Pengantar Tabel Struktur Novel DO

32 Jemi yang menyetujui perjanjian dengan Doktor M memulai usaha tersebut dengan mempertemukan Leah dengan Doktor M di sebuah kafe. 2.2.1.4 Klimaks Tahapan ini merupakan puncak rumitan yang diikuti oleh krisis atau titik balik. Konflik ditandai dengan perubahan alur cerita. Pada novel DO klimaks yang terlihat yaitu pada saat rencana yang dijalankan Jemi dan Doktor M. Rencana untuk mempertemukan Leah dan Doktor M di kafe ternyata disadari oleh Leah. Leah marah dan sakit hati karena telah merasa dijual oleh Jemi dengan imbalan nilai A mata kuliah Statistika. Kemarahan Leah berlanjut ketika ia jarang menemui Jemi, ia selalu menghindar apabila Jemi ingin meminta maaf. Rumitan yang terjadi juga semakin nampak ketika Jemi yang terus didesak oleh Doktor M. Jemi yang merasa bersalah terhadap Leah, ingin mengakhiri kesepakatan dengan Doktor M. Namun Jemi malah mendapat ancaman dari Doktor M. Jika Jemi tak mau membantunya maka Jemi tak akan mendapatkan apa-apa dan dipastikan di- DO dari kampus. Perasaan Jemi terus bergejolak, ia sangat bimbang dengan tawaran dan ancaman Doktor M, akan tetapi Jemi juga tidak rela apabila menyerahkan Leah pada Doktor M, dosen yang memiliki kepribadian buruk itu. Perubahan sikap antara Leah mulai nampak pada bab sepuluh. Usaha Jemi untuk meminta maaf berlangsung lama dan tak membuahkan hasil. Sekitar dua bulan Leah dan Jemi tak berkomunikasi lagi. 33 2.2.1.5 Penyelesaian Tahap penyelesaian pada novel DO nampak pada bab dua belas sampai akhir. Jemi tak kunjung mendapatkan maaf dari Leah, memutuskan untuk mengakhiri perjanjian dengan Doktor M. Perasaanya Jemi terhadap Leah lebih kuat dibanding kelulusan mata kuliah Statistik. Jemi memutuskan untuk berusaha mencapai kelulusan sendiri. Meski mustahil, tetapi paling tidak ia tidak merusak masa depan Leah menyerahkan Leah pada Doktor M. Usaha Jemi bermula saat ia memutuskan untuk pindah kost bersama Dayat. Tokoh Dayat yang muncul pada bagian tengah cerita, menjadi sosok yang membantu Jemi dalam belajar. Kepindahan Jemi berdampak baik karena ia mulai ada kemauan untuk membaca dan belajar. Dayat juga menjadi tempat sharing dan berbagi kesedihan. Dua bulan setelah putusnya komunikasi antara Leah dan Jemi, membuat Leah secara tiba- tiba menghubungi Jemi. Jemi yang tak menyangka akan hal tersebut sangat gembira karena Leah mulai dapat memaafkan Jemi. Perjuangan Jemi menghindari DO mendapat dukungan dari Leah, Jemi kembali mendapat bimbingan belajar dari Leah. Latihan demi latihan diberikan Leah, meski tidak begitu menunjukkan perubahan yang signifikan Leah merasa bangga atas kemauan yang mulai tumbuh dari Jemi. Hubungan mereka berdua juga semakin mesra. Meski tak ada ikatan atau status yang disepakati, kedekatan mereka bagaikan sepasang kekasih. Masa ujian telah dilewati Jemi, rasa penasaran Jemi terjawab saat ia mengetahui bahwa ia lulus pada mata kuliah Statistika dengan nilai C, ia merasa sangat bangga karena dapat melewati mata kuliah Doktor M tersebut, mata kuliah yang menjadi momok bagi Jemi karena telah enam kali mengulang. 34 2.2.1.6 Pembahasan Alur Berdasarkan cara penyusunan peristiwa, novel DO beralur maju. Diawali dari penggambaran Jemi sebagai seorang mahasiswa abadi yang hampir DO, memiliki kehidupan yang kacau. Kemudian pertemuan Jemi dengan seorang wanita bernama Leah, mantan senior, sekaligus dosen Akuntansi yang menjadi wanita pujaannya sejak lama. Selanjutnya Jemi yang dihadapkan dengan kenyataan untuk harus memilih antara Leah dengan kelulusan mata kuliah Statistika, dan diakhiri dengan perubahan dalam diri Jemi. Pada akhir cerita pengarang tidak memberi kesempatan pembaca untuk menafsirkan sesuatu lain pada tokoh-tokohnya. Persoalan yang dihadapi para tokoh dapat diselesaikan secara tuntas. Romansa cinta yang terjadi antara Jemi dengan Leah memengaruhi keberhasilan Jemi untuk mengubah segala sifat buruknya, meski pada akhirnya Jemi tidak terhindar dari DO.

2.2.2 Analisis Tokoh dan Penokohan Novel Drop Out

2.2.1 Tokoh Protagonis Tokoh protagonis merupakan tokoh yang menggerakkan cerita dari awal hingga akhir cerita. Tokoh protagonis pada novel DO adalah Jemi dan Leah. Kedua tokoh tersebut sama-sama mengalami konflik atau permasalahan. Berikut penjelasan mengenai tokoh-tokoh tersebut. Jemi sebagai seorang mahasiswa jurusan Akuntansi PTN Bandung Perguruan Tinggi Negri. Sebagai tokoh protagonis, Jemi selalu muncul dari awal hingga akhir cerita. Dengan selalu hadirnya Jemi dalam cerita, Jemi adalah tokoh 35 yang mengendalikan berjalannya alur cerita dalam novel DO. Jemi merupakan tokoh yang mengalami dan merasakan konflik. Perkuliahan Jemi memasuki tahun ke tujuh, memiliki sifat pemalas, semaunya sendiri. Lamanya Jemi berkuliah menjadikan Jemi memiliki julukan sebagai mahasiswa abadi. Pada bagian awal diceritakan Jemi sebetulnya sangat ingin mengubah kebiasaan buruknya selam ini, dan berkeinginan agar segera lulus. Namun keinginannya tersebut selalu kandas dan kalah oleh rasa malas. Segala perubahan yang ingin dicapainya hanya terhenti pada keinginan semata. Keseharian Jemi yang susah bangun pagi, senang nonton film kartun, menjadi salah satu faktor besar atas kekacauan yang terjadi dalam perkuliahannya. Jemi divonis akan drop out seandainya ada nilai E dalam salah satu mata kuliah yang harus diselesaikannnya dalam dua semester. 1 Pertama, aku bakal mengapus jatah tidur siangku. Waktuku banyak tersita buat tidur. Aku tidur lebih lama dari bayi pemalas. Aku ini orangnya emang gampang ngantuk. Ngeliat papan iklan spring bed di jalan aja, aku langsung nguap. DO: 07 2 Kedua, menonton film kartun. Aku bisa duduk seharian di depan TV khusus buat nonto acara ini. DO: 07 3 Kuliah Dasar-Dasar Akuntansi I baru aja bubar sewaktu aku nyampe di kampus. Mudah-mudahan ini yang terakhir kalinayaku berangkat dari rumah pukul sembilan untuk jadwal kuliah pukul tujuh. DO: 11 4 “Temen-temen kuliah seangkatannya udah pada lulus semua, bahkan ada yang udah meninggal .” Jemi masih 36 setia kuliah sampe tahun ketujuh dan belum ada tanda- tanda dia bakal segera lulus. DO: 62 5 Kuliah tahun ketujuh ini menjadi kesempatan terakhirku. Kalo aku nggak lulus juga, aku bakal kena DO. Empat belas SKS yang aku ambil semester ini harus lulus semuanya. Sisa sembilan SKS aku ambil semester berikutnya, sekalian nyususn skripsi. DO: 03-04 6 Buku yang aku bawa judulnya Pengantar Statistika. Aku perlu baca buku ini karena aku udah ngambil mata kuliah ini enam kali dan belum lulus-lulus juga. DO: 19 Tokoh protagonis selanjutnya yaitu Leah, seorang wanita cantik, pandai, dan menjadi pujaan setiap laki-laki. Leah membantu Jemi dan mendampingi Jemi untuk keluar dari permasalahan Jemi. Leah yang juga hadir dari awal hingga akhir ini ada untuk mengubah nasib Jemi dan memberikan pengaruh besar terhadap Jemi. Dalam novel DO Leah juga mengalami konflik. Leah ramah terhadap semua orang DO: 22-23. Leah merupakan mantan senior Jemi yang telah lulus dan menjadi dosen. Leah pernah menjadi asisten praktikum Akuntansi Keuangan, di mana Jemi pernah menjadi muridnya. Rasa cinta Jemi terhadap Leah yang pernah terhenti karena kelulusan Leah. Rasa itu akhirnya muncul lagi sepulang pendidikan S2 Leah di Inggris yang kini menjadi dosen PTN. Sosok Leah menjadi tokoh yang membantu perjuangan Jemi dalam menghindari DO. Berawal dari rasa prihatin terhadap keadaan Jemi, Leah berbaik hati dengan memberikan bimbingan belajar terhadap Jemi. 7 Cewek yang nilai gizinya setara dengan wortel satu kebun itu bernama Leah, dia lagi berdiri di depan pintu ruang 37 dosen. Leah bukan mahasiswa baru. Dia lebih senior dua angkatan di atasku. Mungkin sekarang kuliah S2-nya udah lulus. CKB: 12 8 Dulu aku pernah suka sama Leah. Sekarang juga masih. Banyak banget yang aku sukai dalam diri leah, tapi yang paling aku suka adalah wangi tubuhnya. DO: 22 9 Leah ngajarin aku statistika dengan cara yang seribu kali lebih lembut. Aku merasa lebih lega. Pelan-pelan aku mulai belajar statistika lagi. Pelan-pelan kakiku bergerak maju di bawah meja. Pelan-pelan bibir Leah tersenyum bahagia. Semuanya terjadi pelan-pelan dalam waktu yang bergerak cepat. DO: 127-128 10 Jemi, udah hampir enam bulan kita.... kita sering pergi berdua. Kita belajar dan minum kopi bareng. Tapi aku harus bisa bedain posisiku sebagai dosen kamu dan sebagai... sebagai... apapun anggapan kamu. DO: 178 2.2.2 Tokoh Antagonis Tokoh antagonis adalah tokoh yang menjadi pemicu timbulnya permasalahan. Pada novel DO tokoh yang digambarkan sebagai tokoh antagonis adalah Doktor M. Tokoh tersebut merupakan pemicu timbulnya masalah pada tokoh protagonis. Berikut penjelasan tokoh antagonis pada novel DO. Doktor M adalah satu-satunya tokoh antagonis dalam novel DO. Doktor M tidak hanya hadir untuk menghalangi Jemi dan menjadi sumber masalah bagi Jemi, melainkan juga sebagai sumber masalah bagi Leah. Doktor M muncul dan memberikan konflik yang bersamaan bagi tokoh Jemi dan Leah. Bahkan Doktor M tidak hanya menjadi satu masalah untuk Jemi, tetapi beberapa masalah yang kemudian hadir dalam situasi yang bersamaan. 38 Doktor M sebagai dosen Statistika Jemi, dosen yang menurut Jemi sangant pelit terhadap nilai, penampilannya tidak enak dilihat. Bergigi tonggos dan rambut yang selalu klimis karena minyak. Dosen tersebut kurang disukai oleh Jemi karena sudah enam kali Jemi mengulang mata kuliah yang dibawakan oleh Doktor M, namun tak kunjung diluluskan. Selain itu Doktor M juga memiliki kelainan seksual. Ia seringkali mengimajinasikan wanita termasuk Leah dalam imajinasi liarnya. Doktor M ternyata juga menaruh pasa suka terhadap Leah, ia meminta bantuan dari Jemi untuk menjodohkan Doktor M dengan Leah. Dengan Bantuan Jemi, Doktor M berjanji akan meluluskan Jemi pada mata kuliah Statistika dengan nilai A. Doktor M membuat Jemi menjadi bimbang harus memilih antara perasaan cintanya dan harga dirinya sebagai mahasiswa. 11 Waktu lagi duduk dikamarku tadi, Doktor M cerita banyak tentang Leah. Dia tau banyak. Ukuran sepatu, binatang peliharaan favorit, penyanyi idola, sampe film kesukaannya Leah. Hebatnya lagi, Doktor M tau Leah suka pake baju perawat sambil bawa-bawa borgol di kamarnya. Saat aku tanya, dari man Doktor M bisa tau apa yang dipake Leah di kamarnta? Doktor M gelagapan menjawabnya. “Uh, oh, eh itu Cuma imajinasi saya aja.” DO: 32 12 Doktor M memang pelit dalam segala hal, termasuk pelit nilai. Reputasi kepelitannya lebih terkenal dari pada orangnya. Doktor M pernah nggak ngelulusin hampir seluruh kelas. Makanya mahasiswa yang ikut kuliahnya Doktor M itu berjubel karena banyak yang mengulang. DO: 52 39 13 “Kamu bisa pegang kata-kata saya, Jemi. Terserah kamu mau nulis apa dalam kertas ujian nanti, nilai Statistika kamu tetep A.” “Saya pertaruhkan jiwa raga teman-teman kost saya. Ngomong-ngomong, siapa cewek yang telah mencairkan hati Anda, Doktor M?” “Leah.” DO: 30 14 “Jangan sampai gagal, Jemi. Saya sangat menginginkan cewek ini” DO: 30 15 Doktor M buka pintu mobilnya, manggil-manggil aku. Dia nakut-nakutin, aku dijamin bakal masuk daftar DO kalo nggak bisa lulus statistika. DO: 86

