Teori- Teori Biomekanika LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Teori- Teori Biomekanika

Biomekanika mempelajari manusia dari segi kemampuan seperti: kekuatan, daya tahan, kecepatan dan ketelitian. Contoh sederhana adalah hubungan antara manusia dengan pekerja dengan mesin serta peralatan – peralatannya dan lingkungan kerja dapat dilihat sebagai hubungan yang unik karena interaksi antara hal- hal diatas yang membentuk suatu system kerja tidak terlampau sederhana bahkan melibatkan sebagai disiplin ilmu. Adapun Biomekanika dan anthropometri berperan khusus dalam mempengaruhi lingkungan pekerjaan, dan tentunya lingkungan pekerjaan tersebut dapat mempengaruhi hasil kerja manusia. Secara garis besar terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil kerja performansi manusia. Kedua faktor tersebut dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu : 1. Faktor – faktor diri individual seperti : sikap, sifat, sistem nilai, karakteristik fisik, minat, motivasi, usia, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman, dan lain – lain. 2. Faktor – faktor situasional seperti : lingkungan fisik, mesin dan peralatan, metode kerja, dan lain – lain. Jika seseorang bekerja sangat banyak faktor – faktor yang terlibat dan mempengaruhi keberhasilan kerja. Secara garis besar faktor – faktor tersebut termasuk kedalam dua kelompok yaitu kelompok faktor – faktor diri individual dan faktor – faktor situasional. Sesuai dengan namanya, kelompok pertama terdiri dari faktor – faktor yang datang dari diri si pekerja itu sendiri dan seringkali sudah ada sebelum si pekerja yang bersangkutan datang di pekerjaannya. Kecuali hal – hal seperti pendidikan dan pengalaman semuanya adalah faktor – faktor yang tidak mudah bahkan tidak dapat merubah. Artinya, faktor – faktor yang sudah tetap ini adalah hal – hal yang sudah ada given dan harus diterima seadanya. Faktor – faktor fisik terdiri dari mesin, peralatan kerja, bahan, lingkungan fisik, metode kerja dan lain – lain. Sedangkan faktor sosial dan keorganisasiaan terdiri dari karakteristik perusahaan, pendidikan dan latihan, pengawasan, perupahan, lingkungan sosial, dan lain – lain. Besarnya pengaruh faktor – faktor ini semua terhadap keberhasilan kerja tidaklah sekedar hasil jumlah atau rata – rata dari pengaruh setiap faktor tetapi merupakan interaksi faktor – faktor tersebut, kadang – kadang dalam cara yang rumit. Hasil interaksi keseluruhan inilah secara kesatuan memberikan pengaruh kepada keberhasilan kerja. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia melakukan berbagai macam aktifitas- aktifitas yang banyak mempengaruhi kondisi tubuh mereka baik fisik maupun psikologis . Secara garis besar kegiatan-kegiatan kerja manusia dapat digolongkan menjadi kerja fisik otot dan kerja mental otak. Pemisahan ini dapat dilakukan dengan sempurna, karena terdapat hubungan yang erat antara yang satu dengan yang lainnya . Apabila dilihat dari energi dibanding dengan kerja fisik. Kerja fisik mengakibatkan pengeluaran energi yang berhubungan erat dengan konsumsi energi. Konsumsi enrgi pada waktu kerja biasanya ditentukan dengan cara tidak langsung, yaitu dengan cara pengukuran denyut jantung dan konsumsi oksigen. Pengukuran tersebut dibutuhkan untuk mengukur kemampuan fisik manusia untuk melakukan suatu pekerjaan, lalu melakukan suatu perhitungan untuk mengetahui performansi kerja manusia tersebut.

2.2. Faktor – Faktor Psikologis