Proses Terjadinya Kelelahan LANDASAN TEORI

MOS CUS LAR S I S T E M Kerja Mekanik Kerja internal Sirkulasi Respirasi Panas Tambahan sirkulasi evaporasi O2 O2 Penyimpan an Oksigen Error: Reference source not foundGambar 2.2. Sistem Konversi Input Udara, Makanan dan Air. Sumber : Modul Praktikum Perancangan Sistem Kerja,Tahun 2006, Hal 27

2.4. Proses Terjadinya Kelelahan

Banyaknya definisi yang memberikan kepada kelelahan ini, tetapi secara garis bear dapat dikatakan bahwa kelelahan ini merupakan suatu pola yang timbul pada suatu keadaan, yang secara umum terjadi pada setiap individu, yang telah tidak sanggup lagi untuk melakukan aktivitasnya. Pada dasarnya pola ini ditimbulkan oleh dua hal, yaitu akibat kelelahan fisiologis fisik atau kimia dan akibat kelelahan psikologi mental dan O 2 diekstrasi ke dalam darah oleh Paru - paru Udara CO 2 Makanan padat cair Metabolisme Ekses asam laktat kekurangan O 2 kelelahan otot debet O 2 Pembentukan asam laktat fungsional. Ini bisa bersifat obyektif akibat perubahan performance dan bisa bersifat subyektif akibat perubahan dalam perasaan dan kesadaran. Yang dimaksud dengan kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang timbul karena adanya perubahan - perubahan fisioligis dalam tubuh. Dari segi fisiologis, tubuh manusia dapat dianggap sebagai mesin yang mengkonsumsi bahan bakar, dan memberikan output berupa tenaga - tenaga yang berguna untuk melaksanakan aktivitas sehari - hari. Pada prinsipnya, ada 5 macam mekanisme yang dilakukan tubuh, yaitu : sistem peredaran, sistem pencernaan, sistem otot, sistem syaraf, dan sistem pernafasan. Kerja fisik yang kontinu berpengaruh terhadap mekanisme - mekanisme diatas, baik sendiri - sendiri maupun sekaligus. Kelelahan terjadi karena terkumpulnya produk - produk sisa dalam otot dan peredaran darah, dimana produk - produk sisa ini bersifat bisa membatasi kelangsungan aktifitas otot. Atau, mungkin bisa dikatakan bahwa produk - produk sisa ini mempengaruhi serat - serat syaraf dan sistem syaraf pusat sehingga menyebabkan orang menjadi lambat bekerja jika sudah lelah. Makanan yang mengandung glikogen mengalir dalam tubuh melalui peredaran darah. Setiap kontraksi dari otot selalu diikuti oleh reaksi kimia oksidasi glukosa yang merubah glikogen tersebut menjadi tenaga, panas dan asam laktat. Dalam tubuh dikenal fase pemulihan yaitu suatu proses untuk merubah asam laktat menjadi glikogen kembali dengan adanya oksigen dari pernapasan sehingga memungkinkan otot – otot bisa bergerak secara kontinue. Pada dasarnya kelelahan ini timbul karena terakumulasinya produk sisa dalam otot atau peredaran darah yang disebabkan tidak seimbangnya antara kerja dan proses pemulihan. Secara garis besar timbulnya kelelahan adalah sebagai berikut : 1. Oksidasi glokuse dalam otot menimbulkan CO 2 , saerolactic, phosphate dan sebagainya, dimana zat - zat tersebut terikat dalam darah yang kemudian dikeluarkan waktu bernafas. Kelelahan terjadi apabila pembentukan zat - zat tersebut tidak seimbang dengan proses pengeluarannya, sehingga timbul penimbunan dalam jaringan otot yang mengganggu kegiatan otot selanjutnya. 