2.2.3 Analisis Latar Novel Drop Out

2.2.1 Latar Tempat

Latar utama novel DO adalah Kampus PTN kota Bandung meskipun ada sedikit latar yang menunjukkan latar kota Jakarta. Tempat ini merupakan sebuah Perguruan Tinggi Negeri. Latar tempat digunakan pengarang untuk menceritakan para tokoh cerita. 16 “Dulu, bokap nyuruh aku kuliah di Jakarta, biar mata elangnya bisa terus mengawasiku” “Dengan sedikit trik, aku kira masuk PTN nggak terlalu sulit.” DO: 9 17 Sebodo amatlah. Mau jurusan Akuntansi, mau jurusan Sastra Rusia, apa bedanya? Dua-duanya aku nggak bisa. Yang penting aku lolos masuk PTN dan bisa kuliah di Bandung. Bokap pasti kecewa karena aku nggak jadi kuliah di Jakarta. DO: 10 40 18 “Aku nekat maen ke rumahnya Leah di Setiabudi, tapi nggak berani masuk. Rumahnya gede banget, bikin aku minder” DO: 22 19 “Sepanjang jalan dari Bandung Super Mal sampe ke Rumah Kopi, aku diomelin Leah lagi. Penyebabnya sepele aja: di lantai tiga ternyata lebih murah lima ribu. Aku disuruh ngitung banyaknya duit yang hilang dalam setahun kalo tiap harinya ketipu lima ribu perak.” DO: 60

2.2.2 Latar Waktu

Latar waktu dalam novel ini adalah latar tahun 2005-2006. Kehidupan sudah cukup modern dengan adanya teknologi yang canggih, menyertai cerita dalam novel ini. 20 Ditinggalin sendirian, aku jadi Lebih leluasa milih-milih buku. Udah tiga rak aku acak-acak, aku belum juga nemuin buku karangan Kho Ping Hoo. Harusnya aku tau, buku karangan Kho Ping Hoo nggak bakalan ada di rak karena semuanya udah habis di pinjem. DO: 19 21 “Tapi ada juga kaset Disco Dangdut Remix Heboh,” kata Leah. “Kontradiksi sekali” DO: 43 22 “Dikomentarin pedes kayak gitu, rasanya mending aku ikut audisi Indonesian Idol dan dikomentarin Muthia Kasim sekalian.” DO: 61 23 “Angkatan berapa?” “sembilan delapan.” DO: 13 41

2.2.3 Latar Sosial

Kehidupan sosial budaya yang digambarkan novel DO adalah mengungkap perjalanan hidup Jemi yang sejak kecil kurang mendapat kepercayaan dari ayah ibunya. Saat kuliah Jemi tinggal di lingkungan kost yang sangat tidak mendukung perubahan pada diri Jemi, tergambar dari teman-teman kost yang memiliki kebiasaan buruk seperti pengedar narkoba, pencuri. 24 “Dulu, bokap nyuruh aku kuliah di Jakarta, biar mata elangnya bisa terus mengawasiku” “Dengan sedikit trik, aku kira masuk PTN nggak terlalu sulit.” DO: 9 25 “Beliau sangat khawatir melihat rapor SMU-ku. Buku rapornya memang penuh nilai membara. Bokap bilang, di bisa nyalain rokok pake raporku. Bukan sekali dua kali dia nyindir kayak gitu. Kalo listrik mati malem-malem, bokap nyuruh aku naruh rapor di ruang tengah.” DO: 7 26 Tapi kalo ngeliat kelakuannya, nggak perlu heran kalo mahasiswa-mahasiswa di kost ini nggak lulus-lulus. Liat aja tangan Ramon dan Julius. Mereka ngantri di sepan pintu kamar mandi sambil mengepit tabloit porno. Di sini, porni itu seni. DO: 05 27 Dia sebenarnya orang yang baik kalo kita bisa melihatnya dari sudut pandang bandar narkoba. Edi meninggal karena over dosis. Edi stres berat takut kena DO, tapi malah mati kena OD. DO: 04-05 42

2.2.4 Analisis Tema Novel Drop Out

Dalam novel DO, penulis menemukan beberapa tema yang dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yakni tema mayor dan tema minor. Penulis akan mendiskripsikan beberapa tema minor telebih dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan tema mayor. Berikut dijelaskan secara beruntun tema minor dan mayor yang terdapat pada novel DO.

2.2.4.1 Tema Minor

2.2.4.1.1 Dibutuhkan Kesabaran Demi Suatu Perubahan

Perubahan yang butuh kesabaran menjadi salah satu tema minor yang ada dalam novel DO. Jemi, mahasiswa semester tigabelas yang mempunyai julukan sebagai mahasiswa abadi. Sikap celelekan, kurang serius saat mengikuti perkuliahan, pemalas, dan paling tidak bisa bangun pagi menjadi pemicu timbulnya masalah bagi Jemi. Jemi sering membuang waktunya dengan hal-hal yang tidak berguna. Ia tak pernah mengerjakan tugas-tugas kampus, tapi malah bermain poker di tempat temannya. Jangankan belajar, buku yang seharusnya berisi tentang materi perkuliahan malah berisikan gambar-gambar buatannya. Pohon, menjadi obyek imajinasi gambar-gambarnya saat perkuliahan berlangsung. Segala sifat Jemi sebenarnya disadari telah berakibat buruk, salah satu dampak adalah DO yang mengancamnya apa bila semester depan ia tak lulus. Sampai ia mengetahui bahwa ayahnya akan segera di PHK dan tidak mungkin lagi dapat membiayai kuliah Jemi. 43 Leah, mantan senior Jemi yang kini menjadi dosen Akuntansi Jemi merasa prihatin dengan keadaan Jemi. Mata kuliah Statistika menjadi satu mata kuliah yang menurut Jemi mustahil untuk dapat lulus. Leah memutuskan untuk memberi bimbingan belajar secara personal dan cuma-cuma. Jemi yang memang berhubungan dekat dengan Leah akhirnya menerima tawaran Leah. Kegiatan belajar mereka berlangsung cukup lama, meskipun tak kunjung menimbulkan perubahan pada diri Jemi. Saat bimbingan berlangsung, Jemi selalu membicarakan hal-hal diluar perkuliahan seperti bercanda dan rayuan gombal yang ditujukan kepada Leah. Sesekali jadwal yang harusnya Jemi lakukan untuk belajar bersama Leah malah dipergunakan untuk bermain poker bersama teman-temannya. Sesekali Leah sangat kebingungan karena berusaha menghubungi Jemi, tapi tak ada jawaban dari Jemi. Kesabaran Leah terus di uji, menurut Leah, Jemi butuh suntikan motifasi dan perhatian lebih dari Leah. Dengan ketekunan dari Leah yang senantiasa memberikan perhatian terhadap Jemi, akhirnya menemukan perubahan dan berbuah perasaan saling suka. Jemi yang sadar bahwa ia harus segera lulus untuk menghindari DO akhirnya mulai menunjukkan perubahan positif. Jemi mulai menurut dengan Leah, soal-soal latihan menjadi santapan Jemi sehari-hari. Meski tak buerujung pada nilai yang baik, Leah senang karena dapat mengubah kepribadian Jemi yang pemalas dan semaunya sendiri. Nilai dari soal- soal latihan yang terus menerus diberikan Leah akhirnya mendapatkan peningkatan, walau sangat sedikit sekali dan belum mencukupi standar kelulusan. 44

2.2.4.1.2 Masalah Pribadi Hendaknya Tidak Dikaitkan dengan

Permasalahan Umum Tema minor yang memicu timbulnya konflik pada novel DO yaitu penyalahgunaan jabatan sebagai dosen yang dilakukan oleh Doktor M terhadap Jemi. Doktor M selaku dosen Jemi yang mengajar Statistika ternyata memiliki rasa suka terhadap Leah, Doktor M sangat terobsesi untuk mendapatkan Leah. Doktor M dikenal sebagai dosen yang pelit terhadap nilai, memiliki kelainan seksual. Dosen tersebut kurang begitu disukai oleh Jemi karena sudah enam kali Jemi mengulang mata kuliah yang dibawakan oleh Doktor M namun tak kunjung diluluskan. Doktor M yang terobsesi dengan Leah berfikir untuk memanfaatkan Jemi yang saat itu memang membutuhkan kelulususan pada mata kuliah Statistika. Doktor M memutuskan untuk mendatangi Jemi, dalam pertemuan itu Doktor M menyampaikan keprihatinan atas prestasi Jemi yang buruk di kampus. Menurut Doktor M, Jemi tidak akan lulus hanya dengan belajar, sedangkan waktu yang ada tidak banyak sebelum Jemi di-DO. Ternyata semua perkataan Doktor M bertujuan supaya Jemi merasa putus asa dan berfikir bahwa usahanya selama ini untuk belajar bersama Leah adalah sia-sia. Kebingungan Jemi kamudian dimanfaatkan Doktor M dengan menawarkan kelulusan dengan jaminan nilai A meski dengan cara yang tidak benar. Jemi yang memang sedang membutuhkan kelulusan apalagi ayahnya yang di PHK membuatt Jemi harus segera lulus. Jemi akan mendapatkan nilai A pada ujian Statistika apabila Jemi mau membantu menjodohkan Doktor M dengan Leah. Selain itu Jemi juga harus membujuk Leah supaya mau menerima cinta dari Doktor M. Namun Jemi juga 45 merasa bimbang karena ia juga cinta terhadap Leah. Pertentangan batin terjadi pada diri Jemi, dengan terpakasa tawaran dari Doktor M disetujui oleh Jemi. Leah yang mengetahui Jemi berniat untuk menukar Leah dengan kelulusan pada Doktor M merasa marah dan tidak menyangka Jemi akan melakukan hal tersebut. Leah sakit hati karena merasa di jual oleh Jemi dengan imbalan nilai A pada mata kuliah statistika. Kemarahan Leah berlanjut ketika ia memutuskan komunikasi dengan Jemi dan jarang menemui Jemi, Leah selalu menghindar apabila Jemi ingin meminta maaf.

