Konsumsi Energi LANDASAN TEORI

kemampuan psikologi manusia tersebut dalam menghadapi suatu pekerjaan yang banyak menyita atau menguras pikiran manusia tersebut. Faktor-faktor psikologi manusia dalam melakukan suatu pekerjaan sedikit banyak mempengaruhi performansi kerja, apabila manusia tersebut bisa mengatasi tekanan-tekanan yang dia hadapi dalam melakukan pekerjaan performansi kerjanya pasti akan stabil. Dan juga sebaliknya apabila dia tidak dapat mengatasi tekanan-tekanan pada pekerjaan yang dia hadapi performansi kerja manusia tersebut pasti akan lambat. Maka dari itu mulai muncul ilmu-ilmu yang mempelajari tentang kinerja dan performansi kerja manusia, untuk mengetahui cara mengukurnya. Selain faktor fisik, hasil kerja seseorang juga dipengaruhi oleh faktor psikologis.Faktor psikologis sangat berpengaruh terhadap hasil kerja seseorang. Jika psikologis orang tersebut dalam keadaan baik, maka hasil yang dia peroleh juga akan baik.Bekitu pula dengan sebaliknya. Jika psikologis seseorang tersebut dalam keadaan yang kurang baik atau menguntungkan dalam atri situasi hati lagi kacau atau banyak pikiran, kurang konsentrasi maka hasil pekerjaan yang didapat kurang baik atau tidak sebaik pada waktu kondisi psikologisnya sedang baik. Bekerja adalah kegiatan yang merubah keadaan keadaan ertentu dari alam lingkungan yang ditujukan untuk mempertahankan dan memelihara kelangsungan hidupnya.untuk mengenali beberapa faktor yang berhubungan dengan Psikologis 1. Faktor Stress, dimana timbul akibat terlalu lelah beraktifitas dan konsumsi energi yang dibutuhkan kurang. 2. Faktor KeteganganStrain dimana pekerja merasa beban yang diterima terlalu besar sehingga menyebabkan sering emosi bahkan cepat marah. Tingkat intensitas kerja yang optimum umumnya dilaksanakan apabila tidak ada tekanan Stress dan ketegangan Strain.

2.3. Konsumsi Energi

Yang dimaksud dengan mengukur aktivitas kerja manusia dalam hal ini adalah mengukur berapa besarnya tenaga kerja yang dibutuhkan oleh seorang 1 2 3 4 5 6 Hubungan Kecepatan Denyut Jantung pekerja untuk melaksanakan pekerjaannya. Tenaga yang dikeluarkan tersebut biasanya diukur dalam satuan kilokalori. Kerja fisik mengakibatkan pengeluaran energi yang berhubungan erat dengan konsumsi energi. Konsumsi energi pada waktu kerja biasanya ditentukan dengan cara tidak langsung, yaitu dengan pengukuran : 1. Kecepatan denyut jantung. 2. Konsumsi oksigen. Kecepatan denyut jantung memiliki hubungan yang sangat erat dengan aktivitas faal lainya, seperti yang digambarkan dibawah ini : Gambar 2.3. Hubungan Denyut Jantung dengan Aktivitas Faal. Keterangan : 1. Tekanan darah 2. Aliran darah 3. Komposisi kimia dalam darah 4. Temperatur tubuh 5. Tingkat penguapan 6. Jumlah udara yang dikeluarkan oleh paru – paru Dengan mencoba merumuskan antara energi dan kecepatan jantung dicari pendekatan kuantitatif hubungan antara energi dan kecepatan denyut jantung dengan menggunakan analisis regresi. Bentuk regresi hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung adalah regresi kuadratis dengan persamaan sebagai berikut : Y = 1,80411 – 0,0229038 . X + 4,71733 -4 . X 2 Dengan : Y = Energi koli kalori per menit X = Kecepatan denyut jantung denyut permenit Setelah besaran kecepatan denyut jantung disetarakan dalam bentuk energi, maka konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu bisa dituliskan dalam bentuk matematis sebagai berikut : KE = E t – E i Dengan : KE = Konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu kilo kalori E t = Pengeluaran energi pada saat waktu kerja tertentu kilo kalori. E i = Pengeluaran energi pada saat istirahat kilo kalori. Dengan demikian, konsumsi energi pada waktu kerja tertentu merupakan selisih antara pengeluaran energi pada waktu kerja tersebut dengan pengeluaran energi pada saat istirahat. Dengan demikian, konsumsi energi pada waktu kerja tertentu merupakan jumlah antara pengeluaran energi pada waktu kerja tersebut dengan pengeluaran energi pada saat istirahat. Aktivitas otot mengubah fungsi berikut ini: 1. Denyut jantung 2. Tekanan darah 3. Output jantung 4. Komposisi kimia dalam darah urine 5. Temperatur tubuh 6. Perspiration rate 7. Ventilasi paru-paru pilponary ventilation dalam liter menit 8. Konsumsi oksigen oleh otot Penjelasan sederhana tentang sistem konversi input udara, makanan dan air diberikan pada bagan alir berikut ini : MOS CUS LAR S I S T E M Kerja Mekanik Kerja internal Sirkulasi Respirasi Panas Tambahan sirkulasi evaporasi O2 O2 Penyimpan an Oksigen Error: Reference source not foundGambar 2.2. Sistem Konversi Input Udara, Makanan dan Air. Sumber : Modul Praktikum Perancangan Sistem Kerja,Tahun 2006, Hal 27

2.4. Proses Terjadinya Kelelahan