95
3.7 Rangkuman Kajian Hipogram
Hypogram merupakan landasan untuk menciptakan karya-karya yang baru,
baik dengan cara menerima maupun menolaknya Ratna, 2012: 172-176. Karya sastra tertentu yang dijadikan dasar penulisan bagi karya sastra lain disebut
sebagai hipogram. Adanya pengaruh dari suatu karya terhadap penulisan karya sesudahnya ini menjadi perhatian utama kajian intertekstual, misalnya lewat
pengontrasan antara sebuah karya yang satu dengan karya lain yang diduga menjadi hipogramnya. Adanya unsur hipogram dalam suatu karya dapat
menimbulkan kemungkinan untuk disadari oleh pengarang, tetapi juga ada kemungkinan tidak disadari oleh pengarang. Kesadaran pengarang terhadap karya
yang menjadi hipogramnya, berwujud dalam sikapnya yang meneruskan atau sebaliknya, menolak.
Novel CKB yang diterbitkan tahun 1974, ditulis terlebih dahulu dari pada novel DO yang diterbitkan tahun 2006. Berdasarkan urutan waktu penulisannya,
dapat disimpulkan bahwa novel CKB karya Ashadi Siregar merupakan hipogram dari novel DO karya Arry Risaf Arisandi. Novel CKB memberikan pengaruh
secara langsung dan tidak langsung terhadap novel DO. Arry Risaf Arisandi dalam karyanya DO, mentransformasikan karya terdahulu yang menjadi
hipogramnya, yakni CKB. Karya yang menjadi hipogram tersebut memberikan inspirasi bagi pengarang DO dalam menciptakan karyanya. Hal itu dapat dilihat
dari adanya hubungan intertekstual kedua novel pada unsur alur, tokoh dan penokohan, latar, tema, serta sudut pandang. Hubungan intertekstual unsur alur
kedua novel muncul dalam bentuk penggunaan pola yang sama, yakni alur
96 tertutup. Pengarang DO juga meneruskan konvensi yang ada dalam novel CKB
dengan memunculkan beberapa motif yang sama. Meski terdapat kesamaan dalam beberapa motif, tetapi ada beberapa perbedaan pada kedua novel, yakni pada
tokoh penggerak cerita. Novel DO menampilkan motif hasil dari perjuangan untuk melakukan perubahan sebagai penggerak utama ceritanya. Sedangkan novel CKB
menampilkan motif kekuatan dari tokoh yang menjadi bawaan atau sifat sejak lahir.
Dalam hal unsur tokoh dan penokohan, Arry Risaf Arisandi menransformasikan tokoh yang ada dalam CKB ke dalam novel DO dengan pola
yang berbeda. Perbedaan yang ada yaitu dalam transformasi tokoh pemecah masalah, seperti perubahan pada seseorang dalam lingkungan kampus melalui
kisah percintaan yang menjadi kaitan perubahan tersebut. Percintaan yang ditonjolkan bertujuan untuk sedikit mengubah tradisi novel percintaan yang
cenderung menonjolkan unsur cinta sesama usia atau hubungan sepasang kekasih yang memiliki jabatan dan status sosial yang sama. Bentuk variasi yang lain
misalnya hubungan yang baik antara mahasiswa dengan dosen yang pada umumnya hubungan tersebut bersifat kaku dan terbatas. Hal di atas merupakan
upaya adaptasi latar sosial budaya sebagai pembeda antara novel DO dengan novel CKB yang menjadi hipogramnya. Arry Risaf Arisandi juga
menransformasikan beberapa tema yang ada dalam CKB ke dalam DO. Hal ini menjadi bentuk tanggapan oleh pengarang DO terhadap karya hipogramnya yaitu
novel CKB dengan cara memunculkan sisi yang berbeda sebagai bentuk pandangan dan daya kreativitas pengarang yang berbeda.
97
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan di atas, kedua novel tersebut memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan dan perbedaan tersebut tertuang
dalam alur, tokoh dan penokohan, latar, tema, serta sudut pandang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa novel CKB memengaruhi sekaligus menjadi
dasar kerangka cerita pada novel DO. Dengan kesimpulan novel CKB merupakan hipogram terhadap munculnya novel DO. Novel DO bersifat meneruskan atau
memantapkan konvensi sastra yang ada dalam novel CKB. Pada keseluruhan cerita novel DO sangat identik dengan novel CKB, proses penceritaan yang
ditampilkan pada DO menunjuk pada penekanan situasi yang terjadi dalam novel CKB.
Dari hasil analisis data dan pembahasan, ditemukan beberapa kemiripan dan perbedaan antara novel DO dan CKB. Kemiripan dan perbedaan kedua novel
tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut. Alur dalam kedua novel ini adalah alur maju. Cerita sama-sama diakhiri
dengan alur tertutup. Struktur alur pada DO menransformasikan CKB, tampak dari runtutan cerita yang memiliki kemiripan dan situasi yang serupa. Alur yang
terdapat pada DO mempergunakan alur maju seperti tergambar pada CKB, urutan waktu, penyituasian, serta konflik yang terjadi memiliki kemiripan. Anton
terbebani permasalahan dengan Bu Yusnita berupa ancaman DO karena Anton
98 kurang bisa menerima pemberian nilai mata kuliah yang diberikan oleh Bu
Yusnita. Anton mendapatkan masalah dari Bu Yusnita yang menuntut agar para dosen melakukan sidang akibat ulah Anton yang menentang keputusan Bu
Yusnita dalam hal penilaian. Kemiripan yang nampak pada novel DO berawal pada saat Jemi yang mengalami kesulitan dalam hal akademik. Jemi memiliki
julukan mahasiswa abadi karena sampai semester tiga belas ia belum juga lulus dari perguruan tinggi. Jemi divonis akan di-DO apabila ada nilai E dalam salah
satu mata kuliah yang harus diselesaikannya dalam dua semester. Jemi yang telah menginjak semester empat belas harus mengubah sifatnya yang pemalas, tidak
pernah serius saat perkuliahan, dan Jemi paling tidak bisa bangun pagi. Sementara itu, perbedaan yang ada yaitu dari penyituasian, serta penyebab terjadinya konflik
yang dialami masing-masing tokoh. Dalam hal ini kedua pengarang sama-sama memberikan kesimpulan di akhir cerita, tetapi dengan penyelesaian yang berbeda.
Pada tokoh dan penokohan, kedua novel ini memiliki tokoh utama yang berperan sebagai protagonis. Tokoh Jemi dalam novel DO merupakan
transformasi tokoh Anton pada novel CKB, kedua tokoh ini merupakan mahasiswa semester akhir yang terancam DO. Kemiripan tampak pada saat kedua
tokoh tersebut terancam DO dan sama-sama mengalami hubungan percintaan dengan dosennya. Pada tokoh antagonis, transformasi novel CKB yang tertuang
dalam novel DO tampak pada tokoh dosen yang berperan sebagai pemicu timbulnya konflik. Pada novel CKB digambarkan sosok Bu Yusnita sebagai tokoh
antagonis yang memicu timbulnya konflik yang terjadi dengan Anton. Peristiwa serupa juga dimunculkan pada novel DO, Doktor M yang berstatus sebagai dosen