Penyakit Deskripsi Staphylococcus aureus

23

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis dari penelitian ini adalah penelitian eksperimen. “Penelitian eksperimen adalah penelitian dimana ada perlakuan treatment terhadap variabel perlakuan, penelitian eksperimen dapat memberikan penjelasan tentang hubungan sebab akibat yang bisa diketahui oleh peneliti yang dimungkinkan untuk melakukan treatment terhadap objek penelitian” Kountur, 2003:116.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Objek penelitian adalah bakteri biakan murni Staphylococcus aureus yang diperoleh dari Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Subjek Penelitian adalah getah dan ekstrak daun Jarak Tintir Jatropha multifida L. Daun dan getah Jarak Tintir diambil di kebun tanaman obat Kampus III Universitas Sanata Dharma.

C. Definisi Operasional

Getah dari Jarak Tintir Jatropha multifida L. adalah getah yang didapat dari tangkai daun yang dipangkas dari batang pohonnya, getah disuling dengan didekatkan dengan bunsen. Ekstrak daun Jarak Tintir Jatropha multifida L. adalah ekstrak yang terbuat dari daun Jarak Tintir yang bagus dan tidak berlubang. Ekstrak dibuat dengan cara ditumbuk dengan mortar, kemudian diperas sarinya dan dinyatakan dalam beberapa konsentrasi. Penghambatan pertumbuhan Staphylococcus aureus dapat dilihat dari zona hambat di sekeliling paper disc yang sudah diberi getah atau ekstrak daun Jarak Tintir Jatropha multifida L. yang mengandung α-amirin, kampesterol, 7 α-diol, stigmaterol, β-sitosterol, HCN, alkaloid, saponin, flavonoid dan tannin, adanya zat tersebut yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Kadar MIC dapat dilihat dari konsentrasi terkecil perlakuan yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada media kultur dan Kadar MBC dapat dilihat dari konsentrasi perlakuan yang tidak dapat ditumbuhi bakteri MBC didapat melalui uji penegasan streak plate.

D. Desain Penelitian

Desain dari penelitian ini menggunakan desain rancangan acak lengkap RAL. RAL dijadikan pilihan dalam penelitian ini karena penelitian dilakukan di laboratorium jadi lingkungan dianggap homogen.

1. Metode Pengujian Aktivitas Antibakteri

Metode yang digunakan dalam pengujian antibakteri adalah Metode modifikasi Kirby-Bauer. Dalam Cappuccino 2008 metode ini menggunakan paper disc atau cakram yang disterilkan. Paper disc dengan ukuran yang sama dengan konsentrasi antibiotik yang berbeda-beda diletakkan pada media agar yang akan bereaksi dengan bakteri yang diuji. Dari metode ini akan diketahui zona hambat yang terlihat pada media yang mengelilingi paper disc. Untuk mengetahui kemungkinan sebab akibat antar variabel maka terdapat tujuh perlakuan yang diberikan kepada Staphyloccocus aureus yakni kontrol media, konsentrasi 0 sebagai kontrol negatif, 5, 10, 25, 50, 100 dan povidone iodin 10 sebagai kontrol positif. Banyaknya pengulangan menggunakan pengulangan yang diperoleh dari Gomes 1995 dalam Bewiska,2009 : 8r-1 ≥ 20 8r-8 ≥ 20 r ≥ 288 r ≥ 3,5 keterangan : T : jumlah perlakuan R : jumlah replikasi Berdasarkan penghitungan di atas, maka jumlah pengulangan yang dilakukan digenapkan menjadi 3 pengulangan.

2. Metode Pengujian MIC dan MBC

MIC adalah konsentrasi minimum suatu ekstrak yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan bakteri, MIC atau Minimum Inhibittory Concentration sering disebut dengan KHM atau Kadar Hambat Minimum. MBC adalah konsentrasi minimum suatu ekstrak yang diperlukan untuk membunuh bakteri, MBC atau Minimum Bactericidal Concentration sering disebut dengan KBM atau Kadar Bunuh Minimum. Pada pengujian MIC dan MBC ini menggunakan metode dilusi padat solid dilution test. Metode dilusi padat dalam Pratiwi 2008 dilakukan dengan cara melakukan seri pengenceran agen antimikroba pada media cair yang ditambahkan dengan mikroba uji. T r-1 ≥ 20

a. Pengujian MIC Minimum Inhibitory Concentration

Membuat seri pengenceran bakteri uji, menyiapkan dan 9 tabung reaksi yang berisi 9 ml aquades steril. Pengenceran 10 -1 dibuat dengan cara mengambil 1 ml suspensi bakteri uji yang sudah diaktifasi dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang sudah berisi 9 ml aquades steril, lalu di homogenkan dengan vortex. Untuk pengenceran 10 -2 , mengambil 1 ml dari suspensi bakteri pada tabung pengenceran 10 -1 tadi kemudian dimasukan ke dalam tabung reaksi lain yang juga berisi 9 ml aquades steril, begitupun pengenceran pada seri pengencerean 10 -3 sampai 10 -8 . Biakan bakteri yang bisa dipakai dalam uji aktivitas adalah biakan bakteri pada seri pengenceran 10 -6 – 10 -8 cfuml. Inokulasi bakteri dilakukan dengan metode pour plate. Penentuan nilai MIC ditentukan dengan melihat kadar terkecil dimana konsentrasi ekstrak menghambat pertumbuhan bakteri pada media dilusi agar padat. Hasil MIC bisa dilihat setelah di incubator selama 24 jam dengan suhu 37 C.

b. Pengujian MBC Minimum Bactericidal Concentration

Penentuan Nilai MBC dimulai dengan mengamati media agar pada masing- masing konsentrasi dan memilih dua diantaranya yang terlihat paling bening atau terlihat tidak ditumbuhi bakteri, kemudian dilakukan uji penegasan untuk menentukan MBC, dari uji penegasan barulah didapatkan MBC.

E. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi ekstrak daun dan getah.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN JARAK TINTIR (Jatropha multifida L.) TERHADAP Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) terhadap Peningkatan Volume Urin Tikus.

0 2 14

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL TANAMAN YODIUM (Jatropha multifida L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus ATCC Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Tanaman Yodium (Jatropha Multifida L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Atcc 6538 D

0 10 13

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL TANAMAN YODIUM (Jatropha multifida L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus ATCC Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Tanaman Yodium (Jatropha Multifida L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Atcc 6538 D

0 6 15

Uji aktivitas antibakteri ekstrak daun kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara in-vitro.

7 51 128

Uji aktivitas antibakteri ekstrak jarak tintir (jatropha multifida l.) terhadap pertumbuhan staphylococcus aureus secara in vitro.

2 25 151

Uji aktivitas antibakteri ekstrak jarak tintir (jatropha multifida l.) terhadap pertumbuhan staphylococcus aureus secara in vitro

2 21 149

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN JARAK PAGAR (JATROPHA CURCAS L) TERHADAP STAPHYLOCOCCUS EPIDERMIDIS DAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS SECARA IN VITRO Susilo Yulianto, Sunarmi

0 0 7

EFEKTIVITAS GETAH POHON YODIUM (Jatropha Multifida Linn) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO

0 0 21

ISOLASI DAN KARAKTERISASI FUNGI ENDOFIT YANG MEMPUNYAI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI DAUN TANAMAN JARAK TINTIR (JATROPHA MULTIFIDA L.) TERHADAP STAPHYLOCOCCUS AUREUS

0 0 15

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK JARAK TINTIR (Jatropha multifida L.) TERHADAP PERTUMBUHAN

0 0 149