52 menjalankannya, menemani Marini dan memenuhi kebutuhan Marini selama
penelitian berlangsung. Ketika Anton dan Bu Yusnita berjalan-jalan di perbukitan Dieng, Anton melihat Kusno dan Marini berciuman. Anton sangat terkejut
melihat kejadian itu. Perasaan dikhianati oleh sahabatnya sendiri muncul hanya karena alasan selama ini Anton selalu mengabaikan Marini. Meskipun sering
mengabaikan Marini, Anton tetap cinta pada Marini. Perlahan Anton mulai berpikir dan terus merenungi kejadian yang baru saja disaksikannya. Akhirnya
Anton menyadari hubungannya dengan Marini cepat atau lambat memang tak akan berhasil dan pasti akan berakhir. Romansa cinta antara Kusno dan Marini
sebetulnya tak disangka, perasaan saling suka tanpa disadari tumbuh di antara mereka.
2.3.1.5 Penyelesaian
Tahap penyelesaian pada novel CKB diceritakan saat Anton yang menyadari kesalahannya terhadap Marini karena telah mengabaikannya selama
ini. Anton berusaha menerima keadaan dan memaklumi hubungan yang terjalin antara Kusno dan Marini. Kusno yang semula takut kepada Anton akhirnya dapat
meneruskan hubungannya dengan Marini, mengetahui Anton menerima dan menyetujui hubungan Kusno dan Marini. Anton berpesan kepada Kusno agar
senantiasa menjaga dan mencintai Marini, sebab Marini kini telah ia anggap sebagai adiknya.
Beralih dari penyelesian konflik antara Marini, Kusno, dan Anton, kini Anton merasa semakin mencintai Bu Yusnita. Seusai penelitian di Dieng, Anton
53 dan Bu Yusnita semakin mengeratkan perasaan cinta, mereka menjadi sering
terlihat bersama. Anton sering mengunjungi rumah Bu Yusnita. Awalnya gejolak muda pada diri Anton dapat sejalan dengan Bu Yusnita yang usianya memang
terpaut jauh. Namun, perlahan Bu Yusnita menyadari bahwa hubungannya dengan Anton bukan hal yang semestinya. Bu Yusnita memutuskan untuk mengakhiri
hubungan itu, karena Bu Yusnita merasa perbedaan usia dapat menjadi halangan besar bagi cinta mereka. Selain itu, status sosial dapat menimbulkan gosip yang
tidak baik, terlebih di lingkungan kampus. Di tempat lain, keseharian Erika yang selalu murung dan tidak memiliki
semangat hidup membuat ibu Erika merasa iba dan berubah pikiran. Beliau mendatangi Anton dengan tujuan agar mau memaafkan sikapnya yang negatif
selama ini. Anton diharapkan mau kembali meneruskan hubungan dengan Erika. Tak seperti yang diharapkan, kedatangan dan perkataan ibu Erika membuat Anton
merasa terhina. Namun, dengan dukungan Kusno yang mencoba memberi pengertian pada Anton, akhirnya Anton dapat mengerti dan mau mendatangi
Erika. Anton datang untuk melihat keadaan Erika dan kedatangan tersebut menjadi obat yang tak tergantikan bagi Erika.
2.3.1.6 Pembahasan Alur
Susunan alur novel CKB secara keseluruhan beralur maju. Dari awal cerita, di paparkan bagaimana pertemuan Anton dan Erika di perpustakaan. Anton
yang dihadapkan permasalahan-permasalahan antara lain, jangka waktu studinya yang sudah mepet karena orangtuanya sudah tak sanggup membiayai kuliahnya,
54 Marini yang bersikeras meminta untuk segera dinikahi, permasalahan dalam
perkuliahan dengan Ibu Yusnita yang sempat menimbulkan ancaman DO, dan urusan percintaannya dengan Erika yang cukup membuatnya bimbang.
Anton mencoba menyelesaikan masalah dalam hidupnya satu-persatu. Masalah dengan Bu Yusnita dapat diselesaikan ketika diadakan riset di Dieng.
Melalui segala perhatian, dan kebaikan Anton akhirnya Bu Yusnita mampu meluluhkan hatinya, bahkan Bu Yusnita dan Anton memiliki hubungan khusus.