2.2.4.2 Tema Mayor

Kejujuran, Niat, dan Ketulusan Cinta akan Berdampak Positif Tema novel Drop Out DO adalah perjuangan seorang mahasiswa dalam mengubah kebiasaan buruknya yang pemalas. Jemi mahasiswa yang dianggap bodoh oleh dosen dan teman-temannya, Jemi berusaha meraih kelulusan pada semester akhir, selain itu Jemi juga memperjuangan cintanya terhadap Leah yaitu dosennya sendiri. Kehidupan mahasiswa yang terbiasa dengan cara hidup kacau dan serabutan membuat Jemi harus menjadi mahasiswa abadi di jurusan Akuntansi. Jemi yang menaruh perasaan suka dengan mantan seniornya yang juga menjadi dosennya yaitu Leah harus menemui rintangan dari Doktor M yaitu dosen Statistik yang diketahui menjadi mata kuliah paling menakutkan bagi Jemi. Doktor M yang diketahui juga menaruh perasaan suka terhadap Leah menawarkan kelulusan yang tidak wajar kepada Jemi. Jemi akan diluluskan dari mata kuliah 46 Statistika jika ia mau membantu doktor M untuk mendapatkan Leah. Pilihan yang dihadapi Jemi membuatnya sangat bingung memilih antara perasaan dan masa depan. Meski awalnya Jemi menyetujui tawaran itu, akhirnya Jemi sadar bahwa keputusannya salah. Jemi lebih memilih Leah dan berusaha memcapai kelulusannya dengan cara yang benar. Dengan kegigihan Jemi, serta kesabaran dan ketulusan dari Leah, akhirnya Jemi menunjukkan bahwa dirinya mampu berubah menjadi lebih baik meski ia belum dapat menghindari DO.

2.2.5 Analisi Sudut Pandang Novel Drop Out

Dalam novel Drop Out, sudut pandang yang digunakan oleh pengarang Arry Risaf Arisandi adalah sudut pandang aku-an sebagai pelaku utama. Dalam hal ini pengarang adalah “aku” sebagai tokoh utama cerita dan mengisahkan dirinya sendiri, tindakan, dan kejadian disekitarnya. Si “aku” mengisahkan berbagai peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya, baik yang bersifat batiniah, dalam diri sendiri, baik fisik maupun hubungannya dengan sesuatu yang di luar dirinya. Cerita dalam novel DO disajikan sesuai dengan yang dilihat, didengar, dialami, dan dirasakan “aku”, Jemi, sebagai narator sekaligus pusat cerita. Tokoh “aku” tidak mungkin mengungkapkan perasaan atau pikiran tokoh lain kecuali dengan perkiraan. Segala sesuatu yang di luar diri si “aku”, peristiwa, tindakan, dan orang, diceritakan hanya jika berhubungan dirinya. Beberapa contoh mengenai sudut pandang aku-an dalam novel DO sebagai berikut. 47 28 PERTAMA, aku bakal menghapus jatah tidur siangku. Waktuku banyak tersita buat tidur. Aku tidur lebih lama dari bayi pemalas. Aku ini orangnya emang gampang ngantuk. Ngeliat papan iklan spring bed di jalan aja, aku langsung menguap. DO: 1 29 Dengan kata lain, aku bakal mati dengan cepat di Jakarta. Asal tau aja, bokap ini termasuk orang hemat. Kalo unjung-unjungnya aku mati juga, bokap pasti memilih biaya perawatan yang paling murah . DO: 8 30 Leah berusaha ngenalin aku. Matanya makin menyipit. Dia nggak berhasil ngenalin aku dari jarak jauh. Leah berjalan deketin aku. DO: 13 31 Tapi kalo aku deketin Leah lagi, Doktor M gimana? Doktor M ini secara mengejutkan mengaku sebagai pengagum rahasianya Leah dari dulu. Sejak Leah masih kuliah, sampe sekarang jadi dosen, Doktor M setia mengamati perkembangannya. DO: 32 32 Di lantai dua tempatnya kosong melompong. Dari sini juga aku bisa ngeliat live music. Posisi balkonnya berada tepat di belakang pemain-pemain band. Aku berdiri di pinggir balkon, ngeliat pemain-pemain band yang bermain di bawah. Aku ikut bernyanyi-nyanyi pelan sambil bersender ke tembok balkon. DO: 61 Pada beberapa contoh di atas menunjukkan bahwa penggunaan kata “aku” berperan sebagai narator dan tokoh utama yang mengetahui segala situasi, kondisi, dan peristiwa yang terjadi di dalam dirinya maupun di sekitarnya. Penjabaran suatu tempat seperti pada contoh 32 yang menyebutkan lokasi balkon tempat Jemi melihat live music juga dengan jelas diucapkan oleh Jemi dalam ucapan tidak langsung. Selain itu, penggambaran perilaku dan karakter 48 tokoh ayah Jemi, Leah, dan Doktor M pun dijabarkan oleh tokoh Jemi dalam ucapannya secara tidak langsung yang menunjukkan bahwa sudut pandang yang digunakan dalam novel DO berupa sudut pandang aku-an.

2.3 Analisis Struktur Novel Cintaku di Kampus Biru

Unsur intrinsik merupakan unsur penting sebagai pembangun sebuah cerita. Unsur tersebut terdiri dari alur, tokoh penokohan, tema, latar, penyudut pandangan, gaya bahasa, dan judul. Dalam penelitian ini analisis dilakukan pada lima unsur yaitu alur, tokoh-penokohan, latar, tema, serta sudut pandang. Hal tersebut dilakukan supaya dapat mendapatkan pemahaman yang sistematis. Untuk menganalisi tokoh dan penokohan, sebelumnya harus menganalisis alur agar kita dapat memahami jalinan cerita yang ada. Dengan analisis alur, tokoh dan penokohan, akan mempermudah dalam menganalisis latar dan tema. Sudut pandang akan memperjelas bagaimana alur dapat berjalan dan siapa saja yang menjadi penggeraknya. Selain itu, kelima unsur di atas memiliki hubungan intertekstual.

