antibakteri pada pertumbuhan bakteri, biasanya terlihat lebih bening daripada daerah sekitarnya. Ukuran zona jernih tergantung kepada kecepatan difusi
antimikroba, derajat sensitifitas, mikroorganisme dan kecepatan pertumbuhan bakteri Anonim, 2011. Keefektifan ekstrak dilihat dari zona hambat yang
didapat.
b. Pengujian Nilai MIC atau KHM
Ada dua macam metode dilusi yaitu metode dilusi cair dan metode dilusi padat. Pada penelitian ini menggunakan metode dilusi padat. Konsentrasi ekstrak
daun dan getah jarak tintir adalah 5, 10, 25, 50, 100, ditambah 1 kelompok kontrol positif, kontrol negatif, dan kontrol media. Konsentrasi minimal
yang di dapat dari uji aktivitas digunakan sebagai acuan untuk menentukan konsentrasi yang akan digunakan dalam pengujian nilai MIC atau KHM.
Pengujian dilakukan dengan metode dilusi padat, metode ini dilakukan dengan cara penanaman bakteri secara pourplate atau cawan tuang. Prosedur pourplate
adalah dengan mendinginkan media kultur yang sudah disterilkan dalam tabung reaksi sampai dengan suhu 45
C, kemudian dituangkan ke dalam cawan petri yang sudah berisi mikroba uji dan sampel ekstrak Cappuccino,2008. Media
kultur yang digunakan adalah 10 ml, sedangkan bakteri uji yang digunakan adalah bakteri uji pada konsentrasi 10
-8
cfumL yang di vortex dahulu sebelum digunakan sebanyak 0,5 ml sampel ekstrak sebanyak 0,5 ml. Setelah pourplate dilakukan
langkah selanjutnya adalah menginkubasinya selama 24 jam dalam suhu 37 C,
penentuan nilai MIC atau KHM dilihat dari konsentrasi terendah yang medianya tidak ditumbuhi bakteri.
c. Pengujian MBC atau KBM
Metode streak dengan cottonbude steril dilakukan untuk menegaskan nilai MBC yang diperoleh dari media yang digunakan dalam uji MIC. Metode
streakplate dilakukan dengan cara menggoreskan bakteri uji pada permukaan media agar menggunakan jarum ose yang dibagi menjadi 3 kuadran, kerapatan
goresan pada masing-masing kuadran berbeda berturut rapatnya mulai dari kuadran pertama hingga kuadran ketiga.
Setelah di dapatkan nilai MIC atau KHM langkah selanjutnya adalah memilih 2 konsentrasi paling besar dalam uji MIC atau KHM yang mampu menghambat
pertumbuhan bakteri , hal tersebut di tandai dengan media yang tidak ditumbuhi oleh bakteri. Dua media paling jernih dibandingkan dengan menstreakan cotton
bud steril pada media kultur baru kemudian diinkubasi selama 24 jam dalam suhu 37
C, media kultur yang tidak ditumbuhi bakteri tersebutlah yang menjadi MBC atau KBM.
J. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan dengan program SPSS. Untuk mendapatkan data awal maka dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas. “Uji normalitas untuk mengetahui normalitas distribusi data, jika jumlah data cukup banyak dan penyebarannya tidak 100 normal, maka
kesimpulan yang ditarik berkemungkinan salah” Irianto, 2004: 273. Uji homogenitas adalah pembandingan data yang sejenis.
Untuk mengetahui adanya pengaruh ekstrak yang diuji terhadap pertumbuhan bakteri maka digunakan uji Kruskal Wallis, untuk mengetahui kelompok mana
yang mempunyai perbedaan maka harus dilakukan analisis Post Hoc. Alat untuk
melakukan analisa Post Hoc untuk uji Kruskal Wallis adalah Uji Mann-Whitney Dahlan, 2009. Uji regresi linier dilakukan untuk mengetahui pengaruh
konsentrasi ekstrak terhadap diameter zona hambat.