2. Karbohidrat yang didapat dari makanan dirubah menjadi glukosa dan disimpan di hati dalam bentuk glukogen. Setiap 1 cm 3 darah normal akan membawa 1 mm glukosa, berarti setiap sirkulasi darah hanya membawa 0,01 dari sejumlah glukogen yang ada dalam hati. Karena bekerja, persediaan glikogen dalam hati akan menipis, dan kelelahan akan timbul apabila konsentrasi glikogen dalam hati tinggal 0,7 . 3. Dalam keadaan normal jumlah udara yang masuk melalui pernafasan kira - kira 15 lt menit. Ini berarti pada suatu tingkat kerja tertentu akan dijumpai suatu keadaan dimana jumlah oksigen yang masuk melalui pernafasan lebih kecil dari tingkat kebutuhan. Jika hal ini terjadi maka kelelahan akan timbul, karena reaksi oksidasi dalam tubuh yaitu untuk mengurangi asam laktat kira 4 lt menit, sedangkan dalam keadaan kerja keras, dibutuhkan udara menjadi air H 2 O dan CO 2 agar dikeluarkan dari tubuh, menjadi tidak seimbang dengan pembentukan asam laktat itu sendiri asam laktat terakumulasi dalam otot atau peredaran darah. Kelelahan psikologis dikatakan kelelahan yang palsu, yang timbul dalam perasaan orang yang bersangkutan dan terlihat dalam tingkah lakunya atau pendapat - pendapatnya yang tidak konsekuen lagi serta jiwanya yang labil dengan adanya perubahan walaupun sendiri dalam kondisi lingkungan atau kondisi tubuhnya. Jika hal ini menyangkut perubahan yang bersifat dengan moril seseorang. Sebab - sebab kelelahan ini bisa diakibatkan oleh beberapa hal, diantaranya kurang minat dalam pekerjaan, berbagai penyakit, keadaan lingkungan, adanya hukum moral yang mengikat dan merasa tidak cocok, sebab - sebab mental dan konflik - konflik. Pengaruh - pengaruh ini seakan terkumpul dalam tubuh benak dan menimbulkan rasa lelah. Macam kelelahan kedua ialah kelelahan psikologis. Kelelahan ini bisa dikatakan kelelahan yang palsu, yang timbul dalam perasaan orang yang bersangkutan dan terlibat dengan tingkah lakunya atau pendapat-pendapatnya yang tidak konsekwen lagi serta jiwanya yang labil dengan adanya perubahan walaupun sendiri dalam kondisi lingkungan atau kondisi tubuhnya. Jika hal ini menyangkut perubahan yang bersangkutan dengan moril seseorang. Sebab-sebab kelelahan ini bisa diakibatkan oleh beberapa hal, diantaranya: kurang minat dalam pekerjaan, berbagai penyakit, monotoni, keadaan lingkungan, adanya hokum moral yang mengikat dan merasa tidak cocok, sebab- sebab mental seperti: tanggung jawab, kekhawatiran dan konflik-konflik. Pengaruh-pengaruh ini seakan-akan terkumpul dalam tubuh benak dan menimbulkan rasa lelah. Para ahli banyak melakukan percobaan-percobaan yang tujuannya ingin mengetahui proses terjadinya kelelahan psikologis ini, sehingga saat ini ada suatu konsep yang menyatakan, bahwa keadaan dan perasaan kelelahan ini timbul karena adanya reaksi fungsionil dari pusat kesadaran, yaitu cortex cerebri yang bekerja atas pengaruh dua sistem integoristik, yaitu sistem penghambat inhibisi dan sistem penggerak aktivasi. Sistem penghambat ini terdapat dalam thalamus, dan bersifat menurunnya kemampuan manusia untuk bereaksi. Sedangkan sistem penggerak terdapat dalam formatio retikolaris, yang bersifat dapat merangsang pusat-pusat vegetatif untuk konversi ergotropis dari peralatan-peralatan tubuh kearah bereaksi. Dengan demikian, keadaan seseorang pada suatu saat sangat tergantung pada hasil kerja kedua sistem antagonis ini. Apabila