2.3.1 Analisis Alur Novel Cintaku di Kampus Biru

Novel CKB secara keseluruhan menceritakan bagaimana lika-liku kehidupan mahasiswa diperantauan. Sisi keseharian yang kemudian bercampur dengan sisi akademik. Novel ini terdiri dari 127 halaman. Berikut uraian alur yang dibagi menjadi lima tahapan sesuai dengan urutan dan motif cerita yang ada. 49 2.3.1.1 Pemaparan atau Pengenalan Situasi Bagian ini merupakan awal yang berisi keterangan mengenai pengenalan tokoh serta latar bagian ini berfungsi mengantar pembaca ke dalam persoalan utama yang menjadi isi cerita. Pada bagian awal novel CKB menjelaskan bagaimana tokoh Anton mahasiswa Antropologi, mahasiswa yang sangat menonjol di kalangan mahasiswa, aktivis yang cerdas, kritis, dan tampan. Kebiasaan serta sifat-sifat yang sudah menjadi hal wajar di kalangan mahasiswa, terutama mahasiswa yang hidup di kota-kota besar. Kampus Gajah Mada yang bertempat di Yogyakarta menjadi wadah bagaimana kerasnya kehidupan mahasiswa yang mengejar cinta dan cita-cita dalam novel ini. Bagaimana kisah percintaan Anton dengan Marini yang semula berjalan lancar akhirnya menjadi sesuatu yang membebani Anton. Sementara itu, Anton yang juga sibuk dalam organisasi kampus melahirkan pribadi yang kritis, dikenali dan disegani oleh mahasiswa maupun dosen. Pak Gunawan, seorang dekan Fakultas Antropologi, selalu menjadi panutan Anton. Di saat Anton mendapatkan masalah baik secara akademik maupun pribadi, Pak Gunawan selalu membantu Anton, menasihati bila Anton melakukan keteledoran dan kesalahan. 2.3.1.2 Penggawatan atau Timbulnya Konflik Permasalahan yang muncul dalam novel ini cukup banyak, berawal dari keharusan untuk segera menyelesaikan studi mengingat orang tua Anton sudah tidak sanggup membiayai kuliahnya. Dilanjutkan dengan hubungan percintaan Anton dengan Marini, perdebatan sering terjadi di antara mereka apabila Marini 50 mulai cerewet dan merengek supaya Anton segera melamarnya. Kejenuhan Anton sedikit berkurang saat ia bertemu dengan seorang gadis bernama Erika. Diam-diam Anton dan Erika memiliki ketertertarikan satu sama lain. Namun, pertemuan itu sesungguhnya bukanlah sesuatu yang berdampak baik, tapi menimbulkan penambahan konflik batin pada diri Anton. Anton yang seringkali mengunjungi rumah Erika ternyata mendapat tanggapan negatif dari ibu Erika. Beliau menganggap Anton tidak seharusnya mendekati Erika, mengingat Erika sudah memiliki tunangan. Namun, ternyata perasaan Erika dan Anton malah semakin kuat. Hubungan mereka semakin terjalin baik dan mesra. 2.3.1.3 Peningkatan Konflik Anton dihadapkan pada permasalahan dengan Bu Yusnita, dosen berparas cantik, tetapi terkesan galak. Permasalahn dengan Bu Yusnita berawal saat Anton kurang bisa menerima pemberian nilai mata kuliah yang diberikan oleh Bu Yusnita. Anton melakukan protes, dan tuntutan Anton ternyata berakibat buruk. Bu Yusnita menuntut agar para dosen melakukan sidang akibat ulah Anton yang memrotes dan meremehkan keputusan Bu Yusnita sebagai dosen. Mengetahui hal tersebut, Pak Gunawan memanggil Anton secara pribadi dan ingin mendengar peristiwa yang sesungguhnya dari Anton. Beliau mengusahakan mempertahankan Anton yang mendapat ancaman DO. Pak Gunawan cenderung sebagai penengah dalam masalah itu, tanpa memihak siapa pun beliau berusaha menetralkan situasi antara Anton dan Bu Yusnita yang saat itu memanas. 51 2.3.1.4 Klimaks Tahapan ini merupakan puncak konflik yang diikuti oleh krisis atau titik balik. Pada novel CKB, klimaks bagian pertama yaitu Anton memutuskan untuk tidak meneruskan perasaannya terhadap Erika, mengetahui ibu Erika yang tidak suka terhadap Anton. Meski hati Anton bergejolak dan sakit hati, akhirnya Anton memutuskan tidak menemui Erika lagi. Berbeda dengan Erika, semenjak Anton jarang datang ke rumahnya, ia menjadi gadis yang pendiam dan murung. Erika merasa keputusan ibunya sangatlah subjektif dan tidak adil. Selanjutnya, konflik terjadi pada saat hubungan Anton dengan Bu Yusnita semakin membaik. Bermula dari penelitian yang dilakukan di daerah Dieng, Anton berusaha mendekati Bu Yusnita sebagaimana saran dari Pak Gunawan. Anton bahkan mengabaikan Marini yang juga ikut dalam penelitian itu. Sebelumnya Anton meminta tolong kepada Kusno, sahabat baik Anton, untuk menjaga Marini selama penelitian berlangsung. Tak disangka perilaku Bu Yusnita yang selama ini sinis dan telihat membenci Anton disebabkan oleh perasaan suka terhadap Anton. Bu Yusnita mulai terbuka dan mengutarakan perasaanya terhadap Anton. Meski Bu Yusnita adalah wanita yang sudah berumur, tetapi kecantikan Bu Yusnita sesungguhnya dikagumi oleh Anton. Anton yang memang terkenal playboy dan sebelumnya memang mengagumi kecantikan Bu Yusnita, mulai menunjukkan respon positif. Ke mana pun Bu Yusnita pergi Anton selalu menemani. Mereka menjadi semakin akrab dan terjalinlah hubungan khusus antara Anton dan Bu Yusnita. Di tempat yang sama, Kusno, sahabat Anton, yang saat itu mendapat mandat dari Anton untuk menjaga Marini, masih tetap 52 menjalankannya, menemani Marini dan memenuhi kebutuhan Marini selama penelitian berlangsung. Ketika Anton dan Bu Yusnita berjalan-jalan di perbukitan Dieng, Anton melihat Kusno dan Marini berciuman. Anton sangat terkejut melihat kejadian itu. Perasaan dikhianati oleh sahabatnya sendiri muncul hanya karena alasan selama ini Anton selalu mengabaikan Marini. Meskipun sering mengabaikan Marini, Anton tetap cinta pada Marini. Perlahan Anton mulai berpikir dan terus merenungi kejadian yang baru saja disaksikannya. Akhirnya Anton menyadari hubungannya dengan Marini cepat atau lambat memang tak akan berhasil dan pasti akan berakhir. Romansa cinta antara Kusno dan Marini sebetulnya tak disangka, perasaan saling suka tanpa disadari tumbuh di antara mereka. 2.3.1.5 Penyelesaian Tahap penyelesaian pada novel CKB diceritakan saat Anton yang menyadari kesalahannya terhadap Marini karena telah mengabaikannya selama ini. Anton berusaha menerima keadaan dan memaklumi hubungan yang terjalin antara Kusno dan Marini. Kusno yang semula takut kepada Anton akhirnya dapat meneruskan hubungannya dengan Marini, mengetahui Anton menerima dan menyetujui hubungan Kusno dan Marini. Anton berpesan kepada Kusno agar senantiasa menjaga dan mencintai Marini, sebab Marini kini telah ia anggap sebagai adiknya. Beralih dari penyelesian konflik antara Marini, Kusno, dan Anton, kini Anton merasa semakin mencintai Bu Yusnita. Seusai penelitian di Dieng, Anton 53 dan Bu Yusnita semakin mengeratkan perasaan cinta, mereka menjadi sering terlihat bersama. Anton sering mengunjungi rumah Bu Yusnita. Awalnya gejolak muda pada diri Anton dapat sejalan dengan Bu Yusnita yang usianya memang terpaut jauh. Namun, perlahan Bu Yusnita menyadari bahwa hubungannya dengan Anton bukan hal yang semestinya. Bu Yusnita memutuskan untuk mengakhiri hubungan itu, karena Bu Yusnita merasa perbedaan usia dapat menjadi halangan besar bagi cinta mereka. Selain itu, status sosial dapat menimbulkan gosip yang tidak baik, terlebih di lingkungan kampus. Di tempat lain, keseharian Erika yang selalu murung dan tidak memiliki semangat hidup membuat ibu Erika merasa iba dan berubah pikiran. Beliau mendatangi Anton dengan tujuan agar mau memaafkan sikapnya yang negatif selama ini. Anton diharapkan mau kembali meneruskan hubungan dengan Erika. Tak seperti yang diharapkan, kedatangan dan perkataan ibu Erika membuat Anton merasa terhina. Namun, dengan dukungan Kusno yang mencoba memberi pengertian pada Anton, akhirnya Anton dapat mengerti dan mau mendatangi Erika. Anton datang untuk melihat keadaan Erika dan kedatangan tersebut menjadi obat yang tak tergantikan bagi Erika. 2.3.1.6 Pembahasan Alur Susunan alur novel CKB secara keseluruhan beralur maju. Dari awal cerita, di paparkan bagaimana pertemuan Anton dan Erika di perpustakaan. Anton yang dihadapkan permasalahan-permasalahan antara lain, jangka waktu studinya yang sudah mepet karena orangtuanya sudah tak sanggup membiayai kuliahnya, 54 Marini yang bersikeras meminta untuk segera dinikahi, permasalahan dalam perkuliahan dengan Ibu Yusnita yang sempat menimbulkan ancaman DO, dan urusan percintaannya dengan Erika yang cukup membuatnya bimbang. Anton mencoba menyelesaikan masalah dalam hidupnya satu-persatu. Masalah dengan Bu Yusnita dapat diselesaikan ketika diadakan riset di Dieng. Melalui segala perhatian, dan kebaikan Anton akhirnya Bu Yusnita mampu meluluhkan hatinya, bahkan Bu Yusnita dan Anton memiliki hubungan khusus. Kisah cinta Anton dengan Marini harus berakhir. Akhirnya Anton tersadar bahwa saat ini Erikalah yang benar-benar membutuhkan dirinya dan cerita ditutup dengan bersatunya cinta Anton dan Erika. Bagian ini merupakan jawaban atas teka-teki siapa sebenarnya yang menjadi jodoh Anton. Dari segi cerita, novel CKB beralur maju tertutup. Di akhir cerita pengarang memberi kesimpulan kepada pembaca. Pembaca tidak diberikan kesempatan untuk menafsirkan sesuatu yang mungkin terjadi pada tokoh- tokohnya. Semua persoalan yang dihadapi para tokoh dapat teratasi.

