Kriteria Fisiologis Pengukuran Aktifitas Kerja Manusia.

pekerja untuk melaksanakan pekerjaannya. Tenaga yang dikeluarkan tersebut biasanya diukur dalam satuan kilokalori. Secara umum kriteria pengukuran aktivitas kerja manusia dapat dibagi dalam dua kelas utama yaitu kriteria fisiologis dan kriteria operasional yang masing – masing akan diuraikan sebagai berikut :

2.6.1. Kriteria Fisiologis

Kriteria fisiologis dari kegiatan manusia biasanya ditentukan berdasarkan kecepatan denyut jantung dan pernafasan. Usaha untuk menentukan besarnya tenaga yang setepat-tepatnya berdasarkan kriteria ini agak sulit, karena perubahan fisik dari keadaan normal menjadi keadaan fisik yang aktif akan melibatkan beberapa fungsi fisiologis yang lain, seperti tekanan darah, peredaran udara dalam paru-paru, jumlah oksigen yang digunakan, jumlah karbondioksida yang dihasilkan, temperatur badan banyaknya keringat dan komposisi kima dalam urine dan darah. Secara lebih luas dapat dikatakn bahwa kecepatan denyut jantung dan kecepatan pernafasan dipengaruhi oleh tekan psikologis, tekanan oleh lingkungan atau oleh tekanan akibat kerja keras, dimana ketiga tekanan tersebut sama pengaruhnya. Sehingga apabila kecepatan denyut jantung seseorang meningkat, kita akan sulit menerima, apakah meningkatnya ini disebabkan akibat kerja, atau akibat temperatur ruangan yang terlampau panas atau akibat rasa takut?. Dengan demikian pengukuran berdasarkan kriteria fisiologis ini bisa digunakan apabila faktor-faktor yang berpengaruh tersebut kecil, atau situasi kerjanya harus ada dalam keadaan normal. Volume oksigen yang dibutuhkan selama bekerja dipakai sebagai dasar menentukan jumlah kalori yang diperlukan selama kerja atas dasar persamaan : satu liter oksigen = 4,7 – 5,0 kilokalmenit. Volume oksigen yang digunakan tersebut dihitung dengan cara mengukur udara expirasi dan kemudian kadar oksigennya ditentukan dengan teknik sampling. Dengan mengetahui temperatur dan tekanan udara, maka volume oksigen yang digunakan akan bisa diketahui. Pengukuran berdasarkan kecepatan denyut jantung lebih mudah dilakukan tetapi pengukuran cara ini kurang tepat dibandingkan dengan konsumsi oksigen karena lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor individu, seperti : emosi, kondisi fisik, jenis kelamin, dan lain-lain. Sehubungan dengan pekerjaannya sendiri, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi besarnya pengeluaran tenaga selama bekerja, diantaranya : cara melaksanakan kerjanya, kecepatan kerjanya, sikap pekerja, kondisi lingkungan dan lain-lain. Metoda pengukuran kerja fisik dilakukan dengan menggunakan standar: 1. Konsep horse power foot – pounds of work per minute oleh taylor, tapi tidak memuaskan. 2. Tingkat konsumsi energi untuk mengukur pengeluaran energi. 3. Perubahan tingkat fisik ukuran jantung metoda baru. Studi pengukuran kerja fisiologis ditujukan untuk mengatasi : 1. Pengetahuan baru tentang performansi kerja. 2. Lebih memahami perilaku sifat para pekerja. 3. Memahami kendala fisik seseorang. Tiffin mengemukakan kriteria - kriteria yang dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh pekerjaan terhadap manusia dalam suatu sistem kerja, yaitu : kriteria faal, kriteria kejiwaan, dan kriteria hasil kerja. Secara garis besar, kegiatan - kegiatan kerja manusia dapat digolongkan menjadi kerja fisik otot dan kerja mental otak. Pemisahan ini tidak dapat dilakukan dengan sempurna, karena terdapat hubungan yang erat antara satu dengan yang lainnya. Apabila dilihat dari energi dibandingkan dengan kerja fisik. Kerja fisik akan mengakibatkan perubahan pada fungsi alat - alat tubuh, yang dapat dideteksi melalui : 1. Konsumsi energi. 2. Denyut jantung. 3. Peredaran udara dalam paru – paru. 4. Konsentrasi asam laktat dalam darah. 5. Komposisi kimia dalam darah dan air seni. 6. Tingkat penguapan dan faktor lainnya.

2.6.2. Kriteria Operasional