Kisah cinta Anton dengan Marini harus berakhir. Akhirnya Anton tersadar bahwa saat ini Erikalah yang benar-benar membutuhkan dirinya dan cerita ditutup
dengan bersatunya cinta Anton dan Erika. Bagian ini merupakan jawaban atas teka-teki siapa sebenarnya yang menjadi jodoh Anton.
Dari segi cerita, novel CKB beralur maju tertutup. Di akhir cerita pengarang memberi kesimpulan kepada pembaca. Pembaca tidak diberikan
kesempatan untuk menafsirkan sesuatu yang mungkin terjadi pada tokoh- tokohnya. Semua persoalan yang dihadapi para tokoh dapat teratasi.
2.3.2 Analisis Tokoh dan Penokohan Novel Cintaku di Kampus Biru
2.3.2.1 Tokoh Protagonis
Tokoh protagonis merupakan tokoh yang menggerakkan cerita dari awal hingga akhir cerita. Tokoh protagonis pada novel ini yaitu Anton dan Erika. Dua
tokoh tersebut sama-sama mengalami permasalahan atau konflik. Berikut ini penjelasan mengenai tokoh-tokoh tersebut.
55 Anton, tokoh dalam CKB yang berprofesi sebagai seorang mahasiswa
merupakan tokoh protagonis yang muncul dari awal hingga akhir cerita. Tokoh Anton juga mengendalikan berjalannya alur cerita. Anton sebagai tokoh yang
mengalami konflik digambarkan sebagai seorang aktivis berambut gondrong yang cerdas, kritis, dan tampan. Anton adalah seorang mahasiswa jurusan Antropologi,
gambaran seorang mahasiswa yang berotak encer tapi playboy. Bermacam intrik di kalangan mahasiswa dimunculkan, termasuk perebutan posisi ketua dewan
mahasiswa untuk tingkat universitas. Keaktivan Anton dalam organisai- oraganisasi kampus membuatnya dikenal bukan hanya dikalangan mahasiswa tapi
juga para dosen. Anton memiliki pacar bernama Marini, gadis yang telah dipacari selama enam bulan tetapi selalu membebani Anton dengan sikapnya yang
terkesan memaksa untuk segera dinikahi dan selalu mengejar-ngejar Anton. Anton adalah pemuda yang simpel, hubungan percintaannya dengan
Marini dianggap sebagai hubungan yang serius namun Anton ingin menjalani dengan apa adanya. Sikap cuek Anton memang sedikit mengganggi Marini,
namun itu disebabkan karena kesibukan Anton dalam organisasi kampus. Selain itu Anton juga menjadi mahasiswa yang dipercaya dan dekat dengan dosen.
33 Lantas akan diapakan dia? Andainya dia percaya pada
dirinya, tak perlu mendesakku terus-menerus. Toh aku mencintainya. Aku belum ada niat meninggalkannya.
Rongrongannya betul-betul
membuat aku
takut menghadapinya. Apakah dia akan begitu setelah menjadi
seorang istri? Mungkin malah lebih ekstrem. Ah, ah, ah, dia membuatku takut kawin. Jika kawin cuma membuat
lelaki terkurung di rumah, nerakalah itu Aku tak mau memikirkan itu. Tak mau, tak mau, tak mau CKB: 17
56 34
Ya, Tuhan, pikir lelaki itu. Bagaimana aku bisa menahan rongrongan semacam ini? Belum lagi kawin, dia
sudah berusaha menguasai aku. Ya, Tuhan, bagaimana bisa perempuan yang dulu kelihatan lembut ini sekarang
jadi begini? Kalau dia jadi istriku, dia akan tidak peduli pada kesulitan-kesulitan yang kuhadapi. Dia cuma peduli
pada kesulitan-kesulitannya. CKB: 34
35 Sudah kubilang, hari ini tiada cinta. Kepalaku pusing
memikirkan ujian, uang kuliah yang belum dibayar, pemilihan Dewan Mahasiswa, resolusi untuk dosen
brengsek…. CKB: 8
Anton adalah mahasiswa yang memiliki karakter dan prinsip yang kuat. Apabila Anton merasa bahwa ia benar maka ia tidak akan mengalah ataupun
mundur dalam argumentasi. Sikap tersebut yang menjadikan Anton disegani oleh teman-teman mahasiswa dan menjadi mahasiswa yang dekat dengan dosen.