2.3.2 Analisis Tokoh dan Penokohan Novel Cintaku di Kampus Biru

2.3.2.1 Tokoh Protagonis Tokoh protagonis merupakan tokoh yang menggerakkan cerita dari awal hingga akhir cerita. Tokoh protagonis pada novel ini yaitu Anton dan Erika. Dua tokoh tersebut sama-sama mengalami permasalahan atau konflik. Berikut ini penjelasan mengenai tokoh-tokoh tersebut. 55 Anton, tokoh dalam CKB yang berprofesi sebagai seorang mahasiswa merupakan tokoh protagonis yang muncul dari awal hingga akhir cerita. Tokoh Anton juga mengendalikan berjalannya alur cerita. Anton sebagai tokoh yang mengalami konflik digambarkan sebagai seorang aktivis berambut gondrong yang cerdas, kritis, dan tampan. Anton adalah seorang mahasiswa jurusan Antropologi, gambaran seorang mahasiswa yang berotak encer tapi playboy. Bermacam intrik di kalangan mahasiswa dimunculkan, termasuk perebutan posisi ketua dewan mahasiswa untuk tingkat universitas. Keaktivan Anton dalam organisai- oraganisasi kampus membuatnya dikenal bukan hanya dikalangan mahasiswa tapi juga para dosen. Anton memiliki pacar bernama Marini, gadis yang telah dipacari selama enam bulan tetapi selalu membebani Anton dengan sikapnya yang terkesan memaksa untuk segera dinikahi dan selalu mengejar-ngejar Anton. Anton adalah pemuda yang simpel, hubungan percintaannya dengan Marini dianggap sebagai hubungan yang serius namun Anton ingin menjalani dengan apa adanya. Sikap cuek Anton memang sedikit mengganggi Marini, namun itu disebabkan karena kesibukan Anton dalam organisasi kampus. Selain itu Anton juga menjadi mahasiswa yang dipercaya dan dekat dengan dosen. 33 Lantas akan diapakan dia? Andainya dia percaya pada dirinya, tak perlu mendesakku terus-menerus. Toh aku mencintainya. Aku belum ada niat meninggalkannya. Rongrongannya betul-betul membuat aku takut menghadapinya. Apakah dia akan begitu setelah menjadi seorang istri? Mungkin malah lebih ekstrem. Ah, ah, ah, dia membuatku takut kawin. Jika kawin cuma membuat lelaki terkurung di rumah, nerakalah itu Aku tak mau memikirkan itu. Tak mau, tak mau, tak mau CKB: 17 56 34 Ya, Tuhan, pikir lelaki itu. Bagaimana aku bisa menahan rongrongan semacam ini? Belum lagi kawin, dia sudah berusaha menguasai aku. Ya, Tuhan, bagaimana bisa perempuan yang dulu kelihatan lembut ini sekarang jadi begini? Kalau dia jadi istriku, dia akan tidak peduli pada kesulitan-kesulitan yang kuhadapi. Dia cuma peduli pada kesulitan-kesulitannya. CKB: 34 35 Sudah kubilang, hari ini tiada cinta. Kepalaku pusing memikirkan ujian, uang kuliah yang belum dibayar, pemilihan Dewan Mahasiswa, resolusi untuk dosen brengsek…. CKB: 8 Anton adalah mahasiswa yang memiliki karakter dan prinsip yang kuat. Apabila Anton merasa bahwa ia benar maka ia tidak akan mengalah ataupun mundur dalam argumentasi. Sikap tersebut yang menjadikan Anton disegani oleh teman-teman mahasiswa dan menjadi mahasiswa yang dekat dengan dosen. 36 Jangankan seorang dosen, pemerintah pun akan saya gugat kalau tak berjalan pada keadilan dan kebenaran. CKB: 29 37 Tentu saja tidak. Tapi, kau harus mengerti posisiku, Anton. Selama ini kau banyak membantu di fakultas kita. Sekarang pun kuharap begitu. Aku ingin kau tidak menambah keruwetan p ersoalan ini.” CKB: 38 38 Saya tahu Saudara aktivis mahasiswa. Saya tahu banyak dosen segan kepada Saudara. Tapi, jangan kira saya pun akan takut. Akan saya buktikan bahwa obyektivitas ilmu bisa ditegakkan di fakultas ini ujar Bu Yusnita. CKB: 29 57 Tokoh protagonis yang digambarkan pada novel CKB selain Anton adalah Erika. Erika adalah seorang tokoh yang mendukung dan membantu menyelesaikan permasalahan Anton. Erikalah yang juga mampu memberikan pengaruh besar terhadap kehidupan Anton. Sementara itu, tokoh Erika juga mengalami konflik. Seorang gadis sederhana, pendiam, dan bersifat apa adanya, dan menjadi pelabuhan cinta terakhir Anton. Erika dikenal sebagai gadis yang pemalu, sangat bertentangan dengan Marini. Erika juga tidak cerewet, daya tarik yang muncul dari Erika muncul dari segala sikap pasif dan tak banyak bicara. 39 Erika melirik lelaki yang berjalan di sampingnya. Rambut lelaki itu melambai-lambai. Tubuhnya yang jangkung berjalan gontai. Seperti tak acuh. CKB: 23 40 Mukanya mirip Dustin Hoffman. Kau ingat film The Graduate dan John and Mary, Ika ? Erika mengangguk. Dia ikut memperhatikan lebih teliti wajah lelaki itu. Ya, mirip, katanya. Kau naksir? Ai, aku bisa dikutuk dia yang sedang di Jerman, kata Erika diiringi tawa. CKB: 21 41 Mestinya begitu. Cuma, untuk si Gondrong itu, aku tak mengerti. Aku takut dipelototinya. Kau tahu, aku menantangnya tadi karena aku berusaha mengalahkan ketajaman matanya. Betul-betul aku gugup. Terus terang, Retno, Usman sendiri tak bisa membuatku gugup. Tapi, pelototan lelaki itu membuat aku merasa bersalah. CKB: 21 42 Kau mikirin si Gondrong itu pasti Tuduhan Retno membuat Erika gelagapan. CKB: 24 58 2.3.2.2 Tokoh Antagonis Tokoh antagonis adalah tokoh yang menjadi pemicu timbulnya permasalahan. Pada novel CKB tokoh yang dimunculkan sebagai tokoh antagonis adalah Marini dan Bu Yusnita. Kedua tokoh tersebut telah memunculkan permasalahan pada tokoh protagonis. Berikut penjelasan dari kedua tokoh antagonis pada novel CKB. Marini merupakan kekasih Anton, memiliki sifat yang penuh cinta tetapi cerewet dan selalu posesif terhadap Anton. Hubungan yang dijalani dengan Anton menurutnya bukanlah hal yang biasa. Marini tidak ingin dianggap sebagai mainan oleh Anton. Marini khawatir jika Anton belum melamar atau memiliki ikatan dengan Anton, ia hanya akan dipermainkan dan akhirnya ditinggalkan oleh Anton. Marini seorang perempuan yang emosional, terutama jika menyangkut hubungannya dengan Anton karena ia sangat mencintai Anton dan takut jika Anton berpaling pada gadis lain mengingat Anton adalah cowok playboy. Marini bersifat keras kepala, ia selalu berpikiran negatif terhadap Anton. Bila ia merasa diabaikan maka ia akan menuntut untuk diperhatikan. 43 Barangkali dia sekarang sedang mengejar-ngejar bom seks, katanya dalam hati. Makanya mulai dingin. Kalau dia memang mencintaiku, tentunya dia akan senang bercumbu di semak-semak. Toh dia yang mengajak pertama kali ke semak itu. Dia yang menamakan tempat itu Semak Cinta. Love grass. Semak Cinta. Hmmm, memang cintanya bersemak barangkali. CKB: 10 44 Aku telah tahu gejalanya. Telah kelihatan gejalanya. Dia semakin tak acuh. Membuat gara-gara agar aku marah. Tapi, akan kulihat. Sampai berapa lama dia mati membuat 59 intimidasi begitu. Aku akan bersabar. Pokoknya aku akan menjaga diriku sebagai perempuan setia, bukan yang gampang memutus cinta. ” CKB: 10 Sikap gengsi juga menjadi salah satu kebiasaan buruk Marini. Ia selalu memikirkan bagaimana orang lain memandang hubungannya dengan Anton. Kehidupannya selalu berisikan ketakutan apabila di tinggalkan oleh Anton. 45 Kalaupun putus, biarlah teman-teman tahu bahwa yang berkhianat dia, bukan aku. Aku akan menjaga nama baikku. Orang akan bersimpati pada nasibku. Korban ke sekian playboy itu. CKB: 10-11 46 Introspeksi. Ya, introspeksi. Aku telah mengintrospeksi diriku. Apa salahku? Aku berusaha menyenangkan hatinya. Dulu dia setengah mati berusaha menciumku. Sekarang, tak perlu setengah mati. Inisiatif datang dariku. Toh aku bukan pemalu lagi sekarang. Aku telah berinisiatif sebab wanita pun harus menunjukkan dirinya sejajar dengan lelaki. Apa salahnya aku agresif? Ya, aku harus agresif. Sebab, usiaku memaksa aku harus secepatnya mengikat dia. Enam bulan berhubungan, enam bulan pacaran. Aku harus berhasil mengikat dia. Dia tak boleh lepas. Tapi, Bajingan itu nampak-nampaknya berusaha melepaskan diri. Marini memanggil becak. CKB: 11 Tokoh Antagonis lain yang ditonjolkan pada novel CKB yaitu Bu Yusnita, dosen pemarah, tertutup, ditakuti oleh banyak mahasiswa, berparas cantik, dan pantas untuk dicintai. Anton berpikir bahwa Bu Yusnita sengaja mempersulit kelulusannya pada mata kuliah yang dibawakannya. Sifat sinis dan terkesan sebagai dosen killer membuat para mahasiswa takut bila menghadapinya. Sesungguhnya ada sisi lain yang dirasakan Anton terhadap Bu Yusnita. Meski 60 tertutup, dan pemarah, Anton sering memperhatikan kecantikan yang terpendam pada diri Bu Yusnita, tanpa disadari Anton mengaguminya. 47 Itu menurut pendapat Saudara. Tapi, siapa yang memberikan penilaian? Saya atau Saudara? Saya tahu Saudara aktivis mahasiswa. Saya tahu banyak dosen segan kepada Saudara. Tapi, jangan kira saya pun akan takut. Akan saya buktikan bahwa obyektivitas ilmu bisa ditegakkan di fakultas ini ujar Bu Yusnita. CKB:29 48 Tidak akan ada pembicaraan tentang ujian Saudara Selama saya memegang vak itu, hak untuk menguji ada pada saya. Dan, saya berhak menetapkan siapa yang akan saya uji dan siapa yang tidak CKB: 30 49 Dagu dosen wanita ini bagus juga. Runcing dan halus. Bagaimana seandainya dielus? Siapa lelaki yang pernah mengelusnya? Dan, bibirnya agak pucat. Ah, sayang. Kepucatan ini pasti lantaran tak ada yang mengulumnya. Padahal bentuk bibir itu cukup mengandung magnit. Lekukannya menunjukkan pasti pemiliknya manja kalau mengeluh dalam kecupan. Ah, ah, ah, lehernya yang jenjang. Leher perempuan kurus. Tetapi, pastilah dia menggial kalau leher itu dicium. Apalagi kalau digosok dengan dagu yang masih ada sisa jenggot dari cukuran. Ya, lehernya ini, bukan main Dari bentuk leher ini bisa diketahui bahwa pemiliknya seorang melankolis. Introvert. Karena itu akan lunak sekali setelah terkena selahnya. Perempuan ini sekategori dengan Marini. Dingin sebelum dekat, tetapi menggebu-gebu kalau sudah kena. Coba, kalau perempuan ini dikucel-kucel, dia pasti cuma tergila- gila dan mengeluh, Adu h, Anton….. CKB: 27-28 Sikap Bu Yusnita yang cenderung sinis terhadap Anton ternyata memiliki sisi yang berbeda, Bu Yusnita sebetulnya menaruh perasaan suka terhadap Anton. Perasaan itulah yang selama ini menjadikan Bu Yusnita terlihat sensitif di depan Anton. Anton pun mengetahui perasaan yang 61 terpendam pada diri Bu Yusnita, mereka menjadi dekat satu sama lain tetapi Bu Yusnita mampu menahan dirinya untuk tidak melakukan hal yang menurut Bu Yusnita tidak semestinya di lakukan bersama Anton. 50 “Sudahlah, Anton, kau sudah tahu seluruhnya. Kau sudah tahu aku mencintaimu, tapi tak mungkin kuteruskan. Kita harus berhenti, dan aku harus mulai berpikir: dunia hari ini adalah hari ini.” CKB: 99 Berdasarkan hal tersebut, tokoh Marini dan Bu Yusnita dihadirkan sebagai penghalang terwujudnya keinginan-keinginan atau cita-cita Anton. Marini dan Bu Yusnita muncul untuk menimbulkan adanya konflik permasalahan dalam cerita melalui tokoh Anton. Sehingga, tokoh Marini dan Bu Yusnita disebut sebagai tokoh antagonis. 2.3.2.3 Tokoh Tritagonis Dalam novel CKB terdapat dua tokoh tritagonis, yaitu Pak Gunawan sebagai seorang dekan dan Kusno sahabat Anton. Keduanya disebut sebagai tokoh tritagonis karena kehadirannya hanya di saat-saat tertentu ketika Anton sedang mengalami permasalahan. Baik tokoh Pak Gunawan maupun Kusno, sama-sama hadir untuk mendukung dan memihak Anton untuk membantu Anton menemukan solusi permasalahannya. Berkaitan konflik antara Anton dan Bu Yusnita, Pak Gunawan, seorang dekan yang selalu menjadi panutan Anton, di saat Anton mendapatkan masalah baik secara akademik maupun pribadi, Pak Gunawan selalu membantu Anton. 62 Menasihati bila Anton melakukan keteledoran. Anton yang mendapat ancaman DO setelah memrotes dan menentang keputusan Bu Yusnita, dipanggil secara pribadi oleh Pak Gunawan. Beliau ingin mendengar peristiwa yang sesungguhnya dari Anton. Pak Gunawan mengusahakan mempertahankan Anton yang mendapat ancaman DO dari Bu Yusnita. Pak Gunawan sebagai penengah, tanpa memihak siapa pun dan dapat menetralkan situasi antara Anton dan Bu Yusnita yang saat itu memanas. 51 Begini, Anton. Bu Yusnita tadi meminta dewan dosen bersidang untuk membicarakan soal kau. Katanya kau menghinanya. Aku ingin mendengar keteranganmu sendiri. CKB: 36 52 Tentu saja tidak. Tapi, kau harus mengerti posisiku, Anton. Selama ini kau banyak membantu di fakultas kita. Sekarang pun kuharap begitu. Aku ingin kau tidak menambah keruwetan p ersoalan ini.” CKB: 41 53 Jangan mendesak dosenmu. Sebab, bagaimana pun juga mereka punya rasa se-korps. Aku tidak mentolerir tindakan-tindakan yang melanggar prinsip-prinsip kebenaran ilmiah. Tapi, persoalannya tidak sesederhana menegakkan kebenaran itu. Kita menghadapi realita yang kompleks. Dan, yang terpenting, aku tidak menghendaki stabilitas di fakultas kita terganggu, selama aku menjadi dekan, kata dekan itu. CKB: 42 Beralih dari tokoh Pak Gunawan, dimunculkan tokoh Kusno yaitu tokoh tritagonis kedua. Kusno merupakan sahabat Anton yang selalu bersama Anton. Kusno yang ternyata menaruh perasaan suka terhadap Marini, pada saat 63 melakukan riset di Dieng Kusno mendapat mandat dari Anton untuk menjaga Marini ke mana pun Marini pergi. Hal itu dilakukan Anton karena Anton sedang medekati Bu Yusnita. Dari situlah awal mula perasaan suka Kusno terhadap Marini. Mengetahui hal tersebut Anton yang awalnya marah dan kecewa, akhirnya menyetujui hubungan Kusno dan Marini. Sebagai seorang sahabat dan orang yang paling dipercaya oleh Anton, Kusno selalu mengikuti perkataan Anton. Dikala Anton sedang mengalami kesulitan Kusno selalu menjadi pendengar dan penghibur Anton. Sedikit pun tak ada perasaan Kusno yang menunjukkan sisi negatif. 54 Tak bisa kuhindarkan, kata Kusno. Kau menyuruhku mengawal Marini. Tapi, aku tidak bisa menetralkan perasaanku. Aku ingin tak ada perasaan istimewa, tetapi ternyata suasana alam gunung ini menyebabkan aku tak mampu membunuh perasaanku. Selama menjalankan tugas bersama-sama, simpatiku tumbuh. Kami seperti bukan lagi orang yang mengawal dang dikawal. Lebih dari itu, aku mencintainya. CKB: 101-102 55 Bagus. Teruskanlah. Kusno terpana. Tetapi, dia merasakan tangan Anton yang menepuk-nepuk bahunya. Karena bertatapan, Kusno pun menyentuh bahu Anton. CKB: 102

