Beberapa Segi Mengenai Faktor – Faktor Diri Beberapa Segi Mengenai Faktor – Faktor Fisik Pekerjaan

Dibawah ini ada beberapa tingkat tipe pekerjaan dengan kebutuhan kalori per harinya : Pekerjaan ringan sekali : 2400 kalori Pekerjaan ringan : 2700 kalori Pekerjaan menengah : 3000 kalori Pekerjaan berat : 3600 kalori Sumber : Tekhnik Tata Cara Kerja, Suthalaksana, Tahun 1979, Hal 106 .

2.8. Beberapa Segi Mengenai Faktor – Faktor Diri

Setiap pekerja memiliki ciri – cirinya sendiri darimana timbul tuntutan masing – masing tentang pekerjaan macam apa yang dibutuhkannya. Karena faktor – faktor diri kebanyakan tidak dapat diubah maka agar suatu pekerjaan dapat dijalankan dengan baik haruslah dilakukan pemilihan terlebih dahulu terhadap calon – calon pekerja yang meliputi pengukuran terhadap kemampuan – kemampuan diri calon pekerja dan penilaian kecocokannya dengan tuntutan pekerjaan. Aptitude test adalah salah satu contohnya. Pengujian ini mengukur kemampuan dasar manusia seperti kemampuan dasar mekanis, dan kemampuan dasar psikometer yang menguji hal – hal seperti kecepatan reaksi, kecepatan gerak, ketrampilan tangan, dan lain – lain. Kecocokan antara bekerja dengan pekerjaannya merupakan suatu syarat penting karena jika diabaikan hasil kerjanya akan rendah. Dengan begitu pekerja yang bersangkutan menyadari hal ini, apalagi jika dengan demikian ia kehilangan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhannya lewat dari kerjanya ini, maka hasil kerjanya akan semakin rendah lagi. Hal ini jelas semakin tidak dikehendaki baik oleh pekerja maupun oleh perusahaan. Sumber : Tekhnik Tata Cara Kerja, Suthalaksana, Tahun 1979, Hal 58 .

2.9. Beberapa Segi Mengenai Faktor – Faktor Fisik Pekerjaan

Dalam penelitian kerja pengamatan akan lebih banyak ditujukan pada pekerjaan yang dilaksanakan oleh manusia pekerja dalam segala seginya. Unsur manusia dalam hal ini akan lebih ditonjolkan karena pada dasarnya penelitian kerja akan lebih erat hubungannya dengan proses teknis itu sendiri. Faktor-faktor yang harus diamati dalam penelitian kerja sangat kompleks, sehingga akan terasa sulit bagi mereka yang tidak memiliki pengalaman dan latar belakang pengetahuan yang cukup. Pekerja-pekerja dan manajemen harus selalu ada saling pengertian pada saat penelitian kerja ini berlangsung. Mereka harus sepakat bahwa hasil dari penelitian kerja pada dasarnya justru untuk memperbaiki tingkat produktivitas yang ada, sehingga keuntungan yang timbul nantinya juga akan mereka rasakan dan nikmati bersama-sama. Hubungan antara manusia pekerja dengan mesin serta peralatan- peralatan dan lingkungan kerja dapat diliat sebagai hubungan yang unik karena interaksi karena hal-hal diatas yang membentuk suatu system kerja tidak terlampau sederhana bahkan melibatkan berbagai disiplin ilmu. Disuatu pabrik kecil dimana jumlah buruh tidak besar, hubungan antara pekerja dapat berkembang erat termasuk antara atasan dengan bawahan. Selain itu pekerja dapat melihat barang hasil akhir produksi yaitu barang yang dia turut mempunyai: “saham” didalamnya. Hal ini menimbulkan akibat psikologis tersendiri yaitu berupa rasa bangga, rasa berperan yang dapat menimbulkan kepuasan kerja. Sebaliknya di pabrik besar produksinya bersifat massa, jumlah mesin yang sangat banyak dan seringkali sejenis atau terlampau bermacam – macam jenis, dapat menimbulkan suatu ketegangan stress pada pekerja. Pembagian tugas yang sempit atau spesialis yang ketat menyebabkan pekerjaan bersifat terlampau berulang – ulang, kadang – kadang dengan siklus yang singkat, sangat rutin dan menjemukan. Begitu juga mesin berjalan cepat memerlukan kontrol ketat dari pekerja, bagi pekerja lebih hanya dirasakan bahwa dirinya dikontrol oleh mesin yang tentunya mengesankan merendahkan kemanusiaannya. Besarnya pabrik membuat pekerja tidak pernah melihat hasil akhir produksi dan ini berakibat hilangnya rasa berjasa dan menyebabkan kurangnya rasa tanggung jawab. Di pabrik – pabrik besar yang otomatispun sebagian hal – hal diatas tidak terjadi seperti hilangnya rasa dikontrol mesin, bahkan terasa mengontrol mesin. Tetapi karena keotomatisannya, berbagai panel kontrol harus diawasi dan harus selalu sigap dengan keputusan dan tindakan – tindakan pengamanan proses. Secara fisik memang tidak berat, tetapi secara mental dirasakan sebagai ketegangan tersendiri. Kurangnya rasa tanggung jawab akibat tidak pernah melihat hasil akhirnya dapat terjadi disini. Hal-hal di atas perlu diperhatikan oleh pimpinan agar pada akhirnya dapat mendatangkan produktifitas yang tinggi. Selain itu perlu diperhatikan pula keadaan – keadaan faktor fisik lain seperti kemampuan kerja manusia, pengaruh kondisi lingkungan fisik terhadap hasil kerja, perancangan mesin dan peralatan agar cocok dengan pemakaianya, dan cara – cara menangani memakainya. Setiap pekerjaan memiliki ciri cirinya sendiri darimana timbul tuntutan masing masing tentang pekerjaan macam apa yang dilakukannya.karena faktor faktor diri kebanyakan tidak dapat dirubah maka agar suatu pekerjaan dapat dijalankan dengan baik harus dilakukan pemilihan terlebih dahulu terhadap calon calon pekerja yang meliputi pengukuran terhadap kemampuan kemam puan diri calon pekerja dan penilaian kecocokannya dengan tuntutan pekerjaan yang selalu menyertai. Aptitude test adalah salah satu contohnya.pengujian ini mengukur kemampuan dasar manusia sepert kemampuan mekanis dan kemampuan dasar psikomotoris yang menuju tentang kecepatan reaksi, kecepatan gerak. Semua ini adalah faktor yang mempengaruhi keberhasilan kerja. Kecocokan antara pekerja dengan dengan pekerjaanya merupakan suatu syarat penting karena jika diabaikan hasil kerjanya akan rendah.dengan begitu yang bersangkutan menyadari hal ini. Apalagi dengan demikian ia kehilangan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan kebutuhannya lewat dari kerjanya ini Sumber : Tekhnik Tata Cara Kerja, Suthalaksana, Tahun 1979, Hal 59 .

2.10. Analisis Varians Uji Faktorial