2 Bekerja dengan menggunakan metoda kerja yang baik, misalnya
bekerja dengan memakai prinsip ekonomi gerakan. 3
Memperhatikan kemampuan tubuh, artinya pengeluaran tenaga tidak melebihi pemasukannya dengan memperhatikan batasan-batasannya.
4 Memperhatikan waktu kerja yang teratur. Berarti harus dilakukan
pengaturan terhadap jam kerja, waktu istirahat dan sarana-sarananya, masa-masa libur dan rekreasi, dan lain-lain.
5 Mengatur lingkungan fisik sebaik-baiknya, seperti temperatur,
kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran bau atau wangi-wangian, dan lain-lain.
6 Berusaha untuk mengurangi monotoni dan ketegangan-ketegangan
akibat kerja, misalnya dengan menggunakan warna dan dekorasi ruangan kerja, menyediakan musik, menyediakan waktu-waktu
olahraga dan lain-lain. Sumber : Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Sritomo Wignjosoebroto, Tahun
1995, Hal 283-286
2.5. Hasil Kerja Manusia dan Proses Pengendaliannya.
Setiap hari manusia selalu terlibat dengan kegiatan – kegiatan apakah itu bekerja ataupun bergerak kesemuanya memerlukan tenaga. Yang penting harus
kita perhatikan, bagaimana mengatur kegiatan ini, sedemikian rupa sehingga posisi tubuh saat bekerja atau bergerak tersebut ada dalam keadaan nyaman tanpa
mempengaruhi hasil kerjanya. Tubuh manusia bisa dianggap sebagai suatu mesin, dimana untuk
melaksanakan kegiatan dibatasi olah serangkaian hukum – hukum alam. Kemampuan manusia untuk melaksanakan macam – macam kegiatannya
tergantung pada struktur tulang, otot rangka, system saraf dan proses metabolisme.
Dua ratus enam tulang manusia membentuk rangka, yang berfungsi untuk melindungi dan melaksanakan kegiatan – kegiatan fisik. Tulang – tulang tersebut
satu dengan yang lainnya duihubungkan dengan sendi – sendi tulang yang terdiri
atas gumpalan – gumpalan serabut otot yang dapat berkontraksi, serabut otot ini berfungsi mengubah energi kimia menjadi energi mekanik.
Kegiatan – kegiatan dari otot ini dikontrol oleh system saraf sedemikian rupa sehingga kegiatan kerja secara keseluruhan dapat berlangsung dengan baik
Untuk mencari metoda pengukuran tentang semua kegiatan yang dialami pekerja selama kegiatannya, dan kemudian untuk menyebarkan informasi-
informasi tersebut kedalam bentuk angka-angka, diperlukan pendekatan secara ilmiah dan teknik.
Sebagaimana kita ketahui, kerja manusia itu ada yang bersifat mental dan ada yang bersifat fisik dan masing – masing mempunyai tingkat intensitas yang
berbeda – beda. Tingkat intensitas yang tinggi memungkinkan pemakaian tenaga yang berlebihan.
Sebaliknya tingkat intensitas yang terlampau rendah memunglinkan timbulnya rasa jenuh atau bosan. Tingkat intensitas yang optimum ada diantara
kedua batas ekstrim diatas dan tentunya berbeda – beda untuk setiap individu. Tingkat intensitas kerja yang optimum umumnya dilaksanakan apabila tidak
ada tekanan stress dan ketegangan strain. Tekanan disini berkenaan dengan beberapa aspek dari aktivitas manusia atau dari lingkungan yang terjadi pada
individu sebagai akibat reaksi individu tersebut karena terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan keinginannya. Sedangkan ketegangan merupakan
konsekuensi logis yang harus diterima oleh individu tersebut sebagai akibat dari tekanan.
Semua kegiatan dari tubuh manusia, sudah dikatakan diatas , memerlukan tenaga. Tenaga ini diperoleh karena adanya proses metabolisme dalam otot, yaitu
berupa kumpulan – kumpulan dari proses kimia yang mengubah bahan makanan menjadi dua bentuk, masing – masing kerja mekanis dan panas.
2.6. Pengukuran Aktifitas Kerja Manusia.