2.3.3 Ananlisis Latar Novel Cintaku di Kampus Biru

2.3.1 Latar Tempat

Latar tempat terjadinya peristiwa dalam cerita pada novel CKB ini disebutkan secara jelas nama kota atau daerahnya, yaitu kota Yogyakarta, 64 tepatnya di Kampus Gadjah Mada. Kampus tersebut merupakan ikon tersendiri yang melekat pada Kota Pelajar, Yogyakarta. 56 Gadis itu melewati Rumah Sakit Panti Rapih. Orang-orang yang akan bezuk menunggu jam dibukanya pintu. Di dekat pagar, seorang lelaki muda mengawasi Marini. Marini mendongkol melihat mata lapar lelaki itu. CKB: 6 57 Aroma segar dedaunan ditambah lagi harum bunga, menandakan betapa nyamannya tempat itu. Angin membuat pucuk-pucuk cemara meliuk perlahan. Pohon- pohon flamboyan berbunga. Gedung Induk Kampus Gadjah Mada tertegak sepi. Jalan menuju gedung bertingkat tiga itu dipandang matahari. Tetapi, di di pinggir jalan, sejuk. Matahari tak bisa menembus dedaunan yang melindungi tanah. CKB: 4 58 Marini melompati parit, dan keluar dari arela rerumputan. Kini dia berjalan di Bulaksumur Boulevard, jalan besar beraspal yang membelah kampus itu. Dia berjalan ke selatan, menjauhi Gedung Induk Universitas Gadjah Mada. Berpunggungan dengan Anton yang berjalan ke utara. CKB: 5 59 Kalau kau tak mau ke Kaliurang, kita ke mana saja. Atau ke Gembiraloka? Ke mana saja aku bersedia..Yang pentin g kita bisa bicara dengan tenang.” CKB: 34

2.3.2 Latar Waktu

Latar waktu yang ada dalam novel CKB digambarkan dengan lika-liku kehidupan mahasiswa pada era tahun 1970-an. Pada masa itu digambarkan kehidupan mahasiswa yang identik dengan buku, pesta, dan cinta. 65 60 Mukanya mirip Dustin Hoffman. Kau ingat film The Graduate dan John and Mary, Ika ? CKB: 21 61 Erika menggenggam fulpennya erat-erat, berusaha merasakan kehangatan tangan Usman lewat fulpen itu. Tetapi, tak terasa hangat. Fulpen Lady Sheaffer itu tetap merupakan sebatang logam dingin. Kendati halus, tetapi mati. CKB: 23-24 62 Lain Bengkulu lain Semarang. Sekarang, sudahlah. Pokoknya, aku cinta padamu. Tetapi, kita harus bercinta sedikit metodologis. Pakai logika. Jangan sentimentil. CKB: 8 Film serta merk bolpoin yang disebut dan dibahas melalui percakapan di atas merupakan film-film serta merk yang muncul pada tahun 70-an, sehingga dapat disimpulkan bahwa novel CKB berlatar waktu tahun 70-an.

2.3.3 Latar Sosial

Dilihat dari waktu peristiwa, latar tempat dan kehidupan sosial budaya yang digambarkan novel CKB tidak hanya mengungkapkan kehidupan mahasiswa mulai dari rumah kost dan ruang kuliah, tetapi mengungkap percintaan antara dosen dan mahasiswa. 63 Kembali dia menatap Bu Yusnita. Ah, gadis tua ini. Berlagak jadi orang penting. Apa sih yang sedang dikerjakannya? Anton mengusap-usap dagunya. Kenapa harus jengkel menghadapi lagak orang penting ini? Kenapa tak menikmati situasi ini? Kecantikan, di mana pun tempatnya, harus dinikmati. CKB: 27 66 64 Lalu Bu Yusnita. Ah, dosen yang pemarah itu Gadis yang sebenarnya cantik, tetapi statusnya membuatnya harus seangker mungkin. Bagaimana harus menghadapinya? aku telah bosan ujian dari vak dia lagi. literatur wajibnya sudah kulalap, tetapi kenapa tak juga lulus? CKB: 17 Latar tempat yang ditunjukkan dalam novel ini berpengaruh juga terhadap setiap bahasa yang digunakan dalam novel CKB. Kota Yogyakarta sebagai ikon novel ini menghasilkan latar budaya penggunaan bahasa Jawa di dalam dialog antartokoh. 65 “Siang sepanas ini? Ah, lain kali saja, Rin. Hari ini otakku judeg . Aku perlu istirahat. Nanti sore aku harus menghadap Dekan.” CKB: 33 66 “Sebelum jam empat kita pulang.” Marini berpaling ke arah tukang becak. “Gembiraloka pinten, Pak?” CKB: 35

2.3.4 Analisis Tema Novel Cintaku di Kampus Biru

Dalam novel CKB, peneliti menemukan beberapa tema yang dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yakni tema minor dan tema mayor. Penulis akan mendeskripsikan beberapa tema minor telebih dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan tema mayor. Berikut dijelaskan secara beruntun tema minor dan mayor yang terdapat pada novel CKB. 67

2.3.4.1 Tema Minor

2.3.4.1.1 Masalah Pribadi Hendaknya Tidak Dikaitkan dengan

Permasalahan Umum Tema percampurakan masalah pribadi dengan masalah umum menjadi salah satu tema yang memicu timbulnya konflik pada novel CKB. Bu Yusnita selaku dosen Literatur yang memiliki sifat galak dan cenderung subyektif dalam melakukan penilaian terhadap Anton, membuat Anton ditempatkan pada situasi serba salah. Anton yang merasa tidak memiliki dendam pribadi terhadap Bu Yusnita sangat bingung karena sering mendapat hasil ujian yang tidak memuaskan bahkan cenderung mengecewakan. Anton melakukan pembicaraan personal yang memrotes tindakan Bu Yusnita. Awalnya Anton hanya mempertanyakan apa yang selama ini membuatnya mendapatkan hasil buruk pada mata kuliah Literatur yang diampu oleh Bu Yusnita. Anton merasa tak ada yang salah pada dirinya, ia merasa menguasai mata kuliah tersebut. Anton yang tak kunjung mendapat jawaban secara jelas dari Bu Yusnita, akhirnya melakukan protes terhadap Bu Yusnita. Protes keras yang dilakukan Anton membuat Bu Yusnita marah, dosen itu menganggap Anton telah menghina dan meragukan penilaian seorang dosen. Kemarahan yang memuncak membuat Bu Yusnita mengancam akan mengeluarkan Anton dari kampus dengan mengadakan rapat di kalangan dosen. Beranjak dari perselisihan antara Anton dan Bu Yusnita, Pak Gunawan, selaku Dekan yang dekat dengan Anton, mengetahui perselisihan tersebut. Pak Gunawan berusaha menasihati Anton supaya tidak terlalu memrotes Bu Yusnita, karena Pak Gunawan juga tahu bagaimana kepribadian Bu Yusnita yang memang 68 tertutup, galak, serta belum bersuami. Pak Gunawan menganjurkan Anton agar bersikap baik dan mendekati Bu Yusnita secara halus tanpa membahas masalahnya dengan Bu Yusnita. Anton yang saat itu merasa kacau dan tidak tahu harus berbuat apa lagi, berusaha mendengarkan dan melaksanakan segala nasihat dari Pak Gunawan. Sampai pada sebuah penelitian yang diadakan oleh kampus di dataran tinggi Dieng, penelitian tersebut merupakan awal mula titik terang dari permasalahan antara Anton dengan Bu Yusnita. Anton menjalankan anjuran dari Pak Gunawan dengan baik, yaitu mendampingi dan membantu Bu Yusnita ketika dosen cantik dan galak itu membutuhkan sesuatu. Pendekatan yang dilakukan oleh Anton terus berlangsung, meski perlahan tapi membuahkan hasil positif. Bu Yusnita mulai menunjukkan perubahan. Sampai pada suatu ketika saat Anton menemani Bu Yusnita berjalan-jalan di perbukitan Dieng, Anton merasa sikap Bu Yusnita sudah berubah. Percakapan demi percakapan menjadi sering terjadi. Tak disangka ternyata selama ini Bu Yusnita menaruh perasaan suka terhadap Anton, hal itulah yang menyebabkan kenapa Bu Yusnita sinis dan terkesan membenci mahasiswa gondrong tersebut. Namun, Bu Yusnita juga mengetahui bahwa Anton telah memiliki pacar yaitu Marini.