36 Jangankan seorang dosen, pemerintah pun akan saya
gugat kalau tak berjalan pada keadilan dan kebenaran. CKB: 29
37 Tentu saja tidak. Tapi, kau harus mengerti posisiku,
Anton. Selama ini kau banyak membantu di fakultas kita. Sekarang pun kuharap begitu. Aku ingin kau tidak
menambah keruwetan p ersoalan ini.” CKB: 38
38 Saya tahu Saudara aktivis mahasiswa. Saya tahu banyak
dosen segan kepada Saudara. Tapi, jangan kira saya pun akan takut. Akan saya buktikan bahwa obyektivitas ilmu
bisa ditegakkan di fakultas ini ujar Bu Yusnita. CKB: 29
57 Tokoh protagonis yang digambarkan pada novel CKB selain Anton adalah
Erika. Erika adalah seorang tokoh yang mendukung dan membantu menyelesaikan permasalahan Anton. Erikalah yang juga mampu memberikan
pengaruh besar terhadap kehidupan Anton. Sementara itu, tokoh Erika juga mengalami konflik. Seorang gadis sederhana, pendiam, dan bersifat apa adanya,
dan menjadi pelabuhan cinta terakhir Anton. Erika dikenal sebagai gadis yang pemalu, sangat bertentangan dengan
Marini. Erika juga tidak cerewet, daya tarik yang muncul dari Erika muncul dari segala sikap pasif dan tak banyak bicara.
39 Erika melirik lelaki yang berjalan di sampingnya. Rambut
lelaki itu melambai-lambai. Tubuhnya yang jangkung berjalan gontai. Seperti tak acuh. CKB: 23
40 Mukanya mirip Dustin Hoffman. Kau ingat film The
Graduate dan John and Mary, Ika ? Erika mengangguk. Dia ikut memperhatikan lebih teliti wajah lelaki itu. Ya,
mirip, katanya. Kau naksir? Ai, aku bisa dikutuk dia yang sedang di Jerman, kata Erika diiringi tawa. CKB:
21 41
Mestinya begitu. Cuma, untuk si Gondrong itu, aku tak mengerti. Aku takut dipelototinya. Kau tahu, aku
menantangnya tadi karena aku berusaha mengalahkan ketajaman matanya. Betul-betul aku gugup. Terus terang,
Retno, Usman sendiri tak bisa membuatku gugup. Tapi, pelototan lelaki itu membuat aku merasa bersalah. CKB:
21
42 Kau mikirin si Gondrong itu pasti Tuduhan Retno
membuat Erika gelagapan. CKB: 24
58 2.3.2.2
Tokoh Antagonis Tokoh antagonis adalah tokoh yang menjadi pemicu timbulnya
permasalahan. Pada novel CKB tokoh yang dimunculkan sebagai tokoh antagonis adalah Marini dan Bu Yusnita. Kedua tokoh tersebut telah memunculkan
permasalahan pada tokoh protagonis. Berikut penjelasan dari kedua tokoh antagonis pada novel CKB.
Marini merupakan kekasih Anton, memiliki sifat yang penuh cinta tetapi cerewet dan selalu posesif terhadap Anton. Hubungan yang dijalani dengan Anton
menurutnya bukanlah hal yang biasa. Marini tidak ingin dianggap sebagai mainan oleh Anton. Marini khawatir jika Anton belum melamar atau memiliki ikatan
dengan Anton, ia hanya akan dipermainkan dan akhirnya ditinggalkan oleh Anton. Marini seorang perempuan yang emosional, terutama jika menyangkut
hubungannya dengan Anton karena ia sangat mencintai Anton dan takut jika Anton berpaling pada gadis lain mengingat Anton adalah cowok playboy.
Marini bersifat keras kepala, ia selalu berpikiran negatif terhadap Anton. Bila ia merasa diabaikan maka ia akan menuntut untuk diperhatikan.
43 Barangkali dia sekarang sedang mengejar-ngejar bom
seks, katanya dalam hati. Makanya mulai dingin. Kalau dia memang mencintaiku, tentunya dia akan senang
bercumbu di semak-semak. Toh dia yang mengajak pertama kali ke semak itu. Dia yang menamakan tempat
itu Semak Cinta. Love grass. Semak Cinta. Hmmm, memang cintanya bersemak barangkali. CKB: 10
44 Aku telah tahu gejalanya. Telah kelihatan gejalanya. Dia
semakin tak acuh. Membuat gara-gara agar aku marah. Tapi, akan kulihat. Sampai berapa lama dia mati membuat