sistem penggerak lebih kuat dari sistem penghambat, maka keadaan orang tersebut ada dalam keadaan segar untuk bekerja. Sebaliknya, apabila sistem penghambat lebih kuat dari sistem penggerak maka orang tersebut akan mengalami kelelahan.Itulah sebabnya, apabila seseorang yang sedang lelah, dapat melakukan aktivitas secara tiba-tiba apabila mengalami suatu peristiwa yang tidak terduga atau terjadi ketegangan emosi. Demikian juga kerja yang monoton bisa menimbulkan kelelahan walaupun mungkin beban kerjanya tidak seberapa, hal ini disebabkan karena sistem penghambat lebih kuat dibandingakan sistem penggerak. Berikut ini diberikan suatu daftar yang bisa digunakan sebagai patokan untuk mengetahui telah datangnya gejala-gejala atau perasaan-perasaan dari kelelahan: 1 Perasaan berat di kepala, menjadi lelah seluruh badan, kaki terasa berat, menguat, pikiran merasa kacau, mengantuk, mata merasa “berat”, kaku dan janggung dalam gerakan, tidak seimbang dalam berdiri, dan merasa ingin berbaring. 2 Merasa susah berfikir, lelah berbicara, menjadi gugup, tidak dapat berkonsentrasi, tidak dapat mempunyai perhatian terhadap sesuatu, cenderung untuk lupa, kurang kepercayaan, cemas terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol sikap, dan tidak dapat tekun dalam pekerjaan. 3 Sakit kepala, kekakuan bahu, merasa nyeri dipunggung, pernapasan merasa tertekan, haus, suara serak, merasa pening, spasme dari kelopak mata, tremor pada anggota badan, dan merasa kurang sehat badan. Gejala - gejala atau perasaan dari kelelahan : 1. Perasaan berat dikepala, menjadi lelah seluruh badan, kaki merasa berat, menguap, pikiran merasa kacau, mengantuk, mata terasa berat, kaku dan canggung dalam gerakan, tidak seimbang dalam berdiri, dan merasa ingin berbaring. 2. Merasa susah berfikir, lelah berbicara, menjadi gugup, tidak berkonsentrasi, tidak dapat mempunyai perhatian terhadap sesuatu, cenderung untuk lupa, kurang kepercayaan, lemas terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol sikap, dan tidak dapat tekun dalam pekerjaan. 3. Sakit kepala, kekakuan bahu, merasa nyeri dipunggung, pernafasan merasa tertekan, haus, suara serak, merasa pening, dan merasa kurang sehat badan. Kelelahan dapat dikurangi dengan berbagai cara, diantaranya: 1 Sediakan kalori secukupnya sebagai input untuk tubuh. 2 Bekerja dengan menggunakan metoda kerja yang baik, misalnya bekerja dengan memakai prinsip ekonomi gerakan. 3 Memperhatikan kemampuan tubuh, artinya pengeluaran tenaga tidak melebihi pemasukannya dengan memperhatikan batasan-batasannya. 4 Memperhatikan waktu kerja yang teratur. Berarti harus dilakukan pengaturan terhadap jam kerja, waktu istirahat dan sarana-sarananya, masa-masa libur dan rekreasi, dan lain-lain. 5 Mengatur lingkungan fisik sebaik-baiknya, seperti temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran bau atau wangi-wangian, dan lain-lain. 6 Berusaha untuk mengurangi monotoni dan ketegangan-ketegangan akibat kerja, misalnya dengan menggunakan warna dan dekorasi ruangan kerja, menyediakan musik, menyediakan waktu-waktu olahraga dan lain-lain. Sumber : Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Sritomo Wignjosoebroto, Tahun 1995, Hal 283-286

2.5. Hasil Kerja Manusia dan Proses Pengendaliannya.