2.3.4.1.2 Cinta Adalah Pilihan dan Menuntut Kejujuran

Romansa cinta yang menjadi tema minor dalam novel CKB dialami antara Anton dengan Marini, Erika, Serta Bu Yusnita. Anton yang pada awal cerita merupakan pacar Marini semakin lama menunjukkan hubungan yang kurang 69 harmonis. Marini semakin posesif, selalu berprasangka buruk terhadapa Anton, dan yang menjadi alasan utama ketidakharmonisan itu adalah apabila Marini mulai mendesak Anton untuk segera menikahinya. Anton yang merasa terbebani dengan segal tingkah laku Marini berusaha menghindari Marini, namun ia tak memutuskan hubungannya sebab Anton masih menyisakan rasa cinta terhadap gadis yang telah dipacarinya selama enam bulan itu. Permasalahan mulai meningkat ketika Anton berada pada ambang semester masa perkuliahannya. Orang tua Anton meminta supaya Anton segera menyelesaikan studinya, karena orang tua Anton sudah tak sanggup lagi membiayai kuliah. Kejenuhan Anton atas segala permasalahan yang dihadapinya berubah saat ia bertemu dengan seorang gadis bernama Erika, Anton yang sedang berada di perpustakaan berjumpa dengan Erika. Ketertarikan terhadap Erika mulai tumbuh ketika Anton yang sedang meminjam pulpen Erika. Anton merasa gadis tersebut sangat berbeda dibandingkan dengan Marini. Sifat pendiam, cuek, tak mudah didekati setiap lelaki membuat rasa penasaran yang besar pada diri Anton. Anton mulai berani mendatangi rumah Erika, dan kunjungan tersebut menjadi kebiasaan Anton sehari-hari. Erika sebetulnya sudah memiliki tunangan, tapi tunangannya berada di Jerman untuk menyelesaikan studi. Anton yang mengetahui hal itu tak mengurungkan niatnya terhadap Erika. Sementara itu, Anton yang masih berstatus sebagai pacar Marini, sama sekali tidak memberitahukan statusnya kepada Erika. Kedekatan mulai berlanjut ketika Anton merasa ada ketenangan saat ia bersama dengan Erika. Begitu juga dengan Erika, gadis itu yang mulai terbiasa dengan Anton dan mulai menunjukkan respon positif. Sehari saja Anton tak datang 70 mengunjungi Erika, Erika merasa ada yang kurang dalam dirinya dan tak bersemangat. Hubungan mereka berlanjut seperti sepasang kekasih. Mengetahui hal itu, ibu Erika tidak menyetujui hubungan Erika dengan Anton. Ibu Erika mulai menunjukkan sikap kurang bersahabat, ia juga meminta Anton menjauhi Erika, mengingat Erika telah memiliki tunangan. Marini kehilangan Anton, ia sama sekali tidak mengetahui mengetahui keberadaan Anton. Marini selalu menghubungi Anton dan menanyakan keberadaan Anton kepada teman-teman Anton namun tak membuahkan hasil. Sementara iti Kusno, mengetahui hubungan yang terjalin antara Anton dan Erika berusaha mengingatkan Anton bahwa tindakaknnya saat ini yang menghindar dari Marini namun malah menjalin hubungan dengan Erika tidaklah benar. Kusno meminta supaya Anton memilih salah satu dari mereka. Seperti diketahui Anton adalah seorang playboy sama sekali tak menghiraukan nasihat Kusno. Sejenak Anton meninggalkan kebiasaan mengunjungi Erika karena melakukan penelitian di Dieng. Pada penelitian itu, kisah cinta Anton dan Bu Yusnita tidak begitu lama terjalin. Bu Yusnita memutuskan untuk tidak meneruskan perasaan cintanya terhadap Anton. Karena jarak usia antara Bu Yusnita dan Anton sukup jauh dan dapat menjadi penghalang bagi hubungan mereka. Disisi lain, Marini yang masih berstatus sebagai pacar Anton mulai bisa melepas Anton. Marini kini telah mendapat seseorang yang dapat menggantikan posisi Anton yaitu Kusno. Kusno yang saat melakukan penelitian di Dieng mendapat tugas dari Anton untuk menjaga Marini, tanpa disadari membuahkan rasa saling suka satu sama lain. 71 Romansa cinta yang rumit tersebut belum berakhir. Anton yang awalnya memang kecewa dan merasa dikhianati oleh Kusno mulai mengerti bahwa hubungannya dengan Marini memang sudah mengalami penurunan sejak lama. Akhirnya Anton dapat menyetujui hubungan Marini bersama Kusno. Di sisi lain, Erika ditinggalkan Anton untuk melakukan penelitian di Dieng selalu menantikan kehadiran Anton. Penantian itu menjadikan Erika seperti kehilangan semangat hidup, dan selalu murung. Malihat hal itu, ibu Erika merasa sangat bersalah, ia memutuskan untuk menarik segala perkataan buruk terhadap pemuda dambaan putrinya tersebut. Ibu Erika meminta maaf dan berharap Anton mau mengunjungi Erika. Anton yang awalnya sakit hati pada ibu Erika, mulai melunak dan memutuskan untuk mengunjungi Erika yang sedang dilanda kerinduan.

2.3.4.2 Tema Mayor

Kejujuran dan Ketegasan Dituntut dalam Segala Hal Tema minor yang telah dipaparkan di atas menunjukkan sebuah keterkaitan dan berlanjut pada tema mayor. Tema tersebut menegaskan kemunculan tema mayor novel CKB adalah dinamika kehidupan mahasiswa dalam mengarungi hubungan percintaan dan permasalahan dalam pendidikan. Anton, pemuda yang cakap, periang, aktif, pintar. Pada awal mula diceritakan hubungan antara Anton dengan Marini sebagai sepasang kekasih. Setelah lama berjalan, hubungan Anton dengan Marini tidak berjalan baik, Anton merasa muak dengan rengekan-rengekan Marini yangmemaksa Anton untuk melamarnya. Kemudian diceritakan pertemuan Anton dengan Erika seorang gadis 72 yang belum ia kenal sebelumnya di perpustakaan. Erika gadis cantik yang ditinggal tunangannya studi di Jerman. Semenjak pertemuan itu Anton merasa telah menemukan gadis yang benar-benar tepat dan cocok dengan Anton. Mereka pun sama-sama menaruh rasa suka satu dengan lainnya. Namun, Erika sama sekali tidak mengetahui jika Anton masih memiliki hubungan dengan Marini. Ketidakjujuran Anton sebenarnya tidak berdampak pada siapapun, melainkan malah menggerogoti pikiran Anton sendiri. Anton di hadapkan pada banyak permasalahan, jangka waktu studinya yang sudah mepet, belum lulusnya mata Literatur, rumitnya percintaannya dengan Marini yang mendesak meminta untuk segera dinikahi. Namun semua permasalahan yang muncul akhirnya dapat seelesai secara bergantian. Meski semuanya bergaris besar pada percintaan, tapi Anton tetap mencerminkan sosok yang memiliki karakter yang kuat. Kemudian percintaan yang tidak terduga dengan Bu Yusnita akhirnya menghindarkan Anton dari DO. Pada akhir cerita Anton mengakhiri segala permasalahan dengan menemui cinta sejati yaitu Erika.

2.3.5 Analisis Sudut Pandang Novel Cintaku di Kampus Biru

Sudut pandang yang digunakan dalam novel Cintaku di Kampus Biru adalah pandang dia-an mahatahu. Dalam hal ini pengarang bebas menceritakan segala sesuatu tentang tokoh dalam lingkup waktu dan tempat, berpindah dari tokoh “dia” yang satu ke tokoh “dia” yang lain, menceritakan atau sebaliknya menyembunyikan ucapan dan tindakan tokoh, bahkan juga yang hanya berupa 73 pikiran, perasaan, pandangan, dan motivasi tokoh secara jelas, seperti halnya ucapan dan tindakan nyata. Pengarang dengan bebas menceritakan tokoh Anton yang kemudian berpindah ke tokoh Erika, Marini, Bu Yusnita, Pak Gunawan, dan Kusno. Pengarang menceritakan apa saja yang berkaitan dengan masing-masing tokoh dalam lingkup waktu, tempat, hingga perasaan. Hal tersebut terlihat sebagai berikut. 67 Pembicaraan dengan hatinya terputus. Marini terpaksa membalas lambaian gadis yang dibonceng lelaki bermotor. Dia berusaha menampilkan senyum. Tapi terasa sempil. Tapi tak apalah. Teman tadi telah lewat. CKB: 11 68 Anton menghirup udara sepenuh dada. Dan rambutnya yang gondrong terasa gatal lagi. Dia menggaruk. Panas. Ah, kulit kepalanya sampai perih. Dan dia menghentikan garukannya. Tapi titik kepuasan belum tercapai. Rasa gatal masih mengambang. Dia jengkel. Cuma kepada siapa kejengkelan itu diarahkan? CKB: 12 69 Dan dekan itu tetap merasa dadanya menyenak kepada Anton bersiap akan ke luar dari situ. Hatinya rusuh menatap kepahitan dalam lekukan bibir lelaki muda itu. Sebab dia merasakan dirinya ikut menghancurkan kepercayaan mahasiswa itu. CKB: 40 70 Berdebur-debur jantung Bu Yusnita menahan genggaman tangan hangat di tengah keheningan alam itu. Di tengah alam yang berbisik-bisik dibelai angin gunung itu, dia bukanlah dosen. Dia adalah gadis yang merasa debaran di dadanya. Sehingga dia menunduk, dia menatap rumput- rumput hijau. CKB: 80 74 71 Erika merangkul tangan Anton yang kukuh. Dan mereka berjalan di bawah pohon-pohon mahoni yang tak hentinya meluruhkan daun-daunnya. CKB: 127 Berdasarkan hal di atas, pengarang, Ashadi Siregar, dengan bebas menceritakan pikiran, perilaku, serta situasi di sekitar tokoh-tokoh yang ada dalam novel CKB melalui ucapan tidak langsung. Dengan mudah pengarang berpindah cerita dari tokoh satu ke tokoh lain dengan menggunakan sebutan bagi semua tokoh berupa kata ganti orang ketiga, yaitu “dia” atau pun dengan langsung menyebut nama setiap tokoh yang bersangkutan. Bahkan, pengarang memberikan gambaran secara jelas mengenai apa yang saat itu dipikirkan, dirasakan, diperbuat, dan diucapkan oleh masing-masing tokoh baik secara langsung maupun tidak langsung. Bebasnya pengarang untuk menceritakan setiap karakter dan tindak- tanduk tokoh membuktikan bahwa sudut pandang dalam novel CKB tidak hanya terbatas pada satu tokoh saja. Oleh karena itu, novel CKB dikatakan menggunakan sudut pandang dia-an mahatahu.

