Uji Validitas Instrumen Tes

3.8.2 Uji Reliabilitas Instrumen Tes

Anderson dkk dalam Arikunto 2013: 101 menyatakan bahwa “persyaratan bagi tes, yaitu validitas dan reliabilitas ini penting. Dalam hal ini, validitas lebih penting, dan reliabilitas ini perlu karena menyokong terbentuknya validitas. Sebuah tes mungking reliabel tetapi tidak valid. Sebaliknya, sebuah tes yang valid biasanya reliabel”. Hal senada juga dinyatakan oleh Arikunto 2013: 100 bahwa “ reliabilitas tes berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau seandainya hasil berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti”. Perhitungan reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini menggunakan rumus Alpha sebagai berikut: = − 1 1 − ∑ Keterangan: : Reliabilitas yang dicari n : Banyaknya butir soal ∑ : Jumlah varians skor tiap-tiap item : Varians total Interpretasi yang lebih rinci mengenai nilai r 11 dibagi kedalam kategori sebagai berikut Arikunto, 2013:75 : 0,80 r 11 ≤ 1,00 reliabilitas sangat tinggi 0,60 r 11 ≤ 0,80 reliabilitas tinggi 0,40 r 11 ≤ 0,60 reliabilitas sedang 0,20 r 11 ≤ 0,40 reliabilitas rendah r 11 ≤ 0,20 reliabilitas sangat rendah Berdasarkan hasil analisis uji coba instrumen dengan bantuan perangkat lunak komputer yaitu SPSS 20 for Windows, diperoleh koefisien reliabilitas sebagai berikut: Tabel 5. Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen Tes No. Koefisen Reliabilitas Kategori Reliabilitas r tabel Keputusan 1. 0,891 Sangat Tinggi 0,355 Reliabel Sumber: Hasil pengolahan data penelitian tahun 2015 Berdasarkan Tabel 6 diketahui koefisein reliabilitas r hitung sebesar = 0,891 sedangkan nilai r tabel = 0,355, hal ini berarti r hitung lebih besar dari r tabel 0,891 0,355 dengan tingkat reliabilitas sangat tinggi, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tes yang akan digunakan pada penelitian ini dinyatakan reliabel.

3.8.3 Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya Arikunto, 2013:222. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran difficulty index.besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Rumus yang digunakan untuk menguji taraf kesukaran soal tes, sebagai berikut Arikunto, 2013: 223 : = Keterangan : P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut Arikunto, 2013: 225 : - Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar - Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang - Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah Berdasarkan hasil analisis uji coba instrumen dengan bantuan perangkat lunak komputer yaitu Anates V4, diperoleh soal - soal dengan tingkat kesukaran sebagai berikut: Tabel 6. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal No. Nomor Butir Soal Klasifikasi 1. 1,2,4,8,9,10,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24, 25,26,27,28,29,30 Sedang 2. 3,5,6,7,11,12,13 Mudah Sumber: Hasil pengolahan data penelitian tahun 2015 Dari tabel di atas diketahui jika dari 30 soal yang diujikan 19 diantaranya tergolong soal dengan tingkat kesukaran sedang dan 6 diantaranya tergolong soal mudah.

3.8.4 Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi Arikunto, 2013: 226. Indeks diskriminasi daya pembeda ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah: = − = − Keterangan: J = jumlah peserta tes J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar P A = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P sebagai indeks kesukaran P B = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Butir-butir soal yang baik adalah butir-butir soal yang mempunyai indeks diskriminasi 0,4 sampai dengan 0,7. Klasifikasi daya pembeda sebagai berikut: D : 0,00 – 0,20 : jelek poor D : 0,21 – 0,40 : cukup satistifactory D : 0,41 – 0,70 : baik good D : 0,71 – 1,00 : baik sekali excellent D : negatif, semua tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMANFAATAN AKSES INTERNET TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TALANGPADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 79

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN SURAT KABAR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 PAGELARAN TAHUN AJARAN 2012/2013

0 6 101

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVC SD NEGERI 4 METRO TIMUR

3 21 71

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 KOTA AGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 7 139

PENGARUH PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MERAPI BARAT KECAMATAN MERAPI BARAT KABUPATEN LAHAT SUMATERA SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 6 72

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN EVERYONE IS TEACHER HERE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUKLINGGAU PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN AJARAN 2014/2015

0 7 86

PENGARUH METODE BELAJAR RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X IPA SMA NEGERI 1 KOTAAGUNG TAHUN PELAJARAN 2013-2014

0 8 68

AKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DENGAN PENDEKATAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X SMA NEGERI 1 MARTAPURA KABUPATEN OKU TIMUR PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014/2015

0 6 88

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN AJARAN 2013/2014

3 16 92

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF EVERYONE IS A TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 5 LINGGO SARI BAGANTI

0 0 9