B, C, D -
26. C
A, B, D 27.
A, B, C, D -
28. A, C
B, D 29.
A, B, C, D -
30. A, B, C, D
- Pada tabel  4.21 didapat  6 soal tipe B  yang pengecohnya tidak
dapat berfungsi dengan baik. Soal yang masih belum memiliki pengecoh  yang  baik  akan  direvisi  supaya  didapat  tes  hasil
belajar yang berkualitas. c. Soal dengan kualitas baik
Soal  berkualitas  baik  adalah  soal  yang  valid,  reliabel, mempunyai  daya  beda,  tingkat  kesukaran  dan  pengecoh  yang
berfungsi  dengan  baik.  Berdasarkan  hasil  uji  analisis  dengan TAP
Test  Analysis  Program
terdapat  21    soal  tipe  A  yang berkualitas baik  yaitu pada soal nomor 1, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11,
12,  13,  14,15,  16,  17,  18,  22  23,  26,  28,  29,dan  30.  Pada  soal
84 tipe B terdapat 27 soal yang berkualitas baik yaitu pada soal 1,
2,  3, 4, 5, 6, 7,  8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,15, 16, 17, 18, 19, 20 21,  22, 23, 25,  26, 28,   dan 29. Sehingga total  dari soal  yang
berkualitas  baik  berjumlah  48  butir  soal.  Dari  48    soal  yang berkualitas  baik  masih  ada  beberapa  pengecoh  yang  perlu
diperbaiki agar dapat berfungsi yaitu pada soal tipe A nomor 2, 6, 9, 10, dan 20. Pada soal tipe B pada nomor 9, 13, 15, 23, 26,
dan 28. Soal-soal  yang berkualitas baik  akan dijadikan produk akhir berupa buku tes hasil belajar matematika untuk guru dan
siswa sekolah dasar.
3.
Produk Akhir
Pada  produk  akhir  ini  akan  dibahas  mengenai  soal  dengan  kualitas yang baik, serta sampul dan isi perangkat tes hasil belajar.
a. Soal Dengan Kualitas Baik
Peneliti  telah  melakukan  analisis  butir  soal,  baik  validitas, reliabilitas,  daya  pembeda,  tingkat  kesukaran  dan  pengecoh.  Dari
analisis  tersebut  didapat  bahwa  dari  60  soal  set  A  dan  set  B terdapat  48  soal  berkualitas  baik.  Seperti  yang  telah  dibahas
sebelumnya  pada  bab  III  bahwa  soal  yang  kualitas  baik  menurut peneliti memenuhi syarat 1 valid. 2 reliabilitas minimal cukup. 3
daya  pembeda  minimal  cukup  membeda.  4  pengecoh  berfungsi dengan baik.
85 48  soal  yang  memenuhi  standar  merupakan  gabungan  dari  set
A dan set B. Berikut rincian nomor soal yang berkualitas baik.
Tabel 4.23 Kisi-Kisi Pada Prototype Tes Hasil Belajar
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Indikator Nomor Soal
Tipe  A- B
Prototype
1. Melakukan
operasi hitung  bilangan  sampai
tiga angka. 1.4
melakukan  operasi hitung campuran.
1.5 Memecahkan
masalah perhitungan termasuk
yang berkaitan
dengan uang
1.4.1 Menghitung
hasil pengerjaan hitung
campuran. 1 A
3A 4A
1B 2B
3B 4B
1 2
3 4
5 6
7
1.4.2 Menentukan
urutan pengerjaan
operasi
hitung campuran
6A 8A
9A 10A
11A 5B
6B 7B
8B 9B
10B 11B
8 9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
1.4.3 memecahkan
masalah yang ada di
kehidupan sehari-hari
berkaita dengan hitung campuran
12A 13A
14A 15A
16A 17A
18A 12B
13B 14B
15B 16B
17B 20
21 22
23 24
25 26
27 28
29 30
31 32
86 18B
33 1.5.1
menyebutkan nilai
dari beberapa
mata uang
22A 19B
20B 21B
22B 34
35 36
37 38
1.5.2 membandingkan
jumlah harga dalam
kehidupan sehari-hari
23A 26A
23B 25B
26B 39
40 41
42 43
1.5.3 menyususn kalimat
matematika dengan
tepat dari soal cerita
28A 29A
30A 28B
29B 44
45 46
47 48
Berdasarkan tabel diatas, dari 6 indikator yang telah dibuat oleh peneliti tidak ada satupun indikator yang gagal. Tingkat kesulitan dari 48 soal tersebut yaitu
6 soal kategori „sedang” dan 42 soal kategori “mudah”.
b. Sampul Perangkat Tes Hasil Belajar
Sampul  buku  ini  berjudul  “Soal  Matematika  Operasi  Hitung Campuran  dan  Perhitungan  Yang  Berkaitan  Dengan  Uang  Untuk
Guru  dan Siswa  Kelas  III  Sekolah  Dasar”.  Sampul  halaman
dicetak dengan kertas ivory 230. c.
Isi Perangkat Tes Hasil Belajar Perangkat  tes  hasil  belajar  yang  telah  disusun  memiliki
beberapa  komponen  yaitu  1  identitas  soal  yang  berupa  standar
87 kompetensi  dan  kompetensi  dasar,  2  indikator,  3  soal  tes  hasil
belajar  matematika,  4  kunci  jawaban,  5  tingkat  kesukaran,  6 ranah kognitif yang diukur.
Soal  yang  sebelumnya  dibuat  menjadi  dua  tipe  kemudian dijadikan  satu  setelah  dianalisis  dengan  menggunakan  TAP.  Soal
yang  memenuhi  kriteria  valid,  reliabel,  memiliki  daya  pembeda minimal  cukup,  tingkat  kesukaran  dan  pengecoh  yang  berfungsi
dijadikan  satu  sebanyak  48  soal.  Isi  perangkat  tes  matematika  ini dicetak dalam kertas HVS.
88
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN, DAN SARAN
Bab  V  ini  membahas  tentang  kesimpulan,  keterbatasan  pengembangan,  dan saran. Pokok bahasan tersebut dijabarkan sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Perangkat  tes  hasil  belajar  matematika  materi  Operasi  Hitung
Campuran  dan  Memecahkan    Masalah  Perhitungan  Yang Berkaitan  dengan  Uang  Siswa  Kelas  III  SD  dikembangkan
berdasarkan prosedur penelitian dan pengembangan menurut Borg and  Gall  yang  meliputi  tujuh  langkah  pengembangan,  yaitu  1
potensi  dan  masalah  berupa  tes  hasil  belajar  matematika  yang belum  sesuai  prosedur  berdasarkan  hasil  wawancara  dengan  guru
sekolah  dasar,  2  pengumpulan  data  yang  dilakukan  dengan wawancara,  3  desain  produk  yang  disusun  sesuai    dengan
prosedur  pengembangan  tes,  4    validasi  desain  yang  dilakukan ahli,  5 revisi desain dilakukan berdasar saran dan komentar yang
diberikan  oleh  ahli,  6  uji  coba  produk  dilakukan  di  SD  N Percobaan  3  Pakem,  dan  7  revisi  produk  dilakukan  dengan