2.4 Tabel Struktur Novel DO

– CKB No Unsur Intrinsik DO CKB Keterangan 1 Alur Alur maju tertutup Alur maju tertutup Novel DO dan CKB sama-sama menggunakan alur maju tertutup. 2 Tokoh dan Penokohan Tokoh Protagonis Jemi Tokoh utama, bodoh, pemalas. Tokoh Protagonis Anton Tokoh utama, yang periang, aktif, kocak, pintar. Tokoh Protagonis Sama-sama terdiri dari dua orang. Sama-sama tokoh utama 75 Leah Mantan senior Jemi yang sudah menjadi dosen Akuntansi. Tokoh Antagonis Doktor M Dosen Statistik, licik, menghalalkan segala cara demi mencapai keinginannya. Erika Seorang gadis sederhana, pendiam, dan pemilik sifat yang menerima apa adanya ini menjadi pelabuhan terakhir bagi Anton. Tokoh Antagonis Bu Yusnita Dosen yang pemarah dan mempersulit kelulusan Anton karena cinta. Marini Kekasih Anton dan menuntut agar segera dinikahi. Tokoh Tritagonis Pak Gunawan Dekan yang selalu menjadi panutan Anton. Kusno Sahabat Anton yang selalu bersama Anton dan memberika informasi- informasi penting yang menyangkut tentang sebagai protagonis dan tokoh yang memiliki hubungan erat dengan tokoh utama sebagai tokoh protagonis. Tokoh Antagonis Persamaannya: tokoh dosen pada DO dan CKB sama-sama sebagai sumber konflik bagi tokoh protagonis. Perbedaannya: dalam DO tokoh antagonis hanya satu, Doktor M selaku dosen, sedangkan CKB ada dua, Bu Yusnita selaku dosen dan Marini. Tokoh Tritagonis Tokoh tritagonis pada DO dan CKB berbeda. Pada novel DO tidak terdapat tokoh tritagonis, sedangkan pada CKB terdapat dua orang tokoh tritagonis yang berpihak pada tokoh protagonis. 76 perkuliahan maupun info tentang dosen dan sejenisnya. 3 Latar Latar Tempat Kampus PTN, Bandung. Latar Waktu Tahun 2006. Latar Sosial Jemi yang sejak kecil kurang mendapat kepercayaan dari ayah ibunya. Saat kuliah Jemi tinggal di lingkungan kost yang sangat tidak mendukung perubahan pada diri Jemi. Latar Tempat Kampus Gajah Mada, Yogyakarta. Latar Waktu Tahun 1974. Latar Sosial Keaktifannya dalam organisasi- organisasi kampus membuatnya dikenal dosen. Novel CKB mengungkapkan kehidupan mahasiswa mulai dari rumah kost dan ruang kuliah, tetapi hingga hati dosen yang kering mendambakan cinta. Latar Tempat Latar tempat DO dan CKB berbeda. DO berlatar tempat di Kota Bandung yang tidak identik dengan pendidikan, sedangkan CKB berlatar di Kota Yogyakarta yang identik dengan dunia pendidikan. Latar Waktu Latar waktu DO dan CKB sangat jauh berbeda. DO berlatar waktu tahun 2006, sedangkan CKB tahun 1974. Latar Sosial Sama-sama berlatar sosial kehidupan mahasiswa yang erat dengan kehidupan kost dan kebebasan. Tokoh utama sama-sama terancam DO. Tokoh utama sama-sama mengalami percintaan antara 77 dosen dengan mahasiswa dan mahasiswa dengan mahasiswa. Tokoh utama sama-sama terbelit dengan masalah keuangan perkuliahan. Perbedaannya, tokoh utama memiliki latar belakang karakter yang berbeda. Tokoh utama DO bersifat bodoh, malas, dan kurang tampan. Berbanding terbalik dengan tokoh utama CKB bersifat pandai, aktif, dan tampan. 4 Tema Kejujuran, niat, dan ketulusan cinta akan berdampak positif. Kejujuran dan ketegasan dituntut dalam segala hal. Keduanya sama- sama mengangkat tema yang sama, yaitu drop out dan kehidupan percintaan. 5 Sudut Pandang AKU-an Terpusat pada pikiran, perasaan, serta situasi yang berkaitan dengan tokoh Jemi sebagai tokoh utama. DIA-an mahatahu Bebas menceritakan pikiran, perasaan, dan situasi dari tokoh Anton ke tokoh Erika, Marini, Bu Yusnita, Pak Gunawan, dan Kusno. Novel DO dan novel CKB menggunakan sudut pandang yang berbeda. DO menggunakan sudut pandang AKU-an, sedangkan CKB menggunakan DIA-an mahatahu. 78

BAB III ANALISIS INTERTEKSTUAL NOVEL DROP OUT KARYA

ARRY RISAF ARISANDI DENGAN NOVEL CINTAKU DI KAMPUS BIRU KARYA ASHADI SIREGAR

3.1 Pengantar

Dalam bab ini akan dijawab rumusan masalah kedua yang telah ditetapkan dalam penelitian ini. Hasil analisis struktural novel DO dan novel CKB yang telah diuraikan pada bab sebelumnya akan dianalisis hubungan intertekstualnya pada bab ini. Analisis hubungan intertekstual berangkat dari asumsi bahwa setiap teks akan bermakna penuh jika dihubungkan dengan teks lain Riffaterre dalam Pradopo. 1995: 167. Prinsip ini berusaha memahami dan memberikan makna terhadap suatu teks untuk memudahkan pemahaman makna teks dengan posisi kesejarahannya. Sebuah proses transformasi tidak hanya dapat bertujuan meneruskan, tetapi juga menyimpanginya bahkan memutarbalikkan esensinya Nurgiyantoro, 2005: 51 Dengan demikian, untuk memahami makna novel DO secara penuh perlu dihubungkan dengan karya sebelumnya yang diduga menjadi hipogramnya, yakni novel CKB. Hubungan intertekstual DO dengan CKB terlihat dalam alur, tokoh dan penokohan, latar, tema, serta sudut pandang yang dihadirkan. Analisis ini didasarkan pada hasil kajian struktural yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. 79

3.2 Hubungan Intertekstual Unsur Alur

Alur yang ada dalam novel CKB tergolong alur lurus. Alur yang tergambar dari awal sampai akhir cerita dipaparkan secara kronologis. Berawal dari Anton yang merasa jenuh menjalani hubungan dengan Marini. Anton merasa Marini terlalu posesif dan mendesaknya untuk segera melamarnya. Anton semakin terbebani dengan adanya permasalahan Bu Yusnita. Anton terancam DO karena pada suatu ketika Anton tidak bisa menerima pemberian nilai mata kuliah yang diberikan oleh Bu Yusnita. Bu Yusnita menuntut agar para dosen melakukan sidang akibat ulah Anton yang menentang keputusan Bu Yusnita dalam hal penilaian. Mengetahui hal tersebut Pak Gunawan memanggil Anton secara pribadi dan ingin mendengar peristiwa yang sesungguhnya dari Anton. Beliau berusaha mempertahankan Anton yang mendapat ancaman DO dari Bu Yusnita. Pak Gunawan cenderung sebagai penengah, tanpa memihak siapa pun dan berusaha menetralkan situasi antara Anton dan Bu Yusnita yang saat itu memanas. Alur pada novel CKB adalah alur maju karena pada proses penceritaan runtut dari awal hingga akhir tanpa ada cerita yang kembali pada masa lalu atau flash back. Struktur alur pada CKB yang ditransformasikan ke dalam DO tampak dari runtutan cerita yang memiliki kemiripan dan situasi yang serupa. Alur yang terdapat pada DO mempergunakan alur maju seperti tergambar pada CKB, urutan waktu, penyituasian, serta konflik yang terjadi memiliki kemiripan. Kemiripan alur yang terjadi pada DO berawal pada saat Jemi yang mengalami kesulitan dalam hal akademik. Jemi memiliki julukan mahasiswa abadi karena sampai semester tiga belas ia belum juga lulus dari perguruan tinggi. Jemi divonis akan 80 di-DO apabila ada nilai E dalam salah satu mata kuliah yang harus diselesaikannnya dalam dua semester. Jemi yang telah menginjak semester empat belas harus mengubah sifatnya yang pemalas, tidak pernah serius saat perkuliahan dan Jemi paling tidak bisa bangun pagi. Penelitian terhadap alur kedua novel ini akan lebih jelas dengan menghadirkan transformasi intertekstualnya dalam beberapa motif cerita dari kedua novel yang menjadi objek kajian penelitian. Motif adalah unsur terkecil dalam suatu cerita yang menggerakkan plot Pradopo, 1976: 26. Hal tersebut merupakan bukti secara intertekstual bagaimana hubungan antara motif-motif yang ada dalam alur cerita kedua novel. Terkait hal di atas penulis menemukan beberapa motif yang memiliki kemiripan di antara kedua novel. Berikut akan dipaparkan motif-motif yang memiliki hubungan intertekstual.

3.2.1 Motif Mahasiswa yang Terancam DO

Dalam novel CKB, tokoh Anton diceritakan sebagai mahasiswa populer karena ganteng, cerdas, dan dekat dengan dosen. Anton terancam DO karena pada suatu ketika Anton mendatangi Bu Yusnita dan memprotesnya, hal itu dikarenakan Anton kurang bisa menerima pemberian nilai mata kuliah yang di berikan oleh Bu Yusnita. Anton merasa Bu Yusnita mempersulit keadaannya yang harus segera lulus. Bu Yusnita yang tersinggung akibat perbuatan Anton, menuntut supaya Anton dikeluarkan dari kampus. Sementara itu, Anton yang memang memiliki hubungan baik dengan Pak Gunawan, Dekan Fakultas Antropologi, berusaha menjadi penengah atas pertikaian yang terjadi antara Anton 81 dan Bu Yusnita. Di sisi lain Anton yang masih berstatus berpacaran dengan Marini merasa sangat terbebani ketika Marini mulai cerewet dan mendesak supaya Anton segera menikahinya. Segala ketegangan yang terjadi pada Anton mulai berkurang ketika ia bertemu dengan Erika, gadis yang yang ia jumpai di perpustakaan kampus Gadjah Mada. Motif serupa ditransformasikan ke dalam novel DO. Kemiripan yang terdapat di sini bukan semata-mata pada karakter tokoh Jemi yang sama dengan tokoh Anton pada CKB. Meski penokohan pada novel DO terdapat perbedaan, tetapi memiliki persamaan secara keseluruhan dan inti permasalahan. Dalam novel DO, tokoh Jemi diceritakan bertemu dengan tokoh-tokoh lain yang berkaitan dengan statusnya sebagai mahasiswa yang pemalas, bodoh, dan memiliki pola hidup kacau. Perkenalan Jemi dengan Leah, bekas senior Jemi dan menjadi dosen Akuntansi, mampu mengubah kehidupan Jemi yang yang semula kacau dan semaunya sendiri. Jemi divonis akan drop out seandainya ada nilai E dalam salah satu mata kuliah yang harus diselesaikannya dalam dua semester. Jemi juga harus melewati ujian mata kuliah Statistika yang sangat ditakuti oleh Jemi. Karena selain Jemi tidak menguasai mata kuliah itu, ia juga merasa bahwa Doktor M, dosen dari mata kuliah itu, membenci Jemi. Leah yang prihatin dengan keadaan Jemi merasa simpati dan berniat membantu Jemi dengan memberikan bimbingan belajar secara personal.

3.2.2 Motif Percintaan dengan Dosen

Motif percintaan yang ditransformasikan dalam novel DO terjadi antara 82 Jemi dan Leah selaku dosen Akuntansinya. Kehidupan Jemi yang yang semula kacau menjadi sedikit berubah dengan kehadiran Leah. Keprihatinan Leah terhadap Jemi timbul mengetahui Jemi terancan DO. Jemi yang diketahui sudah sejak lama mempunyai perasasaan suka dengan Leah mulai terbiasa dengan kehadiran Leah. Begitu juga dengan Leah, meski awalnya ia biasa saja dan tak menanggapi rayuan dari Jemi, akhirnya dosen cantik itu memiliki ketertarikan terhadap Jemi. Meski hubungan mereka tak terwujudkan dalam bentuk status, tetapi perasaan cinta tercermin pada setiap perilaku dan perkataan mereka. Pada novel CKB motif percintaan yang tergambar adalah pada saat terjadinya konflik yang memanas antara Anton dan Bu Yusnita. Sebenarnya Anton kebingungan sebab ia merasa tidak memiliki permasalahan atau dendam pribadi terhadap Bu Yusnita. Anton saat itu mendapat dukungan dari Pak Gunawan dan nasehat untuk tidak mengungkit atau membicarakan permasalahannya di hadapan Bu Yusnita. Anton diminta untuk mendekati Bu Yusnita secara personal supaya Bu Yusnita bisa memadamkan kemarahannya. Nasihat tersebut dilakukan oleh Anton dan perlahan ia mendekati Bu Yusnita. Sampai pada penelitian yang diadakan kampus di Dieng, Anton masih bertanya- tanya apakah yang menjadikan Bu Yusnita begitu cuek, dan dingin terhadap Anton selama ini. Dengan kesabaran, akhirnya Anton mendapat jawaban atas rasa penasarannya itu. Ternyata selama ini Bu Yusnita memendam perasaan suka terhadap Anton. Namun, sikap sinisnya selama ini terhadap Anton muncul bukan hanya karena kepribadian Bu Yusnita yang memang tertutup dan cuek, tetapi karena Bu Yusnita tahu bahwa Anton sudah memiliki pacar yaitu Marini. Anton